Tugas makalah kelompok.docx
-
Upload
gaknggenah -
Category
Documents
-
view
212 -
download
5
Transcript of Tugas makalah kelompok.docx
Obat sediaan padat terbagi atas delapan jenis, dimana definisi, kelebihan
dan kekurangan, cara pembuatan hingga eksipien yang digunakan oleh masing-
masing eksipien tersebut akan dijelaskan lebih lanjut di bawah.
1. Tablet
1.1 Definisi
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, obat tablet adalah sediaan obat
padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Obat tablet
yang dikonsumsi secara oral dapat berbentuk rata atau cembung rangkap,
umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan. Pada umumnya diameter obat tablet berkisar antara 5,0 - 17 mm dan
dengan berat 0,1 – 1,0 gram (Voight, 1994).
1.2 Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
1. Dapat bekerja pada jalur oral.
2. Memberikan ketepatan yang tinggi dalam dosis.
3. Dapat mengandung dosis zat aktif dengan volum yang kecil sehingga
memudahkan proses pembuatan, pengemasan, pengangkutan, dan
penyimpanan.
4. Bebas dari air, sehingga potensi adanya hidrolisis dapat
dicegah/diperkecil.
Kekurangan
1. Ada orang tertentu yang tidak dapat menelan tablet (dalam keadaan tidak
sadar/pingsan).
2. Formulasi tablet cukup rumit.
1.3 Jenis dan Eksipien
1. Bahan pelicin (lubricant/anti adherent), berfungsi untuk memperlancar proses
pengeluaran zat aktif dari tablet. Contoh: magnesium stearat.
2. Bahan pengisi (filler/diluents), dengan fungsi menambah massa dan volume
tablet sehingga dapat dikempa dengan ukuran yang sudah ditentukan. Contoh:
laktosa.
3. Bahan penghancur (disintegrant), dengan fungsi mendukung disintegrasi
tablet saat bersentuhan dengan cairan lambung. Contoh: amilum.
4. Bahan pengikat (binder), dengan fungsi mendukung kekerasan tablet dan
kekuatan ikatan tablet bagian tepi (sebagai lawan dari kerapuhan) melalui
pengikatan antar partikel yang intensif. Contoh: amilimuskigalo 10%, larutan
plivinilpirolidon (PVP).
1.4 Metode Pembuatan
Tablet dapat dibuat melalui tiga jenis metode, yaitu granulasi basah,
granulasi kering, dan kempa langsung. Pemilihan metode pembuatan sediaan
tablet ini biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat
tablet, apakah zat tersebut tahan terhadap panas atau lembab, kestabilannya, besar
kecilnya dosis, dan lain sebagainya.
a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan
eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan
pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang
dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas.
b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif
dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa
padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang
berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Teknik ini yang cukup
baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu
tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap
pemanasan dan kelembaban.
c. Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung
campuran zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal
terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah,
praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan pada
kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan
terhadap panas dan lembab.
Syarat-syarat yang mepengaruhi pembuatan :
1. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
2. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik.
3. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
4. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
5. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan.
6. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu
2.Coated Tablet
2.1 Definisi
Obat sediaan tablet yang diberi pelapis. Pelapis tablet modern berbasis
bahan dari polimer dan polisakarida, dengan disertakan bahan pemanis (gula).
Tujuan pelapisan lebih pada untuk menyamarkan rasa dan bau, melindungi
terhadap radiasi UV matahari (yang dapat memberikan reaksi degradasi pada zat
aktif yang peka), selain memberikan rasa manis dan warna yang menarik yang
membantu proses pemberian obat, terutama untuk anak-anak.
2.2 Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
1. Dapat ditambahkan rasa tertentu pada lapisannya yang dapat
menghilangkan rasa pahit.
2. Permukaan tablet lebih halus dan dapat diberi logo produk.
3. Lebih stabil terhadap oksidasi dari udara luar.
4. Dapat mengendalikan laju desolusi tablet dalam saluran pencernaan.
Kekurangan
1. Tablet dengan pelapis gula tidak sesuai jika diberikan kepada pasien yang
menderita diabetes maupun pada pasien yang melakukan diet rendah gula.
2. Sifat hiroskopisitas dari gula perlu dipertimbangkan terutama dalam
mendesain kemasan maupun memberikan instruksi penyimpanan, agar
terhindar dari lembab.
