Tugas Paper
-
Upload
neng-dhiffa -
Category
Documents
-
view
11 -
download
1
Transcript of Tugas Paper
TUGAS PAPER
KEWIRAUSAHAAN
PENGALENGAN IKAN RAJUNGAN SKALA
INDUSTRI
Disusun Oleh :
Nama : Hendri Eko W.
NPM : 0310059211
PROGRAM STUDI BUDI DAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hasil perikanan Indonesia yang dimanfaatkan sebagai komoditi ekspor
terdiri atas beberapa jenis yakni perikanan darat (ikan hasilm empang, dan
tambak, udang, dll), serta perikanan laut yang produksinya meliputi
Rajungan, Udang, Tuna. Sejauh ini baru tuna, udang fillet dan Rajnga yang
memiliki nilai cukup baik untuk diekspor (Irstiyanto 2013).
Rajungan Portunus Pelagicus merupakan hewan yang banyak terdapat di
perairan Indonesia. Rajungna banyak diminati di negara-negara asing sepeti
Amerika, karena rasanya yang gurih, serta kandungana protein yang tinggi.
Setiap tahun permintaan rajungan makin bertambah pula. Rajungan
dipasarkan dalam bentuk kaleng yang sebelumnya telah mendapat berbagai
perlakuan.
Adapun alur proses pengalengan rajungan kaleng yaitu: penerimaan bahan
baku, penyortiran, (sortasi), pengeckan ulang, pencampuran, pengisian dalam
kaleng, exausting, penutupan kaleng, penutupan kaleng, sterilisasi, chiling,
pengemasan, penyimpanan akhir dan stuffing.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana proses pengalengan ikan Rajungan Portunus Pelagicus yang baik?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui proses pengalengan ikan rajungan Portunus Pelagicus
yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengalengan
Pengalean ikan adalah salah satu teknik pengolahan dengan cara
memanaskan ikan dalam wadah kaleng yang ditutup rapat untuk
menonaktifkan enzim, membunuh mikroorganisme, dam mengubah ikan
dalam bentuk mentah menjadi produk yang siap disajikan . Produk ikan
kaleng ini memiliki kandungan gizi yang sedikit menurun karena proses
denaturasi protein akibat proses pemanasan bila dibandingkan ikan segar.
Tetapi lebih tinggi bila dibansingkan sumber protein nabati seperti tahu dan
tempe.
Metode engawetan dengan cara pengalengan ini ditemukan oleh Nicholas
Appert. Pengalengan makanan merupakan suatu cara pengawetan bahan
makanan yang dikemas secara hermetis dan kemudian disterilkan. Pada
pengawetan pangan, secara teknis ada beberapa cara yang menggunakan
prinsip mikrobiologis yang mengurangi jumlah seminimal mungkn
mikroorganisme pembusuk, mengurangi nontaminasi mikroorganisme,
menciptakan suasana suasana lingkungan yang tidaka disukai oeh
mikroorganisme dengan pemanasan dan radiasi. Pemusnahan
mikroorganisme dengan pemanasan pada pengalengan ikan pada perinsipnya
menyebabkan denaturasi protein serta menonaktifkan enzim yang membantu
proses metabolisme. Penerapan panas dapat bermacam macam tergantung
dari jenis mikroorganismenya, fase mikroorganisme, dan kondisi lingkungan
spora bakteri. Semakin rendah suhu yang diberikan semakin banyak waktu
yang diperlukakn untuk pemanasan, Pada pengalengan, yang perlu
diwaspadai adalah bakteri anaerob seperti Closteridium botonium yanag
tahan terhadap suhu tinggi.
2.2 Tahapan proses pengalengan ikan rajungan
Pengadaan Bahan baku / penerimaan bahan baku ikan rajungan
Receiving atau penerimaan bahan baku adalah tempat dimana daging meat
mendapat perlakuan bahan baku berupa ikan rajungan. Bahan baku berupa
ikan rajungan kupas dikemas dengan menggunakan wadah stoples dan
plastik. Kemudian diamsukkian kedalam steroform yang tertutup rapat
dengan perekat, suhu penerimantidak kurang dari 5 0C.
