Tugas Mata (1)

7
Tugas Mata Blok 29 – Eye Emergency Nama : NIM : 1. Glaukoma akut Riwayat Klinis o Tekanan intraokular yang meningkat secara mendadak, dan terjadi pada usia lebih dari 40 tahun dengan sudut bilik mata sempit. o Riwayat mata sakit disertai penglihatan yang menurun Pemeriksaan mata o Pemeriksaan funduskopi tidak dapat dilakukan karena kekeruhan media penglihatan. o Mata menunjukkan tanda-tanda kongestif (peradangan) dengan kelopak mata bengkak, mata merah, tekanan bola mata sangat tinggi yang mengakibatkan pupil lebar, kornea suram dan edem, iris sembab meradang, papil saraf optik hiperemis, edem dan lapang pandang menciut berat, iris bengkak dengan atrofi dan sinekia posterior dan lensa menjadi keruh, tajam penglihatan sangat menurun. Diagnosis o Gejala Klinis : nyeri pada mata yang mendapat serangan yang berlangsung beberapa jam dan hilang setelah tidur sebentar, melihat pelangi (halo) sekitar lampu (stadium prodormal), rasa sakit hebat di mata dan di kepala, perasaan mual dengan muntah, bradikardia akibat refleks okulokardiak. Serangan diprovokasi oleh lebarnya pupil (tempat gelap). Diagnosis banding : sindrom Posner Schlossman, glaukoma sudut terbuka meradang, perdarahan retrobulbar dan glaukoma hemolitik Terapi o Diberikan untuk merendahkan tekanan bola mata secepatnya, secara topikal dan sistemik. o Topikal : Pilokarpin 2% setiap menit selama 5 menit disusul setiap 1 jam selama 1 hari. o Sistemik : Asetazolamid 500 mg IV, disusul dengan 250 mg tablet setiap 4 jam sesudah keluhan enek hilang; atau Manitol 1,5-2 mg/kgBB IV dalam larutan 20%. o Anestesi retrobulbar xilokain 2% untuk mengurangi produksi akuos humor dan mengurangi rasa sakit.

description

mata

Transcript of Tugas Mata (1)

Page 1: Tugas Mata (1)

Tugas Mata Blok 29 – Eye EmergencyNama : NIM :

1. Glaukoma akut Riwayat Klinis

o Tekanan intraokular yang meningkat secara mendadak, dan terjadi pada usia lebih dari 40 tahun dengan sudut bilik mata sempit.

o Riwayat mata sakit disertai penglihatan yang menurun Pemeriksaan mata

o Pemeriksaan funduskopi tidak dapat dilakukan karena kekeruhan media penglihatan.o Mata menunjukkan tanda-tanda kongestif (peradangan) dengan kelopak mata bengkak,

mata merah, tekanan bola mata sangat tinggi yang mengakibatkan pupil lebar, kornea suram dan edem, iris sembab meradang, papil saraf optik hiperemis, edem dan lapang pandang menciut berat, iris bengkak dengan atrofi dan sinekia posterior dan lensa menjadi keruh, tajam penglihatan sangat menurun.

Diagnosiso Gejala Klinis : nyeri pada mata yang mendapat serangan yang berlangsung beberapa jam

dan hilang setelah tidur sebentar, melihat pelangi (halo) sekitar lampu (stadium prodormal), rasa sakit hebat di mata dan di kepala, perasaan mual dengan muntah, bradikardia akibat refleks okulokardiak. Serangan diprovokasi oleh lebarnya pupil (tempat gelap).

Diagnosis banding : sindrom Posner Schlossman, glaukoma sudut terbuka meradang, perdarahan retrobulbar dan glaukoma hemolitik

Terapio Diberikan untuk merendahkan tekanan bola mata secepatnya, secara topikal dan sistemik.o Topikal : Pilokarpin 2% setiap menit selama 5 menit disusul setiap 1 jam selama 1 hari.o Sistemik : Asetazolamid 500 mg IV, disusul dengan 250 mg tablet setiap 4 jam sesudah

keluhan enek hilang; atau Manitol 1,5-2 mg/kgBB IV dalam larutan 20%.o Anestesi retrobulbar xilokain 2% untuk mengurangi produksi akuos humor dan

mengurangi rasa sakit.o Morfin 50 mg subkutis untuk mengurangi rasa sakit yang sangat.o Iridektomi atau pembedahan filtrasi

