Tugas Mpg Resume Skripsi

11
Skripsi yang digunakan untuk mengerjakan tugas meresume ini adalah Skripsi yng dibuat oleh Denny Asih Maulina dengan judul skripsi “ANALISIS TINGKAT KERAWANAN LONGSORLAHAN DI KECAMATAN CEPOGO”. BAB I PENDAHULUAN Kecamatan Cepogo termasuk dalam Kabupaten Boyolali. Jenis tanah yang merupakan hasil letusan Gunungapi dari Gunung Merapi dan Gunung Merbabu termasuk subur dan mengandung banyak bahan galian golongan C. Petani pada umumnya menanam sayuran, jagung dan ketela pohon pada keadaan topografi miring dengan cara berbaris searah kemiringan lereng, kondisi ini bisa mengurangi kemantapan lereng sehingga mengakibatkan longsorlahan. Padatnya aktifitas penambangan pasir mengakibatkan Daerah Cepogo sekarang tertutup untuk perizinan penambangan pasir baru. Ancaman kerusakan lahan, hilangnya sumber air dan kerawanan longsorlahan menjadi dampak aktifitas penambangan di daerah Cepogo. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui tipe longsorlahan di Kecamatan Cepogo dan Mengetahui agihan tingkat kerawanan longsorlahan di Kecamatan Cepogo BAB II TINJAUAN PUSTAKA Longsor/longsoran (landslide) adalah pergerakan suatu material penyusun lereng berupa massa batuan, tanah, atau

Transcript of Tugas Mpg Resume Skripsi

Page 1: Tugas Mpg Resume Skripsi

Skripsi yang digunakan untuk mengerjakan tugas meresume ini adalah Skripsi yng dibuat

oleh Denny Asih Maulina dengan judul skripsi “ANALISIS TINGKAT KERAWANAN

LONGSORLAHAN DI KECAMATAN CEPOGO”.

BAB I

PENDAHULUAN

Kecamatan Cepogo termasuk dalam Kabupaten Boyolali. Jenis tanah yang

merupakan hasil letusan Gunungapi dari Gunung Merapi dan Gunung Merbabu termasuk

subur dan mengandung banyak bahan galian golongan C. Petani pada umumnya menanam

sayuran, jagung dan ketela pohon pada keadaan topografi miring dengan cara berbaris searah

kemiringan lereng, kondisi ini bisa mengurangi kemantapan lereng sehingga mengakibatkan

longsorlahan. Padatnya aktifitas penambangan pasir mengakibatkan Daerah Cepogo sekarang

tertutup untuk perizinan penambangan pasir baru. Ancaman kerusakan lahan, hilangnya

sumber air dan kerawanan longsorlahan menjadi dampak aktifitas penambangan di daerah

Cepogo.

Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui tipe longsorlahan di Kecamatan Cepogo

dan Mengetahui agihan tingkat kerawanan longsorlahan di Kecamatan Cepogo

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Longsor/longsoran (landslide) adalah pergerakan suatu material penyusun lereng

berupa massa batuan, tanah, atau bahan rombakan material (yang merupakan percampuran

tanah dan batuan) menuruni lereng, yang terjadi apabila gaya pendorong pada lereng lebih

besar dari pada gaya penahan. Proses tersebut melalui tiga tahapan, yaitu pelepasan,

pengangkutan atau pergerakan, dan pengendapan. Dalam penelitian ini pengklasifikasian tipe

longsorlahan menggunakan sistem klasifikasi menurut Suprapto Dibyosaputro (1992).

Identifikasi tipe longsorlahan dalam penelitian ini hanya pada tipe-tipe longsorlahan yang

termasuk kedalam tipe gerakan longsor cepat karena jejak longsoran lebih mudah diamati

secara langsung dan risiko yang ditimbulkan dapat dirasakan secara langsung di lapangan

pada sistem klasifikasi Varnes dikenal dengan istilah ”Slides”. Dalam penelitian ini tingkat

kerawanan longsorlahan ditentukan berdasarkan pengharkatan dari masing-masing parameter

pengaruh tingkat kerawanan longsorlahan. tingkat kerawanan longsorlahan, maka harkatnya

Page 2: Tugas Mpg Resume Skripsi

semakin kecil. Skala pengharkatan dilakukan pada parameter topografi, tingkat erosi,

permeabilitas tanah, tekstur tanah, solum tanah, penutupan lahan, dan penggunaan lahan

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali dengan

pertimbangan bahwa di kecamatan tersebut berpotensi menimbulkan longsorlahan. Penelitian

tingkat kerawanan longsorlahan merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Gejala yang

diamati dalam penelitian ini adalah kondisi geologi, curah hujan, kemiringan lereng, tingkat

erosi, permeabilitas tanah, tekstur tanah dan penggunaan lahan. Penelitian dilakukan sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya sehingga akan diketahui keadaan yang akan datang dengan

kondisi tanpa perubahan dan tindakan apa yang seyogyanya diambil untuk mengantisipasi

terjadinya longsorlahan

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan pengambilan

sampel wilayah (area sampling) yaitu teknik sampling yang dilakukan dengan cara

mengambil wakil dari setiap wilayah yang ada

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif.

