tugas kuliah ekonomi

11
1. Keuntungan yang diperoleh jika sistem keuangan Indonesia sedang stabil? Sistem keuangan yang stabil dapat meningkatkan manfaat integrasi finansial dan ketahanan terhadap arus modal yang berubah-ubah untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan, berm anfaat globalisasi keuangan, seraya mencegah dan mengelola risiko yang dapat merusak stabilitas keuangan dan pertumbuhan berkelanjutan di tingkat nasional dan global, keuntungan lainnya yaitu: dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dapat meningkatkan kesempatan kerja, dapat meningkatkan penerimaan devisa negara, serta memberi pengaruh pada kebijakan makro lainnya. 2. Sistem Kurs Devisa yang digunakan Indonesia, keuntungan dan kerugiannya Sistem devisa bebas mulai diterapkan di Indonesia dengan PP No. 1 tahun 1982. Sejak 17 Mei 1999 dengan berlakunya UU No. 24 Tahun 1999 tentang lalu lintas devisa dan sistem nilai tukar. Dalam UU ini diatur: Sistem devisa yang dianut Indonesia adalah sistem devisa bebas. Artinya setiap penduduk dapat dengan bebas memiliki dan menggunakan devisa. Ada kewajiban untuk monitoring lalu lintas devisa. BI diberi kewenangan untuk melakukan monitoring devisa ini, dan PBI untuk itu telah dikeluarkan, yaitu PBI No. 1/9/1999 tanggal 28 Oktober 1999. Dalam PBI tsb diatur kewajiban pelaporan bagi setiap lalu lintas devisa oleh dan melalui bank dan lembaga keuangan lainnya mulai 1 Maret 2000. Untuk transaksi di atas USD10,000 dilaporkan per transaksi, sementara untuk transaksi di bawah USD10,000 dilaporkan secara gabungan. Dalam laporan tsb dicantumkan tujuan dari transaksi devisa ybs (ekspor/impor, utang luar negeri, dll). Keuntungan: a. Akses ke sumber pendanaan keuangan luar negeri

description

jurusan manajemen

Transcript of tugas kuliah ekonomi

Page 1: tugas kuliah ekonomi

1. Keuntungan yang diperoleh jika sistem keuangan Indonesia sedang stabil?

Sistem keuangan yang stabil dapat meningkatkan manfaat integrasi finansial dan ketahanan terhadap

arus modal yang berubah-ubah untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan, bermanfaat

globalisasi keuangan, seraya mencegah dan mengelola risiko yang dapat merusak stabilitas keuangan

dan pertumbuhan berkelanjutan di tingkat nasional dan global, keuntungan lainnya yaitu: dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dapat

meningkatkan kesempatan kerja, dapat meningkatkan penerimaan devisa negara, serta memberi

pengaruh pada kebijakan makro lainnya.

2. Sistem Kurs Devisa yang digunakan Indonesia, keuntungan dan kerugiannya

Sistem devisa bebas mulai diterapkan di Indonesia dengan PP No. 1 tahun 1982. Sejak 17 Mei 1999

dengan berlakunya UU No. 24 Tahun 1999 tentang lalu lintas devisa dan sistem nilai tukar. Dalam UU ini

diatur: Sistem devisa yang dianut Indonesia adalah sistem devisa bebas. Artinya setiap penduduk dapat

dengan bebas memiliki dan menggunakan devisa. Ada kewajiban untuk monitoring lalu lintas devisa. BI

diberi kewenangan untuk melakukan monitoring devisa ini, dan PBI untuk itu telah dikeluarkan, yaitu

PBI No. 1/9/1999 tanggal 28 Oktober 1999. Dalam PBI tsb diatur kewajiban pelaporan bagi setiap lalu

lintas devisa oleh dan melalui bank dan lembaga keuangan lainnya mulai 1 Maret 2000. Untuk transaksi

di atas USD10,000 dilaporkan per transaksi, sementara untuk transaksi di bawah USD10,000 dilaporkan

secara gabungan. Dalam laporan tsb dicantumkan tujuan dari transaksi devisa ybs (ekspor/impor, utang

luar negeri, dll).

Keuntungan:

a. Akses ke sumber pendanaan keuangan luar negeri

b. Akses pelaku ekonomi domestik untuk melakukan investasi global dan transaksi aset secara

internasional

c. Alokasi sumber-sumber daya yg lbh efisien dalam perekonomian melalui kompetisi financial

resources

d. Ketersediaan sumber-sumber pendanaan bagi investasi domestik, trade financing, dan kegiatan

perekonomian lainnya

e. Efisiensi lembaga-lembaga keuangan domestik melalui diseminasi pengaruh kompetisi dengan

lembaga keuangan internasional

f. Memacu otoritas keuangan untuk terus melahirkan “good policy” yang kredibel berdasarkan

kebijakan yang berorientasi kepada standard efisien perekonomian dunia.

