Konsentrasi Spasial Industri Manufaktur Berbasis Perikanan Di Jatim
Tugas Manajemen Industri Perikanan
-
Upload
umro-meinaa -
Category
Documents
-
view
92 -
download
4
description
Transcript of Tugas Manajemen Industri Perikanan
TUGAS MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN
“MANAJEMEN PEMASARAN INDUSTRI PERIKANAN”
Disusun oleh:
Umro Meina
12/331595/PN/12699
Teknologi Hasil Perikanan
JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
MANAJEMEN PEMASARAN INDUSTRI PERIKANAN
A. PENGERTIAN
Manajemen adalah suatu rangkaian proses yang meliputi kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pengendalian dalam rangka
memperdayakan seluruh sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia, modal,
material, maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi.
Rangkaian kegiatan tersebut dikenal sebagai fungsi-fungsi manajemen. Semua fungsi
manajemen tersebut diterapkan dalam segala bentuk manajemen bisnis, baik berskala
besar maupun berskala kecil (Gumbira dan Harizt, 2004).
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan –kegiatan pokok yang dilakukan
oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang,
dan mendapatkan laba. Artinya pemasaran sering dikacaukan dengan pengertian-
pengertian: (1) penjualan, (2) perdagangan, dan (3) distribusi. Padahal istilah-istilah
tersebut merupakan satu bagian dari kegiatan pemasaran secara keseluruhan. Proses
pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak
berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat juga
memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus,
atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan.
Sehingga sejak orang mengenal kegiatan pemasarantelahbanyak definisi-definis
pemasaran yang dikemukakan. Definisi-definisi tersebut mula-mula menitikberatkan
pada barang, kemudian pada penjualan, dan kemudian pada fungsi-fungsi yang
dijalankan untuk memungkinkan dilakukannya transaksi-transaksi pemasaran.
Definisi yang paling luas yang dapat menerangkan secara jelas arti pentingnya
pemasaran dikemukakan oleh William J.Stanto sebagai berikut :
PEMASARAN adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,menentukan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang
dapatmemuaskan kebutuhan baik kepada pembali yang ada maupun
pembeli potensial.
Dari definisi diatas didapatlah diterangkan bahwa arti pemasaranadalah jauh lebih luas
daripada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan
mengindentifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk
yang hendak di produksi, menentukan harga produka yang sesuai, menentukan cara-
cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Jadi, kegiatan pemasaran
adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu system.
Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi didalam suatu lingkungan yang terus-
menerus berkembang sebagai konsekuensi social dari perusahaan, tetapi juga dibatasi
oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri dan peraturan-peraturan yang ada.
Bagi pemasaran, perubahan lingkungan dapat merupakan tantangan-tantangan baru
yang memerlukan tanggapan dan cara penyelesaian yang baru pula, atau sebaliknya
dapat berupa suatu peluang atau kesempatan mengembangkan usaha.
Sehubungan dengan itu tuga manajem pemasran adalah memilih dan
melaksanakan kegiatan pemasaran yang dapat membantu dalam pencapain tujuan
perusahaanserta dalam menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Kegiatan
pemasaran ini haruslah dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik, maka
kenalih istilah-istilah manajemen pemasaran. Adapun definisi manajemen pemasaran
yang dikemukakan oleh Philip Kotler adalah sebgai berikut:
Titik berat dileteakan pada penawaran perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
dan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, megadakan komunikasi, dan
distribusi yang efektif untuk memberi tahu, mendorong, serta melayani konsumen
pasar.