Populasi adalah seluruh satuan lahan yang ada di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali

dengan jumlah 470 satuan lahan, sampel diambil dengan teknik sampel wilayah dan

menghasilkan 49 sampel satuan lahan. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan observasi

lapangan, wawancara mendalam dan uji laboratorium. Teknik analisis data dengan cara

scoring parameter dengan mempertimbangkan pengaruhnya terhadap kelongsoran dan

dengan cara overlay data primer dan sekunder yang telah dianalisis untuk menghasilkan peta

kerawanan longsorlahan sehingga data dapat ditabulasikan

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan analisis kualitatif.

Dalam metode kualitatif kesimpulan terakhir digunakan logika dan penalaran hal tersebut

didasarkan pada penemuan di lapangan

Page 3: Tugas Mpg Resume Skripsi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tipe iklim di wilayah Kecamatan Cepogo termasuk tipe iklim C yang sifatnya agak

basah. Bulan basah adalah suatu bulan yang mempunyai curah hujan lebih dari 100

milimeter. Kondisi geologi daerah Cepogo dapat diketahui berdasarkan stratigrafi daerah

Cepogo yang menunjukkan litologi penyusun dan urutan umur dari litologi tersebut.

Geomorfologi daerah penelitian merupakan perbukitan berelief halus hingga kasar

dengan ketinggian berkisar antara 400 hingga lebih dari 1500 meter di atas permukaan laut

tanah di daerah penelitian dapat dibedakan menjadi lima macam tanah meliputi:

a. Andosol Coklat

b. Komplek Regosol Kelabu dan Litosol

c. Litosol Coklat

d. Regosol Coklat dan Regosol Kelabu

Di Kecamatan Cepogo air tanah dangkal masih bisa ditemui khususnya pada daerah

dengan topografi datar sampai dengan berombak yaitu di wilayah Cepogo bagian timur

seperti Desa Jelok, Desa Bakulan, Desa Candigatak dan Desa Cabeankunti. Air tanah dangkal

tersebut mempunyai kedalaman air tanah 15 sampai dengan 17 meter.

Penggunaan lahan adalah segala macam campur tangan manusia baik secara

permanen atau siklus terhadap sekumpulan sumberdaya lahan dengan tujuan untuk

memperoleh manfaat dari lahan guna mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya baik berupa

kebendaan maupun spiritual ataupun kedua-duanya. Pertanian di Kecamatan Cepogo hanya

menggunakan satu jenis irigasi yaitu irigasi sederhana diantaranya Desa Sumbung, Desa

Paras, Desa Jelok dan Desa Mliwis . Lahan kering di Kecamatan Cepogo digunakan untuk

berbagai macam kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk.

Daerah penelitian terdapat 49 satuan lahan. Kondisi fisik daerah penelitian cukup

bervariasi. Untuk mempermudah pembahasan data lapangan yang diperoleh peneliti maka

data yang cukup bervariasi. Parameter kemiringan lereng di daerah penelitian bervariasi

dengan kategori datar, berombak, bergelombang, berbukit dan bergunung. Data kemiringan

Page 4: Tugas Mpg Resume Skripsi

lereng diperoleh dari GPS. Ketinggian tempat (elevasi) di daerah penelitian bervariasi. Data

ketinggian tempat diperoleh dari GPS dan Peta RBI. Ketinggian 25-347 di atas permukaan

laut (dpl) terdapat di Desa Jelok, Desa Candigatak, Desa Gubug, sebelah timur Desa Bakulan

dan sebagian kecil wilayah Desa Kembangkuning; untuk ketinggian 348-669 (dpl) terdapat di

sebagian besar wilayah Desa Gubug dan sebagian kecil wilayah di timur dan utara Desa

Kembangkuning; untuk ketinggian 670-991 (dpl) terdapat di sebagian kecil wilayah selatan

Desa Gubug, Desa Cabeankunti, sebelah barat Desa Bakulan, Desa Paras, Desa Sumbung,

Desa Mliwis, Desa Cepogo bagian timur, sebagian besar wilayah Desa Kembangkuning,

sebagian kecil wilayah timur Desa Genting, wilayah timur Desa Sukabumi, wilayah timur