Kerugian:

Page 2: tugas kuliah ekonomi

a. “Herd behavior” dari gerak modal internasional,

b. Bagi negara dengan institusi keuangan lemah, merusak kestabilan perekonomian

c. Menyulitkan pencapaian target besaran keuangan dalam pelaksanaan kebijakan

d. Struktur modal asing yang masuk didomininasi oleh modal-modal jangka pendek

e. Sangat sensitif terhadap kredibilitas kebijakan pemerintah (terutama keuangan dan fiskal)

Kelebihan dari sistem devisa bebas ini, menurut pemahaman saya, akan menunjukkan sisi kekuatan

fundamental ekonomi nasional secara nyata karena nilai investasi yang masuk serta capital yang dibawa

keluar Indonesia akan memiliki nilai ekonomis yang nyata dengan fundamental ekonomi dunia. Kalau

diingat krisis keuangan di akhir era tahun 90 an (sekitar tahun 96 s/d 99), nilai dolar yang awalnya

bernilai 2 ribu – 3 ribuan melonjak sampai 16 ribuan. Ini karena nilai pasar sesungguhnya nilai rupiah

adalah diatas 10 ribuan per dolar Amerika. Sehingga dengan sistem devisa bebas ini maka nilai tukar

rupiah terhadap dolar diharapkan merupakan nilai sesungguhnya. Selain itu bisa memberikan kepastian

bagi investor untuk membuat keputusan investasi di Indonesia, apakah harus membawa capital ke

Indonesia atau menempatkan di negara lain.

Kelemahannya adalah, ini masih menurut saya, cadangan devisa Indonesia bisa semakin lama semakin

tergerus apabila nilai rupiah terus berfluktuasi diatas nilai psikologis (nilai yang dianggap nyata bagi

rupiah dan dolar) karena adanya faktor spekulasi dari para spekulan. Menurut Gubernur BI, Boediono,

posisi cadangan devisa pada akhir Oktober 2008 sekitar US$ 50,4 miliar. Angka tersebut melorot jauh

dari posisi pada akhir September sekitar 57 miliar dolar AS yang disebabkan intervensi yang dilakukan BI

untuk menjaga nilai tukar rupiah. Padahal banyak ekonom menyebutkan nilai minimal cadangan devisa

adalah diantara US$ 30-36 miliar. Jadi bisa dibayangkan apabila BI selalu melakukan intervensi ke pasar

terus menerus apabila nilai rupiah terus anjlok sampai tahun depan, maka bisa dipastikan akan

mengurangi jumlah cadangan devisa. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sejak Indonesia menganut

sistem devisa bebas maka banyak orang berlomba-lomba menjadi spekulan untuk memperoleh gain

antara harga beli dolar saat dia beli dengan harga jual dolar saat ini jika mengalami kenaikan. Jika selisih

besar maka nilai rupiah akan semakin terpuruk karena banyak spekulan yang memilih membeli dolar.

Meskipun faktor hutang LN yang jatuh tempo juga bisa menjadi faktornya tetapi menurut BI kebanyakan

adalah karena faktor spekulan. Oleh karena itu baru-baru ini BI mengeluarkan aturan underlying

transactions (aturan dengan meminta pelaku transaksi menyertakan NPWP serta alasan yang jelas

penggunaan valas) untuk pembelian valas minimal ekuivalen 100.000 dolar AS.

3. Sistem keuangan internasional mulai sebelum perang dunia 1 sampai sekarang:

Sejarah dan Perkembangan Sistem Keuangan Internasional

Page 3: tugas kuliah ekonomi

a. Sistem Standar Emas (1876-1913)

Sistem standar emas internasional muncul mulai tahun 1870 di Inggris. Pemerintah Inggris menetapkan

nilai pounsterling dengan emas. Perkembangan industri yang terjadi di Inggris serta perdagangan dunia

yang makin berkembang pada abad 19 menambah kepercayaan dunia terhadap emas. Kepercayaan ini

diperkuat dengan ditemukannya tambang emas di Amerika dan Afrika Utara. Dengan kejadian-kejadian

tersebut sistem standar emas merupakan suatu sistem yang dipakai oleh banyak negara semenjak 1970

hingga perang dunia pertama.