Jadi, menajemen pemasaran mdirumuskan sebagai suatu proses manajemen,
yang meliputipenganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
MANAJEMEN PEMASARAN adalah penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang
bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju
dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan.
pemasaran yang dilakukan oleh perushaan. Kegiatan ini bertujuan menimbulkan
pertukaran yang diinginkan, baik yang menyangkut barang dan jasa, atau benda-benda
lain yang dapat memenuhi kebutuhan psikologis, social, dan kebudayaan. Proses
pertukaran dapat ditimbulkan baik oleh penjual, maupun pembeli yang
menguntungkan kedua belah pihak. Penentuan produk, harga, promosi, dan tempat
untuk mencapai tanggapan yang efektif disesuaikan dengan sikap dan perilaku
konsumen, dan sebaiknya sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi sedemikian rupa
sehingga menjadi sesuai dengan produk-produk perusahaan.
B. MANAJEMEN ANALISIS
Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five-Forces) tentang analisis kompetitif
adalah merupakan pendekatan yang digunakan secara luas dalam mengembangkan
strategi. Intensitas persaingan antar perusahaan sangat beragam dari satu industri ke
industri yang lain. Menurut Porter, hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat
dipandang sebagai perpaduan dari lima kekuatan: (Benyamin, 2013).
1. Persaingan antar Perusahaan Saingan
Masing-masing organisasi yang bersaing dalam mendapatkan konsumen selalu
mencoba untuk memenangkan pangsa pasar dari pihak lainnya, dimana semuanya
harus berinteraksi dan mengantisipasi tindakan-tindakan tak terduga dari pesaing
mereka.
2. Potensi Masuknya Pesaing Baru,
Perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke suatu industri tertentu, maka
intensitas persaingan antar perusahaan akan meningkat. Hambatan bagi masuknya
perusahaan baru dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi secara
cepat, kebutuhan untuk menguasai teknologi, kurangnya pengalaman, loyalitas
konsumen yang kuat, preferensi merek yang kuat, persyaratan modal yang besar,
kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah, kurangnya akses ke bahan mentah, kepemilikan hak paten, lokasi yang
kurang strategis, serangan balik dari perusahaan yang diam-diam melakukan kubu, dan
adanya potensi penyaringan pasar. Beberapa ancaman utama untuk masuknya
perusahaan baru adalah karena adanya kebijakan pemerintah, persyaratan modal,
pengenalan merek, kelemahan dari segi biaya, dan adanya saluran-saluran distribusi.
3. Potensi pengembangan Produk Pengganti
Tekanan kompetitif yang meningkat dari produk pengganti menjadi bertambah
ketika harga relatif produk pengganti tersebut turun dan disaat biaya peralihan
konsumen juga mengalami penurunan. Kekuatan kompetitif produk pesaing dapat
diukur dengan penelitian terhadap pangsa pasar yang berhasil diraih produk tersebut,
dan juga dari rencana perusahaan dalam meningkatkan kapasitas produksi dan
melakukan penetrasi pasar. Kemajuan teknologi dan efisiensi ekonomi merupakan
bagian dari cara yang memungkinkan bagi perusahaan agar dapat mengembangkan
produk-produk substitusi atas produk-produk yang ada.
4. Daya Tawar Pemasok
Para pemasok dapat memengaruhi waktu produksi, kualitas produksi, dan
tingkat-tingkat persediaan. Hubungan antara pemasok dengan perusahaan sangat erat
sekali, bahkan menjadi sebuah model baru bagi sebagian organisasi yang
menggunakan pendekatan produksi just-in-time. Daya tawar pemasok memengaruhi
intensitas persaingan di suatu industri, khususnya ketika terdapat sejumlah besar
pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau
ketika biaya peralihan ke bahan mentah yang lain sangat tinggi. Akan menguntungkan
kepentingan baik pemasok maupun produsen untuk saling membantu dengan harga
yang masuk akal, kualitas yang baik, pengembangan layanan baru, pengiriman yang
tepat waktu, dan biaya persediaan yang lebih rendah, sehingga meningkatkan
profitabilitas jangka panjang dari semua pihak yang berkepentingan.
