Tugas Lumpur Lapindo

6
NAMA : YUSRI TRIADI KELAS : VIII 5 TUGAS : IPS A. Penyebab Terjadinya Lumpur Lapindo Penyebab terjadinya Bencana alam lumpur panas lapindo, setidaknya ada 3 aspek yang menyebabkan terjadinya semburan lumpur panas tersebut. 1. Aspek teknis Pada awal tragedi, Lapindo bersembunyi di balik gempa tektonik Yogyakarta yang terjadi pada hari yang sama. Hal ini didukung pendapat yang menyatakan bahwa pemicu semburan lumpur adalah gempa Yogya yang mengakibatkan kerusakan sedimen. Namun, hal itu dibantah oleh para ahli, bahwa gempa di Yogyakarta yang terjadi karena pergeseran Sesar Opak tidak berhubungan dengan Surabaya. Argumen tersebut lemah karena biasanya terjadi pada lapisan dangkal, yakni pada sedimen yang ada pasir- lempung, bukan pada kedalaman 2.000 - 6.000 kaki. 2. Aspek ekonomis Dalam kasus semburan lumpur panas ini, Lapindo diduga “sengaja menghemat” biaya operasional dengan tidak memasang casing. Jika dilihat dari perspektif ekonomi, keputusan pemasangan casing berdampak pada besarnya biaya yang

description

Tugas Lumpur Lapindo

Transcript of Tugas Lumpur Lapindo

Page 1: Tugas Lumpur Lapindo

NAMA : YUSRI TRIADIKELAS : VIII5TUGAS : IPS

A. Penyebab Terjadinya Lumpur Lapindo

Penyebab terjadinya Bencana alam lumpur panas lapindo, setidaknya ada 3 aspek yang menyebabkan terjadinya semburan lumpur panas tersebut.

1. Aspek teknis

Pada awal tragedi, Lapindo bersembunyi di balik gempa tektonik Yogyakarta yang terjadi pada hari yang sama. Hal ini didukung pendapat yang menyatakan bahwa pemicu semburan lumpur adalah gempa Yogya yang mengakibatkan kerusakan sedimen. Namun, hal itu dibantah oleh para ahli, bahwa gempa di Yogyakarta yang terjadi karena pergeseran Sesar Opak tidak berhubungan dengan Surabaya. Argumen tersebut lemah karena biasanya terjadi pada lapisan dangkal, yakni pada sedimen yang ada pasir- lempung, bukan pada kedalaman 2.000 - 6.000 kaki.

2. Aspek ekonomisDalam kasus semburan lumpur panas ini, Lapindo diduga “sengaja menghemat” biaya

operasional dengan tidak memasang casing. Jika dilihat dari perspektif ekonomi, keputusan pemasangan casing berdampak pada besarnya biaya yang dikeluarkan Lapindo. Namun, entah mengapa Lapindo sengaja tidak memasang casing, sehingga pada saat terjadi underground blow out, lumpur yang ada diperut bumi menyembur keluar tanpa kendali.

3. Aspek politisSebagai legalitas usaha eksplorasi atau eksploitasi, Lapindo telah mengantongi izin

usaha kontrak bagi hasil dari Pemerintah sebagai otoritas penguasa kedaulatan atas sumber daya alam. Poin inilah yang paling penting dalam kasus lumpur panas ini. Pemerintah Indonesia telah lama menganut sistem ekonomi neoliberal dalam berbagai kebijakannya. Alhasil, seluruh potensi tambang migas dan sumber daya alam (SDA) “dijual” kepada swasta / individu. Orientasi profit yang menjadi para digma korporasi menjadikan

Page 2: Tugas Lumpur Lapindo

manajemen korporasi butah akan hal – hal lain yang menyangkut kelestarian lingkungan, peningkatan taraf hidup rakyat, bahkan hingga bencana ekosistem.

B. Proses Terjadinya Lumpur Lapindo

Bencana Lumpur Sidoarjo adalah sebuah kasus yang sangat kompleks, karena mulai dari permasalahan mekanisme pemicunya telah terjadi perdebatan yang sangat sengit, apakah dipicu oleh aktivitas pengeboran pada sumur eksplorasi gas Banjar Panji-1, ataukah dipicu pasca gempa bumi Yogyakarta 2 hari sebelumnya.

Ada yang berpendapat terjadi karena pecahnya formasi sumur pengeboran dari kedalaman 9.000 kaki atau 2.743 meter dari perut bumi. Ketika bor akan diangkat untuk mengganti rangkaian, tiba-tiba bor macet dan gas tidak bisa keluar melalui saluran fire pit dan gas menekan ke samping (mencari celah keluar ke permukaan). Ini diduga karena saat penggalian lubang galian belum disumbat dengan cairan beton sebagai casing. Lubang yang menganga dikarenakan adanya gempa bumi di Yogyakarta yang getarannya dirasakan sampai Sidoarjo, Malang, dan Surabaya. Dalam prosedurnya lubang penggalian pada bagian atas langsung di tutup beton. Namun, penutupan baru bisa dilakukan jika seluruh pekerjaan pengeboran selesai dan minyak mentahnya ditemukan.

