Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koridor Jalan Rajawali terletak di Surabaya bagian utara. Koridor ini telah ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Cagar Budaya oleh Pemerintah Kota Surabaya. Koridor Jalan Rajawali merupakan kawasan yang sangat menurun kualitas fisik dan lingkungannya namun belum mendapat perhatian dan penanganan yang khusus. Kondisi ruang kota di koridor ini tidak terintegrasi bentuk dan penempatan massa bangunannya. Masing-masing elemen kota tidak mempunyai kesinambungan, apalagi keselarasan, sehingga berdiri sendiri tanpa hubungan diantaranya. Di dalam kawasan ini terdapat bangunan yang telah masuk dalam daftar bangunan yang harus dikonservasi. Namun ada pula yang belum memiliki surat keterangan bangunan yang harus dikonservasi. Beberapa bangunan yang ada di koridor Jalan Rajawali telah mengalami perubahan baik dalam hal bentuk maupun fungsinya. Sedangkan untuk kondisi bangunannya, masih ada beberapa yang tampak tidak terawat. Pada koridor Jalan Rajawali terdapat bermacam-macam fungsi bangunan, diantaranya yaitu perdagangan dan jasa serta perkantoran. Untuk bangunan perkantoran yang ada di koridor tersebut pada umumnya masih mempertahankan bentuk bangunan sebagaimana aslinya, sedangkan beberapa bangunan perdagangan dan telah menggalami perubahan dalam hal bentuk bangunan. Selain itu, bangunan pada koridor Jalan Rajawali ini pada umumnya memiliki pola persil dan sirkulasi yang tertata (dibentuk pada masa kolonial Belanda).

Transcript of Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

Page 1: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koridor Jalan Rajawali terletak di Surabaya bagian utara. Koridor ini telah

ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Cagar Budaya oleh Pemerintah Kota

Surabaya. Koridor Jalan Rajawali merupakan kawasan yang sangat menurun

kualitas fisik dan lingkungannya namun belum mendapat perhatian dan

penanganan yang khusus.

Kondisi ruang kota di koridor ini tidak terintegrasi bentuk dan penempatan

massa bangunannya. Masing-masing elemen kota tidak mempunyai

kesinambungan, apalagi keselarasan, sehingga berdiri sendiri tanpa hubungan

diantaranya. Di dalam kawasan ini terdapat bangunan yang telah masuk dalam

daftar bangunan yang harus dikonservasi. Namun ada pula yang belum memiliki

surat keterangan bangunan yang harus dikonservasi. Beberapa bangunan yang ada

di koridor Jalan Rajawali telah mengalami perubahan baik dalam hal bentuk maupun

fungsinya. Sedangkan untuk kondisi bangunannya, masih ada beberapa yang

tampak tidak terawat.

Pada koridor Jalan Rajawali terdapat bermacam-macam fungsi bangunan,

diantaranya yaitu perdagangan dan jasa serta perkantoran. Untuk bangunan

perkantoran yang ada di koridor tersebut pada umumnya masih mempertahankan

bentuk bangunan sebagaimana aslinya, sedangkan beberapa bangunan

perdagangan dan telah menggalami perubahan dalam hal bentuk bangunan. Selain

itu, bangunan pada koridor Jalan Rajawali ini pada umumnya memiliki pola persil

dan sirkulasi yang tertata (dibentuk pada masa kolonial Belanda).

Kondisi kebutuhan masa kini mendesak keberadaan produk rancang bangun

masa lalu yaitu berupa perubahan bangunan di lingkungan Bangunan Cagar Budaya

berikut perubahan fungsinya. Upaya pengembangan kawasan sesuai kebutuhan

masa kini harus dilakukan untuk dapat meningkatkan vitalitas dan kualitas fisik

kawasan melalui proses revitalisasi. Secara bersamaan diperlukan pula upaya

mempertahankan keberadaan Cagar Budaya pada kawasan melalui konservasi

kawasan. Untuk itu diperlukan pendekatan pengembangan kawasan yang dapat

Page 2: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

mengakomodasi kedua upaya tersebut agar dapat terjadi keharmonisan dan

keselarasan pada kawasan.

Pendekatan pengembangan yang dapat dilakukan untuk koridor Jalan Rajawali

ini adalah revitalisasi dengan pendekatan konservasi, yaitu mengakomodasi

perubahan dengan sikap yang ‘sensitif’ dan ‘pantas’, khususnya dalam

mempreservasi Bangunan Cagar Budaya di koridor Jalan Rajawali yang termasuk

salah satu bagian dari kawasan kota tua. Diharapkan revitalisasi koridor jalan

Rajawali ini akan menguntungkan secara ekonomis bagi banyak pihak, namun tidak

merusak nilai sejarah dan budaya yang telah terkandung di dalamnya. Revitalisasi

koridor ini memperkuat ciri khas kawasan dan menciptakan harmoni antara

bangunan lama dan baru sehingga terjadi keselarasan kontekstual. Fungsi-fungsi

baru yang dimasukkan akan diintegrasikan kedalam komposisi massa bangunan

dan tata ruang kota yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penulisan ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran kondisi koridor Jalan Rajawali Surabaya?

2. Apa isu strategis koridor Jalan Rajawali Surabaya?

3. Apa strategi dan konsep untuk mengatasi permasalahan di Kawasan

Pergudangan Kalimas Surabaya Utara?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran kondisi Koridor Jalan Rajawali.