5. Daya Tawar Konsumen
Tanpa konsumen, suatu perusahaan tidak akan mampu untuk bertahan dalam
siklus hidupnya. Daya tawar konsumen dapat ditunjukkan ketika konsumen
berkonsentrasi atau membeli dalam volume besar, kekuatan besar yang memengaruhi
intensitas persaingan di suatu industri. Daya tawar konsumen juga menjadi lebih tinggi
ketika produk yang dibeli adalah standar atau bahkan tidak terdiferensiasi.
C. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT merupakan informasi yang dibutuhkan untuk menilai
kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman organisasi. Kekuatan (Strenght)
organisasi meliputi manajemen yang profesional, arus kas yang positif, merek yang
terkemuka dan telah dikenal secara luas. Kelemahan (Weakness) meliputi kurangnya
kapasitas produksi cadangan dan tidak adanya pemasok yang dapat diandalkan.
Peluang (Opportunities) merupakan ceruk pasar yang saat ini kurang mendapatkan
pelayanan organisasi. Sedangkan ancaman (Threats) termasuk adanya pesaing yang
memasuki suatu ceruk pasar apabila diperkirakan dalam ceruk pasar tersebut
menguntungkan. Perusahaan akan dianggap sebagai pembentuk masa depan,
menjamin keberadaan dan perkembangan organisasi dalam mengantisipasi semua
peluang dan ancaman yang diperoleh. Sementara hasil analisis atas situasi internal
perusahaan akan menghasilkan daftar kekuatan (strength) dan daftar kelemahan
(weakness). Kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (Strenght, weaknesses,
opportunities, threats) adalah sebuah alat pencocokan yang penting dalam perannya
untuk membantu para manajer dalam mengembangkan empat jenis strategi. Strategi
SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan-
ancaman), dan Strategi WT (kelemahan-ancaman) (Benyamin, 2013).
Ada empat strategi yang tampil dari hasil analisis SWOT tersebut antara lain : (Shinta,
2011)
1. Strategi SO dipakai untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia
dalam lingkungan eksternal. Para manajer tidak akan meninggalkan
kesempatan untuk memanfaatkan eksternal. Para manajer tidak akan
meninggalkan kesempatan untuk memanfaatkan kekuatannya mengejar
peluang yang dimaksud.
2. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang dari lingkungan luar.
3. Strategi ST akan digunakan organisasi untuk menghindari, paling tidak
memperkecil dampak dari ancaman yang datang dari luar.
4. Strategi WT adalah taktik pertahanan yang diarahkan pada usaha memperkecil
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
D. PERENCANAAN STRATEGIS
Perencanaan strategis yang berorientasi pasar yaitu proses manajerial untuk
mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian dan sumber daya organisasi sesuai
dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuannya untuk membentuk dan
menyempurnakan usaha serta produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan
pertumbuhan. Proses perencanaan strategis: (Shinta, 2011)
Gambar 1. Proses Analisis Strategi
Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap: perumusan strategi,
penerapan strategi dan penilaian strategi. Manajemen strategis dapat didefinisikan
sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta
mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah
organisasi untuk mencapai tujuannya. Tahapan proses manajemen strategi adalah :
(Benyamin, 2013).
1) Perumusan Strategi
Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi
peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kekuatan dan kelemahan internal,
penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif dan pemilihan
strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Setelah suatu organisasi mampu mengenali
isu-isu strategi yang utama dan sekunder yang tengah dihadapi, maka langkah
berikutnya adalah merumuskan strategi yang didasarkan pada analisis SWOT dengan
tujuan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dengan cara mengeksploitasi
kekuatan organisasi, menetralkan kelemahannya, dan menghadapi ancaman-ancaman
potensialnya.