Desa Gedangan dan sebagian kecil timur Desa Jombong; untuk ketinggian 992-1313 (dpl)

terdapat di sebagian kecil wilayah sebelah barat Desa Kembangkuning, wilayah barat Desa

Cepogo, wilayah tengah Desa Genting, hampir sebagian besar wilayah Desa Sukabumi,

sebagian besar wilayah Desa Gedangan, Desa Wonodoyo, dan sebagian besar wilayah Desa

Jombong; untuk ketinggian 1314-1636 (dpl) terdapat di sebagian wilayah barat Desa Genting,

sebagian kecil wilayah barat Desa Sukabumi, bagian barat Desa Wonodoyo dan bagian barat

Desa Jombong; ketinggian 1637-1958 (dpl) terdapat di wilayah barat Desa Wonodoyo dan

sebagian kecil wilayah barat Desa Jombong; ketinggian 1959-2280 (dpl) terdapat di Kawasan

Taman Nasional Gunung Merapi Desa Wonodoyo

Di daerah penelitian terdapat empat tingkat erosi dengan kategori baik, sedang, jelek

dan sangat jelek. Agihan tingkat erosi dengan kategori baik terdapat di sebagian besar

wilayah Desa Kembangkuning, sebagian wilayah Desa Gubug, sebagian kecil wilayah utara

Desa Cepogo dan wilayah utara Desa Cabeankunti; untuk kategori kelas erosi sedang terdapat

di sebagian kecil wilayah barat dan tengah Desa Kembangkuning, sebagian besar wilayah

Desa Cepogo, Desa Cabeankunti, Desa Mliwis, Desa Sumbung, Desa Paras, wilayah timur

Desa Jombong, Desa Bakulan, Desa Jelok, bagian timur Desa Gedangan, bagian timur Desa

Sukabumi, dan bagian timur Desa Genting; untuk kategori kelas erosi jelek terdapat di

sebagian besar wilayah bagian barat Desa Genting, Desa Sukabumi, Desa Gedangan, Desa

Sumbung bagian tengah, wilayah barat dan selatan Desa Jombong, wilayah barat Desa

Cepogo, dan wilayah timur Desa Wonodoyo; sedangkan untuk kategori tingkat erosi sangat

jelek terdapat di wilayah Desa Jombong bagian barat dan sebagian besar wilayah Desa

Wonodoyo

Di daerah penelitian tipe longsorlahan runtuhan material campuran ini banyak

ditemui pada talut jalan dan pada dinding tebing galian C. Secara administrasi persebaran tipe

Page 5: Tugas Mpg Resume Skripsi

longsorlahan ini terdapat di wilayah bagian tengah Desa Wonodoyo ditemukan satu titik

longsor yang berada di talut jalan menuju Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, di

bagian barat Desa Genting ditemukan tiga titik longsor dan satu titik longsor di bagian timur,

tiga titik di bagian barat dan satu titik di bagian tengah Desa Cepogo, satu titik di bagian barat

Desa Kembangkuning

Analisis tingkat kerawanan longsorlahan Sumantri diperoleh tiga klas kerawanan

longsorlahan di daerah penelitian yaitu:

Klas I = merupakan satuan lahan yang mempunyai tingkat kerawanan sangat tinggi atau klas

I dalam potensi kelongsoran dengan luas wilayah kelongsoran 1.303,46 Ha

Klas II = merupakan satuan lahan yang mempunyai potensi kelongsoran klas II atau potensi

kelongsoran tinggi dengan luas wilayah potensi longsor 2.669,89 Ha

Klas III = merupakan satuan lahan yang mempunyai bahaya kelongsoran cukup tinggi atau

klas kerawanan III dengan luas 1.529,25 Ha

Berdasarkan pembahasan hasil analisis data dari penelitian ini dapat disimpulkan:

1. Tipe longsorlahan di Kecamatan Cepogo adalah tipe nendatan tanah (slump) dan runtuhan

material campuran (debris fall). Tipe longsorlahan yang paling banyak dijumpai di

Kecamatan Cepogo adalah tipe runtuhan material campuran sebanyak 21 lokasi yang

tersebar hampir merata di Kecamatan Cepogo dan paling sedikit adalah tipe nendatan

tanah sebanyak 3 lokasi yaitu di Desa Genting, Desa Cepogo dan Desa Gedangan.