2. Mengidentifikasi isu strategis pada Koridor Jalan Rajawali.

3. Merumuskan strategi revitalisasi dengan pendekatan konservasi untuk

mengatasi permasalahan di Koridor Jalan Rajawali.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat penilisan ini adalah sebagai berikut :

1. Penulisan kajian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan masyarakat

tentang penataan kota dengan menggunakan strategi revitalisasi dan

konservasi dengan upaya untuk memperkuat ciri khas kawasan dan

menciptakan harmoni antara bangunan lama dan baru.

Page 3: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

Cagar Budaya Koridor Jl. Rajawali

Isu StrategisPenurunan Kualitas Kawasan Cagar Budaya Koridor Jl. Rajawali

Faktor InternalSosialFisik

AksesbilitasEkonomi : kemonotoan dan

kejenuhan kegiatan ekonomi

Rencana Strategis

Revitalisasi Koridor Jl Rajawali sebagai wisata Kota Lama

Faktor InternalKebijakan

Persepsi Publik

Kesimpulan dan Rekomendasi

2. Merumuskan penanganan atas persoalan – persoalan yang ada dan upaya –

upaya penanganan pelestarian kawasan yang dapat dilakukan.

1.5 Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir Revitalisasi Koridor Jl. Rajawali Sebagai Wisata Kota Lama

Page 4: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

BAB II

GAMBARAN UMUM KASUS

2.1 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

2.1 Gambaran umum studi

Pusat suatu kota merupakan sebuah lingkungan buatan yang sangat berharga,

karena di tempat tersebut adalah bagian tertua dari kota dengan sejarah panjang

ratusan tahun yang lalu. Sebagai sebuah kota yang memiliki sejarah panjang, Kota

Surabaya juga memiliki suatu pusat kota lama yang dikenal juga dengan nama Kota

Bawah (beneden stud) yang telah berkembang sejak sekitar abad ke-17 yang

lokasinya berada di sekitar kawasan Jalan Kembang Jepun, Ampel, dan Jalan

Rajawali/Veteran. Dan pada pembahasan kali ini pusat kota lama yang menjadi

sorotan utama adalah sepanjang koridor jalan Rajawali. Disepanjang koridor jalan

rajawali merupakan kawasan perdagangan jasa dan banyak ditemukan bangunan

cagar budaya. Secara administrative Jalan Rajawali terletak di Surabaya Utara,

tepatnya di Kelurahan Krembangan Utara, berikut adalah batasan administrative

wilayah studi :

Utara : Jalan Pesapean Selatan

Selatan : Jalan Krembangan Makam

Timur : Jalan Kembang Jepun

Barat : Jalan Indrapura

Page 5: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

Kawasan Permukiman orang Eropa

Pusat Perdagangan Utama

Perdagangan, Jasa dan Perkantoran

Pusat Bongkar Muat Barang

Th 1743 - 1808

Th 1808 - 1870

Th 1870 - 1945

Th 1945 – saat ini

Gambar 3.1

Lokasi Koridor Jalan Rajawali

2.2 Sejarah Koridor Jalan Rajawali

Sejarah panjang di koridor Jl. Rajawali ini terbukti dengan kehadiran berbagai

bangunan-bangunan yang didirikan pada periode yang berbeda, yaitu mulai tahun

1870-an sampai dengan tahun 1945-an dengan jenis bangunan arsitektur yang

beragam. Dimana sejarah penggunaan lahan pada jl. Rajawali yaitu dimulai

dengan :

A. Periode tahun 1743-1808 Tahun 1743-1808 adalah periode Kota Surabaya

jatuh ke tangan VOC. Pada periode ini pusat Kota Surabaya sudah terbentuk di

sekitar Jembatan Merah. Pada priode ini Jalan Rajawali berkembang menjadi

permukiman orang Eropa di Surabaya. Saat itu dibangun sebuah rumah sakit militer

yang besar pada tahun 1790, yang pada kondisi eksisting pada tahun 2010

bangunannya sudah tidak ada karena digantikan oleh bangunan baru.

Perkembangan sebagai pusat perdagangan dan jasa belum terlalu nampak pada

periode ini.

B. Periode tahun 1808-1870

Page 6: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

Pada tahun 1808 Kota Surabaya diserahkan VOC kepada Pemerintah Kolonial

Belanda. Surabaya berubah menjadi kota dagang sekaligus menjadi kota benteng,

dengan dibangunnya benteng pertahanan di sekeliling kota. Pusatnya tetap berada

di sekitar Jembatan Merah. Jalan Rajawali menjadi suatu perkampungan orang

Eropa yang memiliki fasilitas lengkap, dimana pada ujung sebelah timurnya

dibangun Kantor Residen atau dikenal juga dengan city hall, yang merupakan one

stop service bagi segala kebutuhan warga kota. Pada saat ini Jalan Rajawali belum

tampak sebagai kawasan perdagangan dan jasa, karena masih diperuntukan

sebagai perkampungan orang Eropa oleh Pemerintah Belanda

C. Periode tahun 1870-1940

Pada tanggal 19 April 1871, benteng yang mengitari Kota Surabaya mulai

diruntuhkan. Kawasan Jembatan Merah sebagai pusat kota berkembang pesat. Pada

periode ini Jalan Rajawali tumbuh pesat sebagai pusat perdagangan yang terletak di

pusat kota pada waktu itu. Perkembangan sebagai pusat perdagangan dan ini

terlihat dari terdapatnya beberapa gedung penting yang dibangun sekitar tahun

1900 seperti gedung Geo Wahry dan CO yang merupakan perusahaan dagang yang

dibangun pada tahun 1913, Gedung Perusahaan perdagangan Inggris bernama

Bridgestone (terkenal dengan sebutan Gedung Cerutu) yang dibangun pada tahun

1916, Gedung Dunlop (sekarang bangunan kantor PT. Pantja Niaga) yang juga

merupakan perusahaan dagang dibangun sekitar tahun 1900 dan gedung sindikat

(kongsi dagang) gula NIVAS (sekarang bangunan kantor PTPN Korwil II/ VII-XIII) yang

selesai di renovasi oleh C.Citroen pada tahun 1926.

