Tugas Pak Her

11
ANALISA STUDI KASUS KONSEP KEPERAWATAN JIWA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa Dosen Pengampu: Heri Prasetyo, MN Disusun Oleh: 1. Kiki Agustiana P17420213103 2. Robula Emir P17420213113 3. Saguh Febriyanto P17420213114 4. Sevti Yuni Nur’aini P17420213115 KELAS 2C KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO 2015

Transcript of Tugas Pak Her

ANALISA STUDI KASUS

KONSEP KEPERAWATAN JIWA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu: Heri Prasetyo, MN

Disusun Oleh:

1. Kiki Agustiana

P17420213103

2. Robula Emir

P17420213113

3. Saguh Febriyanto

P17420213114

4. Sevti Yuni Nuraini

P17420213115

KELAS 2C

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2015

1 STUDI KASUSSdri. Resa merupakan pasien isolasi sosial. Dia mengalami isolasi sosial karena dia ditinggal oleh calon suaminya pada H -1 dari acara pernikahannya selain itu dia juga merasa malu karena teman teman kerjanya selalu membahas mantan calon suaminya. Karena teman teman dan tetangganya sering membahas hal tersebut dia merasa malu dan enggan berkomunikasi dengan orang lain. Sampai beberapa hari sdri. Resa mengurung diri dikamarnya dia tidak mau keluar dan bahkan dia tidak mau makan. Dia merasa bersalah kepada orang tuannya karena membuat orang tuannya malu. Sempat Sdri. Resa berfikir untuk melakukan bunuh diri tapi diketahui oleh orang tuannya. Karena kejadian tersebut Sdri. Resa dibawa ke Rumah Sakit Jiwa oleh orang tuannya.Sesampainya Sdri. Resa di rumah sakit, dia di tempatkan diruangan tetapi tak pernah mau berbicara, atau berjalan menyusuri ruangan yang ada. Pasien hanya terdiam, fokus pada satu titik dan tak berbicara kepada orang lain. Suatu hari perawat akan melakukan pendekatan kepada pasien. 2 ANALISA KASUS BERDASARKAN MODEL SOSIALDari kasus tersebut peran perawat adalah memotivasi dan membina hubungan saling percaya kepada sdri. Resa. Perawat juga membantu sdri. Resa untuk bersosialisasi dengan lingkungan dengan mengajak sdri. Resa untuk ikut berkumpul dengan teman temannya. Selain itu, perawat juga perlu berkomunikasi kepada keluarga agar selalu memotivasi, dan menjaga perilaku yang memungkinkan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan dirumahnya.3 STRATEGI PELAKSANAAN: MODEL SOSIAL

A. Proses Keperawatan

1. Konsisi

a. Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.b. Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya.c. Klien merasa orang lain tidak selevel.2. Diagnosa Keperawatan

Isolasi Sosial

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain.d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial.B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

1. Orientasi

a. Salam Teraupetik

Assalamualaikum, Bu, sedang apa?, perkenalkan nama saya Kiki Agustiana, mba bisa memanggil saya Kiki saja. Mba, namanya siapa? oo mba Resa, baiklah mba, saya akan menemani mba selama 2 minggu kedepan, nanti bisa cerita tentang masalah yang dialami mba Resa.

b. Evaluasi/validasi.

Bagaimana perasaan mba Resa saat ini?. Oo ya kalau saya lihat mba Resa tak mau berbicara dengan orang lain? Boleh saya membantu Ibu mengatasi masalah mba?

c. Kontrak

1) Topik

Baiklah mba, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan mba dan kemampuan yang mba miliki? Apakah bersedia? Tujuananya Agar mba dengan saya dapat saling mengenal sekaligus mba dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.

2) Tempat

Mba mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?3) WaktuBerapa lama mba mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?2. Kerja

Dengan siapa mba tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan mba? apa yang menyebabkan mba dekat dengan orang tersebut? Siapa anggota keluarga dan teman mba yang tidak dekat dengan mba? apa yang membuat mba tidak dekat dengan orang lain? Apa saja kegiatan yang biasa mba lakukan saat bersama keluarga? Bagaimana dengan teman-teman yang lain? Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain? Apa yang menghambat mba dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?Menurut mba apa keuntungan kita kalau mempunyai teman? Wah benar, kita mempunyai teman untuk bercakap-bercakap. Apa lagi mba? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa mba? ya apa lagi? (sampai menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu ingin mba belajar berteman dengan orang lain? Nah untuk memulainya sekrang mba latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu. Begini mba, untuk berkenalan dengan orang lain dengan orang lain kita sebutkan dahulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai. Contohnya: nama saya belia, senang sipanggil abel. Selanjutnya mba menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya nama mba siapa ? senangnya dipanggil apa? Ayo mba coba dipraktekkan! Misalnya saya belum kenal dengan mba. coba mba berkenalan dengan saya.Ya bagus sekali mba!! coba sekali lagi mba..!!! bagus sekali mba!! setelah berkenalan dengan mba orang tersebut bisa mba melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan mba bicara. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya.3. Terminasia. Evaluasi subjektif dan objektif :Bagaimana perasaan mba setelah kita latihan berkenalan? Nah sekarang coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan orang lain! b. RTLBaiklah mba, dalam satu hari mau berapa kali mba latihan bercakap-cakap dengan teman? Dua kali ya mba? baiklah jam berapa mba akan latihan? Ini ada jadwal kegiatan, kita isi pasa jam 11:00 dan 15:00 kegiatan mba adalah bercakap-cakap dengan teman sekamar. Jika mba melakukanya secara mandiri makan mba menuliskan M, jika mba melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka mba buat mba, Jika mba tidak melakukanya maka mba tulis T. apakah mba mengerti? Coba mba ulangi? Naah bagus mba.c. Kontrak yang akan datang :1. Topik :Baik lah mba bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang pengalaman mba bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan bercakap-cakap dengan topik tertentu. apakah mba bersedia?2. Waktu :Mba Resa mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?3. Tempat : Mba maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?? Baiklah mba besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok mba. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

