Tugas Moneter Una
description
Transcript of Tugas Moneter Una
Tugas Ekonomi MoneterMayank Trianindi Untari
1. Penyebab Resesi Ekonomi di Indonesia
Indonesia sebenarnya hanya merupakan korban dari resesi yang
mengguncang Amerika sebagai raksasa dunia. Pengaruh resesi Amerika
masuk ke Indonesia melalui bursa efek dan sektor riil. Melalui sektor riil,
Amerika merupakan negara yang menyerap hampir 10 persen ekspor
Indonesia atau terbesar kedua setelah Jepang, ini tentunya akan
mengganggu volume ekspor Indonesia serta meruntuhkan perusahaan-
perusahaan di Indonesia yang bergantung pada ekspor ke Amerika.
Lemahnya ekspor akan menekan produksi di sektor riil, yang kemudian
bisa menekan sektor keuangan.
Pengaruh Resesi Ekonomi bagi Indonesia
Dampak krisis keuangan global terhadap Indonesia secara umum ada
tiga hal :
1. Gonjang-ganjing kurs dolar akan langsung memukul sehingga kurs
dolar akan mengakibatkan rupiah melemah dan akan memukul
ekspor-impor kita.
2. Dari sisi tingkat suku bunga. Dengan gonjang-ganjing dolar ini, suku
bunga juga akan naik karena Bank Indonesia akan menarik rupiah ke
dalam. Akibatnya adalah inflasi akan meningkat. Dampak terhadap
bank syariah adalah menjadi kurang kompetitif.
3. Gabungan kurs dolar tinggi dan suku bunga baik berdampak dua hal.
Investasi di sektor riil dalam akan ada yang batal. Dampak lainnya,
investasi di saham. Banyak orang yang keluar dari bisnis saham pasar
modal.
Di awal-awal krisis, yang secara kasat mata terimbas krisis adalah
bursa efek Indonesia yang rontok. Ketika bursa di Amerika dan Eropa
turun hingga empat persen, Indonesia terpangkas dua kali lipatnya
bahkan hingga 10 persen. Transmisi dampaknya ke sektor riil mungkin
lebih parah ketika rupiah kemudian melemah terhadap dolar AS. Para
pengusaha akan kesulitan likuiditas. Akibat yang mungkin terjadi juga
Indonesia dijadikan sasaran dumping barang-barang ekspor dari negara-
negara lain seperti Cina. Jika barang-barang yang semula akan diekspor
ke AS kemudian batal karena terjadi resesi, maka yang harus
dikhawatirkan adalah jika masuknya barang-barang itu ke Indonesia
dilakukan secara ilegal.
Kebijakan Pemerintah Indonesia untuk Mengatasi Resesi
Dampak dari resesi ekonomi itu bisa berimbas pada neraca pembayaran
dari sisi ekspor maupun impor, serta pengaruh pada pasar saham dan
pasar uang. Namun, dari beberapa dampak yang sudah bisa
diidentifikasi, pemerintah sudah melakukan berbagai kebijakan fiskal.
Kebijakan itu antara lain penurunan bea masuk, pemberian subsidi dan
menciptakan insentif agar perusahaan atau sektor usahanya tidak
terbebani terlalu besar. Sedangkan di bidang moneter keputusan yang
diambil Bank Indonesia (BI) adalah mempertahankan suku bunga acuan
BI rate di level 9,5.
Hal tersebut dilakukan BI agar bisa mencapai keseimbangan antara
pertumbuhan ekonomi dengan upaya menjaga stabilitas moneter. Di
Indonesia, tekanan inflasi mulai mereda, meskipun laju inflasi masih
cukup tinggi mencapai 11,77% year on year. BI tidak mengubah BI rate
dengan memprioritaskan menahan ekspektasi inflasi serta menjaga kurs
rupiah agar tidak melemah makin dalam.
2. Efektifitas Kenaikan Suku Bunga BI Pada Masa
Resesif
Tidak efektif, karena :
Kebijakan moneter banyak dipengaruhi oleh berbagai variable
ekonomi, sementara disisi lain, kebijakan moneter secara langsung
juga mempengaruhi kondisi moneter dan keuangan yang pada
gilirannya akan mempengaruhi kondisi sector riil
Implementasi kebijakan moneter tidka terpisah dengan kebijakan
makro ekonomi lainnya (kebijakan fiscal dan kebijakan sektoral) yang
semuanya diarahkan pada tercapainya tujuan akhir yakni
kesejahteraan masyarakat
Secara keseluruhan kebijkan moneter dan kebijakan fiscal (terkait
dengan APBN akan mempengaruhi sisi permintaan (demand, side)
sementara kebijakan sektoral (Departemen Teknis) akan
mempengaruhi sisi penawaran (Supply Side) dari perekonomian
Kebijakan yang diterapkan secara bersamaan dapat saja memberikan
pengaruh yang saling bertentangan, sehingga saling memperlemah
( benturan kebijakan atau policy conflict)
Sebagai ilustrasi, dalam suatu perekonomian yang sedang mengalami
tekanan inflasi, Bank sentral pada umumnya melakukan pengetatan
moneter, sementara pada saat yang sama pemerintah melakukan
ekspansi di sector fiscal dalam rangka mendorong pertumbuhan
ekonomi. Bila kedua kebijakan tersebut tidak diharmonisasikan
(dikombinasikan dengan baik) makan akan berangkat pada
memanasnya aktivitas ekonomi, sehingga tujuan menekan inflasi tidak
tercapai.