Suasana sekitar Jembatan Merah

D. Periode setelah merdeka 1945

Pada masa pemerintah Belanda bernama Hereenstraat, setelah kemerdekaan

Indonesia diganti menjadi Jalan Rajawali. Setelah masa kemerdekaan, pusat

Page 7: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

pemerintah Surabaya dipindahkan ke selatan Kawasan Jembatan Merah. Secara

umum penggunaan lahan di Jalan Rajawali pasca kemerdekaan Indonesia masih

sama seperti periode sebelumnya, yaitu perdagangan dan jasa, bahkan sampai

tahun 2010 ada beberapa bangunan yang mempertahankan keaslian bentuknya

walaupun beberapa bangunan lainnya mengalami perubahan dan penghancuran

seperti bangunan bekas rumah sakit militer di Jalan Rajawali No. 25-27 dan sebuah

gudang dan kantor di Jalan Rajawali No.64, sehingga kesan kolonialnya sudah

mengalami penurunan.

Kantor Sindikat/Asosiasi Gula NIVAS yang saat ini menjadi kantor PTPN VII-XIII / Korwil II.Bekas

Pada saat yang sama, Kota Bawah termasuk di dalamnya koridor jl. Rajawali

menjadi tempat konflik antara bangunan bersejarah dengan pembangunan

bangunan baru. Ketika terjadi ledakan properti di tahun 1990, pembangunan baru

seperti pertokoan, hotel, dan perkantoran marak dikembangkan di kawasan ini

dengan menghancurkan bangunan-bangunan bersejarah.

Pembangunan terhenti sejenak dengan terjadinya Property Crash di tahun

1997, namun seiring dengan perturnbuhan ekonomi makro yang semakin membaik,

maka pada tahun 2001 pembangunan baru pada kawasan ini kembali marak.

Sejarah berulang kembali, pembangunan baru dimulai lagi dan melenyapkan

bangunan-bangunan bersejarah. Adanya bangunan-bangunan sejarah pada koridor

Jalan Rajawali dipengaruhi oleh beberapa aspek, antara lain: aspek sosial

kemasyarakatan, aspek fisik, aspek infrastruktur pendudkung kegiatan, aspek

Page 8: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

asksesbilitas serta aspek ekonomi wilayah. Selain aspek-aspek tersebut juga

diperlukan kebijakan dari pemerintah untuk melindungi bangunan cagar budaya

yang berada di koridor jalan rajawali.

2.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN KASUS

Berdasarkan aspek-aspek yang mempengaruhi kawasan cagar budaya di koridor

jalan rajawali, kawasan tersebut memiliki potensi dan masalah, antara lain sebagai

berikut :

A. Sosial Kemasyarakatan

Bangunan cagar budaya yang berada di koridor jalan rajawali sangat berhubungan

dengan karakteristik sosial kemasyarakatan penduduk setempat. Karena dalam

menjaga, melindungi dan melestarikan bangunan cagar budaya diperlukan peran

serta masyarakat dimana keberadaan bangunan cagar budaya tersebut sangat

berhubungan dengan dinamika masyarakat. Masyarakat yang berada di koridor

jalan rajawali sangat mendukung oleh keberadaan bangunan cagar budaya yang

ada. Dengan melihat potensi masyarakat di koridor jalan rajawali yang sangat

mendukung keberadaan bangunan cagar budaya maka koridor tersebut dapat

dikembangkan sebagai kawasan cagar budaya dengan mengikutsertakan

masyarakat dalam menjaga, melindungi dan melestarikan bangunan cagar budaya.

B. Aspek Fisik

Pada koridor jalan rajawali pemanfaatan lahan didominasi oleh fasilitas

perdagangan jasa, misalnya pertokoan, plaza, kantor pemerintahan, kantor

perbankan, dan hotel. karakteristik bangunan cagar budaya maka kawasan ini

dapat dikembangkan sebagai kawasan perdagangan jasa dengan tetap

mempertahankan bangunan cagar budaya yang ada (gambar )

Sepanjang koridor jalan Rajawali dahulu merupakan pusat kota lama dengan

berbagai macam bangunan bersejarah yang merupakan bangunan permanen

peninggalan jaman penjajahan dengan keanekaragaman dari gaya arsitekturnya.

Arsitektur bangunannya bergaya eropa, yang menggunakan pilar-pilar yang tinggi.