2. Ulkus kornea Riwayat klinis

o Ulkus kornea terjadi sesudah terdapatnya trauma ringan yang merusak epitel kornea. Pemeriksaan mata

o Kokus gram positif, stafilokokus aureus dan streptokokus pneumoni : gambaran ulkus terbatas berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih abu-abu pada anak ulkus yang supuratif, daerah kornea yang tidak terkena akan tetap berwarna jernih

o Pseudomonas : ulkus terlihat melebar dengan cepat, purulen berwarna kuning hijau terlihat melekat pada permukaan ulkus

o Jamur : infiltrat berwarna abu-abu dikelilingi infiltrat halus di sekitarnya (fenomena satelit) Diagnosis

o Gejala klinis : mata merah ringan hingga berat, fotofobia, penglihatan menurun, disertai sekret, kekeruhan berwarna putih pada kornea, iris sukar dilihat karena keruhnya kornea akibat edema dan infiltrasi sel radang pada kornea.

o Gejala penyerta : terdapat penipisan kornea, lipatan Descement, reaksi jaringan uvea (akibat gangguan vaskularisasi iris), berupa suar, hipopionm hifema dan sinekia posterior.

o Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan jamur (sediaan hapus dengan larutan KOH), pemeriksaan agar darah, Sabouraud, triglikolat dan agar coklat.

Page 2: Tugas Mata (1)

Diagnosis banding : keratomalasia dan infiltrat sisa karat benda asing Terapi

o Tidak boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu sehingga akan berfungsi sebagai inkubator.

o Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali satu hario Kemungkinan terjadinya glaukoma sekundero Debridement sangat membantu penyembuhano Antibiotika yang sesuai dengan kausa, biasanya diberi lokal kecuali keadaan berato Steroid untuk mengurangi reaksi radango Pengobatan dihentikan bila sudah terjadi epitelisasi dan mata terlihat tenang, kecuali bila

penyebabnya pseudomonas memerlukan tambahan pengobatan 1-2 minggu

3. Endoftalmitis Riwayat klinis

o Infeksi setelah trauma, trauma tembus atau bedah (eksogen), atau sistemik melalui peredaran darah (endogen)

o Rasa sakit yang sangat Pemeriksaan mata

o Kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh yang kadang-kadang disertai dengan hipopion (prognosis buruk)

o Refleks pupil berwarna putih sehingga gambaran seperti retinoblastoma atau pseudoretinoblastoma

Diagnosis : gejala klinis dan pemeriksaan mata Diagnosis banding : panoftalmitis Terapi

o Antibiotik topikal dan sistemik ampisilin 2 gram/hari dan kloramfenikol 3 gram/hario Stafilokok : basitrasin (topikal), metisilin (subkonjuntiva dan IV)o Pneumokok, streptokok, stafilokok dan neisseria : penicilin G (topikal, subkonjungtiva dan

IV)o Pesudomonas dan batang gram negatif: gentamisin; tobramisin dan karbesilin (topikal,

subkonjungtiva, IV)o Siklopegik 3 kali sehari tetes mata : atropin (0.5-2%), homatropin (2-5%), tropikamida (0.5-

1%), siklopentolat (0.5-1%)o Kortikosteroido Eviserasi apabila pengobatan gagalo Enukleasi bila mata telah tenang dan ftisis bulbio Jamur : amfoterisin B 150 mikro gram subkonjungtiva

4. Trauma tembus bola mata Riwayat klinis Pemeriksaan mata

o Tajam penglihatan menuruno Bilik mata dangkalo Tekanan bola mata rendaho Bentuk dan letak pupil berubaho Terlihat adanya ruptur pada kornea atau sklerao Terdapat jaringan yang di prolaps seperti cairan mata, iris, lensa, badan kaca atau retinao Konjungtiva kemotis

Diagnosis Diagnosis banding

Page 3: Tugas Mata (1)

Terapi o Antibiotika sistemik atau intravenao Pasien dipuasakan untuk tindakan pembedahano Mata ditutup tapi tidak menekan bola matao Foto rontgen untuk memastikan adanya benda asing yang masuk ke dalam matao Anti tetanus profilatiko Analgetiko Penenang (jika perlu)o Robekan konjungtiva > 1 cm : penjahitan (untuk mencegah granuloma)

5. Trauma kimia (asam dan basa) Riwayat klinis

o Trauma asam : terkena bahan asam terutama bahan anorganik, organik (asetat, forniat) dan organik anhidrat (asetat)

o Trauma basa : Pemeriksaan mata

o Trauma asam : kerusakan hanya pada bagian superfisialo Trauma basa : kerusakan kolagen kornea hingga retina

Diagnosiso Trauma basa

Derajat 1 : hiperemi konjungtiva disertai keratitis pungtata Derajat 2 : hiperemi konjungtiva disertai hilang epitel kornea Derajat 3 : hiperemi disertai nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea Derajat 4 : konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak 50%