2) Penerapan Strategi
Teknik yang cerdas dan rencana yang baik tidak dapat menjamin sebuah
kesuksesan. Hal tersebut merupakan apresiasi yang direfleksikan terhadap tren bahwa
organisasi-organisasi mulai mengambil cara pandang yang lebih komprehensif perihal
implementasi, yang didukung oleh adanya keputusan yang berkaitan dengan struktur
organisasi, teknologi, sumber daya manusia, sistem perhargaan, sistem informasi,
budaya organisasi, dan model kepemimpinan yang efektif dan efisien. Tren berikutnya
adalah semakin banyaknya organisasi yang memperluas proses manajemen strategi
yang bersifat partisipasif ke masalah implementasi.
3) Penilaian Strategi
Penilaian strategi adalah merupakan tahap terakhir dalam manajemen strategis.
Penilaian/pengendalian strategi dirancang untuk mendukung kinerja organisasi dalam
mengevaluasi kemajuan organisasi dengan strateginya, disaat ditemukan adanya
ketidaksesuaian, maka diharapkan segera dilakukan tindakan-tindakan korektif
(Bateman dan Snell, 2008, p. 180). Penilaian strategi diperlukan karena apa yang
berhasil saat ini tidak selalu berhasil dikemudian hari. Keberhasilan senantiasa
menciptakan persoalan baru dan berbeda.
Tujuan (Goal) adalah merupakan tugas dalam mengidentifikasi atas apa yang ingin
dicapai oleh unit bisnis, sedangkan strategi (Strategy) adalah merupakan sebuah
rencana permainan yang diarahkan untuk meraih tujuan tersebut. Setiap bisnis harus
merancang sebuah strategi untuk mencapai sebuah tujuan, yang terdiri dari strategi
pemasaran serta strategi teknologi dan strategi pengadaan yang kompatibel. Formulasi
strategi dalam penelitian ini menggunakan lima strategi generik Michael Porter.
Strategi tersebut bertujuan untuk memperoleh keunggulan kompetitif dari tiga
landasan yang berbeda :
1) Keunggulan/Kepemimpinan Biaya (cost leadership)
Menekankan pada pemroduksian produk-produk yang distandarisasi dengan
biaya per unit yang sangat rendah untuk para konsumen yang peka terhadap harga.
Terdapat dua tipe alternatif kepemimpinan biaya:
a. Strategi biaya rendah (low-cost) Tipe 1, menawarkan produk/jasa kepada
konsumen pada harga terendah yang tersedia dipasar.
b. Strategi nilai terbaik (best-value) Tipe 2, menawarkan produk/jasa kepada
konsumen pada nilai harga terbaik yang tersedia dipasar.
Strategi nilai terbaik bertujuan untuk menawarkan serangkaian produk atau
jasa pada harga yang serendah mungkin dibandingkan dengan produk pesaing
dengan atribut serupa. Sasaran/target strategi Tipe 1 maupun Tipe 2 adalah
pasar yang besar.
c. Pembedaan/Diferensiasi (differentiation) Tipe 3, bertujuan untuk
menghasilkan produk/jasa yang dianggap unik di industri dan diarahkan
kepada konsumen yang relatif peka terhadap harga.
2) Fokus (focus)
Memroduksi produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan sekelompok kecil
konsumen. Dua tipe alternatif strategi fokus adalah:
1. Strategi fokus biaya rendah (low-cost focus) Tipe 4, menawarkan produk/jasa
kepada sekelompok kecil (kelompok ceruk) konsumen pada harga terendah
yang tersedia dipasar.
2. Strategi fokus nilai terbaik (best-value focus) Tipe 5, menawarkan produk/jasa
pada sejumlah kecil konsumen dengan nilai harga terbaik yang tersedia
dipasar. Strategi fokus nilai terbaik bertujuan untuk menawarkan kepada ceruk
konsumen tertentu produk/jasa dengan yang lebih baik, yang memenuhi selera
dan permintaan mereka dibandingkan dengan produk pesaing. Sasaran strategi
Tipe 4 dan Tipe 5 adalah pasar yang kecil. Hanya saja perbedaan antar
keduanya adalah Tipe 4 menawarkan produk/jasa pada ceruk konsumen tertentu pada
harga terendah, sedangkan Tipe 5 menawarkan produk atau jasa kepada ceruk
konsumen tertentu pada harga yang lebih tinggi namun dengan fitur tambahan yang
cukup banyak, sehingga tawaran tersebut dianggap memiliki nilai terbaik.