Sebagian besar bangunan-bangunan tua di wilayah tersebut sudah dikelola

pemerintah dan swasta. Bangunan-bangunan tersebut sebenarnya dapat menjadi

Page 9: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

potensi khusus bagi koridor Jl. Rajawali untuk menjadikan koridor tersebut sebagai

kawasan cagar budaya. Selain potensi berupa bangunan-bangunan bersejarah,

seiring dengan berkembangnya jaman bangunan cagar budaya koridor Jl. Rajawali

mengalami perubahan karakteristik bangunan yang menjadikannya sebagai suatu

permasalahan khusus. Perubahan fungsi bangunan banyak terjadi pada kawasan

ini, yang memprihatinkan adalah perubahan fungsi bangunan yang tidak didukung

dengan adanya pemeliharaan gedung. Sedangkan perubahan karakter kawasan

olonial besar terjadi pada koridor Jalan Rajawali yaitu dengan adanya beberapa

pembangunan baru, seperti Plasa Jembatan Merah (ex. Bangunan gudang), hotel

Ibis, bank BRI dan bank BCA. Sangat disayangkan bahwa pembangunan baru ini

malah merusak karakteristik bangunan – bangunan dengan arsitektur olonial,

seperti bank BRI, BCA dan Plasa Jembatan Merah.

Namun tidak semua pembangunan baru di koridor tersebut merubah karakter yang

ada, salah satu contohnya adalah pembangunan hotel Ibis yang dapat dikatakan

sebagai pembangunan bangunan baru yang harmonis dengan lingkungan lamanya.

Hotel ini dahulunya adalah sebuah kantor perdagangan swasta Belanda, Geo Wehry

& Co. (1913-an) dan bagian belakang bangunan berfungsi sebagai gudang. Tampak

depan gedung lama masih dipertahankan dan tampilan bangunan baru yang serasi

dengan bangunan-bangunan lama di sekitarnya, baik dalam hal skala, warna dan

bahan bangunan, sehingga karakter lingkungan Jalan Rajawali kelihatan tidak

mengalami banyak perubahan.

Page 10: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu
Page 11: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

C. Infrastruktur Pendukung kegiatan

Dengan adanya sarana prasarana yang memadai akan mempermudah masyarakat

untuk melakukan aktivitas seperti halnya pada koridor jalan rajawali memiliki

sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Sarana yang berada di koridor jalan

rajawali meliputi sarana perdagangan jasa, peribadatan, pendidikan, dan

pemerintahan. Sedangkan prasarananya antara lain sudah tersedianya prasarana

listrik, air, sampah, telepon dan drainase. Melihat kondisi sarana dan prasarana

yang sudah mencukupi maka hal ini sangat mendukung bila koridor Jalan Rajawali

akan dikembangkan kawasan cagar budaya. Sarana dan prasarana yang sudah ada

dapat dikembangkan lagi dengan menyesuaikan dengan kawasan cagar budaya

yang akan dikembangkan.

D. Aksesbilitas

Letak koridor jalan rajawali sangat strategis sehingga memudahkan masyarakat

untuk menuju koridor jalan tersebut. Koridor jalan rajawali merupakan jaringan jalan

kolektor sekunder, dengan kondisi jalan cukup baik dan dilengkapi dengan rambu

lalu lintas, lampu penerangan Aspek transportasi sangat penting bagi masyarakat

dalam melakukan aktivitas. Selain itu untuk menjangkau koridor Jl. Rajawali banyak

terdapat kendaraan umum yang melewati koridor tersebut. Keadaan transportasi di

koridor jalan rajawali sudah cukup baik, sehingga bila dikembangkan sebagai

kawasan cagar budaya maka akan mempermudah masyarakat dalam mengakses

kawasan cagar budaya ini.

E. Ekonomi wilayah

Perekonomian pada koridor jalan rajawali sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari

pemanfaatan lahan yang di dominasi oleh kawasan perdagangan jasa. Namun,

walaupun di dominasi oleh perdagangan jasa sebagai pendukung perekonomian

kawasan ini diharapkan tetap memperhatikan kawasan cagar budaya yang sudah

ada.

F. Kebijakan Pemerintah

Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan upaya untuk melindungi bangunan-

bangunan bersejarah ini dengan menerbitkan Surat Keputusan Wali Kota Surabaya

Page 12: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

tahun 1996 dan tahun 1998, yang berisi tentang 163 bangunan dan situs yang

harus dilindungi. Namun, upaya ini belum maksimal untuk melindungi karakter

kawasan ini, karena upaya pelestarian pusaka budaya tidak hanya melindungi satu

atau beberapa bangunan saja, tetapi juga rnempertahankan struktur kota/kawasan

(urban fithrtc), yang meliputi pola penggunaan lahan (fungsi bangunan), langgam

arsitektur, dan aktifitas kehidupan masyarakat yang membentuk karakter suatu

kawasan menjadi berbeda dan unik.

Page 13: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

BAB III

KAJIAN INSTRUMENT MANAJEMEN PERKOTAAN

Sebagai salah satu kawasan kota tua, koridor Jalan Rajawali mengalami suatu

proses saat mendapat tekanan yang besar dari adanya pembangunan baru yang

tidak terkendali. Pembangunan baru tersebut secara tidak langsung menyebabkan

adanya penurunan dari kualitas fisik lingkungan yang merembet pada aspek

lainnya. Melihat dan mengingat kondisi dari koridor Jalan Rajawali yang mengalami

penurunan kualitas fisik kawasan yang dikenal sebagai bagian kota lama di

Surabaya, keberadaan koridor Jalan Rajawali membutuhkan adanya usaha untuk

pengembalian kualitasnya. Selain itu mengingat koridor Jalan sebagai kawasan kota

lama, di dalamnya pasti memiliki bangunan-bangunan lama cagar budaya yang

selain memerlukan usaha revitalisasi juga memerlukan pendekatan konservasi.

