Tugas Pengganti Uts Teknik Eksplorasi II

9
Tugas pengganti uts teknik eksplorasi II NAMA: MUHAMMAD ALI HANAFIAH NIM : 12.02.0071 P!"AM #TUDI T$%NI% P$TAM&AN"AN A%AD$MI T$%NI% P$M&AN"UNAN NA#I!NAL &AN'A&AU 201(

description

tambang

Transcript of Tugas Pengganti Uts Teknik Eksplorasi II

Tugas pengganti uts teknik eksplorasi II

NAMA: MUHAMMAD ALI HANAFIAHNIM : 12.02.0071

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN AKADEMI TEKNIK PEMBANGUNAN NASIONAL BANJARBARU2015Pegunungan Schwaneradalah sebuah deretan pegunungan yang melintasi wilayah perbatasan antara provinsi Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah di Pulau Kalimantan, Indonesia. Pegunungan ini dinamakan Schwaner karena berasal dari nama belakang seorang ahli kealaman asal Jerman yang menjelajah Kalimantan dari Banjarmasin ke Pontianak, yakni Carl Schwaner. Titik tertinggi pegunungan ini berada di sebuah gunung bernamaBukit Rayadengan ketinggian 2.278 meter (7.474 kaki).

Kawasan hutan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya didominir oleh puncak-puncak pegunungan Schwaner. Keberadaan pegunungan tersebut merupakan perwakilan dari tipe ekosistem hutan hujan tropika pegunungan dengan kelembaban relatif tinggi (86%).

Tercatat 817 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 139 famili diantaranya Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Sapotaceae, Euphorbiaceae, Lauraceae, dan Ericadeae. Selain terdapat tumbuhan untuk obat-obatan, kerajinan tangan, perkakas/bangunan, konsumsi, dan berbagai jenis anggrek hutan. Terdapat bunga raflesia (Rafllesia sp.) yang merupakan bunga parasit terbesar dan juga tumbuh di Gunung Kinibalu Malaysia. Tumbuhan endemik antara lainSymplocos rayae, Gluta sabahana, Dillenia beccariana, Lithocarpus coopertus, Selaginnella magnifica, dan Tetracera glaberrima.

Satwa mamalia yang dapat dijumpai antara lain macan dahan (Neofelis nebulosa), orangutan(Pongo satyrus), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), lutung merah (Presbytis rubicunda rubicunda), kukang (Nyticebus coucang borneanus), rusa sambar (Cervus unicolor brookei), bajing terbang(Petaurista elegans banksi), dan musang belang (Visvessa tangalunga).

Jenis burung yang menetap di taman nasional ini antara lain enggang gading (Rhinoplax vigil), rangkok badak (Buceros rhinoceros borneoensis), enggang hitam (Anthracoceros malayanus), delimukan zamrud (Chalcophaps indica), uncal kouran (Macropygia ruficeps),kuau raja (Argusianus argus grayi), dan kuau kerdil Kalimantan(Polyplectron schleiermacheri). Kuau kerdil merupakan satwa endemik pulau Kalimantan yang paling terancam punah akibat kegiatan manusia di dalam hutan.

Masyarakat asli yang berada di sekitar merupakan keturunan dari kelompok suku Dayak Limbai, Ransa, Kenyilu, Ot Danum, Malahui, Kahoi dan Kahayan. Karya-karya budaya mereka yang dapat dilihat adalah patung-patung kayu leluhur yang terbuat dari kayu belian, kerajinan rotan/bambu/pandan dan upacara adat.

Schwaner adalah sebutan yang diberikan untuk gugusan pegunungan di bagian jantung Kalimantan (Heart of Borneo) yang menghubungkan langsung 3 (tiga) kawasan konservasi, yaitu : TN Betung Kerihun, TN Bukit Baka-Bukit Raya dan CA. Sapat Hawung. Selain itu, dilihat dari lanskap yang terbentuk, kawasan ini juga tidak dapat dipisahkan secara ekologis dengan kawasan TN, Kayan Mentarang dan TN. Danau Sentarum. Kedua pegunungan ini merupakan sebuah koridor ekologis yang menghubungkan berbagai jenis hidupan liar (flora fauna) beserta ekosistemnya di kelima kawasan konservasi tersebut, menjadikannya sebagai kawasan bernilai penting dan strategis dalam mendukung dan menyangga keberlangsungan kehidupan mahluk hidup termasuk manusia.

