Tugas MANDI ACHMADAVANDI,SE,MM

38
TUGAS MANDIRI MAKALAH PERANAN PERENCANAAN PEMBAGUNAN DALAM PELAKSANAAN PEMBAGUNAN DIDINAS PEKERJAAN UMUM BIDANG CIPTAKARYA KABUPATEN LAMPUNG UTARA Disajikan Pada Materi Ajar Perencanaan Pembagunan Dosen Pengajar Prof.Dr.Ali Kabul Mahi Oleh : NAMA NIM KELAS ACHMAD AVANDI 136 11011 291 15 .ED, PPSDM4 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI (USBRJ) BANDAR LAMPUNG 2014

Transcript of Tugas MANDI ACHMADAVANDI,SE,MM

Page 1: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

TUGAS MANDIRI

MAKALAH

PERANAN PERENCANAAN PEMBAGUNAN

DALAM PELAKSANAAN PEMBAGUNAN

DIDINAS PEKERJAAN UMUM BIDANG CIPTAKARYA

KABUPATEN LAMPUNG UTARA

Disajikan Pada Materi Ajar

Perencanaan Pembagunan

Dosen Pengajar

Prof.Dr.Ali Kabul Mahi

Oleh :

NAMA NIM

KELAS

ACHMAD AVANDI

136 11011 291

15 .ED, PPSDM4

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI

(USBRJ) BANDAR LAMPUNG 2014

Page 2: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

JL. IMAM BONJOL NO.468 BANDAR LAMPUNG TELP.(0721) 262654 , 261397 ,FAX. (0721) 261397

KATA PENGATAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat menyusun dan Menyelesaikan makalah ini

tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan

akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang

setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari

bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis

harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Lampung Utara, November 2014

Penulis

ACHMAD AVANDI

Page 3: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................ ..................

KATA PENGATAR...............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..................................................................... .............................

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perencanaan Pembagunan................................................................

2.2 Pengertian Pembagunan Dan proses Pembagunan...........................................

2.3 Pembagunan Daerah didinas PU kab.lampung utara..........................................

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam melakukan pembangunan, setiap govermen membutuhkan perencanaan yang

maksimal dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka permintaan data

dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat Kabupaten/

Kota.

Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan

perencanaan yang telah ditetapkan.

Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil dan makmur seperti yang dicita-citakan

dalam rangka Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025,salah

satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan

melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan permukiman di

tanah air, perlu di bangun prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas

yang di kelola secara propesional, kredibel, mandiri, dan efisien. Di samping itu, RPJPM juga

mengamanatkan bahwa pembangunan bidang air minum dan sanitasi di arahkan pada upaya

pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat serta untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Hal

ini ditekankan kembali pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2010-2014 yang menyatakan bahwa salah satu arahan kebijakan dalam bidang

pengembangan perumahan permukiman adalah meningkatkan aksesibilitas masyarakat

terhadap layanan air minum dan sanitasi yang memadai.

Struktur perencanaan pembangunan diIndonesia berdasarkan hirarki dimensi waktunya

berdasarkan Undang-Undang Nomor25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dibagi menjadiperencanaan jangka panjang, jangka menengah dan

jangka pendek (tahunan)

sehingga dengan Undang-Undang ini kita mengenal satu bagian penting

dariperencanaan wilayah yaitu apa yang disebut sebagai rencana pembangunan daerah,yaitu

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana Pembangunan

JangkaMenengah Daerah (RPJM-D) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Page 5: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

sertaRencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan RencanaKerja

Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD)

sebagai kelengkapannya.Penyajian Makalah Kali Ini Akan Membahas Mengenai

Perencanaan daerah Yang Akan Disajikan Ke Dalam Bab-Bab Selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penyajian makalah ini dirumuskan ke dalam

beberapa bagian penting menyangkut Perencanaan Pembagunan Daerah, yaitu:

1. Apakah pengertian Perencanaan Pembagunan?

2. Bagaimanakah Pengertian Pembagunan Dan proses Pembagunan?

3. Bagaimanakan Pembagunan Daerah didinas pekerjaan umum Ck kab.lampung utara?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penyusunan makalah ini

bertujuan untuk:

1 Mengetahui Pengertian Perencanaan Pembagunan

2 Mengetahui Pengertian Pembagunan Dan Proses Pembagunan

3 Mengetahui Bagaimana Pembagunan Daerah didinas PU CK kab.lampung utara

Page 6: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perencanaan Pembangunan

Menurut Riyadi dan Bratakusumah (2004 : 7), perencanaan pembangunan dapat diartikan

sebagai : Suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan yang

didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk

melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitas kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik

(material) maupun nonfisik (mental dan spiritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih

baik”.

Proses perencanaan merupakan suatu prosedur dan tahapan dari perencanaan itu

dilaksanakan.Secara hierarki, prosedur perencanaan itu dilakukan atas dasar prinsip Top-

Down Planning, yaitu proses perencanaan yang dilakukan oleh pemimpin tertinggi suatu

organisasi kemudian atas dasar keputusan tersebut dibuat suatu perencanaan di tingkat yang

lebih rendah.Prinsip lainnya adalah lawan dari prinsip di atas yaitu Bottom-Up Planning yang

merupakan perencanaan yang awalnya dilakukan di tingkat yang paling rendah dan

selanjutnya disusun rencana organisasi di atasnya sampai dengan tingkat pusat atas dasar

rencana dari bawah.

Istilah “perencanaan pembangunan”, khususnya pembangunan ekonomi, sudah biasa

terdengardalam pembicaraan sehari-hari. Akan tetapi, “perencanaan” diartikan berbeda-beda

dalam buku yang berbeda.

Menurut Conyers & Hills (1994) mendefinisikan “perencanaan” sebagai ”suatu proses yang

bersinambungan”, yang mencakup “keputusan-keputusan ataupilihan-pilihan berbagai

aiternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang

akan datang.“

PERENCANAAN PEMBANGUNAN - Definisi Pada haketnya Perencanaan merupakan

suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan

terjadi seperti peristiwa, keadaan, suasana dan sebagainya. Perencanaan bukanlah masalah

kira-kira, manipulasi atau teoritis tanpa fakta atau data yang kongkrit melainkan persiapan

perencanaan harus dinilai. Bangsa lain yang terkenal perencanaannya adalah bangsa Amerika

Serikat. Perencanaan sangat menentukan keberhasilan dari suatu program sehingga bangsa

Amerika dan bangsa Jepang akan berlama-lama dalam membahas perencanaan daripada

Page 7: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

aplikasinya. Pembangunan Jangka Panjang boleh dikatakan telah berhasil meletakkan

landasan yang kuat bagi pembangunan Jangka Panjang berikutnya. Adapun tujuan

Pembangunan Jangka Panjang adalah mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera

lahir batin dalam rangka mewujudkan masyarakat adil makmur dalam negara kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Rumusan yang luas tersebut dapat

kita sebut tujuan normatif atau visi normatif dari pembangunan nasional. Dalam rangka

pencapaian tujuan normatif Pembangunan Jangka Panjang tersebut di rumuskan pula sebagai

sasaran umum ialah terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang

maju dan mandiri. Masyarakat semakin berkembang, semakin cerdas dan semakin luas pula

horison pilihannya sebagai hasil sumber daya manusia Indonesia. Menghadapi Pembangunan

Jangka Panjang banyak hal yang perlu di perhitungkan untuk lebih mengarahkan tujuan atau

sasaran umum yang akan dicapainya harus lebih rinci agar perkembangannya tidak melebar

atau melenceng tanpa arah yang jelas. Dalam kerangka ini perlu dirumuskan suatu tujuan dan

sasaran yang strategis. Sebagai unsur di dalam pertama di dalam program pengembangan

umum Indonesia guna mencapai tujuan Pembangunan Jangka Panjang terutama di bidang

kesehatan haruslah berpijak pada dua prinsip pokok yaitu sifatnya yang komprehensif dan

dinamis. Sifat yang komprehensif disebabkan karena seluruh program pembangunan nasional

yang pada hakekatnya dilaksanakan oleh manusia Indonesia yang mampu untuk

melaksanakannya. Manusia Indonesia tersebut adalah manusia hasil binaan pendidikan dan

pelatihan yang relevan dengan tuntutan pasar atau tuntutan pembangunan nasional. Untuk

menjadi bangsa yang mandiri, pada dasarnya tidak ada satupun sektor kehidupan bangsa atau

sektor pembangunan nasional yang tidak dijamah oleh Sumber Daya Manusia Indonesia.