Penyortiran
Tujuan sortir adalah mendapatkan hasil yang seragam baik dalam hal
keseragaman, ukurannya, jenisnya, maupun mtunya (permana 2013).
Penyortiran dilakukan berdasarkan jenis daging dengan tujuan untuk
meisahkan daging dari sisa cangkang rajungan dan benda asing (rambut, ulat,
semut, plastik, dan bahan pengotor lainnya dengan suhu ruangan 24 0C.
Pengecekan Ulang
Pengecekan ulang merupakan proses penyortiran ulang. dengan tujuan
agar tulang tulang kecil dan benda benda asing yang masih terdapat pada
serpihan daging dapat dihilankgan.
Pencampuran (Mixing )
Mixing merupakan pencampuran rajungan dari satu pemasok dengan
daging rajungan dari pemasok lain untuk memperoleh kualitas daging yang
baik. Formula daging yang dicampur telah ditetapkan berdasarkan jenis
daging dan standart yang telah ditentukan pembeli.
Pengisian daging Dalam Kaleng (filling)
Sebelum dilakukan pengisian daging dalam kaleng dilakukan pencucian
terlebih dahulu dengan menggunakan air panas dengan suhu 60 0C. Setelah
dilakukan pencucian, pada kaleng dilanjutkan dengan penambahan SAPP
(Sodium Acid Phyros Phopate) untuk bawahan dan atasan dengan tujuan
untuk mempertahankan warna daging pada saat berada dalam kaleng.
Adapun jenis jenis produk pada proses pengalengan rajungan adalah :
Produk Clau Meat : Produk Claw Meat adalah produk daging yang
dihasilkan dari daging rajungan yang telah dipisahkan dari tulang tulang kecil
(shell) dan benda benda asing yang masih terdapat pada daging. Daging Claw
Meat terbagi atas 3 yaitu jenis daging yaitu daging solide, meros, dan
campuran claw meat. Ketiga jenis daging tersebut terdapat pada bagian capik,
kaki jalan, dan kaki renang pada rajungan
Produk Super Lamp : Produk super lamp yaitu berupa daging rajungan
yang terdapat pada bagian pada kepiting. Daging tersebut berwarna putih
yang disebut daging jus (Jumbo Undersize). Daging ini memiliki bentuk agak
bulat berwarna putih dan utuh. Berat daging 1,5 gram - 3,4 gram. Dalam
proses penyusunan daging terdiri dari 3 lapisan yaatu: daging jus (Jumbo
Undersize) => campuran jus => daging jus (Jumbo Undersize).
Produk Jumbo : daging jumbo merupakan daging rajungan yang masih
utuh yang terdapat pada bagian paha rajungan. Daging ini memiliki bentuk
yang sama dengan daging jus. Akan tetapi yang membedakan yaitu berat
dagingnya. Daging jumbo memiliki ukuran 3,5 - 9,9 gram. Dalam proses
pengalengannya, jenis produk ini hanya terdiri dari satu jenis daging saja
yaitu daging jumbo. Daging tersebut disusun dengan dua arah yaitu kiri dan
kanan.
Produk Backfin (BF) : Apabila daging grade jumbo pecah atau rusak
(Broken Jumbo) masuk ke dalam grade backfin. Daging Backfin berasal dari
daging rajungan. Proses pengalengnqa backfin terdiri 3 lapisan yaitu: Daging
flower utuh pada lapisan bawah => csmpuran backfin (daging putih/ broken
jumbo) => daging flower utuh (pada bagian atas).
Produk Spesial : Daging spesial berasal dari serpihan serpihan daging
antara flower dengan lamp tunggal (serrpihan jumbo). Proses pengalengan
spesial dari 3 lapisan yaitu : grazing (pada lapisan bawah ) => campuran
spesial => grazing (bagian atas)
Penimbangan (Weighing)
Daging yang sudah dimasukkan dalam kaleng dilakukan penimbangan
akhir untuk mencapai berat 454 gram. penimbangan ini bertujuan urnuk
mencegah terjadinya kelebihan berat maupun kekurangan berat pada produk
akhir.