2.3 Jenis Eksipien
Bahan pemanis dan pemberi rasa yang digunakan sebagai pelapis
digunakan untuk mengurangi rasa pahit dari zat aktif pada tablet, misalnya adalah
silitol, fruktosa, sukrosa, atau perasan lain seperti rasa mint.
2.4 Metode Pembuatan
Ada dua jenis mesin pelapisan trablet yang digunakan dalam industri
farmasi: Pelapisan panci yang digunakan sebagian besar untuk lapisan sukrosa
dan Pelapisan Otomatis yang digunakan untuk semua jenis pelapis, mereka dapat
dilengkapi dengan panel remot kontrol, pengurang kelembapan, kolektor debu.
Desain diperlukan untuk memberikan pelapis yang mengandung alkohol.
3. Disintegrating Tablet
3.1 Definisi
Salah satu jenis tablet yang dapat cepat hancur atau larut di dalam mulut
yang ditujukan bagi mereka yang sulit untuk menelan tablet seperti manula dan
anak-anak. Tablet dengan ciri di atas biasa disebut sebagai Orally Disintegrating
Tablets (ODTs). Matriks berpori terdiri dari jaringan pembawa larut air dan bahan
aktif. Dosis maksimum untuk jaringan larut air pada obat adalah 60 mg serta
partikel ukuran obat dan eksipien harus bawah 50 μm.
3.2 Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
1. Dapat larut dengan cepat di dalam mulut mrnggunakan bantuan air liur.
2. Tidak diperlukan air untuk menelan tablet.
Kekurangan
1. Tidak dapat digunakan untuk dosis tinggi.
3.3 Jenis Eksipien
Jenis eksipien yang digunakan dalam pembuatan ODTs biasanya meliputi
campuran polimer larut air, gula kristal, manitol serta polisakarida alami seperti
gelatin dan alginat. Mikroenkapsulasi dan kompleksasi dengan resin pertukaran
ion dapat dikombinasikan dengan rasa tambahan dan pemanis untuk menutupi
rasa pahit obat.
3.4 Metode Pembuatan
Terdapat 3 tahap dalam proses produksi ODTs, yaitu: proses produksi
dimulai dengan persiapan massal dari suatu suspensi obat dengan dosis yang
tepat, dicampur menjadi lepuh yang telah dibentuk sebelumnya. Tahap kedua diisi
blister melalui proses pembekuan kriogenik untuk mengontrol ukuran utama
kristal. Hal ini membantu dalam memastikan porositas dan produk kristal kering.
Tahap akhir produksi melibatkan menyegel blister yang terbuka dengan
dipanaskan untuk memastikan stabilitas dan melindungi tablet yang rapuh.
4. Chewable Tablet
4.1 Definisi bentuk sediaan
Tablet kunyah merupakan bentuk sediaan yang dirancang untuk secara
mekanis terdisintegrasi di dalam mulut. Tablet jenis ini memiliki kemampuan
disintegrasi yang lebih cepat dan sempurna dibandingkan dengan formulasi tablet
standar. Biasanya digunakan dalam formulasi tablet untuk anak-anak. Beberapa
jenis obat lain yang digunakan dalam bentuk sediaan ini di antaranya: antasida;
anti-histamin; anti-motality agent; anti-epilepsi; antibiotik; pengobaran asma; dan
analgesik.
4.2 Kelebihan dan Kekurangan
Beberapa kelebihan tablet kunyah:
Alternatif sediaan yang baik untuk pasien yang sulit menelan, seperti anak-
anak dan lansia
Lebih sederhana dan mudah karena tidak perlu diminum dengan air
Bioavailibilitas yang baik karena lebih mudah dan cepat diserap tubuh
(disintegrasinya lebih baik daripada formulasi tablet standar)
Memiliki rasa yang enak
Sedangkan beberapa kekurangannya:
Membutuhkan banyak strategi taste-masking untuk menutupi rasa dari
kebanyakan zat aktif yang rasanya tidak enak
Memerlukan banyak macam eksipien untuk memenuhi standar tablet kunyah
Tidak cocok untuk bayi, balita, atau bagi pasien yang tidak sadarkan diri
4.3 Jenis dan Contoh Eksipien
Beberapa jenis eksipien yang digunakan untuk tablet kunyah dan
contohnya adalah sebagai berikut:
Bahan pengikat; digunakan untuk mengikat tablet. Pengikat untuk tablet
kunyah umumnya memiliki kelebihan memperbaiki disintegrasi sekaligus
rasa dari tablet. Contoh: manitol, laktosa, sukrosa, sorbitol.