Apabila Sumber Daya Manusia Indonesia yang tidak dipersiapkan maka sektor-sektor

tersebut akan diisi oleh tenaga-tenaga asing sesuai dengan dinamisme kehidupan dunia

dewasa ini yaitu dunia terbuka. Dunia yang terbuka memungkinkan persaingan antar manusia

dan antar bangsa. Hanya bangsa dan manusia yang terampil, bermutu yang akan mampu

berkompetisi dengan bangsa-bangsa yang lain dalam era globalisasi ini. Perencanaan

pendidikan dan pelatihan yang komprehensif berarti bahwa bahwa perencanaan tersebut

haruslah sejalan dan seiring dengan strategi pembangunan serta prioritas nasional. Sesuai

dengan arah dan sasaran Pembangunan Jangka Panjang maka perencanaan umu nasional

haruslah dinamis sesuai dengan dinamika yang hidup di dalam masyarakat Indonesia yang

sedemakin tinggi mutu kehidupannya dan tingkat pemikiran rakyatnya. Dinamika masyarakat

yang semakin meningkat menuntut partisipasi masyarakat luas untuk memberdayakan

masyarakat dan mengikutsertakan dinamika masyarakat. Hal ini berarti pula bahwa proses

Page 8: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

perencanaan harus rentan pada perubahan yang hidup di dalam kehidupan yang nyata dan

bukan merupakan rekayasa dari atas atau pemerintah pusat. Meskipun tidak seluruhnya

rekayasa pemerintah bersifat negatif tetapi dinamika menuntut suatu adonan yang serasi

antara tuntutan pemerintah pusat dengan keikutsertaan masyarakat banyak. Kebutuhan pasar

dan kebutuhan rakyat banyak mencerminkan meningkatkan kehidupan demokrasi dan juga

merupakan hasil suatu proses perencanaan umum yang semakin dekat dengan kebutuhan

masyarakat. Perencanaan umum yang dibutuhkan masyarakat masa depan adalah

perencanaan yang didorong oleh mekanisme pasar dan kebutuhan. Yang berarti tujuan

pembangunan nasional akan lebih dekat dan mendapat support dari masyarakat secara utuh.

Dan selanjutnya dunia masa depan, dunia abad 21 sebagai abad informasi dan kemajuan ilmu

pengetahuan serta teknologi telah mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia yang sedang

menapak kearah masyarakat industri. Transformasi masyarakat masa depan menuntut suatu

visi perencanaan umum yang jelas serta mengakomodasikan dinamika transformasi sosial

ekonomi masyarakat. Era teknologi komunikasi akan lebih mendekatkan manusia satu

dengan yang lain sehingga dinamika tersebut harus ditampung untuk lebih mensukseskan

tercapainya tujuan pembangunan nasional. Visi strategis tersebut harus dapat mengarahkan

proses perencanaan umum nasional sehingga dengan demikian program-program

pembangunan nasional yang diprioritaskan pada segala bidang akan di support oleh adanya

Sumber Daya Manusia Indonesia yang cerdas dan terampil sesuai dengan kebutuhan

masyarakat global.

1. Definisi Perencanaan Conyers & Hills (1994) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu

proses yang bersinambungan yang mencakup keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan

berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada

masa yang akan datang. Sedangkan menurut Yulius Nyerere perencanaan merupakan proses

memilih diantara berbagai kegiatan yang diinginkan karena tidak semua yang diinginkan itu

dapat dilakukan dan dicapai dalam waktu yang bersamaan. Perencanaan adalah sebuah

konsep yang terencana dan disusun secara sistematis oleh suatu badan tertentu demi

tercapainya suatu tujuan. Perencanaan adalah pemilihan dan penetapan kegiatan, selanjutnya

apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan adalah suatu proses

yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan dan haruslah diimplementasikan.

2. Definisi Pembangunan Pembangunan menurut Siagian adalah suatu rangkaian usaha

pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa,

Page 9: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Menurut

Rostow pembangunan adalah transformasi dari negara terbelakang menjadi negara maju dan

dapat dijelaskan melalui urutan tingkatan atau tahap. Menurut La Peire pembangunan adalah

usaha yang secara sistematis direncanakan dan dilakukan untuk mengubah situasi dan kondisi

masyrakat ke taraf yang lebih sempurna.

Sedangkan menurut Gouled salah satu bentuk perubahan sosial dan modernisasi adalah

bentuk khusus dari pembangunan sedangkan industrialisasi adalah salah satu segi dari

pembangunan. Pembangunan adalah perubahan kearah kondisi yang lebih melalui upaya

yang dilakukan secara terencana. Pembangunan adalah pembaharuan yang juga merupakan

suatu bentuk perubahan ke arah yang dikehendaki tetapi lebih terkait dengan nilai-nilai atau

sistem nilai.

Dengan melihat kedua pengertian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa Perencanaan

Pembangunan adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan yang melibatkan berbagai

unsur didalamnya guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan,

wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu.

2.2 Pengertian Pembagunan Dan proses pembagunan

Pengertian Pembangunan

Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk

diperdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat mengartikan

kata pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang pembangunan telah ber-

kembang, mulai dari perspektif sosiologi klasik (Durkheim, Weber, dan Marx),

pandangan Marxis, modernisasi oleh Rostow, strukturalisme bersama modernisasi

memperkaya ulasan pendahuluan pembangunan sosial, hingga pembangunan berkelan-

jutan. Namun, ada tema-tema pokok yang menjadi pesan di dalamnya. Dalam hal ini,

pembangunan dapat diartikan sebagai `suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan

alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan

mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004).

Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-

macam seperti halnya perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh

Page 10: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu

dengan Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan

merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi

Bratakusumah, 2005).

Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu

usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan

secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994)

memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke

arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.

Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang mencakup seluruh

system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan, pendidikan dan

teknologi, kelembagaan, dan budaya (Alexander 1994). Portes (1976) mendefenisiskan

pembangunan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan adalah

proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan

masyarakat.

Proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, ekonomi,

sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada level makro (nasional) dan mikro

(commuinity/group). Makna penting dari pembangunan adalah adanya

kemajuan/perbaikan (progress), pertumbuhan dan diversifikasi. Sebagaimana

dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah semua proses perubahan

yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana. Sedangkan

perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari

adanya pembangunan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).

Dengan demikian berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut diatas dapat kita

simpulkan bahwa pada dasarnya pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan,

dalam arti bahwa pembangunan dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan

pertumbuhan akan terjadi sebagai akibat adanya pembangunan. Dalam hal ini pertumbuhan

dapat berupa pengembangan/perluasan (expansion) atau peningkatan (improvement) dari

aktivitas yang dilakukan oleh suatu komunitas masyarakat.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Parsudi Suparlan dalam tulisannnya tentang

Antropologi Pembangunan, yang mana tulisan tersebut sebagai penghormatan kepada

Koentjaraningrat (1997), mendefinisikan Pembangunan sebagai serangkaian upaya yang

Page 11: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau lembaga-lembaga

internasional, nasional atau lokal yang terwujud dalam bentuk-bentuk kebijaksanaan,

program, atau proyek, yang secara terencana mengubah cara-cara hidup atau kebudayaan dari

sesuatu masyarakat sehingga warga masyarakat tersebut dapat hidup lebih baik atau lebih

sejahtera daripada sebelum adanya pembangunan tersebut.

Pembangunan adalah proses mengubah masyarakat di Negara – Negara berkembang

secara terencana, transformative (menjadi lebih baik), sesuai dengan program – program yang

sudah ditentukan secara politik oleh para pengambil kebijakan

(hhtp://www.pustakabersama.net/buku.php).

Sedangkan menurut Inayatullah, 1967, Pembangunan ialah Perubahan menuju pola-

pola masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan,

yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap

lingkungannya dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan warganya

memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri.

Rogers dan Shoemaker 1971 mengatakan bahwa pembangunan ialah suatu jenis

perubahan social dimana ide – ide baru diperkenalkan kepada suatu system social untuk

menghasilkan pendapatan perkapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode

produksi yang lebih modern dan organisasi social yang lebih baik.

Kleinjans 1975 mengatakan bahwa pembangunan merupakan pencapaian

pengetahuan dan keterampilan baru yang pada akhirnya bukan soal teknologi atau GNP,

tumbuhnya suatu kesadaran baru, perluasan wawasan manusia, meningkatnya semangat

kemanusiaan dan suntikan kepercayaan diri.

Rogers 1983 mendefinisikan pembangunan adalah suatu proses perubahan social

dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan

social dan material ( termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya

yang dihargai ) oleh mayoritas rakyat melalui control yang lebih besar yang mereka peroleh

terhadap lingkungan mereka.

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa berbicara mengenai pembangunan

artinya kita berbicara mengenai perubahan, kemajuan masyarakat, kemajuan teknologi,

perluasan wawasan dan pola pikir masyarakat, perilaku dan gaya hidup masyarakat. Dan

semua itu tidak lepas dari yang namanya proses perluasan, proses peningkatan, baik itu untuk

kepentingan masyarakat maupun diri sendiri (hal ini seperti yang dikatakan oleh Rogers).

Page 12: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

Pembangunan Sebagai Sebuah Proses

Pembangunan adalah sebuah sebuah proses mencakup berbagai perubahan atas stuktur

sosial.Sikap masyarakat,dan istitusi nasional,disamping tetap mengejar akselerasi

pertumbuhan ekonomi penanganan ketimpangan pendapatan,serta pengetasan

kemiskinan.Pembangunan juga duartikan sebagai suataua proses perubahan sosial dengan

partisipatori yang luas dan dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk mencapai

kemajuan sosial dan material (termasuk bertambah besarnya keadilan kebebasan dan

kualitaslainnya yang dihargai) .Untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang

mereka peroleh terhadap lingkungan mereka(Rogers 1983).