3.1 Revitalisasi

Revitalisasi adalah upaya untuk menata kembali suatu wilayah melalui

peningkatan kualitas fisik dengan tujuan meningkatkan vitalitas sosial, ekonomi,

dan lingkungan fisik wilayah tersebut (Dokumen Pecinan dalam Hesti, 2005).

Pengertian revitalisasi tersebut juga dapat diartikan menghidupkan kembali

suatu kawasan yang sudah mati; meningkatkan kawasan yang mengalami

penurunan kualitas; menyuntikan sesuatu yang baru (aktivitas dan bangunan)

pada suatu kawasan. (Kimpraswil, 2003)

Penurunan kualitas suatu kawasan di perkotaan biasanya terjadi akibat penurunan

kinerja kawasan, sehingga kawasan menjadi mati akibat jarang didatangi oleh

masyarakat, kemudian terjadi penurunan kinerja kualitas fisik kawasan. Sebagian

besar kawasan kota bersejarah atau kota tua mengalami hal ini yaitu penurunan

kualitas fisik dan ekonomi, dan dibawah tekanan pembangunan baru yang tidak

terkendali. Penurunan kinerja kawasan pada koridor jalan rajawali, sebagai berikut :

1. Penurunan fisik terjadi karena factor waktu /usia, cuaca, gempa bumi,

tsunami, polusi asap kendaraan bermotor ataupun akibat mekanisme

perawatan yang buruk.

2. Adanya factor internal dan eksternal kawasan. Faktor internal lebih

disebabkan bangunan tidak mampu lagi mendukung secara teknis/fungsional

kebutuhan yang ada, sedangkan factor eksternal kawasan mengakibatkan

Page 14: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

perlunya modikasi ataupun penambahan fungsi yang berkaitan dengan

kinerja bangunan.

3. Pengaruh persepsi public dimana citra bangunan atau kawasan dipengaruhi

oleh nilai dan sikap masyarakat yang mngandung nilai social, budaya,

ekonomi dan politik. Perubahan nilai yang ada di dalam masyarakat dapat

dipastikan akan mmpngaruhi sikap public trhadap pemanfaatan dan

pngelolaan bangunan atau ruaang kota.

4. Aspek kelembagaan yang berkaitan langsung dengan dimensi fungsional dan

fisik. Artinya penurunan kualitas dari suatu kawasan juga dapat disebabkan

karena kebijakan pembangunan dan penerapan kebijakan yang tidak tepat.

5. Degradasi bangunan dan lingkungan umum akibat adanya perubahan pola

distribusi dan konsumsi barang serta perubahan system aksesbilitas dalam

skala yang luas.

6. Finansial mengalami penurunan karena ketidakmampuan bersaing dengan

kawasan lain sehingga menyebabkan terjadinya kemonotonan kegiatan

ekonomi.

Revitalisasi sendiri dilakukan dengan beberapa tahapan antara lain yaitu :

1. Tahapan Intervensi Fisik

Proses revitalisasi erat kaitannya dengan adanya pembentukan citra

kawasan, dimana hal ini pasti tidak dapat dilepas dari kondisi visual dari

kondisi fisik bangunan. Intervensi fisik dilakukan dengan perbaikan dan

peningkatan kualitas fisik bangunan yang memperhatikan konteks

lingkungan, karena isu mengenai lingkungan merupakan hal yang penting

2. Rehabilitasi Ekonomi

Dalam hal ini revitalisasi secara fisik diharapkan pada akhirnya akan

dikembangkan fungsi-fungsi campuran yang bisa mendorong terjadinya

aktivitas ekonomi yang baru

3. Revitalisasi Sosial dan dukungan kelembagaan

Revitalisasi baru dapat dikatakan berhasil jika bukan hanya bersifat

memperbaiki secara fisik tetapi juga harus memberi dampak positif dalam

kehidupan social masyarakat.

Pada revitalisasi kawasan bersejarah seperti koridor Jalan Rajawali, memiliki dua

proses yang perlu dilakukan yaitu rehabilitasi bangunan/kawasan yang bertujuan

untuk memperbaiki kawasan yang mengalami penurunan kualitas fisik dan

Page 15: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

preservasi yang betujuan untuk menjaga karakter lingkungan tersebut. Dalam

pelaksanaan revitalisasi tidak dapat dihindari pasti akan melibatkan beberapa pihak

antara lain yaitu : pemerintah, sebagai pihak utama yang menyediakan dan

mengelola ruang public serta pembuat kebijakan. Pengembang, pihak swasta yang

berperan sebagai investor. Komunitas, pihak masyarakat yang memberikan opini

publikdan kepentingan lingkungan setempat.

3.2 Pengertian Konservasi dan Kaitannya Dengan Revitalisasi

Istilah-istilah pelestarian, konservasi, pemugaran, mengandung arti sebagai suatu usaha

untuk mempertahankan bentuk atau keadaan suatu artefak bangunan atau keadaan suatu

artefak bangunan atau lingkungan seperti aslinya tanpa ada perubahan berate. Namun,

demikian istilah dipertahankan atau mempertahankan belum menunjuk secara pasti apa

sebenarnya yang dimaksudkan oleh upaya ini, seberapa luas dan seberapa dalam.

