Tugas Makalah Mata Kuliah Kewarganegaraan

13
TUGAS MAKALAH MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI Oleh : - Bagus Widoto Aji (2112100170) - Athif Husnabilah (3312100064) Institut Teknologi Sepuluh Nopember

description

demokrasi

Transcript of Tugas Makalah Mata Kuliah Kewarganegaraan

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH KEWARGANEGARAANDEMOKRASI

Oleh: Bagus Widoto Aji(2112100170) Athif Husnabilah(3312100064)

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya2013BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demokrasi sebagai suatu sistem politik/sistem pemerintahan dalam suatu negara yang dipercaya oleh kebanyakan masyarakat dunia sebagai sistem yang paling baik diantara sistem politik/sistem pemerintahan yang lainnya untuk saat ini. Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang memberikan rakyat kekuasaan penuh dalam menjalankan pemerintahan di suatu negara. Rakyat memiliki hak untuk mengeluarkan pendapatnya baik berupak kritikan maupun saran atas setiap keputusan dalam menjalankan pemerintahan.Sekitar 500 tahun sebelum masehi, sejarah demokrasi dimulai bertepatan dengan adanya sekelompok kecil manusia di Yunani yang mulai mengembangkan sistem pemerintahan yang memberikan kesempatan yang cukup besar bagi publik untuk ikut serta dalam merancang keputusan. Sejak saat itu, istilah demokrasi dikenal oleh masyarakat.Sebelum istilah demokrasi tersebut dikenalkan oleh Yunani, bentuk sederhana dari demokrasi itu sendiri telah diterapkan di Mesoponia sekitar 4000 tahun sebelum masehi. Dimana ketika itu, bangsa Sumeria yang tinggal di Mesoponia memiliki beberapa negara kota yang independen. Di setiap negara kota tersebut para rakyat seringkali berkumpul untuk mendiskusikan suatu permasalahan dan keputusan pun diambil berdasarkan konsensus atau mufakat.Negara indonesia sendiri memilih sistem demokrasi sejak proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Meskipun sebenarnya, sebelum proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia telah menerapkan demokrasi seperti adanya musyawarah dalam menentukan keputusan. Sistem demokrasi di Indonesia mulai sejak proklamasi kemerdekaan mengalami perkembangan, diantaranya demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, dan demokrasi pancasila.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah demokrasi ini, rumusan masalah yang ada diantaranya :1. Apa yang dimaksud dengan demokrasi ?2. Apa saja macam sistem pemerintahan demokrasi ?

3. Apa saja perbedaan sistem pemerintahan negara yang menggunakan sistem demokrasi dan sistem non-demokrasi ?4. Bagaimana sistem demokrasi di Indonesia ?

1.3Tujuan1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan demokrasi.2. Untuk mengetahui macam macam sistem demokrasi.3. Untuk mengetahui perbedaan sistem pemerintahan Negara yang menggunakan sistem demokrasi dan sistem non-demokrasi.4. Untuk mengetahui sistem demokrasi di Indonesia.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Demokrasi

Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitudemosyang berarti rakyat, dankratos/crateinyang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Beberapa ahli berikut merupakan pengertian demokrasi menurut beberapa ahli : Menurut International Commission of JuristDemokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga Negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan yang bertanggungjawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas. Menurut C.F. StrongDemokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut. Menurut H. Harris Soche (Yogyakarta : Hanindita, 1985)Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekusaan pemerintahan itu melekat pada diri rakyat atau diri orang banyak dan merupakan hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan dan melindungi dirinya dari paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah.