Bahan coating; digunakan untuk menutupi rasa tidak enak dari tablet kunyah.
Contoh: karboksimetilselulosa, etil selulosa,dan polivinil alkohol.
Bahan pemanis; digunakan untuk memberi rasa enak dari tablet kunyah.
Contoh: xylitol (gula alcohol paling manis); fruktosa; honey powder; gula
compressible (misal:sukorsa tergranulasi); pemanis buatan (misal:aspartame);
Bahan pemberi rasa; digunakan untuk memberi rasa enak dari tablet kunyah.
Dapat berupa bentuk minyak atau kering
4.4 Proses Manufaktur
Tablet kunyah dapat dibuat dengan menggunakan metode kompresi. Dalam
metode ini, dilakukan penambahan bahan pengisi dan pengikat, yang dapat
membantu laju disintegrasi dan menambahkan rasa yang enak di mulut. Agen
pemberi rasa dapat ditambahkan sebelum kompresi untuk mencegah kehilangan
karena volatilitasnya. Agen pemberi rasa umumnya merupakan minyak volatil,
yang dapat larut dalam alkohol dan kemudian disemprotkan pada eksepien lain
atau granul. Agen pemberi rasa jenis kering dapat ditambahkan jika agen tersebut
mudah teroksidasi. Perasa diemulsifikasi dalam bahan pengikat (seperti pati dan
maltodekstrin) lalu dikeringkan. Pemanis juga dapat ditambahkan setelahnya.
Agen pemberi rasa lain dapat ditambahkan melalui proses coating dalam metode
granulasi basah serta mikroenkapsulasi. Berikut adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pembuatan tablet kunyah:
a. Faktor standar dalam formulasi tablet (kompaktibilitas, aliran, dll), dan
faktor disintegrasi tablet
b. Kontrol lingkungan pada pembuatan tablet (suhu, humiditas, dll)
c. Kontrol jumlah, jenis, dan karakteristik eksipien untuk memenuhi
kepuasan rasa dan menyesuaikan proses manufaktur
5. CHEWING GUM
5.1 Definisi bentuk sediaan
Chewing gum merupakan jenis permen yang hanya bisa dikunyah dan tidak
bisa ditelan. Chewing gumterdiri dari gum alami maupun sintetis dan berbagai
eksipien seperti pengisi, pelembut, pemanis, dan pemberi rasa. Untuk aplikasi
medis, biasanya disebut sebagai medicated chewing gum.
Medicated chewing gum ini merupakan sediaan padat yang dimaksudkan
untuk dikunyah selama periode waktu tertentu dan mengantarkan obat atau zat
aktif tertentu. Chewing gum tidak ditelan dan sisa massanya dibuang. Selama
proses pengunyahan, obat atau zat aktif yang terkandung dalam gum akan
dikeluarkan ke saliva. Beberapa aplikasi dari medicated chewing gum adalah
untuk antijamur pada mulut (econazole, nystatine); pengganti rokok (nikotin,
perak asetat); pereda nyeri (aspirin, methadone); stimulus (kafein); obat karies
gigi (kloroheksidin); antimual (dimenhydrinate); penetral asam (antasida).
5.2 Kelebihan dan Kekurangan
Beberapa kelebihan medicated chewing gum:
1) Mudah digunakan kapan saja, di mana saja, dan tidak perlu menggunakan
air
2) Stabilitas produknya baik karena zat aktif terlindung dari oksigen, cahaya,
dan air
3) Reaksinya cepat dan bioavabilitasnya tinggi
4) Rasanya enak dan mudah digunakan untuk pasien yang sulit menelan atau
anak-anak
5) Dapat langsung dikonsumsi
Sedangkan beberapa kekurangannya:
1) Terlalu lama mengunyah dapat menyebabkan nyeri pada otot wajah dan
sakit telinga pada anak-anak
2) Resiko overdosis dibandingkan dengan tablet kunyah atau lozenges
3) Sorbitol dalam formulasinya dapat menyebabkan diare
4) Aditif seperti perasa Cinnamon dapat menyebabkan radang tenggorokan
dan Licorice dapat menyebabkan hipertensi
5.3 Jenis dan Contoh Eksipien
Penyusun chewing gum biasanya terbagi dalam dua bagian besar, yaitu bagian
tidak larut air, dan bagian larut air. Bagian larut air yaitu:
1. Elastomer dan pelarut elastomer; sebagai pemberi efek elastis dan
pengatur tekstur. Contoh: alami: chicle, nispero, rosadinha, dll;
sintetis:butadiene, polietilen, polivinilalkohol, dll; (pelarut) terpinene
resins
2. Plastizer; sebagai pemberi tekstur. Contoh:lanolin, asam palmitik, propilen
glikol, minyak sayur terhidrogenasi, lilin paraffin, dll.