Sejarah nama SchwanerLebih dari satu setengah abad yang lalu, seorang ahli geologi, biologi dan petualang bernama gustaaf Adolf Frederik Molengraaff (1860-1942) menamakan wilayah ini dengan sebutan Pegunungan Muller dan Pegunungan Schwaner, yang ditujukan sebagai penghargaan bagi dua orang penjelajah Borneo yang berhasil melakukan ekspedisi yang luar biasa melintasi rimba Borneo yang nyaris tak pernah dimasuki oleh penjelajah sebelumnya (pristine forest).Mayor Georg. Muller, pimpinan misi pemerintahan Kerajaan Belanda, pada tahun 1825 melakukan ekspedisi melintasi Hutan Borneo dari ujung timur hingga ujung barat. Tujuh belas tahun kemudian, seorang petualang berkebangsaan Jerman, C.A.L.M. Schwaner, melakukan dua rangkaian ekspedisi (1843 dan 1848) melintasi Borneo dari bagian selatan hingga barat Borneo.

Cakupan Kawasan dan Fungsi Muller - SchwanerLuas keseluruhan kawasan pegunungan ini adalah sekitar 2.252.000 hektar, yang tersusun dari tipe hutan primer dan sekunder. Secara administrative, kawasan Muller - Schwaner berada di tiga Provinsi, yaitu : Kalimantan Barat (Kab. Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu), Kalimanan Tengah (Kab. Murung Raya, Gunung Mas, dan Katingan), dan kalimantan Timur (Kab. Kutai Barat). Status fungsi kawasan hutan Muller - Schwaner meliputi Hutan Lindung, yaitu Bukit Batikap (Kalteng) dan Pangihan Lambuanak (Kalbar) yang pengelolaannya berada dalam kewenangan pemerintah daerah (dinas Kehutanan); serta sebagian Hutan Produksi (HP) dan HP Terbatas.Kawasan Muller - Schwaner, dengan beragam sumber daya alam yang dikandungnya, tidak dapat dipungkiri lagi fungsi dan peranannya dalam mendukung keberlangsungan hidup masyarakat adat lokal. Beratus-ratus tahun lamanya masyarakat adat (suku dayak) memenuhi kebutuhan hidup, agama, dan tradisibudayanya dari pemanfaatan kawasan ini. Suku dayak terbagi dalam 11 dialek merupakan masyarakat yang dikenal arif dalam pemanfaatan sumber daya alam (hutan). Pegunungan Muller yang bersambungan dengan Pegunungan Schwaner merupakan kawasan tangkapan air bagi sungai-sungai besar di Kalimantan dan berperan sebagai "menara air" di jantung Pulau Borneo. Singai-sungai besar itu antara lain Sungai Kapuas, Katingan, Kahayan, Barito, dan Mahakam.Selain sebagai kawasan tangkapan air yang penting di pulau kalimantan, kawasan ini menyimpan beragam jenis sumber daya hutan yang diperlukan untuk menunjang kehidupan masyarakat disekitarnya. Sebuah kajian etnobotani di Desa Tumbang Naan menunjukkan intensitas ketergantungan masyarakat terhadap sumber daya hutan. Dari sekitar 400 jenis tumbuhan yang biasa dimanfaatkan untuk menunjang kehidupan masyarakat setempat, hanya baru 50 jenis yang telah dibudidayakan, sedang selebihnya masih diambil langsung dari alam.

Inti benua (continental core)Inti benua merupakan lanjutan dari Natuna ke Selatan, dikenal chinese district sampai pegunungan schwanner, oleh Van Bemmelen (1949) dibagi menjadi bagian, yaitu:a.Bagian utara, terletak di sebelah utara sungai Kapuas, meliputi kecuali Paloh dan Tayan juga disebut chinese district yang terletak di utara pontianakb.Zone pegunungan Schwanner, yang membujur dari pontianak ke timur sampai ke pegunungan Schwanner di kalimntan tengah.c.Bagian selatan, daerah Ketapang yang terletak antar pegunungan Schwanner dan laut Jawa.Perkembangan geologi daerah ini, dapat disimpulkan:1)Zaman devon dan permo-karbon, terjadi penurunan dan memungkinkan pembentukan geosinklinal yang diikuti oleh intrusi dan ektrusi ofiolit.2)Akhir pleozoik terjadi pembubungan geantiklinal sepanjang bagian poros daripada geosinklinal. Pembubungan ini disertai oleh penerobosan Batholit.3)Permo Trias, pengangkatan-pengankatan di daerah wilayah utara dan wilayah selatan.4)Trias atas, terjadi kembali penurunan dari daerah-daerah ini yang menyebabkan terjadinya pengendapan sedimen.5)Jaman jura, disusul oleh gejala pelipatan dan pengangkatan di seluruh daerah dan diikuti pula oleh intrusi Batholit dan Granitis.