Pada hakekatnya pembangunan terus mencerminkan perubahan total suatu masyarakat

atau penyesuaian sisitem sosial secara keseluruhan,tampa mengabaikan keragaman

kebutuhan dasar keinginan individual maupun kelomok sosial yang ada di dalamnya.Untuk

bergerak maju menuju suatu suatu kondisi kehidupan yang lebih baik,secara material maupun

spritual.

Untuk mencapai keberhasilan pembangunan tersebut,maka banyak aspek atau hal-hal yang

harus diperhatikan, yang diantaranya adalah keterlibatan masyarakat didalam

pembangunan.Asumsi pada pakar yang berpendapat bahwa semakin tinggi kepedulian atau

partisipasi masyarakat pada proses-roses perencanaan akan memberitakan out put yang lebih

optimal. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan,maka makin

tingi pula tingkat keberhasilan yang akan dicapai,dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

partisipasi masyarakat merupakan indikator utama dan menentukan keberhasilan

pembangunan. Hal ini menunjukkan partisipasi masyarakat dan pembangunan berencana

.Merupakan dua terminologi pendapat atau teori tersebut secara rasional dapat

diterima,karena secara ideal. Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahtraan

masyarakat. Oleh karena itu sangatlah pantas masyarakat terlibat didalamnya.

Terdapat tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat menjadi sangat penting dalam

pembangunan yaitu :

1. Partisipasi merupakan alat guna memperoleh informasimengenai kondisi kebutuhan

dan sikap masyarakat setempat,yang tampa kehadirannya program pembangunan serta

proyek-proyek akan gagal.

Page 13: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

2. Bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika

merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya,karena mereka akan

lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut.

3. Adanya anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan

dalam pembangunan masyarakat sendiri.

Gagasan tentang perlibatan peran warga dalam kegiatan masalah pembanguan

terutamamelalui model warga pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan partisipasi

sesungguhnya.bukan topik baru semenjak timbulnya kesadaran bahwa perpestip pertumbuhan

ekonomi(Economic Growth) meninggalkan permasalahan kesenjangan ketidak adilan dalam

pembagian manfaat pembangunan,maka berkembanglah pandangan yang ingin memberikan

alternatif kepada pandangan yang hanya mengandalkan pertumbuhan,diantara teori-teori

Redistibution With Growth yang dikembangkan Chenery(1974)Human dijelopman oleh

Justin pikunas(1976) dan people centre deidop ment oleh David C. Korten(1986) perbedaan

pandangan tentang pendekatan pembangunan tersebut berlangsung cukup lama, yang mana

tujuannya adalah mengakhiri era dilevered depelopment dimana pembangunan direncanakan

sepenuhnya dari atas dan menempatkan warga sebagai objek pembangunan dan kemudian

ingin diganti dengan partisipatory developman dimana pembangunan direncanakan dari

bawah dengan melibatkan warga,dan menempatkan mereka sebagai subjek dalam proses

pembangunan.Namun tidak dapat juga disangkal bahwa perencanaan dengan melibatkan

masyarakat di anggap tidak efektif dan cenderung menghambat pencapaian tujuan

penbangunan.Ada beberapa pertimbangan melibatkan partisipsi masyarakat dalam proses

penbangunan yaitu.waktu yang lebih lama,serta kemungkinan besar akan banyak sekali

pihak-pihak menentang pembangunan itu.

Menurut Soutrisno(1995) hambatan yang dihadapi dalam melakukan proses

pembangunan yang partisipatif adalah belum dipahaminya makna sebenarnya dalam konsep

partisipasi oleh pihak perencana dan pelaksanaan pembangunan .Defenisi partisipasi yang

berlaku dikalangan aparat perencana dan pelaksana pembangunan adalah kemauan

masyarakat untuk mendukung secara mutlak program-program pemerintah yang dirancang

ditentukan tujuan oleh pemerintah.

Page 14: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

2.3 Pembangunan Daerah didinas pekerjaan umum Bidang Ciptakarya kabupaten

lampung utara

Untuk melaksanakan dan mencapai satu tujuan dan satu cita-cita tersebut diperlukan

suatu rencana yang dapat merumuskan secara lebih konkrit mengenai pencapaian dari tujuan

bernegara tersebut. Tujuan dari bernegara sebagaimana diatur dalam Pembukaan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejateraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Program Pembangunan Nasional periode 2005 – 2025 dilaksanakan sesuai dengan

RPJP Nasional. RPJP Nasional merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan

Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah

darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

dankeadilan sosial dalam bentuk rumusan visi, misi dan arah Pembangunan Nasional.

RPJP Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran Undang-Undang merupakan

satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Undang-Undang tersebut, RPJP

Nasional sebagaimana dimaksud dalam UU No. 17 tahun 2007 menjadi pedoman dalam

penyusunan RPJM Nasional yang memuat Visi, Misi dan Program Presiden.

Selaras dengan visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang

Nomor 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005–2025,

maka visi Percepatan danPerluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia adalah “Mewujudkan

Masyarakat Indonesia yang Mandiri,Maju, Adil, dan Makmur”. Melalui langkah MP3EI,

percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai

negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan per kapita yang berkisar antara USD 14.250

USD 15.500 dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0–4,5 triliun.

Untuk mewujudkannya diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4–7,5 persen pada

periode 2011–2014, dan sekitar 8,0–9,0 persen pada periode 2015–2025. Pertumbuhan

ekonomi tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode

Page 15: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

2011–2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi seperti itu

mencerminkan karakteristik negara maju.

Visi 2025 tersebut diwujudkan melalui 3 (tiga) misi yang menjadi fokus utamanya, yaitu:

1. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi dari

pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui

penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-

kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.

2. Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan pemasaran serta integrasi

pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan perekonomian

nasional.

3. Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi, proses, maupun

pemasaran untuk penguatan daya saing global yang berkelanjutan, menuju innovation-

driven economy.

Dalam upaya menekan angka kemiskinan, pemerintah sejak 2009 mendesain

program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia

(MP3KI). Program ini langsung menyasar masyarakat bawah yang mengalami kemiskinan

ekstrim di Indonesia. Sebagai program andalan, MP3KI ini juga bertujuan untuk

mengimbangi rencana besar pembangunan ekonomi yang terintegrasi dalam Masterplan

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Sebagaimana diketahui, MP3EI digulirkan guna menjaga stabilitas makro-ekonomi,

mendorong percepatan pertumbuhan sektor riil, memperbaiki iklim investasi, mempercepat

dan memperluas pembangunan infrastruktur, menguatkan skema kerja sama pembiayaan

investasi dengan swasta, ketahanan energi, ketahanan pangan, reformasi birokrasi dan tata

kelola, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan inovasi teknologi.

AMANAT INTERNASIONAL

Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi

Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global,

dideklarasikan Konperensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan

Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum

Page 16: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa

Nomor 55/2 Tangga 18 September 2000.

MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani

penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi

dan kebebasanmanusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Deklarasi ini merupakan

kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang

dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu:

1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan,

2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua,

3. Mendorong Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Perempuan,

4. Menurunkan Angka Kematian Anak,

5. Meningkatkan Kesehatan Ibu,

6. Memerangi HIV/AIDs, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya,

7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dan

8. Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan.

Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara negara-negara

berkembang dan maju. Negera-negara berkembang berkewajiban untuk melaksanakannya,

termasuk salah satunya Indonesia

PRIORITAS PROGRAM PU BIDANG CIPTA KARYA

Desain program pada tahun 2014 direncanakan berdasarkan kawasan dengan prioritas pada

dua kelompok wilayah, yakni kabupaten/kota yang termasuk dalam wilayah strategis nasional

dan wilayah lainnya yang terindikasi meningkatkan percepatan pemenuhan standar pelayanan

minimal (SPM) di bidang cipta karya. Di samping dua poin kawasan prioritas tersebut, masih

ada program inovasi baru dari usulan daerah yang memiliki prestasi.

Strategis Nasional

Prioritas Kabupaten/Kota Strategis Nasional :

Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di

dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis

lainnya (KEK, MP3EI);

Page 17: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

Telah memiliki Perda RTRW dan tergabung dalam Program Kota Hijau, Kota Pusaka,

dan Perdesaan Lestari;

Telah memiliki pedoman rencana dan program yang berkualitas di Bidang Cipta Karya

(RPIJM, SPPIP, RPKPP, RTBL, SSK, RISPAM).

Pemenuhan SPM

Prioritas Kabupaten/Kota pemenuhan SPM :

Telah memiliki pedoman rencana dan program yang berkualitas untuk pemenuhan SPM

Bidang Cipta Karya di Daerah;

Karakteristik daerah: rawan bencana alam, cakupan air minum/sanitasi rendah,

permukiman kumuh, daerah kritis (miskin);

Memiliki komitmen tinggi dan responsif program.

Inovasi/Kratifitas Program

Prioritas Kabupaten/Kota berdasarkan inovasi/kreatifitas program :

Di luar dua kategori tersebut di atas, terdapat usulan daerah dan program bersifat inovasi

baru untuk dijadikan creative program DJCK;

Diusulkan oleh daerah secara kompetitif dan selektif;

Ditujukan termasuk untuk memfasilitasi daerah berprestasi.

