Tugas lapkun

5
III. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan Fisik Umum Mata : terdapat tanda-tanda (anemis) pada konjugtiva. Wajah : tampak kuning. Mulut : perdarahan pada gusi. b. Pemeriksaan Fisik Khusus IV. Assessment Leukemia a. Patogenesis Patogenesis AML adalah adanya blokade maturitas yang menyebabkan proses diferensiasi sel-sel myeloid terhenti pada sel-sel muda (blast) dengan terjadi akibat akumulasi blast di sum-sum tulang. Akumulasi blast di sum-sum tulang akan menyebakan gangguan hematopoesis normal dan pada gilirannya akan mengakibatkan sindrom kegagalan sum-sum tulang (bone marrow failure syndrome) yang ditandai dengan adanya sitopenia (anemia, leucopenia, dan trombositopenia). Adanya anemia akan menyebabkan pasien mudah lelah dan pada kasus yang lebih berat sesak nafas, adanya trombositopenia akan menyebabkan tanda-tanda perdarahan, sedangkan adanya leukopenia akan menyebabkan pasien rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi oportunis dari flora bakteri normal yang ada di dalam tubuh manusia. Selain itu sel-sel blast yang

Transcript of Tugas lapkun

III. Pemeriksaan Fisika. Pemeriksaan Fisik UmumMata : terdapat tanda-tanda (anemis) pada konjugtiva.Wajah : tampak kuning.Mulut : perdarahan pada gusi.

b. Pemeriksaan Fisik KhususIV. Assessment

Leukemiaa. PatogenesisPatogenesis AML adalah adanya blokade maturitas yang menyebabkan proses diferensiasi sel-sel myeloid terhenti pada sel-sel muda (blast) dengan terjadi akibat akumulasi blast di sum-sum tulang. Akumulasi blast di sum-sum tulang akan menyebakan gangguan hematopoesis normal dan pada gilirannya akan mengakibatkan sindrom kegagalan sum-sum tulang (bone marrow failure syndrome) yang ditandai dengan adanya sitopenia (anemia, leucopenia, dan trombositopenia). Adanya anemia akan menyebabkan pasien mudah lelah dan pada kasus yang lebih berat sesak nafas, adanya trombositopenia akan menyebabkan tanda-tanda perdarahan, sedangkan adanya leukopenia akan menyebabkan pasien rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi oportunis dari flora bakteri normal yang ada di dalam tubuh manusia. Selain itu sel-sel blast yang terbentuk juga punya kemampuan untuk bermigrasi keluar dari sum-sum tulang dan berinfiltrasi ke organ-organ lain seperti kulit, tulang, jaringan lunak, dan sistem saraf pusat serta dapat merusak organ-organ tersebut dengan segala akibatnya. (Sumber : Sudoyo AW, Hadi BS, Alwi I, K MS, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. V. Jakarta Pusat: InternaPublishing; 2009).

b. Gejala dan Manifestasi KlinisGejala Pasien dengan AML (Acute Myeloblastic Leukemia) paling sering hadir dengan gejala nonspesifik yang dimulai secara bertahap atau tiba-tiba dan merupakan konsekuensi dari anemia, leukositosis, leukopenia atau disfungsi leukosit, atau trombositopenia. Hampir setengah memiliki gejala selama < 3 bulan sebelum leukemia itu didiagnosa. Sebagian mengatakan bahwa kelelahan merupakan gejala utama, akan tetapi kebanyakan keluhan lelah atau lemah terjadi pada saat diagnosis. Gejala yang umum terjadi yaitu anoreksia dan penurunan berat badan. Demam dengan atau tanpa infeksi diidentifikasi adalah gejala awal ~10% pasien. Tanda-tanda gangguan hemostasis (perdarahan, mudah memar) tercatat dalam 5% pasien. Sumber lain menyebutkan bahwa nyeri tulang, limfadenopati, batuk nonspesifik, sakit kepala, atau diaphoresis merupakan keluhan utama AML. Jarang ditemukan pasien dapat hadir dengan gejala dari lesi massa yang terletak di jaringan lunak, payudara, rahim, indung telur, tengkorak, saluran pencernaan, paru-paru, mediastinum, prostat, tulang, atau organ lainnya. Lesi massa merupakan tumor sel leukemia dan disebut sarkoma granulocytic, atau chloroma. Khas AML dapat terjadi secara bersamaan, kemudian, atau tidak sama sekali pada pasien ini. (Sumber : Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors. HARRRISONS Principles of Iternal Medicine. 17th ed. USA; 2008.)Tanda-tanda fisik yang ditemukan yaitu Demam, splenomegali, hepatomegali, limfadenopati, nyeri sternum, dan bukti infeksi dan perdarahan sering ditemukan pada diagnosis. Perdarahan gastrointestinal yang signifikan, perdarahan intrapulmonary, atau perdarahan intrakranial yang paling sering terjadi pada APL. Perdarahan yang berhubungan dengan koagulopati mungkin juga terjadi di AML monositik dan dengan derajat yang ekstrim dari leukositosis atau trombositopenia pada subtipe morfologi lainnya. Perdarahan retina terdeteksi pada 15% pasien. Infiltrasi dari gingiva, kulit, jaringan lunak, atau meninges dengan ledakan leukemia pada diagnosis merupakan karakteristik dari subtipe monositik dan orang-orang dengan LLQ 23 kelainan kromosom. (Sumber : Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors. HARRRISONS Principles of Iternal Medicine. 17th ed. USA; 2008.)Pada bagian hematologi, anemia biasanya hadir pada saat diagnosis dan dalam tingkat yang parah, biasanya anemia normokromik normositik. Penurunan eritropoiesis sering mengakibatkan jumlah retikulosit berkurang, dan suiklus hidup sel darah merah (RBC) menurun dan penghancurannya dipercepat. Kehilangan darah aktif juga berkontribusi terhadap anemia. (Sumber : Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, editors. HARRRISONS Principles of Iternal Medicine. 17th ed. USA; 2008.)

Tambahan buat tatalaksananya