Tugas Komunitas III KONSUL

29
TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK ANAK USIA SEKOLAH Disusun Oleh : Kelompok 1: PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS SUMBAR Auliani Annisa Febri Aspri Mesfarika Atikah Nurul Huda DV Darliana Emil Wahyu Andria Diky Laksono Segoro Feri Randani Doni

description

KOMUNITAS

Transcript of Tugas Komunitas III KONSUL

Page 1: Tugas Komunitas III KONSUL

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK ANAK USIA SEKOLAH

Disusun Oleh :

Kelompok 1:

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS SUMBAR

KAMPUS II BUKITTINGGI

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

Auliani Annisa Febri

Aspri Mesfarika

Atikah Nurul Huda DV

Darliana

Emil Wahyu Andria

Diky Laksono Segoro

Feri Randani

Doni

Gina Zulfia Arni

Isra Aini

Page 2: Tugas Komunitas III KONSUL

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur senangtiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah Memberikan

pengetahuan kepada kita dan terus mencari nilai-nilai kehidupan yang sejatinya adalah ridha Ilahi.

Salawat dan salam kepada baginda Muhammad SAW yang berjuang demi tegaknya nilai-nilai

kemanusiaan.

Mahasiswa adalah emban masyarakat, amanah dari Tuhan sehingga kita perlu berakselerasi

menuju nilai-nilai intelektualitas. Seorang mahsasiswa yang kemudian mampu menjalankan tugas dan

tanggung jawab kepada masyarakat, dengan harapan tercapainya kesejahteraan di bidang kesehatan.

Pada kesempatan ini secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing

teman-teman dan kerabat yang telah memberi petunjuk dan dorongan untuk menyelesaikan makalah

ini.

Akhirnya Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah

ini ke depan. Amin

Terima Kasih

Bukittinggi, 30 Maret 2015

Penyusun

Page 3: Tugas Komunitas III KONSUL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia, bertolak dari latar belakang manusia

yang berbeda-beda. Hal ini mengakibatkan banyak faktor yang terjadi dan berhubungan dengan

masalah kesehatan. Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di klasifikasikan berdasarkan

kelompok khusus, yang sangat rentan terhadap kondisi kesehatan terganggu adalah kelompok khusus

anak usia sekolah. Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola hidup masyarakat

yang sehat dengan melakukan kegiatan keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang

didalamnya terdapat kelompok khusus anak sekolah.

Ditemukan sebagian besar anak SD yang memiliki masalah kebersihan diri (personal hygiene), cukup

banyak, antara lain murid yang bermasalah pada gigi, murid yang tidak tidak mencuci tangan sebelum

makan dengan persentase, murid yang tidak mencuci kaki sebelum tidur dengan persentase, murid

tidak biasa memakai alas kaki, murid tidak biasa potong kuku, murid yang mempunyai kebiasaan mandi

1 kali sehari. Dampak negatif dari perilaku tersebut adalah menimbulkan berbagai penyakit yang terjadi

seperti karies gigi, diare, cacingan, dan gatal-gatal. Sehingga perlu untuk ditindak lanjuti dengan

pemberian asuhan keperawatan.

Melihat berbagai masalah kesehatan yang muncul pada kelompok usia anak sekolah maka

diperlukan adanya peran tenaga kesehatan dalam membantu menangani masalah tersebut baik

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

B. Rumusan Masalah

1. Apa defenisi dari Sekolah dan Komunitas?

2. Bagaimana sejarah dari sekolah?

3. Apa saja ruang lingkup sekolah?

4. Bagaimana peran perawat dalam kmunitas anak usia sekolah?

5. Bagaimana model keperawatan usia sekolah?

6. Apa saja kebijakan dan program pemerintah terkait kesehatan anak usia sekolah?

Page 4: Tugas Komunitas III KONSUL

C. Tujuan

1. Menegetahui defenisi dari Sekolah dan Komunitas.

2. Mengetahui sejarah dari sekolah.

3. Mengetahui ruang lingkup sekolah.

4. Mengetahui peran perawat dalam kmunitas anak usia sekolah.

5. Mengetahui model keperawatan usia sekolah.

6. Mengetahui kebijakan dan program pemerintah terkait kesehatan anak usia sekolah.

Page 5: Tugas Komunitas III KONSUL

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sekolah dan Komunitas

1. Defenisi Sekolah

Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin yaitu: skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki

arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang

bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu

untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari

cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni).