Diagnosis banding Terapi

o Trauma asam : irigasi jaringan yang terkena secepatnya dan selama mungkin untuk menghilangkan dan melarutkan bahan yang mengakibatkan trauma; natrium bikarbonat 3%

o Trauma basa : irigasi dengan garam fisiologik secepatnya dan selama mungkin minimal 60 menit, siklopegia, antibiotika, EDTA (untuk mengikat basa, diberikan setelah 1 minggu trauma untuk menetralisir kolegenase yang terbentuk pada hari ke 7); larutan asam borat, asam asetat 0.5%, buffer asam asetat pH 4.5%

o Anestesi topikal bila terdapat blefarospasme berat : tetrakain 0.5%, kokain 2-5%, pantokain 2%

o Antibiotika topikal, siklopegik dan bebat mata selama mata masih sakit

6. Hifema Riwayat klinis : trauma tumpul Pemeriksaan mata

o Epifora, blefarospasmeo Penglihatan sangat menuruno Bila pasien duduk, hifema akan terlihat terkumpul di bagian bawah bilik mata depan dan

hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depano Kadang-kadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis

Diagnosis Diagnosis banding : iridodialisis, iridoplegia Terapi

o Pasien tidur di tempat tidur yang ditinggikan 30O pada kepala, diberi koagulasi dan mata ditutup

o Penenang (jika pasien gelisah)o Asetazolamida (jika terjadi penyulit glaukoma)

Page 4: Tugas Mata (1)

o Parasentesis jika terlihat tanda-tanda imbibisi kornea, glaukoma sekunder, hifema penuh dan berwarna hitam atau bila setelah 5 hari tidak terlihat tanda-tanda hifema akan berkurang

7. Korpus allienum konjungtiva dan kornea Riwayat klinis

o Benda asing dalam konjungtiva dan kornea (serpihan logam, serpihan kaca, plastik, pasir, daun, dan lain sebagainya)

o Biasanya terjadi pada cuaca berangin aya bekerja dengan benda yang dapat menimbulkan angin

Pemeriksaan matao Dilatasi pembuluh darah sekitar, udem palpebra, konjungtiva dan korneao Tajam penglihatan normal atau menuruno Tampak benda asing pada matao Defek epitel yang jelas dengan penggunaan fluoresenso Rust ring, terutama jika logam tertanam beberapa jam atau hari

Diagnosiso Gejala klinik : nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, air mata yang mengalir terus (tearing),

mata merah Diagnosis banding Terapi

o Anestesi topikalo Irigasi NaCl 0.9% sterilo Antibiotik topikal untuk profilaksis 4x sehari sampai regenerasi epitelo Siklopegik jika terdapat abrasi > 3mmo Midriatika : fenilefrin (neosinefrin), epinefrin, kokain, fenilefrin hidroklorida (0.25-10%)o Pemeriksaan funduskopi, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan ultrasonografi, diperlukan

untuk menentukan letak dan gangguan terhadap jaringan sekitar lainnyao Pembedahan

8. Trauma radiasi sinar las (sinar ultraviolet) Riwayat klinis

o Keluhan 4-10 jam setelah trauma : mata sangat sakit, mata seperti kelilipan atau kemasukan pasir, fotofobia, blefarospasme dan konjungtiva kemotik.

Pemeriksaan matao Kerusakan terbatas pada kornea, kerusakan pada lensa dan retina tidak akan nyata

terlihato Kornea menunjukkan adanya infiltrat pada permukaannya yang kadang-kadang disertai

kornea yang keruh dan uji fluoresein positifo Keratitis terutama terdapat pada fisura palpebrao Pupil terlihat miosiso Tajam penglihatan terganggu

Diagnosis Diagnosis banding : trauma radiasi elektromagnetik lainnya Terapi

o Siklopegik : atropin (0.5-2%), homatropin (2-5%), tropikamida (0.5-1%), siklopentolat (0.5-1%)

o Antibiotika lokalo Analgetiko Mata ditutup selama 2-3 hari

9. Ablatio retina

Page 5: Tugas Mata (1)

Riwayat klinis : trauma, pasien telah mempunyai bakat untuk terjadi ablasi retina, seperti retina tipis akibat retinitis semata, miopia dan proses degenerasi retina lainnya

Pemeriksaan matao Pemeriksaan funduskopi : retina berwarna abu-abu dengan pembuluh darah yang terlihat

terangkat dan berkelok-kelok (kadang terlihat terputus-putus) Diagnosis

o Gejala klinik : adanya selaput yang seperti tabir mengganggu lapang pandang hingga penglihatan menurun

Diagnosis banding : edema retina dan koroid Terapi

o Secepatnya dirawat untuk dilakukan pembedahan oleh dokter mata