Perdagangan yang semakin meningkat membuat kebutuhan sistem pertukaran yang lebih formal

menjadi semakin terasa. Standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata uang negara

berdasarkan emas. Pemerintah atau Negara yang bersangkutan harus menjaga persediaan emas yang

cukup untuk menjamin jual-beli emas. Jika pemerintah negara lain juga menetapkan nilai mata uangnya

berdasarkan, maka kurs antar dua mata uang bisa ditentukan. Nilai emas terhadap barang lain tidak

banyak berubah dalam jangka panjang, stabilitas nilai uang dan kurs mata uang tidak banyak

berfluktuasi dalam jangka panjang.

Standar emas berbeda dengan mata uang fiat (fiat money). Dalam mata uang fiat, nilai mata uang

ditentukan berdasarkan kepercayaan terhadap kemauan pemerintah menjaga integritas menjag mata

uang tersebut. Seringkali kepercayaan tersebut disalahgunakan. Pemerintah kadang tergoda menerbitan

uang baru, karena biaya produksi penerbitan tersebut adalah 0 rupiah. Dengan menggunakan standar

emas, nilai mata uang didasarkan pada emas. Pemerintah tidak bisa seenaknya menambah jumlah uang

yang beredar , karena suplai uang dibatasi oleh suplai emas.

Dengan proses tersebut kurs mata uang bisa terjaga selama negara-negara di dunia memakai emas

sebagai standar mata uangnya. Inflasi yang berkepanjangan tidak akan terjadi di dalam situasi semacam

itu.

Dengan adanya Perang Dunia I (1919-1923) serta depresi dunia (1931-1934) negara-negara di Eropa

dilanda inflasi serta ketidaksetabilan politik. Sistem keuangan Internasional menjadi kacau. Kekacauan

ini menimbulkan kurang kepercayaan dunia terhadap pounsterling yang masih dikaikan dengan emas.

Ponsterling makin lama makin lemah posisinya. Kelemahan ini ditambah keharusan Inggris untuk

memberi bantuan kepada Jerman. Pada tahun 1931 Inggris menanggalkan standar emas dan

pounsterlling jatuh nilainya, diikuti oleh dolar Amerika.

b. Periode Perang Dunia (1914-1994)

Perang dunia I mengakhiri standar emas klasik. Periode antara kedua perang dunia secara umum

ditandai oleh kekacauan perdagangan dan keuangan internasional. Terjadinya fluktuasi kurs sejak akhir

Page 4: tugas kuliah ekonomi

perang sampai tahun 1925 (kecuali di Amerika Serikat, yang kembali ke standar emas dalam tahun

1919). Mulai tahun 1925, suatu usaha dilakukan untuk menetapkan kembali standar emas, akan tetapi

runtuh tahun 1991 pada waktu Depresi Besar. Kemudian disusul dengan periode persaingan Devaluasi,

ketika negara-negara mencoba untuk mengekspor pengangguran mereka (kebijakan mengemis

tetangga mereka). Tarif, kuota dan pengawasan nilai tukar juga meluas, dengan akibat volume

perdagangan dunia berkurang hampir setengahnya. Kecenderungan devlasioner dapat diatasi

sepenuhnya suaktu negara-negara dipersenjatai kembali untuk perang dunia II.

c. Periode Kurs Tetap

Periode ini dimulai dengan perjanjian Bretton Woods. Melalui perjanjian ini, semua negara

menetapkan nilai tukar mata uangnya melaui emas, tetapi tidak diharuskan memenuhi konverbilitas

mata uang mereka dalam emas. Negara anggota diminta menjaga kursnya dalam batas 1% (naik atau

turun) dan bersedia menjaga kurs tersebut. IMF membantu negara anggotanya dalam rangka menjaga

kurs mata uangnya.

Tekanan spekulasi menyebabkan sistem kurs tetap tidak layak lagi dipertahankan. Pasar keuangan dunia

sempat tutup selama beberpa minggu dalam bulan Maret 1973. Ketika pasar tersebut dibuka, kurs mata

uang dibiarkan mengambang sampai ke kurs yang ditentukan oleh kekuatan pasar.

d. Post Bretton Woods

Pada tanggal 22 Juli 1944 diadakan suatu konferensi keuangan Internasional, yang dikenal dengan The

Bretton Woods Conference, yang dihadiri oleh 44 negara. Konferensi tersebut bertujuan untuk

menyusun rencana pembuatan sistem keuangan. Dua tahun setelah konferensi tersebut, didirikan IMF

dan Bank Dunia untuk mengawasi sistem tersebut. .