2.2 Perkembangan Demokrasi

Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan Negara dan hukum di Yunani Kuno dan dipraktekkan dalam kehidupan bernegara antara abad 4 SM- 6 M. pada waktu itu, dilihat dari pelaksanaannya, demokrasi yang dipraktekkan bersifat langsung( direct democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusan- keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga Negara yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas. Di Yunani Kuno, demokrasi hanya berlaku untuk warga Negara yang resmi. Sedangkan penduduk yang terdiri dari budak, pedagang asing, perempuan dan anak-anak tidak dapat menikmati hak demokrasi.Gagasan demokrasi yunani Kuno lenyap Dunia Barat ketika bangsa Romawi dikalahkan oleh suku Eropa Barat dan Benua Eropa memasuki abad pertengahan (600-1400). Walaupun begitu, ada sesuatu yang penting yang menjadi tonggak baru berkenaan dengan demokrasi abad pertengahan, yaitu lahirnya Magna Charta. Dari piagam tersebut, ada dua prinsip dasar: Pertama, kekuasaan Raja harus dibatasi; Kedua, HAM lebih penting daripada kedaulatan Raja.Ada dua peristiwa penting yang mendorong timbulnya kembali demokrasi yang sempat tenggelam pada abad pertengahan, yaitu terjadinya Raissance dan Reformasi. Raissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minat pada sastra dan budaya Yunani Kuno, dasarnya adalah kebebasan berpikir dan nertindak bagi manusia tanpa boleh ada orang lain yang membatasi dengan ikatan-ikatan. Sedangkan Reformasi yang terjadi adalah revolusi agama yang terjadi di Eropa Barat abad 16.Dari dua peristiwa penting di atas, Eropa kemudian masuk ke dalam Aufklarung (Abad Pemikiran) dan Rasionalisme yang mendorong mereka untuk memerdekakan pikiran dari batas-batas yang ditentukan gereja untuk mendasarkan pada pemikiran atau akal (rasio) yang pada gilirannya kebebasab berpikir ini menimbulkan lahirnya pikiran tentang kebebasan politik.Dua filsuf besar yaitu John Locke (Inggris) dan Montesquieu (Perancis) telah menyumbangkan gagasan mengenai pemerintahan demokrasi. Menurut John Locke (1632-1704), hak-hak poitik rakyat mencakup hak hidup, kebebasan dan hak memiliki (live, liberal, property). Sedangkan Montesquieu (1689-1955) menjamin hak-hak politik menurut Trias Politika, yaitu suatu system pemisahan kekuasaan dalam Negara ke dalam kekuasaan legislative, eksekutif, dan yudikatif yang masing-masing harus dipegang organisai sendiri yang merdeka. Akibat pemikiran tentang hak-hak politik rakyat dan pemisahan kekuasaan, muncullah kembali ide demokrasi.2.3 Demokrasi Sebagai Bentuk Pemerintahan

Secara klasik, pebagian bentuk pemerintahan menurut Plato, dibedakan menjadi :a. Monarki, yaitu suatu bentuk pemerintaham yang dipegang oleh seseorang sebagai pemimpin tertinggi dan dijadikan utuk kepentingan rakyat banyak.b. Tirani, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh seseorang sebagai pemimpin tertimggi dan di jadikan utuk kepentingan pritar.c. Aristokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yank dipegang oleh sekelompok orang yang memimpin dan dijadikan untuk kepentingan rakyat banyak.d. Oligarki, yaitu suatu bentuk pemerintahan yank dipegang oleh sekelompok dan dijadikan untuk kelompok itu sendiri.e. Demokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yank dipegang oleh rayat dandijalankan untuk kepentigan rakyat banyak.f. Mobokrasi/Okhlokrasi, yaitu suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh rakyat tetapi rakyat yang tidak tahu apa-apa, rakyat yang tidal berpendidikan, dan rakyat yang tidak paham tentang pemerintahan, yank akhirnya pemerimtahan yang dijalankan tidak berhasil untuk kepentingan rakyat banyak. Bentuk pemerinthan monarki, aristokrasi, dan demokrasi dikatakan sebagai bentuk pemerintahan yang baik, sedangkan bentuk tirani, origarfi dan mobograsi adalah bentuk yang buruk dari pemerintahan.Adapun bentuk pemerinthan yang di anut atau diterima adalah bentuk pemerintahan modern menurut Nicollo Machiavelli :a. monarki adalah bentuk pemerintahan yang bersifat kerajaan. Pemimpin negaraumumnya bergelar raja, ratu, kaisar atau sultan.b. Republik adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presidenatau perdana menteri.