3. Filler; sebagai pengisi untuk meningkatkan kemampuan dikunyah.
Contoh: kalsium karbonat, magnesium karbonat, aluminium silkat, dll.
Semantara bagian tidak larut air yaitu:
1. Pelembut dan pengemulsi; sebagai pengoptimasi kemampuan dikunyah
dan pemberi efek di mulut. Contoh: gliserin, lecithin, dll.
2. Pewarna dan pemutih; sebagai pemberi efek warna. Contoh: titanium
dioksida, pewarna makanan, dll.
3. Pemanis; memberi efek rasa. Contoh: pemanis larut air (xylose, glucose,
sucrose, fructose, gula alkohol, dll); pemanis buatan (sakarin, dll); pemanis
dipeptida (aspartame, dll).
4. Antioksidan; sebagai pencegah pertumbuhan mikroba. Contoh: propil
galat, dll.
5. Pemberi rasa. Contoh: minyak esensial berbagai rasa.
6. Bulking agents; sebagai pengganti untuk gum kalori rendah. Contoh:
polidextrose, inulin, fruktooligosakarida, dll.
7. Compression adjuvant; sebagai pembantu pada proses kompresi. Contoh:
silikon dioksida, kalsium stearate, dll.
5.4 Proses Manufaktur
Metode pembuatan chewing gum dapat dibagi secara umum menjadi tiga, yaitu:
1) metode konvensional (melting); 2) metode freezing, grinding dan tableting; 3)
metode direct compression. Pada metode konvensional, gum base dilelehkan dan
ditabahkan zat aktif serta eksipien. Kemudian gum dilewatkan pada roller
sehingga menjadi lempengan pita dan ditambahkan lapisan gula untuk mencegah
lengket dan meningkatkan rasa. Kemudian gum didinginkan sampai 48 jam dan
dipotong-potong sesuai ukuran. Metode freezing, grinding dan tableting
dikembangkan lebih jauh untuk mengatasi kelemahan metode konvensional
seperti kadar air yang kurang rendah. Metode kedua ini melibatkan proses
pendinginan, penambahan anti-caking dan grinding agent, dan proses tableting
dengan reaktor seperti FBR (Fluidized Bed Reactor). Metode direct compression
digunakan untuk mengatasi kelemahan dari metode kedua yang membutuhkan
banyak peralatan dan cenderung lebih lambat. Berikut adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pembuatan chewing gum:
1. Jumlah dan karakteristik dari setiap bahan yang digunakan
2. Temperatur pada proses melting, cooling, maupun freezing
3. Viskositas serta karakteristik tekstur dari gum
4. Metode kompresi
6.CAPSULE
6.1 Definisi bentuk sediaan
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang kapsul umumnya terbuat dari gelatin, namun
dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Terdapat dua jenis
cangkang kapsul, yaitu keras dan lunak. Kapsul cangkang keras terdiri atas bagian
tubuh dan tutup, dengan bentuk isi obat umumnya adalah padat, namun dapat juga
cair, tersedia dalam bentuk kosong, dan dipakai per oral. Sedangkan Kapsul
cangkang lunak terdiri dari satu kesatuan,isi kapsul umumnya obat cair, tidak
tersedia di pasaran dalam bentuk kosong, dan dapat dipakai untuk oral, vaginal,
rectal, dan topikal.
6.2 Kelebihan dan Kekurangan
Adapun kelebihan dari bentuk sediaan kapsul adalah sebagai berikut.