Selama periode 1944-1973 dolar merupakan mata uang yang sangat penting dalam lalu lintas

pembayaran Internasional. Peranan dolar ini timbul setelah perang dunia II, dusebabkan saat itu terjadi

kekurangan dolar. Negara-negara Eropa yang sangat memerlukan uang /dana untuk memulihkan

keadaan ekonominya. Satu-satunya sumber adalah Amerika Serikat, sehingga dolar banyak diminta.

Konsekuensinya, emas menjadi tergeser oleh dolar. Sebab, disamping memiliki tenaga beli yang kuat di

Amerika, reserves dalam bentuk dolar akan membelikan penghasilan bunga. Dengan semakin

pentingnya fungsi dolar, maka setiap anggota menetapkan perbandingan mata uangnya terhadap dolar,

yang kemudian apabila perlu dapat ditukarkan dengan emas.

DMI beranggotakan 134 negara, diantaranya 10 negara maju mempunyai posisi yang sangat kuat di

dalam mengambil keputusan. Setiap anggota memperoleh jatah/quota, yang harus dibayar 25% dengan

emas dan sisanya 75% dengan mata uangnya. Besarnya quota menentukan hak suaranya serta jumlah

Page 5: tugas kuliah ekonomi

pinjaman yang dapat diperoleh dari DMI. Dana pertama DMI dengan sendirinya 25% terdiri dari emas

dan 75% berbagai mata uang negara anggota. Pinjaman diberikan kepada dalam mata uang negara lain

yang harus di tukar dengan mata uang negara peminjam.

e. Sistem semenjak 1973

Semenjak 1973 sistem keuangan internasional merupakan campuran antara kurs tetap dengan kurs

berubah-ubah. Mata uang Yen, dolar Kanada, franc Perancis, dan Swiss berfluktuas tergantung dari

permintaan dan pernawaran. Sering juga penguasa keuangan negara-negara tersebut melakukan

campur tangan di pasar valuta asing untuk mengurangi fluktuasi kurs yang berlebihan. Caranya apabila

negara mengalami defisit dalam neraca pembayaran, kurs valuta asing cenderung naik. Untuk mencegah

hal ini bank Central menjual valuta asing. Demikian juga apabila surplus di dalam neraca pembayaran,

bank sentral membeli valuta asing di pasar untuk mengurangi penurunan kurs. Sisitem kurs demikian di

sebut “managed atau dirty” float, sebagai lawan dari “clean” floatt di mana bank Sentral sama sekali

tidak campur tangan di dalam pasar valuta asing.

Lima negara Eropa (Jerman Barat, Belgia, Luxembrug, Swedia, Netherlan dan Norwegia) mengadakan

pengaturan secara tersendiri. Krus tetap berlaku di antara mereka, tetapi berubah-ubah secara

bersama-sama terhadap mata uang negara lain. Sisten krus semacam ini (mengambang bersama-sama)

menghasilakan fluktuasi yang menyerupai ular, yang kemudian disebut “Snake like”.

Negara-negara Eropa dan Jepang telah melepaskan ikatan mata uangnya dengan dolar Amerika Serikat.

Dengan demikian, telah merupakan mata uang yang mengambang. Namun demikian Dolar masih

memegang peranan penting dalam lalu lintas pembayaran internasiolal. Pembayaran luar negeri,

kebijakan campur tangan dalam valuta asing oleh Bank Sentral, serta catatan-catatan statistik Dana

Keuangan Internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa masih menggunakan dasar mata uang Dolar.

4. Contoh pengaruh positif dan negatif Demonstration effect yang terjadi akibat liberalisasi:

Pengaruh yang penting dan perdagangan terhadap pola konsumsi masyarakat. Pengaruh ini dikenal

dengan nama demonstration effects. Akibat liberalisasi terhadap kegiatan konsumsi ialah timbulnya

demonstration effect (pengaruh mencontoh). Misalnya, produk makanan fastfood (cepat saji) yang

merupakan kebiasaan makan di Negara lain. Di Negara amerika serikat, makanan fastfood sebenarnya

dimaksudkaan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja yang tidak mempunyai banyak waktu. Agar

mereka dapat makan lebih cepat, dibuatlah makanan cepat saji yang dapat dimakan sambil

mengendarai mobil atau sambil bekerja. Manjamunya restoran fastfood di Indonesia merupakan

pengaruh dari meniru kebiasaan makan orang luar negeri.