ARAHAN STRATEGI BIDANG CIPTAKARYA KAB.LU

RTRW NASIONAL

RTRWN, Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) terdekat yang menjadi pelayanan bagi Kabupaten

Lampung Utara adalah Kota Kotabumi dengan fungsi utama yaitu :

a. Pusat Pemerintahan Kabupaten

b. Perdagangan dan jasa

c. Pusat Koleksi dan distribusi.

d. Kegiatan usaha dan produksi.

Page 18: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

RTRW PROVINSI

Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu Kabupaten Induk yang telah mengalami

pemekaran dua kali dan melahirkan beberapa Kabupaten baru, antara lain Kabupaten

Lampung Barat, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tulang

Bawang Barat, Kabupaten Mesuji, Pesisir Barat. Adapun Ibukota dari Kabupaten Lampung

Utara adalah Kotabumi, di proyeksikan atau di promosikan dalam RTRW Provinsi Lampung

sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) dengan fungsi utama yaitu :

a. Pusat Pemerintahan Kabupaten

b. Perdagangan dan jasa

RTRW KABUPATEN

Untuk menunjang arahan pengembangan struktur ruang dalam RTRWN dan RTRW Provinsi

Lampung serta memperkuat pengembangan sentra aktivitas ekonomi potensial, hirarkhi

struktur ruang di Kabupaten Lampung Utara untuk 20 tahun mendatang diwujudkan dalam 4

hirarkhi pusat pelayanan yaitu;

1. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu kawasan perkotaan yang memiliki pelayanan skala

provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Pusat pelayanan ini dikembangkan dengan

intensitas yang lebih tinggi untuk memacu pertumbuhan perekonomian di wilayah

sekitarnya. Berdasarkan PP. No 26 Tahun 2008, maka Pusat Kegiatan Wilayah yang telah

ditetapkan terletak di perkotaan Kotabumi yang berfungsi sebagai pusat perekonomian

wilayah di Kabupaten Lampung Utara.

Fasilitas minimum yang tersedia di PKW adalah :

a. Perhubungan : Terminal tipe B.

b. Ekonomi : Pasar induk regional.

c. Kesehatan : Rumah sakit umum tipe B.

d. Pendidikan : Perguruan tinggi.

2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kota-kota pusat pelayanan tersier yang dikembangkan

untuk melayani satu atau lebih kecamatan. Pusat pelayanan tersier ini terutama

dikembangkan untuk menciptakan satuan ruang wilayah yang lebih efisien sebagai sentra

pelayanan kegiatan lokal (kawasan dan beberapa kecamatan). Pusat Kegiatan Lokal

Page 19: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

(PKL) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan ruang kawasan perkotaan di Provinsi

Lampung, sehingga ditetapkan di perkotaan Bukit Kemuning dengan fungsi sebagai :

a. Pusat pemerintahan kecamatan;

b. Pusat pendidikan;

c. Pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa kecamatan;

d. Pusat pengolahan pertanian dan perkebunan;

e. Pusat kesehatan; dan

f. Pusat pelayanan pariwisata.

3. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) yang dipacu perkembangannya ditetapkan di

perkotaan Sungkai Utara, Abung Surakarta dan Abung Selatan, dengan fungsi sebagai

berikut :

a. Perkotaan Sungkai Utara yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,

pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa kecamatan, dan pusat

pengolahan perkebunan;

b. Perkotaan Abung Surakarta yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,

pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa kecamatan, dan pusat

pengolahan dan distribusi pertanian; dan

c. Perkotaan Abung Selatan yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan,

pusat perdagangan dan jasa skala kawasan dan beberapa kecamatan, pusat distribusi

hasil pertanian dan perkebunan, pusat pelayanan pendidikan dan pusat pelayanan

kesehatan.

4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu ibu kota kecamatan yang melayani wilayah

hinterlandnya. Kota sebagai Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yaitu kota-kota kecamatan

di luar kota PKW dan PKL berfungsi minimal sebagai PPK, meliputi :

a. Perkotaan Blambangan Pagar yang berada di Kecamatan Blambangan Pagar yang

berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan regional, pusat

distribusi hasil pertanian dan perkebunan, simpul transportasi regional, pusat koleksi

komoditas pertanian;

b. Perkotaan Negara Tulang Bawang yang berada di Kecamatan Bunga Mayang yang

berfungsi sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala

kecamatan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan, pusat industri dan

distribusi pengolahan perkebunan;

Page 20: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

c. Perkotaan Tanjung Raja yang berada di Kecamatan Tanjung Raja yang berfungsi

sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan,

dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan;

d. Perkotaan Ogan Lima yang berada di Kecamatan Abung Barat yang berfungsi sebagai

pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan, pusat

kesehatan kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala kecamatan;

e. Perkotaan Madukoro yang berada di Kecamatan Kotabumi Utara yang berfungsi

sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa skala kecamatan,

pusat distribusi, pusat pelayanan pendidikan tinggi dan pusat pelayanan sosial

ekonomi skala kecamatan;

f. Perkotaan Gunung Besar yang berada di Kecamatan Abung Tengah yang berfungsi

sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat distribusi dan pusat pelayanan sosial

ekonomi skala kecamatan;

g. Perkotaan Mulang Maya yang berada di Kecamatan Kotabumi Selatan yang berfungsi

sebagai pusat pemerintahan kecamatan, pusat perdagangan dan jasa, pusat pelayanan

pendidikan, pusat pelayanan kesehatan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala

lingkungan;

h. Perkotaan Cempaka yang berada di Kecamatan Sungkai Jaya berfungsi sebagai pusat

pemerintahan kecamatan, pusat pelayanan kesehatan, pusat pelayanan pusat

pendidikan, pusat distribusi perkebunan, perdagangan skala lingkungan/kawasan dan

pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan;

i. Perkotaan Semuli Jaya yang berada di Kecamatan Abung Semuli berfungsi sebagai

pusat pemerintahan kecamatan, pusat kegiatan industri pertanian, perdagangan skala

lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan; dan

j. Perkotaan Ketapang yang berada di Kecamatan Sungkai Selatan berfungsi sebagai

pusat pemerintahan kecamatan, perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat

pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan.

5. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) diemban oleh Desa/kelurahan, meliputi :

a. Perdesaan Bumi Agung Marga yang berada di Kecamatan Abung Timur berfungsi

sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi

skala lingkungan, industri pengolahan hasil perkebunan, sentra perdagangan

perternakan;

Page 21: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

b. Perdesaan Sinar Harapan yang berada di Kecamatan Sungai Barat berfungsi sebagai

perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala

lingkungan. pengolah hortikultura dan perkebunan, pariwisata , pusat penyediaan

energi;

c. Perdesaan Pekurun yang berada di Kecamatan Abung Pekurun berfungsi sebagai

perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala

lingkungan, pariwisata;

d. Pedesaan Karangsari yang berada di Kecamatan Muara Sungkai berfungsi sebagai

perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala

lingkungan;

e. Perdesaan Gedung Makripat yang berada di Kecamatan Hulu Sungkai berfungsi

sebagai perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi

skala lingkungan, pengolah perkebunan dan hortikultura;

f. Perdesaan Batu Nangkop yang berada di Kecamatan Sungkai Tengah berfungsi

sebagai perdagangan dan jasa skala lingkungan/kawasan, pusat pendidikan dan pusat

pelayanan sosial ekonomi skala lingkungan, industri pengolahan sawit dan karet;

g. Perdesaan Ulak Rangkas yang berada di Kecamatan Abung Tinggi berfungsi sebagai

perdagangan skala lingkungan/kawasan dan pusat pelayanan sosial ekonomi skala

lingkungan, industri pengolahan perkebunan, pengolahan pertambangan mineral non-

logam batuan, pariwisata; dan

h. Perdesaan Aji Kagungan yang berada di Kecamatan Abung Kunang berfungsi sebagai

perdagangan skala lingkungan/kawasan, pusat pendidikan dan pusat pelayanan sosial

ekonomi skala lingkungan.

RENCANA SISTEM JARINGAN PRASARANA UTAMA

Rencana Sistem Jaringan Transportasi Darat

Prinsip-prinsip dalam penyusunan rencana sistem transportasi di Kabupaten Lampung Utara

ini, adalah sebagai berikut : a) keseimbangan pembangunan wilayah, b) keterpaduan Sistem

Transportasi Nasional, Provinsi dan Lokal, c) minimasi biaya atau memanfaatkan kondisi

eksisting secara optimal, d) minimasi konflik guna lahan baik dengan penduduk maupun

antar instansi..

Page 22: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi darat Kabupaten Lampung

Utara sebagai berikut :

A. Jaringan Jalan

Sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan

mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh

pelayanannya dalam satu hubungan hierarki.

Secara umum panjang jalan di Kabupaten Lampung Utara hingga tahun 2032 sudah dapat

memenuhi kebutuhan jalan untuk kendaraan yang melintas di Kabupaten Lampung Utara

terdiri dari 76,23 km jalan Negara, 176,60 jalan propinsi dan 2100,42 km jalan kabupaten.