Secara geografis pulau Kalimantan (Indonesia), terletak diantara 40 24` LU 40 10` LS dan anatara 1080 30` BT 1190 00` BT dengan luas wilayah sekitar 535.834 km2. Berbatasan langsung dengan negara Malaysia (Sabah dan Serawak) di sebelah utara yang panjang perbatasannya mencapai 3000 km mulai dari proinsi Kalimantan Barat sampai dengan Kalimantan Timur.Pulau Kalimantan sebagaian besar merupakan daerah pegunungan / perbukitan (39,69 %), daratan (35,08 %), dan sisanya dataran pantai/ pasang surut (11,73 %) dataran aluvial (12,47 %), dan lainlain (0,93 %). Pada umumnya topografi bagian tengah dan utara (wilayah republik Indonesia/RI) adalah daerah pegunungan tinggi dengan kelerengan yang terjal dan merupakan kawasan hutan dan hutan lindung yang harus dipertahankan agar dapat berperan sebagai fungsi cadangan air dimasa yang akan datang.

Pegunungan utama sebagai kesatuan ekologis tersebut adalah Pegunungan Muller, Schwaner, Pegunungan Iban dan Kapuas Hulu serta dibagian selatan Pegunungan Meratus. Para Ahli agronomi sepakat bahwa tanah-tanah di Kalimantan adalah tanah yang sangat miskin, sangat rentan dan sangat sukar dikembangkan untuk pertanian. Lahan daratan memerlukan konservasi yang sangat luas karena terdiri dari lahan rawa gambut, lahan bertanah asam, berpasir, dan lahan yang memiliki kelerengan curam. Kalimantan dapat dikembangkan, tetapi hanya dalam batas-batas ekologis yang agak ketat dan dengan kewaspadaan tinggi.

Jalan lurus, menanjak atau menikung berbelok menjadi tantangan selama perjalanan dari kota Putussibau ke kampung Tanjung, kecamatan Mentebah kabupaten Kapuas hulu. Desa ini merupakan salah satu desa yang berada disekitar pegunungan Muller schwaner. Sementara jalan rusak, bergelombang dengan kubangan kubangan lumpur menjadi tantangan sulit dan bisa mengancam keselamatan berkendara, Semakin jauh kondisi jalan semakin sempit dan menyerupai jalur jalur setapak, Sepanjang perjalanan aku membayangkan bagaimana sejarah permukiman masyarakat disana,,,tak sabar lagi menunggu cerita cerita itu.Alur jalan menuju desa Tanjung mengikuti alur sungai Suruk yang sudah mulai surut dan berbatu batu, konon ceritanya sungai ini merupakan jalur transportasi masyarakat di kampung kampung dan seperti umumnya kondisi transportasi sungai di pedalaman borneo.Sungai ini juga menyisakan potensi yang luar biasa, ikan dan berbagai jenis hewan air masih sering ditangkap oleh mereka sebagai sumber protein hewani. Namun hatiku mulai miris ketika melihat beberapa aktivitas penambangan emas ditepi sungai dan dilakukan oleh para cukong dengan ilegal. Cukong adalah istilah di Kalimantan yang ditujukan bagi para pemodal pemodal yang membiayai praktek perusakan hutan seperti ilegal logging, penambangan emas liar dsb.Rasa lelah dan perasaan was was saat mengendarai kendaraan bermotor akhirnya terbayar begitu tiba dikampung Roban , salah satu dusun di Desa Tanjung dan menjadi pusat pemerintahan desa.Hari menjelang sore dan kami disambut oleh warga desa yang telah tahu kedatangan kami dan mereka akan menjadi peserta pelatihan perbaikan mutu bahan olahan karet selama empat hari kedepan.Perkampungan didesa Tanjung merupakan perkampungan baru, sebelum tahun 90 an mereka tersebar sebar diperbukitan dan berpindah pindah mengikuti siklus perladangan dan perburuan. Konsentrasi permukiman ini merupakan bagian dari upaya untuk menata hidup secara bersama sama dan mengikuti program Penanganan bencana longsor diwilayah perbukitan pada akhir tahun 80 an. Sebelumnya kami tersebar dan hidup dalam kelompok kelompok kecil demikian menurut cerita Mateus Liong salah satu tokoh adat Dayak Kantuk di Desa Tanjung.

Kawasan Muller schwaner merupakan daerah berhutan kurang lebih dua juta ha yang berada pada gugusan pegunungan di jantung Kalimantan (Heart of Borneo). Dari aspek lingkungan merupakan kawasan yang berhubungan dengan tiga kawasan taman nasional seperti TN Bukit Baka bukit raya, Danau Sentarum dan TN Betung Kerihun. Jamrud Khatulistiwa dari permata hijau ini menyimpan potensi keanekaragaman hayati yang sangat kaya dengan flora fauna dan jasa lingkungannya. Tuhan telah memberikan anugerah yang luar biasa dan patut disyukuri sebagai bagian dari penyangga kehidupan dunia ini. Sementara diluar sana para ahli dan orang orang pintar sibuk berdebat mengenai harga Carbon, mekanisme pembayaran dan proyek riset raksasa sementara di Desa Tanjung masyarakat sudah menjamin komitmen dan bersikap melindungi hutan yang konon dibilang sebagai stok karbon dunia.