1. Bentuk menari dan praktis
2. Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang
enak
3. Mudah ditelan dan cepat larut didalam perut, sehingga obat cepat
diabsorpsi di usus.
Sedangkan kekurangan bentuk sediaan kapsul diantaranya :
1. Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap sebab pori-pori cangkang
tidak menahan penguapan
2. Tidak untuk zat-zat yang higroskopis dan yang dapat bereaksi dengan
cangkang kapsul
3. Tidak untuk balita
4. Tidak bisa dibagi (misal ½ kapsul)
5. Biaya operasi pembuatan kapsul lebih mahal dibanding tablet pada dosis
obat yang sama dikarenakan diperlukan biaya pembuatan cangkang dan
laju produksi kapsul cukup lambat
6.3 Jenis dan Contoh Eksipien
Berikut merupakan eksipien yang digunakan dalam pembuatan kapsul cangkang
keras.
Diluent (pengencer) : Mannitol, Laktosa, pati jagung, Mikrokristal selulosa
Lubricants (pelumas) : Magnesium Stearat, Asam Stearat, Gliseril
monostearat
Glidants : Aerosil / silikondioksida, talcum
Disintegrants : asam alginat, croscarmellose, crospovidone, pati jagung
Wetting agents : Sodium laurat sulfat
Untuk softgel atau kapsul cangkang lunak, eksipien utamanya adalah plastisizer.
Plastisizer yang banyak digunakan pada kapsul adalah gliserol. Plastisizer lainnya
yang juga dapat digunakan adalah sorbitol dan propilen glikol. Untuk pewarna,
digunakan zat warna dari berbagai oksida besi.
Proses Manufaktur
Proses manufaktur dari kapsul terdiri dari proses pembuatan cangkang dan proses
pengisian kapsul.Pembuatan cangkang kapsul keras berbeda dari cangkang kapsul
lunak. Pembuatan cangkang kapsul keras dimulai dari pembuatan larutan gelatin
25-30%. Bahan tambahan seperti pengawet dan pewarna dicampurkan ke dalam
larutan gelatin sehingga membentuk campuran homogen. Sepasang cetakan, yaitu
untuk bagian tubuh dan tutup cangkang, dicelupkan ke dalam larutan gelatin
dengan suhu dijaga 50oC di dalam panci pemanas berjaket. Cetakan dijepit dan
diputar untuk mendistribusikan gelatin kemudian di hembus dengan udara dingin
untuk membentuk film. Pengeringan dilakukan dengan melewatkan udara panas
pada cangkang dengan temperatur panas rendah dikarenakan titik leleh yang
rendah pada gelatin. Cangkang dilepaskan dari jepitan dan dirapikan bentuknya.
Cangkang kapsul lunak pada dasarnya terdiri dari gelatin, plasticizer, dan air.
Hampir semua proses manufaktur cangkang lunak menggunakan proses Scherer.
Larutan gliserol dan gelatin dipanaskan dan dipompakan kedalam 2 drum
pendingin untuk membentuk 2 pita terpisah yang mana masing-masing
merupakan setengah bagian cangkang kapsul. Pita kemudian dilumasi dan
dimasukkan ke dalam mesin pengisi. Kapsul gel kemudian di segel dengan
menmanfaatkan panas dan tekanan. Kapsul gel dijaga pada kelembaban 20%.
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan kapsul.
1. Jenis zat obat
2. Kelembapan dan temperatur saat proses manufaktur dan penyimpanan.
7.EFFERVESCENT TABLETS
7.1 Definisi bentuk sediaan
Tablet larut merupakan bentuk sediaan obat padat yang dapat langsung terlarut
atau terdispersi dalam air. Jenis obat yang cocok untuk bentuk sediaan obat seperti
ini adalah yang parasetamol, aspirin, dan vitaman merupakan contoh umum dari
tablet larut. Tablet larut terdiri dari asam organik larut dan garam karbonat logam
alkali. Asam organik yang paling umum digunakan adalah asam sitrat sedangkan
garam karbonat yang umum digunakan adalah sodium bikarbonat. Karbon
dioksida akan terbentuk jika gabungan zat tersebut kontak dengan air.
7.2 Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari bentuk tablet larut adalah sebagai berikut.