Untuk meningkatkan pelayanan serta upaya mendukung aksesibilitas dan perekonomian

di wilayah Kabupaten Lampung Utara, maka rencana pengembangan jaringan jalan yang

juga merupakan Keputusan Bupati Kabupaten Lampung Utara No. 09 tahun 2006 tentang

Penetapan Status Ruas-Ruas Jalan Sebagai Jalan Kabupaten/Kota Kabupaten Lampung

Utara adalah sebagai berikut:

1. Jalan Arteri Primer yang merupakan jaringan Lintas Tengah, meliputi:

a. ruas Simpang Empat – Bukit Kemuning.

b. ruas Bukit Kemuning – Batas Kota Kotabumi.

c. ruas jalan Raden Intan Kecamatan Kotabumi.

d. ruas Simpang Kotabumi – Kelapa tujuh (jln. Soekarno-Hatta – Kotabumi).

e. ruas Batas Kota Kotabumi – Terbanggi Besar.

f. ruas Jalan Sudirman Kecamatan Kotabumi.

2. Jalan Kolektor Primer 1 (K-1) yang merupakan penghubung Lintas Tengah meliputi

ruas Bukit Kemuning – Padang Tambak.

3. Jalan Kolektor Primer 2 (K-2), meliputi :

a. ruas Sp. Kota bumi – Panaragan jaya.

b. ruas Kotabumi – Ketapang.

c. ruas Jalan Abung Raya Barat (Kotabumi).

d. ruas Jalan Bumi Agung (Kotabumi).

e. ruas Padang Ratu – Kaji Agungan.

f. ruas Negara Ratu – Pakuan Ratu.

g. ruas Serupa Indah – Tajab.

Page 23: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

h. ruas Negara Ratu – Sp. Tujok.

4. Jalan Strategis Provinsi, meliputi :

a. ruas jalan Sp.Kota Bumi - Bd. Abung - Panaragan Jaya.

b. ruas Kotabumi-Ketapang-Negara Ratu.

5. Jalan Lokal Primer, meliputi :

a. ruas Cahaya Negeri – Tanjung Raya;

b. ruas Keramat Teluk – Sri Widodo;

c. ruas Negara Ujung Karang – Batas Way Kanan;

d. ruas Pepang Tangguk – W. Tuba (Bts. Way Kanan);

e. ruas Wonogiri – Bernah;

f. ruas Bernah – Kali Cinta;

g. ruas Wonogiri – Banyu Urip;

h. ruas Kalibalangan – Tata Karya;

i. ruas Ogan Lima – Gunung Betuah;

j. ruas Ketapang – Gunung Betuah;

k. ruas Bindu Pasar – Jerangkang;

l. ruas Kali Balangan – Cabang Empat;

m. ruas Gunung Besar – Subik;

n. ruas Suka Marga – Muara Aman;

o. ruas Bumi Agung – Papan Rejo;

p. ruas Bangun Jaya – Pepang Tangguk;

q. ruas Sp. Ketapang – Gn. Batin;

r. ruas Ketapang – Sp. Negeri TL Bawang;

s. ruas Sinar Ogan – Jerangkang;

t. ruas Tanjung Raja – Merambung;

u. ruas Candi Mas – Kota Agung;

v. ruas KBA – Kota Agung;

w. ruas Bumi Agung – KBA;

x. ruas Kotabumi – Talang Bojong;

Page 24: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

y. ruas Talang Bojong – Talang Baru;

z. ruas Kali Cinta – Dorowati;

aa. ruas Dorowati – Wono kitri;

bb. ruas Sp. Sawo Jajar – Wonokitri;

cc. ruas Mulyo Rejo – Iso Rejo;

dd. ruas Iso Rejo – Bandar Agung;

ee. ruas Madu Koro – Sri Agung;

ff. ruas Gunung Labuhan – Sri Agung; dan

gg. ruas Sawo Jajar – Balay Benih.

Rencana jaringan jalan baru di Kabupaten Lampung Utara diarahkan dengan adanya

pembanguinan jalan lingkar Kalibalangan (Kecamatan Abung Selatan) – Mulang Maya

(Kecamatan Kotabumi Selatan), dimana dalam pembangunan jaringan jalan lingkar

terlebih dahulu dilakukan persiapan pengusahaan jalan dengan penyiapan Feasibility

study (FS) Pembangunan Jalan dengan kegiatan kegiatan pra studi kelayakan, studi

kelayakan serta analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan ANDALIN.

B. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang di Kabupaten Lampung Utara

meliputi terminal dan pengembangan unit pengujian kendaraan bermotor. Rencana

pengembangan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Lampung Utara

meliputi:

1. Pengembangan Terminal

a. Pengembangan terminal penumpang, meliputi :

Pengembangan terminal tipe B Simpang Propau di Kecamatan Blambangan

Pagar dan Kecamatan Bukit Kemuning.

Pengembangan terminal tipe C di Kalibalangan Kecamatan Abung Selatan,

Ogan Lima Kecamatan Abung Barat, Negara Ratu Kecamatan Sungkai Utara

dan Tata Karya Kecamatan Abung Surakarta.

b. Pembangunan terminal barang, meliputi :

Rencana pembangunan terminal barang Negara Ratu di Kecamatan Sungkai

Utara; dan

Page 25: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

Rencana pembangunan terminal barang Kalibalangan di Kecamatan Abung

Selatan

2. Pengembangan unit pengujian kendaraan bermotor meliputi pengujian Kendaraan

Bermotor di Kecamatan Kotabumi dan uji emisi gas buang di Kecamatan Kotabumi.

C. Jaringan Pelayanan Lalu Lintas

Jaringan pelayanan lalu lintas dalam hal ini adalah pengembangan angkutan penumpang

dan barang dengan pengembangan di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut :

(1) Pengembangan angkutan penumpang :

a. Angkutan Antarkota Antar Provinsi (AKAP) meliputi:

1. jalur Simpang Propau – Baturaja (Provinsi Sumatera Selatan);

2. jalur Simpang Propau – Palembang (Provinsi Sumatera Selatan);

3. jalur Simpang Propau – Martapura (Provinsi Sumatera Selatan);

4. jalur Simpang Propau – Bandung (Provinsi Jawa Barat);

5. jalur Simpang Propau – Yogyakarta (D.I Yogyakarta);

6. jalur Simpang Propau – Solo (Provinsi Jawa Tengah); dan

7. jalur Simpang Propau – Denpasar (Provinsi Bali).

b. Pengembangan angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) meliputi :

1. jalur Simpang Propau – Bandar Lampung;

2. jalur Bukit Kemuning – Way Kanan; dan

3. jalur Simpang Propau – Daya Murni.

4. jalur Simpang Propau – Menggala (Kab. Tulang Bawang);

5. jalur Simpang Propau – Bukit Kemuning – Liwa (Kab. Lampung Barat);

6. jalur Simpang Propau – Rajabasa (Kab. Lampung Selatan); dan

7. jalur Simpag Propau – Bukit Kemuning – Pakuon Ratu – Blambangan

Umpu (Kab. Way Kanan).

c. Pengembangan angkutan perkotaan meliputi:

1. jalur Kalibalangan – Kotabumi – Ogan Lima – Bukit Kemuning;

2. jalur Kalibalangan – Kotabumi – Madukoro – Ketapang – Negara Ratu;

3. jalur Ogan Lima – Sinar Harapan – Gunung Labuhan – Labuhan Ratu –

Negara Bumi – Negara Ratu;

4. jalur Gunung Besar – Kinciran – Pekurun Tengah – Pekurun Udik – Gilih

Page 26: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

Suka Negeri – Sinar Ogan – Trimodadi – Kalibalangan;

5. jalur Bukit Kemuning – Dwikora;

6. jalur Simpang Propau – Tata Karya – Daya Murni;

7. jalur Simpang Propau – Semuli Raya – Papan Asri – Sidorahayu –

Blambangan;

8. jalur Simpang Propau – Kalicinta – Lewat Bernah – Madukoro; dan

9. jalur Kotabumi – Perumnas TI. Mili.

d. Pengembangan angkutan perdesaan meliputi:

1. jalur Kalibalangan – Trimodadi – Cabang Empat;

2. jalur Kotabumi – Tanjung Raja – Cahaya Negeri;

3. jalur Kotabumi – Kalicinta – Papan Rejo – Mulyorejo – Dorowati;

4. jalur Sinar Harapan – Ketapang – Kalicinta;

5. jalur Bukit Kemuning – Sukamenanti – Sekipi – Sidokayo;

6. jalur Bukit Kemuning – Cahaya Negeri – Tanjung Raja;

7. jalur Bukit Kemuning – Tulung Buyut – Negara Ratu;

8. jalur Simpang Propau – Gunung Labuhan – Way Tebabeng;

9. jalur Negara Ratu – Negara Batin – Kota Negara – Bunga Mayang;

10. jalur Negara Ratu – Tulung Buyut – Bukit Kemuning;

11. jalur Negara Ratu – Sinar Ogan;

12. jalur Bunga Mayang – Negara Ujung Karang; dan

13. jalur Bunga Mayang – Negeri Besar.

e. Penyediaan angkutan bus sekolah meliputi:

1. jalur Kotabumi – Ketapang;

2. jalur Kotabumi – Blambangan Pagar; dan

3. jalur Kotabumi – Bukit Kemuning.