Penambahan skala produksi, tenaga kerja, sistem distribusi, dan tempat usaha
maka perluasan usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka
panjang, dengan demikian pencapaian skala ekonomis (economis of scale) telah diraih.
Kemudian sebaliknya, apabila peningkatan output tersebut menyebabkan adanya
peningkatan biaya dalam jangka panjang (diseconomies of scale), maka hal tersebut
tidak baik untuk dilanjutkan.
Gambar 2. Kerangka Berpikir (Benyamin, 2013).
E. MEMENANGKAN PASAR MELALUI PERENCANAAN TAKTIS
Salah satu perencanaan taktis menggunakan konsep MARKETING MIX /
BAURAN PEMASARAN, Marketing mix adalah perangkat alat pemasaran tektis
yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon
yang diinginkan pasar sasaran. Marketing mix adalah semua faktor yang dapat dikuasai
oleh seorang manajer pemasaran dalam rangka mempengaruhi permintaan konsumen
terhadap barang dan jasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu: Product, Place, Price, Promotion
(4P), Produk adalah sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran,
harga adalah jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh
produk tersebut, tempat termasuk aktifitas yang mengkonsumsikan keunggulan
produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya (Shanti, 2011)
F. MENERAPKAN KONSEP PEMASARAN DENGAN MEMBANGUN
KEPUASAN PELANGGAN MELALUI KUALITAS, PELAYANAN DAN
NILAI
Pelanggan adalah pihak yang memaksimumkan nilai, para pemasar harus
menentukan jumlah nilai bagi pelanggan dan jumlah biaya yang ditawarkan setiap
pesaing untuk mengetahui bagaimana posisi penawaran mereka sendiri. Kepuasan
pelanggan merupakan fungsi dari pandangan terhadap kinerja produk dan harapan
pembeli. Banyak perusahaan yang bertujuan TCS – total customer satisfaction.
Sehingga para manajer pemasaran mempunyai tanggung jawab yang terpusat pada
kualitas, yaitu mereka harus berpartisipasi dalam merumuskan strategi dan kebijakan
yang dirancang untuk membantu perusahaan agar unggul dalam persaingan melalui
keistimewaan kualitas total termasuk kualitas pemasaran dan kualitas produksi
(Shanti, 2011).
G. PENERAPAN KONSEP PEMASARAN DENGAN CARA MEMANTAU
LINGKUNGAN PEMASARAN
Lingkungan pemasaran adalah berbagai aktor dan kekuatan dari luar bagian
pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk
mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan sasaran. Mengapa
lingkungan pemasaran harus terus dipantau? karena banyak perubahan-perubahan
global yang harus cepat diantisipasi oleh firm antara lain : percepatan yang besar dalam
transportasi, komunikasi dan transaksi keuangan internasional, yang mengarah pada
pertumbuhan perdagangan dan investasi dunia yang pesat, terutama perdagangan Tri
Sumbu (Amerika Utara, Eropa Barat dan Timur Jauh), pengikisan dominasi AS dan
kebangkitan ekonomi Jepang dan Timur Jauh; penyebaran gaya hidup global (Shanti,
2011).
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin, P. 2013. Manajemen dan pengembangan pemasaran perikanan di
Sidoharjo. Program studi Manajemen, Universitas Kristen Petra. Jurnal Agro
Vo. 1 (1).
Shinta, A. 2011. Manajemen Pemasaran. Universitas Brawijaya Press. Malang. Hal:
18 - 28
Gumbira, E. dan A. Haritz, I. 2004. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Hal: 32
Dharmmesta, B.S., dan T. H. Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku
Konsumen. BPFF Yogyakarta. Yogyakarta.