1. Sudah dalam bentuk larutan saat di pencernaan sehingga lebih cepat
beraksi dan terabsoprsi
2. Merupakan gabungan dari beberapa bahan aktif dan mempunyai dosis
besar
3. Tidak perlu menelan tablet
4. Tablet larut mempunyai rasa yang enak
Sedangkan kekurangan dari tablet larut adalah :
1. Ukuran tablet besar
2. Proses produksinya kompleks
3. Perlu material pengemasan yang khusus.
7.3 Jenis dan Contoh Eksipien
Eksipien yang digunakan pada tablet larut adalah perasa, pelembut, pengikat
water-soluble, surfaktan, dan agen antibusa. Perasa yang sangat umum digunakan
adalah asam sitrat. Pemanis alami ataupun buatan juga digunakan sebagai perasa.
Untuk pelembut, yang digunakan adalah Asam malat. Asam fumarat, askorbat,
adipat, dan tartarat sangat jarang digunakan.Pengikat water-soluble yang
digunakan adalah dekstrosa atau laktosa. Water-soluble alternatif yang dapat
digunakan adalah PEG. Surfaktan ditambahkan untuk memperbesar kelembaban
dan kelarutan. Penambahan agen antibusa dperlukan untuk menyeimbangkan
surfaktan.
7.4 Proses Manufaktur
Proses pembuatan tablet larut secara garis besar sama dengan pembuatan tablet
konvensional. Granulasi basah dapat dibawa secara hati-hati menggunakan 2
granulator terpisah, yaitu untuk komponen alkalin dan komponen asam. Air
ditambahkan sekitar 0,1 – 1 %, dan dimulailah reaksi preeffervescent. Siklus ini
berakhir dengan pengeringan menggunakan fluidized-bed dryer. Pada tahapan ini,
proses granulasi dan pengeringan dilakukan sehingga membantu pembentukan
tablet larut.Tablet larut harus mengandung sedikitnya 0.3% air. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pembuatan tablet larut adalah tingkat higroskopis dan
kemampuan mula-mula tablet dapat bereaksi dengan air. Kontrol lingkungan
kelembapan relatif dan tingkat air juga sangat penting saat proses manufaktur.
Maksimum kelembapan relatif 25% pada suhu 25oC.
DAFTAR ISI
Conway, Barbara R. Solid Dosage Forms, in Pharmaceutical Manufacturing
Handbook – Production and Processes, Gad, Shayne C., Editor. 2008, New
Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Mulyaries. 2011. Farmasi dan Dunia: Obat dan Bentuk Sediaan Obat.
http://science-pharmacy.blogspot.com/2011/02/obat-dan-bentuk-sediaan-
obat.html (diakses pada Senin, 04/03/2013)
Budi. 2011. Kegunaan Tablet Coating.
http://lukasbc.wordpress.com/2011/06/04/kegunaan-tablet-coating/ (diakses
pada Senin, 04/03/2013)
Conway, Barbara R. Solid Dosage Forms, in Pharmaceutical Manufacturing
Handbook – Production and Processes, Gad, Shayne C., Editor. 2008, New
Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Khatun, S., dan Kumar B.S. Medicated chewing gum: An unconventional drug
delivery. International Current Pharmaceutical Journal, 1 (4). 2012: 86-91.
Pagare, P.K., Chandrakant S.S., Varsha M.J., dan Vilasrao K. Medicated Chewing
Gum: A Novel Drug Delivery System. Journal of Applied Pharmaceutical
Science,02 (06). 2012: 40-54.
USANA, Inc. USANA Technical Bulletin – Excipients. 2008.
Conway, Barbara R. Solid Dosage Forms, in Pharmaceutical Manufacturing
Handbook – Production and Processes, Gad, Shayne C., Editor. 2008, New
Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Hickey, Anthony J, & David Ganderton. 2001. Pharmaceutical Process
Engineering. New York : Marcel Dekker, Inc.
Lee, Robert E. Effervescent Tablets. United States : CSC Publishing
Stahl, Harald. 2003. Effervescent Dosage
Manufacturing.http://www.pharmtech.com/
pharmtech/article/articleDetail.jsp?id=52249(diakses pada senin, 4
Maret 2013)
Swarbick, James.2006. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology.
Vinensia. Excipients Used In Formulations of Immediate Release Hard Gelatin
Capsules. http://formulation.vinensia.com/2011/09/excipients-used-in-
formulations-of.html(diakses pada Senin, 4 Maret 2013)