Page 6: tugas kuliah ekonomi

Demonstration effect dapat menimbulkan efek yang positif maupun negatif. Efek positif dan

demonstration effect ialah mendorong produksi menjadi lebih banyak. Demonstration effects yang

bersifat positif adalah perubahan pola dan kecenderungan berkonsumsi yang mendorong kemauan

untuk berproduksi lebih besar. Semakin banyak orang yang tertarik untuk mencoba jenis makanan

tersebut maka akan mendorong dibukanya lebih banyak restoran. Sebuah restoran tentu saja

membutuhkan banyak hal, misalnya tenaga kerja, sewa temapt, bahan baku, beras dan bumbu-bumbu

masak. Berarti bagi Indonesia kegiatan mencontoh mengkonsumsi makanan ceoat saji itu membuka

kesempatan usaha atau produksi yang baru.

Akan tetapi, demonstration effect juga dapat berpengaruh negatif jika kemudian masyarakat terbiasa

untuk melakukan kegiatan konsumsi yang berlebihan (konsumtif). Demonstrasi effects yang bersifat

negatif adalah apabila dibukanya hubungan dengan luar negeri menimbulkan pola dan kebiasaan

konsumsi asing yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan perekonomian tersebut. Misalnya,

masyarakat (dimulai dan golongan yang berpenghasilan tinggi) cenderung untuk meniru gaya dan

kebiasaan hidup dan konsumsi dan negara-negara maju lewat “contoh-contoh” yang ditunjukkan lewat

media seperti film, televisi, majalah-majalah dan sebagainya. Akibatnya ada kecenderungan bagi

masyarakat tersebut untuk berkonsumsi yang “berlebihan” (dilihat dan tahap perkembangan ekonomi

dan kemampuan produksi masyanakat) Dengan lain perkataan, propensity to consume menjadi tenlalu

tinggi. ini selanjutnya mengakibatkan sumber ekonomi yang tersedia untuk investasi rendah, dan ini

berarti pertumbuhan ekonomi yang rendah.

7. Perdagangan internasional dapat mempengaruhi pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi:

Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di

dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin dan tercipta suatu

hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi suatu negara dengan negara lain serta lalu lintas barang

dan jasa akan membentuk perdagangan antar bangsa. Perdagangan internasional merupakan kegiatan

yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat suatu negara.

Pengaruh perdagangan internasional terasa pada harga, pendapatan nasional, dan tingkat kesempatan

kerja negara-negara yang terlibat dalam perdagangan internasional tersebut. Ekspor akan meningkatkan

permintaan masyarakat, yaitu jumlah barang dan jasa yang diinginkan masyarakat didalam negeri.

Sebaliknya, impor akan menurunkan permintaan masyarakat didalam negeri. Permintaan masyarakat

akan mempengaruhi kesempatan kerja dan pendapatan nasional, dan diantara lain akan tergantung

pada besarnya ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dan impor. Bila ekspor neto positif, berarti ekspor

Page 7: tugas kuliah ekonomi

lebih besar daripada impor, kesempatan kerja dan pendapatan nasional cenderung akan naik. Besarnya

ekspor neto sangat ditentukan oleh nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan.

Terjadinya perekonomian dalam negeri dan luar negari akan menciptakan suatu hubungan yang saling

mempengaruhi antara satu negara dengan negara lainya, salah satunya adalah berupa pertukaran

barang dan jasa antarnegara. Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara

subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain. Adapun subyek ekonomi

yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahan swasta dan perusahan

negara maupun pemerintah yang dapat dilhat dari neraca perdagangan. Secara umum perdagangan

internasional dapat dibedakan menjadi dua yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah penjualan barang dan

jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainya. Sementara impor adalah arus kebalikan dari ekspor,

yaitu barang dan jasa dari luar suatu negara yang mengalir masuk ke negara tersebut.

Perdagangan internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena dalam

perdagangan internasional semua negara bersaing di pasar internasional. Salah satu keuntungan

perdagangan internasional adalah memungkinkan suatu negara untuk berspesialisasi dalam

menghasilkan barang dan jasa secara murah, baik dari segi bahan maupun cara berproduksi. Akan tetapi

manfat nyata dari perdagangan internasional dapat berupa kenaikan pendapatan, cadangan devisa,

transfer modal dan luasnya kesempatan kerja.

Secara matematis konsep perdagangan Internasional disimbolkan dengan Y = C + I + G + (X – S) dengan

Y= pendapatan masyarakat; C=konsumsi masyarakat; I=investasi; X=ekspor dan S=impor.