Pelestarian adalah istilah yang digunakan dalam upaya untuk mempertahankan bentuk

bangunan atau lingkungan dengan mengingatkan nilai-nilai tertentu pada masa silam. Kegiatan

yang pada awalnya hanya menekankan pada nilai-nilai artistic warisan budaya, kemudian

berkembang pada penggunaan ekonomis pada tahun 1970-an dan akhirnya menuju kea rah

manajemen lingkungan p[ada tahun 1980-an ( Kain, 1981; 1983, Attoe, 1988 dan Fitch, 1988)

Dengan ditentukannya suatu area menjadi Kawasan Cagar Budaya tidak berarti bahwa

masyarakat yang tinggal pada kawasan dilarang membangun atau mengubah bangunannya.

Hal ini lebih diartikan bahwa bagian dari kota ini mempunyai kualitas lingkungan yang bernilai

tinggi, dan pembangunan yang baru serta perubahan bangunan lama perlu direncanakan dan

dirancang dengan mempertimbangkan niali-nilai yang masih berharga tersebut. Bahkan kualitas

nilai-nilai tersebut harus lebih ditingkatkan dengan merawatnya lebih baik dan

menjadikannyasebagai acuan pembanguna kota sehingga penghuni kota akan lebih nyaman

dan bangga terhadap kotanya.

Rencana konservasi harus bertujuan memastikan hubungan yang sinergis antara

kawasan perkotaan bersejarah dan kota secara keseluruhan. Rencana konservasi harus

menentukan bangunan yang dipertahankan pada kawasan perkotaan bersejarah. Fungsi dan

aktivitas baru dapat disesuaikan dengan karakter dari kota/ kawasan perkotaan historis.

Adaptasi kawasan tersebut dengan kehidupan masa kini memerlukan kehati-hatian dalam

peningkatan fasilitas pelayanan public. Apabila diperlukan membangun bangunan baru atau

adaptasi bangunan eksisting.

Page 16: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

Menghidupkan area bersejarah dengan aktivitas masa kini perlu disesuaikan dengan

perkembangan kebutuhan masyarakat, dengan turut menyertakan potensi lingkungan dan

masyarakat sekitar. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat kita lihat bahwa konservasi

kawasan terkait erat dengan usaha revitalisasi suatu Kawasan Cagar Budaya.

BAB IV

ANALISIS KASUS

4. 1 PERUMUSAN ISU STRATEGIS

Dalam menentukan isu strategis pada kawasan cagar budaya di koridor jalan

rajawali maka diperlukan analisa kasus melalui aspek-aspek yang mempengaruhi

keberadaan bangunan cagar budaya. Isu strategis pada kawasan ini yaitu adanya

Penurunan Kualitas Kawasan Cagar Budaya Koridor Jl. Rajawali. Hal ini disebabkan :

1. Beberapa bangunan pada koridor jalan Rajawali mengalami penurunan fisik,

yang dikarenakan factor waktu /usia maupun mekanisme perawatan yang

buruk.

2. Pengaruh perkembangan kota yang mengakibatkan adanya ancaman

modernisasi bangunan di kawasan cagar budaya.

3. Pengaruh persepsi public yang mengikuti modernisasi sehinngga kawasan

cagar budaya (kota lama) semakin ditinggalkan.

4. Lemahnya kebijakan tentang kawasan cagar budaya sehingga kawasan cagar

budaya tidak terpelihara dengan baik.

5. Nilai kawasan kota lama mengalami penurunan karena ketidakmampuan

bersaing dengan kawasan lain sehingga menyebabkan terjadinya

kemonotonan kegiatan ekonomi.

Page 17: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

Aspek Kondisi Kekuatan (Strenghts) Kelemahan (Weakness)

Sosial kemasyarakatan - Sebagian besar penduduk di

koridor jalan rajawali adalah

penduduk pendatang yang

tidak menetap

- Penduduk pendatang yang

kurang informasi dan

kurang berperan serta

dalam pelestarian

bangunan lama

- Penduduk yang menetap

kurang peduli terhadap

pemeliharaan bangunan

lama

Aspek Fisik - Mayoritas bangunan

memiliki arsitektur eropa

- Berubahnya karakteristik

bangunan lama

- Tidak semua bangunan lama

terawat

- Mayoritas bangunan sudah

mendapatkan SK sebagai

bangunan cagar budaya.

- Mayoritas bangunan

berarsitektur colonial eropa

yang khas berpotensi

sebagai symbol kota lama

- Masih terdapat bangunan

lama yang belum

mendapat SK sebagai

bangunan cagar budaya

- Kurangnya pemeliharaan

dan pengawasan terhadap

bangunan cagar budaya

- Perubahan karakteristik

bangunan lama menjadi

berarsitektur modern

Aspek Infrastruktur

Pendukung kegiatan

- Sudah tersedianya sarana - Sarana dan prasarana yang

Page 18: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

dan prasarana

- Penyebarannya merata di

sepanjang koridor

tersedia sudah memadai

Aspek Aksesbilitas - Tersedianya aksesbilitas

yang baik

- Banyaknya kendaraan

umum yang melalui koridor

Jl. Rajawali

- Aksesbilitas yang

memudahkan masyarakat

untuk menjangkau Jl.