(2) Pengembangan angkutan barang meliputi:

a. Pengembangan angkutan barang Kalibalangan – Kotabumi – Ogan Lima – Bukit

Kemuning;

b. Pengembangan angkutan barang Ogan Lima – Sinar Harapan – Gunung Labuhan

– Labuhan Ratu – Negara Bumi – Negera Ratu;

Page 27: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

c. Pengembangan angkutan barang Gunung Besar – Kinciran – Pekurun Tengah –

Pekurun Udik – Gilih Suka Negeri – Sinar Ogan – Trimodadi – Kalibalangan;

dan

d. Pengembangan angkutan barang Kalibalangan – Kotabumi – Madukoro –

Ketapang – Negara Ratu.

Rencana Sistem Jaringan Perkeretaapian

Pengembangan prasarana transportasi berbasis kereta api di Kabupaten Lampung Utara

meliputi jaringan jalur kereta api dan prasarana perkeretaapian.

A. Rencana Jalur Kereta Api

1. Jaringan Jalur Kereta Api Umum

Rencana perkeretaapian di Kabupaten Lampung Utara terkait dengan Sumatra Rail

Way sepanjang 200 Km, Rancangan Peraturan Presiden RTR Pulau Sumatera Tahun

2011 dan jaringan jalur kereta api Regional Provinsi Lampung.

Rencana Jaringan jalur kereta api umum di Kabupaten Lampung Utara adalah

Pengembangan Jaringan jalur kereta api umum , meliputi :

a. Pembangunan rel kereta api dengan jalur Kotabumi-Terbanggi Besar-Menggala.

b. Pengoperasian Jalur Kereta Api dengan jalur Kertapati – Tanjung Karang

(Kertapati – Prabumilih - Baturaja – Martapura – Blambangan Umpu - Kotabumi

– Tanjung Karang).

2. Jaringan Jalur Kereta Api Khusus

Pengembangan jaringan rel kereta api khusus pengangkutan Batu Bara dengan jalur

Blambangan Pagar - Abung Semuli - Abung Selatan - Kotabumi Selatan – Kotabumi -

Kotabumi Utara - Sungkai Selatan - Sungai Tengah - Sungkai Utara - Hulu Sungkai.

B. Rencana Prasarana Perkeretaapian

Rencana prasarana perkeretaapian merupakan pengembangan stasiun kereta api meliputi:

1. Stasiun Blambangan Pagar di Kecamatan Blambangan Pagar;

2. Stasiun Kalibalangan di Kecamatan Abung Selatan;

3. Stasiun Kotabumi di Kecamatan Kotabumi;

4. Stasiun Ketapang di Kecamatan Sungkai Selatan; dan

5. Stasiun Negara Ratu dan Tulungbuyut di Kecamatan Sungkai Utara.

Page 28: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Sistem pengembangan jaringan sumber daya air di Kabupaten Lampung Utara adalah sistem

pengelolaan wilayah sungai (WS), cekungan air tanah (CAT), jaringan irigasi jaringan air

baku untuk air bersih dan sistem pengendalian daya rusak air bertujuan untuk

mempertahankan dan melindungi sumber daya air sebagai air baku kebutuhan penduduk di

Kabupaten Lampung Utara.

A. Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai

Kabupaten Lampung Utara dilalui oleh Wilayah Sungai lintas Porvinsi dan Strategis

Nasonal, meliputi

a. Wilayah Sungai (WS) Mesuji-Tulang Bawang yang merupakan WS Lintas Provinsi-

kewenangan Pemerintah Pusat; dan

b. Wilayah Sungai (WS) Seputih-Sekampung yang merupakan WS Strategis Nasional-

Kewenangan Pemerintah Pusat.

Untuk mempertahankan pelestarian sumber daya air wilayah sungai, maka rencana

pengelolaan Wilayah Sungai di Kabupaten Lampung Utara meliputi :

a. Rehabilitasi dan revitalisasi wilayah hulu sungai Way Abung yang bekerjasama

dengan Pemerintah Kabupaten yang berbatasan.

b. Penetapan wilayah sempadan sungai sebagai kawasan lindung.

c. Revitalisasi sungai, khususnya dalam upaya pelestarian WSMesuji-Tulang Bawang

dan Seputih-Sekampung.

B. Cekungan Air Tanah (CAT)

Dalam upaya menjaga keberadaan/ketersediaan sumber daya air tanah dan mencegah

adanya krisis akibat kerusakan lingkungan maka Kabupaten Lampung Utara perlu

memelihara dan pengendalian terhadap penggunaan air tanah. Cekungan air tanah yang

ada di Kabupaten Lampung Utara adalah termasuk kedalam CAT Metro – Kota Bumi

yang merupakan CAT lintas kabupaten terdapat di Kecamatan Bukit Kemuning;

Kecamatan Abung Tinggi; sebagian Kecamatan Tanjung Raja; Kecamatan Abung Barat;

Kecamatan Abung Tengah; sebagian Kecamatan Abung Pekurun; Kecamatan Abung

Kunang; Kecamatan Abung Semuli; Kecamatan Abung Selatan; Kecamatan Abung

Timur; Kecamatan Abung Surakarta; Kecamatan Kotabumi; Kecamatan Kotabumi Utara;

Kecamatan Kotabumi Selatan; Kecamatan Sungkai Selatan; Kecamatan Sungkai Jaya;

sebagian Kecamatan Sungkai Utara; Kecamatan Muara Sungkai; Kecamatan Sungkai

Page 29: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

Barat; sebagian Kecamatan Hulu Sungkai; sebagian Kecamatan Sungkai Tengah;

Kecamatan Blambangan Pagar; dan Kecamatan Bunga Mayang.

Rencana perwujudan yang dilakukan, meliputi :

a. Penentuan batas cekungan air tanah;

b. Memelihara dan pengendalian terhadap penggunaan air tanah;

c. Meningkatkan jumlah imbuhan air tanah, khususnya di wilayah cekungan air tanah;

d. Peningkatan kemanfaatan fungsi air tanah guna memenuhi penyediaan air tanah;

e. Pelaksanaan pengendalian daya rusak serta konservasi air tanah;

f. Pengelolaan cekungan air tanah Metro – Kota Bumi; dan

g. Inventarisasi, pengaturan pemanfaatan, perijinan, pengendalian serta pengawasan

pemanfaatan air tanah.

C. Sistem Jaringan Irigasi

Pengembangan jaringan irigasi merupakan salah satu sumber daya air di Kabupaten

Lampung Utara dilakukan dengan strategi optimasi prasarana yang ada melalui

pemeliharaan prasarana yang sudah ada serta peningkatan kapasitas dan jumlah saluran

irigasi. Hal ini untuk kemudian disesuaikan dengan pemanfaatan sumber air irigasi dari

sungai – sungai yang mengaliri wilayah dan pembangunan bendungan serta saluran induk

irigasi.

Pengembangan jaringan irigasi ditujukan untuk mengairi areal pertanian dan perkebunan

sebagai sumber air potensial, antara lain adalah :

a. Daerah Irigasi (DI) yang merupakan kewenangan pusat dan lintas kabupaten/kota

yaitu Dl Way Rarem dengan luasan kurang lebih 9.259 hektar;

b. Daerah Irigasi (DI) kewenangan pemerintah pusat, utuh kabupaten/kota meliputi Dl

Way Tulung Mas dengan luasan kurang lebih 3.200 hektar dan Dl Bumi Agung

dengan luasan lebih kurang 3.000 hektar; dan

c. Daerah Irigasi di bawah 1.000 Ha yang merupakan kewenangan kabupaten terdiri dari

77 Daerah Irigasi dengan luasan total kurang lebih 10.474 hektar, meliputi DI Way

Balai Kencana, DI Sebabuy, DI W. Wonokriyo I, II,DI W. Wonokriyo I, II, DI Way

Ambu Tapis, DI Way Behima , DI Way Beringin , DI Way Bluru I , DI Way Bluru II

, DI Way Buah II, DI Way Buah III, DI Way Ci Buah, DI Way Curup Meray,DI Way

Getah Hilir, DI Way Getah Sri Menantai, DI Way Gunung Sadar, DI Way Ilahan, DI

Way Jagang, DI Way Jerinjing, DI Way Kadis, DI Way Kamar Mandi, DI Way

Page 30: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

Kemang ,DI Way Kiawas III, DI Way Kulindang, DI Way Kulur, DI Way Kulur, DI

Way Kulur II, DI Way Kurnia , DI Way Lempaung, DI Way Lubuk Gentong, DI Way

Melumi B, DI Way Merah, DI Way Panjangan I,DI Way Pukem, DI Way Punjung I,

DI Way Punjung IV, DI Way Sabuk II, DI Way Sabuk Indah, DI Way Sabuk

Sindang Agung, DI Way Saung Naga, DI Way Skipi Hilir, DI Way Sumber Asri, DI

Way Talang Padang, DI Way Tebabeng, DI Way Tebak Mayan, DI Way Tenonpura

Wiwitan, DI Way Tirta Shinta, DI Way Tulung Buha, DI Way Tulung Mili, DI Way

Uluhan Liwa, DI Waduk Simpang Pematang, DI Way Melumi A, DI Way Curup, DI

Way Gunung Sadar II, DI Way Kandis (Ketapang), DI Way Lintah, DI Way Muara

Balak, DI Way Napal, DI Way Ngaji, DI Way Ngimbar I, DI Way Panglong, DI Way

Panjangan II, DI Way Papan Asri, DI Way Rakan I, DI Way Rakan II, DI Way Sabuk

III, DI Way Sabuk IV, DI Way Simpang Pematang, DI Way Sri Balong I, DI Way

Sri Balong II, DI Way Talang Jali, DI Way Tela, DI Way Timba, DI Way Umbu Tua

dan DI Way Ciamis.

d. Rencana pengembangan sistem jaringan irigasi meliputi :

Penambahan prasarana dan peningkatan fungsi jaringan irigasi meliputi saluran

irigasi primer, saluran irigasi sekunder, dan saluran irigasi tersier;

Pengelolaan dan perlindungan daerah irigasi Way Rarem, daerah irigasi Tulung

Mas dan Dl Bumi Agung.