Agar tidak terjadi benturan kebijakan, yang berakibat saling
memperlemah satu sama lain, maka perlu ditempuh suatu bauran
kebijakan (policy mix) yang terkoordinasi dengan baik
Koodinasi antar kebijakan dimaksudkan agar kebjakan makro ekonomi
dapat optimal, sehingga mengarah pada pencapaian sasaran secara
keseluruhan dan dampak yang kurang menguntungkan dapat
dihindari
SKENARIO BAURAN KEBIJAKAN
No Skenario Fiscal Policy Monetary Policy Ket
1 Policy Xpansive Xpansive Efektif saat
Resesi
2 Xpansive Contractive Cenderung menaikkan suku bunga
3 ContractiveXpansive Tergantung Kekuatan Relatif
4 ContractiveContractive Efektif saat Inflasi
Pada saat terjadi Resesei Ekonomi, terjadi kelesuan ekonomi,
ditempuh kebijakan fiscal dan nometer ekspansif (scenario 1)
Pemerintah menaikkan pengeluaran dan Bank Sentral menurunkan
suku bunga acuan, sehingga peredaran uang di masyarakat
bertambah, pelaku ekonomi bergairah, karena banyak permintaan
akan barang dan jasa dan harga cenderung naik
Pertumbuhan ekonomi meningkat, pendapatan nasional meningkat,
kesempatan kerja bertambah, pendapatan perkapita meninkat, dan
akhirnya pendapatan pemerintah juga meningkat
Bila kapasitas produksi masih tersedia, kondisi perekonomian akan
terus attraktif, tetapi jika kapasitas produksi dalam negeri sudah tidak
sanggup merespon permintaan masyarakat, akan menaikkan import
barang dari luar negeri pada akhirnya akan mempersulit neraca
pembayaran
Apabila terjadi benturan antara kebijakan fiscal dan moneter (scenario
2) maka kebiasaan yang terjadi adalah adanya kecenderungan
meningkatnya suku bunga pasar uang yang berlebihan yang pada
gilirannya akan menghambat kegiatan investasi masyarakat
Ekspansi pemerintah yang berlebihan akan memberikan dampak
negative terhadap minat investasi oleh masyarakat. Fenomena ini
disebut Crowding Out
Apabila yang terjadi adalah (scenario 3) dimana terjadi kebijakan
moneter ekspansif dan kebijakan fiscal kontraktif, maka akibatnya
sangat ditentukan oleh kekuatan relative dari masing-masing
kebijakan
Akibatnya dapat keduanya saling melemahkan dan atau salah satu
kebijakan menjadi lemah, akibat benturan dengan kebijakan lainnya
Baik (scenario 1) maupun (scenario 4) memiliki tingkat efektivitas
yang tinggi karena kedua bersifat searah dalam mencapai tujuan
kebijakan (Counter Cyclical)
Scenario 4, ditempuh ketika perkembangan dalam keadaan bomming,
dan dikhawatirkan akan terjadi inflasi yang tidak terkendali, sehingga
pemerintah mengambil kebijakan fiscal kontractif, sementara bank
sentral juga mengambil kebijakan yang sama dan terkoordinasi
dengan baik
Dampak yang ditimbulkan adalah, laju pertumbuhan ekonomi akan
melambat secara moderat, sehingga dampak negative yang
dikhawatirkan dapat diantisipasi
Pertumbuhan ekonomi yang belebihan dan tidak terkendali, akan
mengakibatkan terjadinay inflasi yang tidak terkendali pula,
sebaliknya depresi ekonomi yang berlebihan, juga akan
mengakibatkan terjadinya kelesuan kegiatan ekonomi
Yang ideal adalah pertumbuhan ekonomi yang terkendali, sehingga
akibat negative yang timbul dapat diantisipasi secara dini
Mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah tahapan yang dilalui
oleh suatu kebijakan moneter hingga sampai mempengaruhi sector riil
Tahapan dimulai sejak otoritas moneter menggunakan instrument
moneter dalam implementasi kebijakan moneternya sampai terlihat
pengaruhnya terhadap aktivitas perekonomian, baik secara langsung
maupun secara bertahap.