2.4 Demokrasi Sebagai Sistem PolitikBeberapa ahli telah mendefinisikan demokrasi sebagai sistem politik :a. Hendry B. Mayor, menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan yang berkala yang didasar kan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.b. Samuel Huntington, menyatakan bahwa sistem politik sebagai demokratis sejauh para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan yang adil, jujur, dan berkala dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak memberikan suara.Sistem poitik dewasa ini dibedakan menjadi dua (Huntington, 2001), yaitu sistem politik demokrasi dan sistem politik nondemokrasi. Termasuk sistem politik nondemokrasi adalah sistem politik otoriter, totaliter, sistem diktator, rezim militer, rezim satu partai, monarki absolut, dan sistem komunis. Sistem politik (pemerintahan) demokrasi adalah sistem pemerintahan dalam suatu negara yang menjalankan prinsip-prinsip demokrasi.Sukarna dalam buku Demokrasi vs Kediktaktoran (1981) mengemukakan prinsip-prinsip dari sistem poltik demokrasi, sebagai berikut :a. Pebagian kekuasaan; kekuasaan esekutif, legislatif dan yudikatifb. Pemerintahan konstitusionalc. Pemerintahan berdasarkan hukum (Rule of Law)d. Pemerintahan mayoritase.Pemerintahan dengan diskusif. Pemerintahan umum yang bebasg. Partai politik lebih dari satu dan mampu melaksanakan fungsinyah. Menejemen yang terbukai. Pers yang bebasj. Pengakuan terhadap hak-hak minoritask. Perlindungan terhadap hak azazi manusial. Peradilan yang bebas dan tidak memihakm. Pengawasan terhadap administrasi negaran. Kebijakan pemerintah dibuat oleh badan perwakilan politik tanpa paksaan dari lembaga manapuno. Jaminan terhadap kebebasan individu dalam batas-batas tertentup. Konstitusi/UUD yang demokratis.

2.4.1Perbedaan antara Negara yang menganut sistem demokrasi dan Negara dengan sistem non demokrasiSemua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai tolok ukur dari keabsahan politik. Kehendak rakyat adalah dasar yang paling utama untuk menjalankan suatu pemerintahan dengan sistem demokrasi. Demokrasi lebih memprioritaskan rakyat, hal ini karena masih memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang tidak menganut sistem demokrasi disebut negara otoriter. Negara otoriterpun masih mengaku bahwa dirinya sebagai negara demokrasi. Ini menunjukkan bahwa demokrasi itu penting dalam kehidupan bernegara dan pemerintahan.Dalam sistem politik demokrasi, warga negara dapat berpartisipasi dalam setiap pengambilan keputusan yang dibuat pemerintah. Demokrasi memungkinkan adanya perbedaan pendapat dan persaingan.Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruhnegaradidunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut (http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi): Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusanpolitik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan). Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat (warga negara). Adanyapersamaan hakbagi seluruh warga negara dalam segala bidang. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat penegakan hukum Adanyakebebasandankemerdekaanbagi seluruh warga negara. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan sebagainya).Sedangkan dalam sistem politik non demokrasi atau disebut dengan otoriter, yaitu kekuasaan politik yang hampir tidak terbatas yang dimiliki oleh pemimpin pemerintahan atau partai politik yang bekuasa. Berikut beberapa ciri-ciri pemerintahan dengan sistem politik otoriter yang ditulis oleh Theodore M. Vestal dari Oklahoma State University,Amerika Serikat, dalam bukunyaEthiopia: A Post-Cold War African State,antara lain:1. Infrastruktur dan fasilitas pemerintahan dikendalikan secara terpusat. Kekuatan politik diperoleh dan dipertahankan melalui suatu sistem represif yang menentang segala bentuk tentangan atau yang berpotensi menentang.Partaipolitik dan organisasi-organisasimasyarakatdigunakan sebagai alat untuk memobilisasi masyarakat dalam rangka pemenuhan tujuan pemerintah.2. Mengikuti prinsip-prinsip berikut :a) Aturan datang dari seseorang, bukan darihukumb) Pemilihan umum bersifat kaku (seringkali orang bisa mengetahui siapa pemenangnya, bahkan sebelum pemilu itu berlangsung)c) Semua keputusan politis ditentukan oleh satu pihak dan berlangsung tertutupd) Penggunaankekuatanpolitik yang seolah-olah tidak terbatas.3. Pemimpin dipilih sendiri atau menyatakan diri. Kalaupun ada pemilihan, hak kebebasan masyarakat untuk memilih cenderung tidak diacuhkan.4. Tidak adajaminankebebasan sipil, apalagi toleransi bagi yang ingin menjadi oposisi.5. Tidak ada kebebasan untuk membentuk suatu kelompok,organisasi, atau partai politik untuk bersaing dengan kekuatan politik yangincumbent.6. Kestabilan politik dipertahankan melalui :a) Kontrol penuh terhadap dukungan pihakmiliteruntuk mempertahankan keamanan sistem dan kontrol terhadap masyarakatb) Birokrasi dikuasai oleh orang-orang yang mendukung rezimc) Kendali terhadap oposisi dari internal negarad) Pemaksaan kepatuhan kepada publik melalui berbagaicarasosialisasi.