Rajawali

- ketidakteraturan

kendaraan umum yang

mengganggu kelancaran

jalan

Aspek Ekonomi Wilayah - menurunnya nilai kawasan

cagar budaya

- Adanya peluang untuk

mengembangkan kawasan

cagara budaya agar bernilai

ekonomi

-

- Kawasan cagar budaya

kurang memberikan

kontribusi ekonomi bagi

masyarakat sekitar dan

pemerintah

Analisa eksternal

Aspek Kondisi Peluang (O) Ancaman (T)

Tren Pariwisata - Perkembangan tren

pariwisata yang

memanfaatkan kawasan

kota lama

- Banyaknya wisatawan

- Pemanfaatan koridor Jl.

Rajawali sebagai kawasan

wisata kota lama

- Wisatawan mancanegara

lebih tertarik dengan wisata

Page 19: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

mancanegara yang datang

ke Surabaya

kota lama

Kebijakan pemerintah - Sudah adanya kebijakan

dari pemerintah tentang

pelestarian bangunan

dan/atau Lingkungan Cagar

Budaya

- Peraturan dari pemerintah

yang mendukung adanya

usaha pelestarian

bangunan/lingkungan cagar

budaya

- Masih belum optimalnya

pelaksanaan dari kebijakan

peletarian bangunan cagar

budaya

Lingkungan - Kebutuhan akan lahan

perkotaan yang terus

meningkat seiring

perkembangan jaman

- Perkembangan jaman

mengakibatkan modernisasi

- Adanya modernisasi

terhadap kawasan kota

lama.

- Pemanfaatan lahan di

kawasan kota lama

Jl.Rajawali yang tidak

terkendali

Aspek Ekonomi Wilayah - pertumbuhan pusat

perbelanjaan di Kota

Surabaya yang berkembang

pesat

- adanya alih fungsi lahan

kawasn cagar budaya

menjadi pusat perbelanjaan

oleh investor

Page 20: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

Berdasarkan analisa internal dan analisa eksternal dari potensi dan masalah yang ada di koridor Jalan Rajawali, maka

diperlukan analisa SWOT untuk menghasilkan strategi. Berikut adalah analisa SWOT :

EKSTERNAL

PELUANG (O)

Pemanfaatan koridor Jl. Rajawali

sebagai kawasan wisata kota lama

(O1)

Wisatawan mancanegara lebih

tertarik dengan wisata kota lama

(O2)

Peraturan dari pemerintah yang

mendukung adanya usaha

pelestarian bangunan/lingkungan

cagar budaya (O3)

ANCAMAN (T)

Masih belum optimalnya

pelaksanaan dari kebijakan

peletarian bangunan cagar budaya

(T1)

Adanya modernisasi terhadap

kawasan kota lama. (T2)

Pemanfaatan lahan di kawasan

kota lama Jl.Rajawali yang tidak

terkendali (T3)

adanya alih fungsi lahan kawasn

cagar budaya menjadi pusat

perbelanjaan oleh investor (T4)

KEKUATAN (S)

Mayoritas bangunan sudah mendapatkan

STRATEGI S-O

Pengembangan koridor Jl. Rajawali

STRATEGI S-T

Optimalisasi pelaksanaan

Page 21: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

SK sebagai bangunan cagar budaya. (S1)

Mayoritas bangunan berarsitektur colonial

eropa yang khas berpotensi sebagai

symbol kota lama (S2)

Sarana dan prasarana yang tersedia

sudah memadai (S3)

Aksesbilitas yang memudahkan

masyarakat untuk menjangkau Jl.

Rajawali (S4)

Adanya peluang untuk mengembangkan

kawasan cagara budaya agar bernilai

ekonomi (S5)

sebagai kawasan pariwisata kota

lama Surabaya (S1,S2,S3,S4,O1,O2)

Pelestarian yang kontinu terhadap

bangunan yang sudah ditetapkan

sebagai bangunan cagar budaya

(S5,O3)

kebijakan tentang cagar budaya

(S1,T1)

Pengendalian pemanfaatan lahan

yang tidak terkendali di kawasan

kota lama (S5,T3)

Pengendalian dan pencegahan

modernisasi terhadap bangunan

cagar budaya (S2,T2,T4)

Penetapan zonasi kawasan kota

lama pada koridor Jl. Rajawali yang

berisi bangunan-bangunan cagar

budaya (S1,S2,T4)

KELEMAHAN (W)

Penduduk pendatang yang kurang

informasi dan kurang berperan serta

dalam pelestarian bangunan lama(W1)

Penduduk yang menetap kurang peduli

terhadap pemeliharaan bangunan lama

(W2)

Masih terdapat bangunan lama yang

belum mendapat SK sebagai bangunan

cagar budaya (W3)

Kurangnya pemeliharaan dan

STRATEGI W-O

Pelibatan peran serta masyarakat

baik secara aktif maupun pasif

dalam pelestarian bangunan cagar

budaya (W1,W2,O3)

Penetapan bangunan yang belum

mendapat SK untuk ditetapkan

sebagai bangunan cagar budaya

(W3,W5,O3)

Penetapan pengaturan bagi

kendaraan umum (W6,O1)

STRATEGI W-T

Pemberian sanksi bagi yang

melanggar kebijakan (W2,T1,T4)

Pemeliharaan dan pelestarian

kawasan cagar budaya

(W1,W4,W5,W7,T2)

Page 22: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

pengawasan terhadap bangunan cagar

budaya (W4)