Exausting
Penghampan dilakukan dengan menambahkan medium pengalengan
berupa saos cabai atau saos tomat. Tujuan dilakukanna exausting ini yaitu
menarik oksigen dan gas gas lain dari dalam kaleng dan kemudian segera
dilakukan penutupan wadah
Penutupan Kaleng (seaming)
Penutupan kaleng dilakukan secara hermetis menggunakan mesin double
seaming. proses pengepresan dilakukan kurang lebih 5 detik. setiap 1 jam
diambil 1 kaleng untuk dilakukan pengecekan terhadap dimensi kaleng.
Pengkodean Kaleng
Setelah kaleng ditutup dilakukan pengkodean pemberian kode dilakukan
pada bagian bawah kaleng dengan menggunakan mesin coding jet print.
Tujuan dari pengkodean adalah untuk mempermudah pelacakan atau recall
produk jika terjadi masalah.
Pasteurisasi
Pasteurisasi adlah pemanasan daging lunak seperrti rajungan dengan suhu
kurang dari 212 0F . Pemanasan daging rajungan ini biasanya menggunakan
suhu 187 0C selama 140 menit. Pasteurisasi dilakukan pada bak pasteurisasi
yang telah berisi air bersih. sumber panas pasteurisasi berasal dari uap panas
yang dihasilkan broiler dan disalurkan dengan pipa khusus ke bak
pasteurisasi. didalam bak pasteurisasi juga dialiri gas yang menimbulkan
gelembung udara yang berasal dari kompresor dan bertujuan untuk meratakan
panas.
Chiling
Proses pendinginan merpakan perlakuan thermal shock pada produk
dengan pendinginan pada suhu 32 0F selama 2 jam menggunakan air bersih.
Kemudian ditambahkan dengan es dalam 10 liter air. dengan konsentrasi
klorin 5 ppm. Pada tahap pendinginan juga dilakukan pemantulan secara
berrkala terhadap suhu air dan produk menggunakan termometr manual dan
sensor suhu. Hasil rekaman suhu digunakan untuk menentukan nilai f-value.
produk f-value menunjukkan tingkat keberhasilan proses pasteurisasi dan
pendinginan dalam kemampuan proses untuk mematikan organisme. target
(bakteri pembentuk spora yang tahan panas). Selama pendinginan suhu
dipertahankakn pada kisaran 32 0F juga lama 120 menit. Bak pendingin juga
dialiri gas yang menmbulkan gelewmbung udara yang berasal dari kompresor
dan bertujuan untuk meratakan suhu proses ini bertujuabn untuk membunuh
bakteri thermofilik yang belum mati saat pasteurisi setelah proses
pendinginan biasana silakukan pengecekan kembali pada kaleng.
Penyimpanan
Produk yang telah dikemas dimasukkan dalam Chili Storange dengn suhu
ruangan 0 0C - ± 2 0C. penyimpanan produk akhir dengan ketinggian yang
tidak melebihi batas dan diberi jarak dengan dinding 5 cm serta produk tidak
bersentuhan langsung dengan lantai sehingga pemupukan menggunakan alat
penunjang yaitu pallet.
Stuffing
Stuffing merupakan proses pengangkutan produk akhir dari tempat
penyimpanan menuju container untuk ekspor. Stuffing dilakukan dngan
memperhatikan parameter suhu selama pengankutan suhu dipertahankan
berkisar antara 0 0C - 7 0C .
BAB III
KESIMPULAN
Kegiatan proses pengalengan rajungan (Portunus pelagicus) dimulai dari
penerimaan bahan baku, penyortiran, pengecekan, pencampuran, pengisian
kaleng, penimbangna, exausting, penutupan kaleng, pasteurisasi, pendinginan,
pengemasan, penyimpanan dan stuffing.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyaryanti.2013.Proses pengalengan
rajungan.whyri.blogspot.com/2013/11/proses-pengalengan-rajungan-
portunus.html.
wisman.2013.alurprosespengalenganrajungan.wismanpermana3.blog.com/
2013/04/17/alur-proses-pengalengan-rajungan