Perbaikan jaringan irigasi;

Pemanfaatan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian;

Konservasi sumber daya lahan dan air serta pemeliharaan jaringan irigasi untuk

menjamin tersedianya air untuk keperluan pertanian, khususnya dalam

pengembangan LP2B, perikanan dan perkebunan;

D. Jaringan Air Baku Untuk Air Bersih

Untuk memenuhi kebutuhan pemenuhan air bersih, maka rencana sistem jaringan air baku

air bersih di Kabupaten Lampung Utara adalah dengan Penyediaan dan pemeliharaan

lahan-lahan sumber air baku, yaitu :

1. Perbaikan dan pemantauan kualitas air sungai Way Abung (Kotabumi), Way Sindang

(Ulu Way Sabuk) di Kecamatan Tanjung Raja, Way Abung Timah Dwikora di

Kecamatan Bukit Kemuning dan Mata air Way Kulur di Kecamatan Abung Tengah.

2. Pengembangan dan pemanfaatan sumur bor arthesis di Desa Kalicinta dan Madukoro

di Kecamatan Kotabumi Utara dan Desa Ketapang di Kecamatan Sungkai Selatan.

Page 31: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

E. Sistem Pengendalian Daya Rusak Air

Pengendalian daya rusak air tanah adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi, dan

memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air tanah.

Sistem pengendalian daya rusak air berupa banjir terdapat di Kecamatan Muara Sungkai

sebagai bagian hulu sungai Way Abung.

Pengendalian daya rusak air dilakukan dengan upaya Pencegahan, Penanggulangan, dan

Pemulihan.

Mengutamakan upaya Pencegahan melalui perencanaan pengendalian daya rusak air

yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam Pola pengelolaan sumber daya

air.

Upaya Pencegahan lebih diutamakan pada Kegiatan Non-fisik.

Kegiatan Non-fisik adalah kegiatan penyusunan dan/atau penerapan piranti lunak

yang meliputi antara lain pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

Penanggulangan dilakukan secara terpadu oleh instansi-instansi terkait dan

masyarakat melalui suatu badan koordinasi penanggulangan bencana pada tingkat

nasional, provinsi, dan kabupaten.

Pemulihan daya rusak air dilakukan dengan memulihkan kembali fungsi lingkungan

hidup dan sistem prasarana sumber daya air.

Menjadi tanggung jawab Pemerintah, pemerintah daerah, serta pengelola sumber daya

air wilayah sungai dan masyarakat.

Berdasarkan upaya pengendalian di atas, maka dengan rencana pengendalian daya rusak

air di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan jumlah imbuhan air tanah, khususnya di wilayah cekungan air tanah

untuk menghambat atau mengurangi laju penurunan muka air tanah.

2. Normalisasi sistem prasarana saluran air di Kecamatan Muara Sungkai.

3. Meningkatkan kapasitas bendungan Tirtasinta.

4. Pembangunan tanggul dan saluran pengendali banjir di sekitar aliran sungai Way

Rarem dan Way Abung sebagai bagian dari sub DAS Tulang Bawang.

5. Penanggulangan daya rusak air dilakukan dengan mitigasi bencana melakukan

kegiatan fisik dengan pembangunan saluran pengendali banjir dan penanaman

vegetasi di sekitar aliran sunga

Page 32: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Lainnya

Rencana sistem jaringan prasarana wilayah lainnya di Kabupaten Lampung Utara meliputi:

(a) sistem persampahan, (b) sistem penyediaan air minum; (c) sistem pengelolaan air limbah;

(d) sistem jaringan drainase dan (e) jalur dan ruang evakuasi bencana.

Rencana Sistem Persampahan

Pada tahun 2008 telah disahkan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, dan

salah satu di dalamnya diatur tentang Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah bukan lagi

sebagai Tempat Pemrosesan Akhir, dan setiap daerah/kota diwajibkan untuk meninggalkan

cara operasional lama (open dumping) selambat-lambatnya dalam waktu 5 tahun sejak

Undang-Undang ditetapkan.

Beberapa kendala yang dijumpai di berbagai daerah perkotaan, termasuk Kabupaten

Lampung Utara dan daerah sekitarnya, menyebabkan penanganan masalah persampahan,

khususnya Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah masih belum mendapat prioritas yang

proporsional. Kebutuhan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah akan terus meningkat

sejalan dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Berdasarkan klasifikasinya, Kabupaten Lampung Utara hingga akhir Tahun perencanaan

termasuk ke dalam termasuk ke dalam Kota Besar. Sesuai dengan Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum Nomor : 14/PRT/M/2010Tanggal : 25 Oktober 2010 mengenai Petunjuk

Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang, maka

sistem pengolahan untuk kota besar dilakukan dengan sistem sanitary landfill.

Secara garis besar pengelolaan sampah dapat di rinci seperti ini :

a. Pewadahan, yaitu melalui penyediaan tong-tong sampah di setiap rumah maupun bangunan

sarana kota, dengan ukuran 40 - 100 liter. Tong sampah di setiap rumah disediakan sendiri

oleh masing-masing keluarga, sedangkan tong-tong sampah pada sarana kota di sediakan oleh

pemerintah.

b. Pengumpulan : proses pengumpulan sampahnya dapat dilakukan baik secara individual

maupun secara komunal melalui bak-bak penampungan yang disediakan di setiap unit

lingkungan perumahan maupun pada unit kegiatan komersial dan pemerintahan/perkantoran.

Sampah domestik tersebut kemudian diangkut memakai gerobak sampah ukuran 1 m3 ke

lokasi Transfer Depo atau Tempat Penampungan Sementara (TPS) oleh pengelola swadaya

Page 33: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

masyarakat di masing-masing unit lingkungan. Sedangkan sampah dari kegiatan komersial

dan pemerintahan atau perkantoran serta yang berada di sepanjang jalan utama dikelola oleh

instansi terkait .

c. Pengangkutan : dari TPS dapat berupa kontainer sampah maupun sampah dari tiap lokasi

TPS atau Transfer Depo diangkat dengan truk sampah maupun armroll truck /dump truck ke

lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.

d. Pembuangan akhir : sampah dari TPS dikumpulkan dan di bawa ke Tempat Pemrosesan

Akhir (TPA) Sampah, di mana nantinya sampah-sampah organik akan di olah menjadi

kompos, briket dan gas metan (bahan bakar) serta bahan bangunan. Mengingat Kabupaten

Lampung Utara belum memiliki Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah, maka

diperlukan studi penentuan lokasi TPA.

e. Sistem Pembuangan/Pengolahan, yaitu sistem pengolahan sampah yang dilakukan di Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah dengan cara sistem lahan urug (sanitary landfill) yang

dilengkapi sarana sistem drainase permukaan maupun bawah permukaan, sistem

pembuangan gas yang dihasilkan oleh proses dekomposisi sampah dan sumur (pipa)

pemantau leachate (cairan yang ditimbulkan oleh sampah), serta daur ulang. Selain itu

sampah-sampah yang mempunyai potensi untuk dapat dimanfaatkan kembali, seperti plastik,

kertas dan kaleng dapat dijadikan sebagai bahan baku industri pengolahan sampah, yang

selanjutnya dilakukan proses pengolahan dari sampah yang telah dipisahkan menjadi bahan

baku atau barang jadi.

f. Pengembangan reduksi sampah dalam skala mikro, yaitu melalui reduksi sampah dari rumah

tangga (pemilahan sampah mulai dari sumbernya maupun dengan Pengembangan konsep

4R (reuse, reduce, recycle dan replace) atau dapat dikatakan sebagai konsep zero waste

untuk mengurangi volume sampah pada masing-masing TPS.

Sistem Penyediaan Air Minum

Sistem jaringan air minum di Kabupaten Lampung Utara direncanakan secara terintegrasi dan

sistematis ditujukan untuk melayani pusat – pusat kegiatan dan pusat – pusat pelayanan

melalui pemanfaatan PDAM Way Bumi yang melayani Kecamatan Kotabumi, Kotabumi

Utara, Bukit Kemuning, Blambangan Pagar, Abung Surakarta, dan Bunga Mayang. Perkiraan

Kebutuhan air bersih di Kabupaten Lampung Utara pada akhir tahun perencanaan 2032

adalah sebesar 90.880.595 liter/hari (90.880,59 m3/hari).