2. Agihan tingkat kerawanan longsorlahan di Kecamatan Cepogo terbagi dalam tiga klas

kerawanan longsorlahan dengan tujuh klas prioritas pengelolaan lahan.

a. Klas I merupakan klas yang mempunyai tingkat kerawanan longsorlahan paling tinggi

dengan masukan Prioritas Pengelolaan Lahan (PPL) sangat intensif terdapat pada

satuan lahan SmkKregklQmiV, SmkKregklQmoV, TegKregklQmiII,

TegKregklQmoIV, dan TegRegckQmiI. Mempunyai luas 3.360,3 Ha atau 25,43% dari

seluruh luas wilayah Kecamatan Cepogo.

b. Klas II merupakan klas yang mempunyai tingkat kerawanan longsorlahan tinggi

dengan memperoleh masukan PPL bervariasi. Pembagian daerah kerawanan

longsorlahan pada klas II adalah sebagai berikut:

Page 6: Tugas Mpg Resume Skripsi

1) Klas II dengan PPL sangat intensif terdapat pada satuan lahan Kbn Kregkl Qmi II,

Teg Kregkl Qmi IV, Pmk Kregkl Qmi II, Teg LC Qme II, Rmpt Kregkl Qmo V,

Teg Regck Qmi II, Teg AC Qmi IV, Pmk Regk Qmi I. Mempunyai luas daerah

kerawanan1.233,6 Ha atau 22,63% dari luas seluruh daerah penelitian.

2) Klas II dengan PPL intensif terdapat pada satuan lahan Pmk Kregkl Qmi III, Teg AC

Qmi III, Rmpt AC Qmi IV, Teg Kregkl Qmi III. Mempunyai luas daerah kerawanan

599,92 Ha atau 11% dari luas seluruh daerah penelitian.

3) Klas II dengan PPL cukup intensif terdapat pada satuan lahan Htn Kregkl Qmo V,

Smk AC Qmi V, Pmk Kregkl Qmo IV, Smk Kregkl Qmi IV. Mempunyai luas

daerah kerawanan 104,26 Ha atau 1,91% dari luas seluruh daerah penelitian.

4) Klas II dengan masukan PPL sedang terdapat pada satuan lahan Teg AC Qme IV,

Teg AC Qmi V . Mempunyai luas daerah kerawanan 49,61 Ha atau 0,91% dari luas

seluruh daerah penelitian.

5) Klas II dengan masukan PPL rendah terdapat pada satuan lahan Pmk AC Qme IV

Teg Kregkl Qmo III, Pmk AC Qmi III, Teg LC Qme IV, Pmk Kregkl Qmo III, Teg

LC Qmi IV. Mempunyai luas daerah kerawanan 279,31 Ha atau 5,12% dari luas

seluruh daerah penelitian.

6) Klas II dengan masukan PPL sangat rendah terdapat pada satuan lahan Smk Kregkl

Qmi III, Teg LC Qme I, Teg LC Qmi II. Mempunyai luas daerah kerawanan 410,41

Ha atau 7,53% dari luas seluruh daerah penelitian.

7) Klas II dengan tidak perlu masukan PPL terdapat pada satuan lahan Kbn Kregkl

Qmi IV, Pmk Regck Qmi II, Kbn Regck Qmi I, Swh Regck Qmi II, Kbn Regck

Qmi II, Teg Kregkl Qme IV, Pmk LC Qme II, Teg Regk Qme I, Pmk LC Qme IV,

Teg Regk Qmi I, Pmk LC Qmi IV . Mempunyai luas daerah kerawanan 807,52 Ha

atau 14,81% dari luas seluruh daerah penelitian.

c. Klas III merupakan klas yang mempunyai tingkat kerawanan longsorlahan cukup tinggi

dengan memperoleh masukan PPL bervariasi. Pembagian daerah kerawanannya adalah

sebagai berikut:

Page 7: Tugas Mpg Resume Skripsi

1) Klas III dengan masukan PPL sangat intensif terdapat pada satuan lahan

PmkAcQmiIV Mempunyai luas daerah kerawanan 17,66 Ha atau 0,32% dari

seluruh luas daerah penelitian.

2) Klas III dengan tidak perlu masukan PPL terdapat pada satuan lahan KbnRegkQmiI

dan SwhKregklQmiII. Mempunyai luas daerah kerawanan 107,72 Ha atau 1,98%

dari luas seluruh daerah penelitian.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil implikasi hasil penelitian sebagai berikut

:

1. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

penggunaan lahan, supaya lahan dapat digunakan sesuai dengan kemampuannya. Apabila

lahan digunakan sesuai dengan kemampuannya maka lahan dapat lestari dan dapat

dimanfaatkan untuk kehidupan penduduk.

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam

mengatasi bahaya longsorlahan di daerah penelitian.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di sekolah tingkat

menengah khususnya pada mata pelajaran geografi dalam sub pokok bahasan kerusakan

sumberdaya alam sehingga dari ini diharapkan siswa mempunyai kemampuan

memprediksi persebaran sumberdaya alam dan pemafaatannya berdasarkan prinsip

berwawasan lingkungan dan berkelanjutan serta dapat memberi contoh pemanfaatan

sumberdaya alam berdasarkan prinsip ekoefisien.