4. ROLE PLAY

Perawat 1 : assalamualaikum, ini Sdri. Resa yah?Pasien : (tidak menjawab)

Perawat 1 : perkenalkan nama saya perawat Kiki, saya hari ini dinas pagi mba dari jam 07.00-14.00 WIB siang nanti mba, mba bisa memanggil saya dengan sebutan mba kiki untuk lebih akrab ya mba

Pasien : (tidak merespon)

Perawat 1 : ( perawat melihat pasien celana basah dan berbau pesing), mba kita mandi yuk seger loh kalo pagi ini mandi. Bagaimana?Pasien : ( Pasien hanya diam) Perawat : (memegang tangan pasien) Yuk kita membersihkan diri agar segar dan tenang juga mba, saya temani mba jangan takut yah, saya akan selalu menemani mba

Mendengar kata-kata tersebut akhirnya pasien mau untuk mengikuti arahan dari perawat. Setelah pasien dibersihkan.

Perawat : assalamualaikum Mba Resa saya perawat kiki yang tadi sudah bertemu, mba Resa sebagai teman kita bisa saling bercerita, bermain dan bergembira bersama-sama, jika mba Resa mau sekarang kita jalan-jalan ke luar ruangan yuk. Ada taman bunga loh mba, bagaimana?Pasien : mba janji selalu menemani saya?

Perawat : iya, saya kan teman sama mba, tidak usah lama-lama mba sekitar 20 menit saja. yuk kita keluar

Perawat : mba pemandangannya baguskan? Udaranya juga segar, senang jalan-jalan taman mba?

Pasien : iya mbaPerawat : kita duduk disana yuk mba, , sambil bincang-bincang katanya mba tidak mau berhubungan dengan yang lain. Apakah saya di ijinkan untuk membantu mba menyelesaikan masalah tersebut?

Pasien : iya

Perawat : mba, kenapa mba terlihat suka menyendiri mba? Kalau boleh saya tahu Pasien : saya sepertinya tidak disukai orang lain mba, saya sering ditinggalkan, saya malu mba!

Perawat : siapa yang meninggalkan mba? Siapa yang sering mengejek mba sehingga mba menjadi malu?

Pasien : saya malu pada semua orang, sama tetangga sama teman teman, mereka bilang saya wanita tak tahu diri, mereka bilang saya wanita bodoh

Perawat : kalau boleh saya tahu apa yang terjadi kalau mba ingat?

Pasien : calon suami saya meninggalkan saya pada saat hari pernikahan yang ternyata di sudah memiliki istri dan saya menjadi sangat malu oleh teman-teman dan keluarga saya mba

Perawat : oh jadi seperti itu, saya minta maaf mba tapi sekarang saya ada untuk mba dan kita kan berteman sekarang mba bisa bercerita dan tanpa harus malu kepada saya, saya tidak akan meninggalkan mba kok, jadi mba bisa percaya kepada saya

Pasien : terima kasih ya mba kiki.

Perawat : ok sekarang saya akan mengajarkan bagaimana supaya saat berkumpul dengan orang lain mba tidak merasa malu atau takut, pertama mba tidak boleh berprasangka buruk pada orang lain,. Kedua mba harus mulai membuka diri untuk dapat berhubungan dengan orang lain. Ketiga mba harus mulai percaya kepada orang lain. Berinteraksi dengan orang lain itu banyak manfaatnya loh mba, kita tidak akan merasa sendiri karena ada orang lain yang ikut berbagi bersama kita, selain itu kita sebagai mahluk sosial memang selalu membutuhkan orang lain.Pasien : iya mba.

Perawat : begitu lebih baik mba, wah tanpa terasa sudah 20 menit lebih mba. Tuh kan mba kalau kita bersama orang lain waktu berjalan tanpa terasa. Bagaimana perasaan mba setelah kita bercerita tadi?

Pasien : iya mba saya sekarang jauh lebih paham.

Perawat : baiklah kalau mba sudah paham bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain tanpa takut. Nah, sekarang coba mba jelaskan bagaimana caranya mba!

Pasien : Pertama tidak boleh berprasangka buruk pada orang lain,. Kedua harus mulai membuka diri untuk dapat berhubungan dengan orang lain. Ketiga harus mulai percaya kepada orang lain.

Perawat : baiklah mba, karena hari ini sudah cukup siang, bagaimana kalau kita besok bertemu kembali utuk latihan berinteraksi dengan yang lain ya mba. Nanti mba saya dampingi.Pasien : baiklah kalau begitu saya setuju mba.

Akhirnya perawat kiki dapat menjalin komunikasi dengan mba Resa dan dapat mengetahui bagai mana masalah yang terjadi, kemudian perawat kiki merancang tidakan yang akan dilakukan selanjutnya dengan berkomunikasi dengan dokter dan petugas kesehatan lainnya.