Page 34: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, maka rencana pengembangan sistem jaringan air

bersih dilakukan dengan :

1. Penyusunan Masterplan Air Bersih di Kabupaten Lampung Utara sebagai pedoman detail

perencanaan air bersih.

2. Sistem penyediaan air minum

a. Pengembangan jaringan perpipaan berupa jaringan PDAM meliputi:

1. Kecamatan Kotabumi;

2. Kecamatan Bukit Kemuning;

3. Kecamatan Sungkai Utara;

4. Kecamatan Abung Surakarta;

5. Kecamatan Abung Selatan;

6. Kecamatan Kotabumi Utara;

7. Kecamatan Sungkai Selatan;

8. Kecamatan Tanjung Raja; dan

9. Kecamatan Abung Tengah.

b. Pengembangan jaringan non perpipaan berupa penggunaan sumur bor dan

penjernihan sungai tersebar di seluruh kecamatan di wilayah kabupaten.

3. Pemanfaatan air permukaan dan tanah di kabupaten Lampung Utara dapat digunakan

sebagai bahan baku untuk kegiatan industri dengan pemakaian dan pengambilan air baku

sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah

Untuk sistem air limbah agar tidak mencemari lingkungan diusahakan pengembangan sistem

pembuangan air limbah terpadu antar lingkungan dengan cara menggunakan sistem

pengolahan sebelum masuk sungai-sungai yang ada, sehingga tidak terjadi pencemaran.

Produksi air limbah akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk dan

peningkatan aktivitas kegiatan. Volume air buangan setiap hari sebesar 70-80 % dari volume

pemakaian air bersih. Sampai tahun 2032 diperkirakan kegiatan rumah tangga, perdagangan,

perdagangan dan jasa, pariwisata dan industri akan meningkat bukan hanya dalam jumlah

tetapi juga jenis.

Page 35: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

Produksi limbah (lumpur) pada akhir Tahun perencanaan (2032) diperkirakan sebanyak 90.213

liter/hari, sehingga dibutuhkan prasarana penunjang antara lain mobil tinja 23 mobil dengan

kapasitas 4 m3/hari.

Berdasarkan produksi air limbah dan penanganan air limbah di Kabupaten Lampung Utara, maka

rencana sistem pengelolaan air limbah diarahkan sebagai berikut :

a. Pengembangan septic tank terpadu pada seluruh kawasan permukiman perkotaan dan

perdesaan.

b. Pengembangan sistem jaringan air limbah dan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)

terpadu di Kecamatan Kotabumi Utara, Kecamatan Sungkai Selatan dan Kecamatan

Abung Selatan.

c. Pengembangan Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) di Kecamatan Kotabumi.

d. Pengembangan sistem jaringan tertutup untuk kawasan peruntukan industri yang

memungkinkan menghasilkan limbah.

e. Limbah dari industri sebelum masuk ke IPAL terpadu harus dilakukan kontrol kualitas

terlebih dahulu.

Arahan dalam Pengembangan Instalasi Pengololahan Lumpur Tinja (IPLT) dengan ketentuan

sebagai berikut :

Daerah dengan kepadatan tinggi (> 300 orang/Ha) dan daerah pengembangan baru harus

dilayani dengan sisem terpusat.

Daerah kepadatan sedang (100 – 300 orang/Ha) harus dilayani dengan interceptor dan

fasilitas pengolahan lumpur tinja ukuran kecil/komunal.

Daerah kepadatan rendah (50 – 100 orang/Ha) dengan lingkungan berkualitas tinggi harus

dilayani dengan interceptor terkait dengan aliran kali/sungai terdekat.

Daerah kepadatan sedang dengan kecepatan perkolasi tinggi (> 3 cm/menit) atau muka air

tanah tinggi (< 1,5m) harus dilayani dengan shallow sewer dan septic tank komunal.

Daerah kepadatan rendah dengan kecepatan perkolasi rendah (< 3 cm/menit) atau muka air

tanah rendah (> 1,5m) harus dilayani dengan septic tank yang desainnya sesuai dengan

lokasi.

Page 36: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

Sistem Jaringan Drainase

Drainase adalah jaringan-jaringan saluran air yang digunakan untuk pematusan air hujan,

yang berfungsi menghindarkan genangan (indundation) yang berada dalam suatu kawasan

atau dalam batas administrasi wilayah/kota. Umumnya Sistem drainase yang direncanakan

terdiri dari primer, sekunder dan tersier. Berdasarkan jenisnya, maka rencana pengembangan

sistem drainase Kabupaten Lampung Utara meliputi :

1. Peningkatan kapasitas sistem drainase di pusat-pusat kegiatan, meliputi kawasan

perkotaan Kotabumi, pusat bisnis Bukit Kemuning, kawasan perkotaan Abung Surakarta,

Abung Selatan, Sungkai Utara, Blambangan Pagar, Bunga Mayang, Kotabumi Utara serta

wilayah genangan di Muara Sungkai.

2. Penataan sistem saluran drainase yang berhirarki, yaitu saluran primer, sekunder dan

tersier.

a. Saluran Primer meliputi Sungai Way Abung dan Sungai Way Rarem; dan

b. Saluran Sekunder dan tersier mengikuti jaringan jalan utama di kawasan perkotaan

dan perdesaan di Kabupaten Lampung Utara.

3. Penataan dan pengembangan sistem saluran tertutup pada kawasan-kawasan dengan

tingkat kepadatan bangunan tinggi (kawasan perdagangan di pusat-pusat perkotaan) dan

sistem saluran terbuka dipakai pada kawasan dengan kepadatan bangunan rendah dan

kawasan perumahan.

Arahan pengembangan jaringan drainase yang akan digunakan dalam perencanaan jaringan

drainase di Kabupaten Lampung Utara adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan Saluran primer diusahakan mengikuti pengeringan (pematusan) alami,

sedangkan saluran sekunder dan tersier mengikuti pola jaringan jalan.

b. Mengalirkan air hujan kesaluran drainase secepatnya menuju badan air terdekat untuk

menghemat panjang saluran.

c. Jaringan drainase yang telah ada dimanfaatkan secara optimal seperti sungai, anak sungai

atau pun saluran drainase primer sebagai saluran pembuang.

d. Indikasi penanganan :

Genangan < 10 Ha dilakukan penanganan drainase mikro;

Genangan > 10 Ha dilakukan penanganan drainase makro;

Bangunan-bangunan drainase terdiri dari bangunan terjunan, polder, gorong-gorong,

sodetan, jalan inspeksi, rumah pompa, sumur resapan, dll.

Page 37: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perencanaan Pembangunan - Definisi Pada haketnya Perencanaan merupakan suatu

rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi

disimpulkan bahwa Perencanaan Pembangunan adalah suatu proses penyusunan tahapan-

tahapan yang melibatkan berbagai unsur didalamnya guna pemanfaatan dan

pengalokasian sumber-sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

sosial dalam suatu lingkungan,

Pembangunan Merupakan Proses Untuk Melakukan Perubahan

Pembangunan adalah sebuah sebuah proses mencakup berbagai perubahan atas stuktur

sosial.Sikap masyarakat,dan istitusi nasional,disamping tetap mengejar akselerasi

pertumbuhan ekonomi penanganan ketimpangan pendapatan,serta pengetasan

kemiskinan.Pembangunan juga duartikan sebagai suataua proses perubahan sosial dengan

partisipatori yang luas dan dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk mencapai

kemajuan sosial dan material

disimpulkan bahwa berbicara mengenai pembangunan artinya kita berbicara mengenai

perubahan, kemajuan masyarakat, kemajuan teknologi, perluasan wawasan dan pola pikir

masyarakat, perilaku dan gaya hidup masyarakat. Dan semua itu tidak lepas dari yang

namanya proses perluasan, proses peningkatan, baik itu untuk kepentingan masyarakat

maupun diri sendiri

prioritas pembagunan dilampung utara didinas pu bidang ciptakarya tertuang dalam

RPIJM PU CK 2015-2019

program-program tersebut sesuai dengan visi misi dan arah pengembangan wilayah yang

telah ditetapkan.

B. Saran

Kritik dan saran yang membangun, kami harapkan Untuk dapat menjadi Tambahan

Refrensi kami dalam menulis makalah ini Dikemudian Hari..

Page 38: Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM

DAFTAR PUSTAKA

Http://Google/Pengertian Pembangunan « Prof. Dr. Hj. Syamsiah Badruddin, M.Si.Html

Andrew, Webster (1984). “Introduction To The Sociology Of Development”. Cambridge:

Macmillan.

Frank, Andre Gunder. (1984). “Sosiologi Pembangunan Dan Keterbelakangan Sosiologi”.

Jakarta: Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.

Galtung, Johan. (1980). “Why The Concern With Ways Of Life”, GDIP Project, Oslo: United

Nation University.

Kumpulan Buku – Buku Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Utara…

Rpijm Lampung Utara Dinas Pekerjaan Umum Bidang Ciptakarya Kab. Lampung Utara

www.google.com//[email protected] wikipidia perencanaan daerah