C. Dampak Lumpur Lapindo

1. Banyak petani kehilangan ladangnya, sawah yang terendam tidak dapat ditanami kembali

karena tidak subur lagi.

2. Tak kurang 600 hektar lahan terendam.

3. Banyak rumah penduduk yang terendam lumpur panas, rumah yang terendam tidak dapat ditempati lagi.

4. Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 (Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah 18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15, masjid dan musala 15 unit.

5. Banyak sektor pendidikan terancam lumpur sehingga para siswa dipindahkan ke sekolah yang aman dari luberan lumpur.

6. Tidak berfungsinya sarana pendidikan (SD, SMP), Markas Koramil Porong, serta rusaknya sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon)

Page 3: Tugas Lumpur Lapindo

7. Banyaknya industri yang tutup, misalnya pabrik minuman, pabrik minyak wangi, pabrik kerupuk, pabrik payung tradisional, pabrik sabun, pabrik jam, dan industri yang lain.

8. Banyak pengangguran, akibat semburan lumpur pabrik-pabrik ditutup karena takut adanya kebakaran di lumpur panas.

9. Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.

10. Pihak Lapindo melalui Imam P. Agustino, General Manager PT Lapindo Brantas, mengaku telah menyisihkan US$ 70 juta (sekitar Rp 665 miliar) untuk dana darurat penanggulangan lumpur.

11. Amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur, mengakibatkan pipa air milik PDAM Surabaya patah.

12. Meledaknya pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah karena tekanan lumpur dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas terendam.

13. Empat kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai juga terancam tak bekerja.

14. Bau gas yang berasal dari lumpur panas membuat sesak nafas, dan kerusakan di saluran pernafasan.

D. Upaya Penanggulangannya

1.

Semua bangunan harus berorientasi kepada kemaslahatan masyarakat dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

2. Mendorong upaya Kepolisian Republik Indonesia untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan dalam rangka penegakan dan pentaatan hukum terhadap pemrakarsa dan penanggung jawab kegiatan.

3. Mendesak kepada semua pihak penyelenggara negara, untuk bertindak, berprilaku arif, adil dan amanah, melindungi kehidupan rakyat dan lingkungan hidup. Kasus yang terjadi di Kab. Sidoarjo harus menjadi pelajaran ppenting dan mahal, agar untuk masa mendatang tidak terjadi di tempat lain.

4. Mendesak penerapan sanksi terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas lemahnya pengawasan dan pemantauan yang dilakukan oleh pemberi izin, pemrakarsa dan penanggung jawab kegiatan.

5. Mengharapkan pemerintah dan pihak operator eksplorasi sumber daya alam agar mengkaji kembali kriteria, persyaratan dan mekanisme seluruh proses perizinan, serta pemberian

Page 4: Tugas Lumpur Lapindo

rekomendasi kelayakan lingkungan pada setiap rencana kegiatan yang berpotensi memberikan dampak lingkungan.

6. Mendesak agar pemberian kompensasi atas kerugian masyarakat yang terkena bencana industri tersebut, segera direalisasi langsung kepada masyarakat terkena dampak.

7. Mendesak agar penanggung jawab kegiatan segera menyusun rencana tindak rehabilitasi dan pemulihan kerusakan lingkungan hidup dalam jangka pendek, menengah dan panjang.

E. Kesimpulan

Banjir Lumpur Lapindo atau yang lebih dikenal sebagai Bencana Lumpur Lapindo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran lapindo yang ada di Sidoarjo, Jawa Timur. Penyebab terjadinya bencana ini disebabkan oleh 3 aspek, yaitu gempa di Yogyakarta yang mengakibatkan kerusakan sedimen, sengaja menghemat biaya operasional dengan tidak memasang casing sehingga pada saat terjadi underground blow out, lumpur yang ada di perut bumi menyembur keluar tanpa kendali, dan kegiatan politik yang membuat tidak adanya keperdulian lagi terhadap kelestarian lingkungan. Pendapat yang paling kuat terkait penyebab bencana ini adalah pecahnya formasi sumur pengeboran dari kedalaman 9.000 kaki atau 2.743 meter dari perut bumi. Ketika bor akan diangkat untuk mengganti rangkaian, tiba-tiba bor macet dan gas tidak bisa keluar melalui saluran fire pit dan gas menekan ke samping (mencari celah keluar ke permukaan) yang diduga karena ketika saat penggalian lubang galian belum disumbat dengan cairan beton sebagai casing. Dampak dari bencana Lumpur Lapindo ini tentu saja sangat merugikan, seperti banyaknya petani yang kehilangan lahannya, banyaknya rumah-rumah warga yang mengalami kerusakan, banyaknya bangunan yang rusak, banyaknya pengeluaran untuk dana darurat penanggulangan lumpur, banyaknya penyakit yang ditimbulkan oleh lumpur tersebut, dan lain-lain. Untuk penanggulangannya, masyarakat meminta pemerintah untuk menindaklanjuti kasus ini demi kepentingan bersama, karena jika tidak ditindaklanjuti mungkin kasus ini tidak akan pernah selesai dan yang lebih parah lagi ialah kasus ini bisa semakin buruk dan semakin buruk lagi.