Perubahan karakteristik bangunan lama

menjadi berarsitektur modern (W5)

ketidakteraturan kendaraan umum yang

mengganggu kelancaran jalan (W6)

Kawasan cagar budaya kurang

memberikan kontribusi ekonomi bagi

masyarakat sekitar dan pemerintah (W7)

Peningkatan daya tarik kawasan kota

lama (W7,O1,O2)

Page 23: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

ANALISIS SWOT

Page 24: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

Bab4

Berdasarkan dari gambaran umum, potensi, masalah dan analisa yang terdapat

pada koridor Jl. Rajawali, tersebut maka Isu Strategis yang dapat diangkat adalah

telah terjadinya perubahan fungsi bangunan dan hilangnya karakteristik kawasan

cagar budaya pada koridor tersebut sehingga membutuhkan usaha revitalisasi

untuk kawasan cagar budaya tersebut. Hal ini dikarenakan keberadaan bangunan-

bangunan peninggalan kolonial tersebut mempunyai arti penting bagi ilmu

pengetahuan, budaya dan peradaban manusia saat ini, bukan hanya sekedar untuk

mempertahankan komponen bersejarah saja tetapi lebih sebagai pengetahuan

masyarakat untuk melihat kesinambungan masa lalu dan masa kini sebagai dasar

pembangunan selanjutnya pada suatu daerah yang diharapkan memberikan

kualitas masyarakat yang lebih baik. Selain itu bangunan cagar budaya mempunyai

arti penting bagi kebudayaan bangsa, khususnya untuk kebanggaan dan

memperkokoh jati diri bangsa. Secara tidak langsung peninggalan bersejarah ini

sangat erat berhubungan dengan dinamika masyarakat sehingga peranan

masyarakat untuk menjaga, melestarikan dan merawat sangat penting.

Selain peran serta masyarakat juga diperlukan Penengakan hukum dalam

perlindungan Benda Cagar Budaya dilakukan secara preventif melalui perizinan,

tindakan penyelamatan atau pelestarian dalam bentuk kegiatan pemeliharaan,

pemugaran atau perbaikan, dokumentasi, inventarisasi dan bimbingan atau

penyuluhan mengenai arti dan manfaat Benda Cagar Budaya dalam kegiatan-

kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan masyarakat dan unsur pemerintah.

Disamping itu tindakan represif diterapkan paksaan pemerintahan, sanksi pidana,

ganti rugi dan sanksi. Mengingat kurangnya perhatian pemerintah Surabaya dan

lemahnya peraturan tentang cagar budaya menyebabkan adanya perubahan fungsi

bangunan dan hilangnya karakteristik kawasan cagar budaya.

Page 25: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

No Strategi Program Lokasi Time Line Pelaku Sumber Dana

1 2 3 4 5

1 Pengembangan koridor Jl.

Rajawali sebagai kawasan

pariwisata kota lama Surabaya

1. Perbaikan fisik

bangunan cagar

budaya

Bangunan

cagar budaya

yang

kondisinya

rusak

2. Peningkatan

infrastruktur kawasan

kota lama

Sepanjang

koridor Jl.

Rajawali

3. Peningkatan daya

tarik kawasan kota

lama

Sepanjang

koridor Jl.

Rajawali

4. Pengembangan

dengan modernisasi

yang tidak merusak

struktur asli bangunan

Bangunan di

sepanjang

koridor Jl.

Rajawali

5. Mempromosikan

kawasan wisata kota

lama

Kota Surabaya

6. Pemberian unsure

edukasi pada wisata

kota lama

Sepanjang

koridor Jl.

Rajawali

Page 26: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

2 Pelestarian yang kontinu

terhadap bangunan yang

sudah ditetapkan sebagai

bangunan cagar budaya

1. Pemeliharaan dan

melindungi bangunan

cagar budaya

Bangunan

kuno

sepanjang Jl.

Rajawali

2. Pelibatan peran

serta masyarakat baik

secara aktif maupun

pasif

Sekitar koridor

Jl. Rajawali

3 Optimalisasi pelaksanaan

kebijakan tentang cagar

budaya

1. Sosialisasi

kebijakan yang ada

kepada masyarakat

Kelurahan

Krembangan

Utara

2. Pemberian sanksi

bagi yang melanggar

kebijakan

4 Pengendalian pemanfaatan

lahan yang tidak terkendali di

kawasan kota lama

1. Penetapan zonasi

pada kawasan kota

lama

Sepanjang

koridor Jl.

Rajawali

5 Pengendalian dan pencegahan

modernisasi yang destruktif

terhadap bangunan cagar

budaya

1. Pembuatan surat

kontrak kepada

investor yang akan

menggunakan

bangunan kuno

2. Pengawasan dalam

perkembangan

pemanfaatan

Sepanjang

koridor Jl.

Rajawali

Page 27: Tugas Mankot 2 Oke Baruuu

bangunan kuno

3. Pencabutan ijin

penggunaan bagi

yang menyalahi

aturan

6 Penetapan bangunan yang

belum mendapat SK untuk

ditetapkan sebagai bangunan

cagar budaya

1. Peninjauan kembali

sejarah dan bentuk

arsitektur bangunan

yang akan diberi SK

Bangunan

sepanjang

koridor Jl.

Rajawali

2.

7 Penetapan pengaturan bagi

kendaraan umum

1. Pembuatan halte

pemberhentian

Beberapa spot

di Jl. Rajawali

2.