Pengertian sekolah sendiri adalah suatu lembaga yang memang dirancang khusus untuk

pengajaran para murid (siswa) di bawah pengawasan para guru. Kebanyakan dalam sebuah negara

mempunyai model sistem pendidikan formal yang mana hal ini sifatnya wajib. Selain itu sistem ini

jugalah yang membuat para siswa bisa mengalami kemajuan dengan melalui

serangkaian sekolah tersebut.

1. Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk di sekolah

dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak usia sekolah adalah anak

denga usia 7 sampai 15 tahun (termasuk anak cacat) yang menjadi sasaran program wajib belajar

pendidikan 9 tahun.

2. Tahap perkembangan anak usia sekolah

a. Aspek fisik

Kecerdasan perkembangan secara pesat,berpikir makin logis dan kritis fantasis semakin kuat

sehingga sering kali terjadi konflik sendiri, penuh dengan cita – cita .

Page 6: Tugas Komunitas III KONSUL

b. Aspek sosial

Mengejar tugas – tugas sekolah bermotivasi untuk belajar, namun masih memiliki kecenderungan

untuk kurang hati – hati dan berhati – hati.

c. Aspek kognitif

Anak bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (kerja sama). Anak termotivasi dan

mengerti hal – hal sistematik

3. Peran Dan Fungsi Keluarga Bagi Anak Usia Sekolah

Tugas perkembangan dalam anak usia sekolah menurut Duval dam Miller Carter dan Mc Goldrik

dalam Friedman (1980) :

1. Mensosialisasikan anak - anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan

hubungan dengan teman sebaya yang sehat .

2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

3. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga

2. Defenisi Komunitas

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial

tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat. Salah satu

agregat di komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko (at risk)

terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Berdasarkan umur

kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang anak usia sekolah yaitu:

a. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan anak yang berusia antara 7-

15 tahun , sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.

b. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun

B. Sejarah Sekolah

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau “murid”) di

bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya

wajib. Dalam sistem ini, siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk sekolah-

sekolah ini bervariasi menurut negara (dibahas pada bagian Daerah di bawah), tetapi umumnya

termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah

menyelesaikan pendidikan dasar.

Page 7: Tugas Komunitas III KONSUL

Selain sekolah-sekolah inti, siswa di negara tertentu juga mungkin memiliki akses dan

mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum dan sesudah pendidikan dasar dan menengah. TK atau pra-

sekolah menyediakan sekolah beberapa anak-anak yang sangat muda (biasanya umur 3-5 tahun).

Universitas, sekolah kejuruan, perguruan tinggi atau seminari mungkin tersedia setelah sekolah

menengah. Sebuah sekolah mungkin juga didedikasikan untuk satu bidang tertentu, seperti sekolah

ekonomi atau sekolah tari. Alternatif sekolah dapat menyediakan kurikulum dan metode non-

tradisional.

Ada juga sekolah non-pemerintah, yang disebut sekolah swasta. Sekolah swasta mungkin

untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus ketika pemerintah tidak bisa memberi sekolah khusus

bagi mereka; keagamaan, seperti sekolah Islam, sekolah Kristen, hawzas, yeshivas dan lain-lain, atau

sekolah yang memiliki standar pendidikan yang lebih tinggi atau berusaha untuk mengembangkan

prestasi pribadi lainnya. Sekolah untuk orang dewasa meliputi lembaga-lembaga pelatihan

perusahaan dan pendidikan dan pelatihan militer.

Dalam homeschooling dan sekolah online, pengajaran dan pembelajaran berlangsung di luar

gedung sekolah tradisional.

C. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup MP Menurut Objek Garapan adalah sebagai berikut:

1. Manajemen Peserta Didik (siswa) adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan

diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik

(dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar mengajar

(PBM) secara efektif dan efisien, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Secara kronologis operasional, rentangan kegiatannya mulai dari penerimaan peserta didik baru

sampai mereka meninggalkan sekolah (eksit), karena telah tamat, meninggal dunia, putus

sekolah atau karena sebab-sebab lain sehingga ia tidak terdaftar lagi sebagai peserta didik

sekolah.

2. Manajemen Personel merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diuahakaan

secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu para pegawai di

sekolah, sehinggga mereka dapat memabntu/menunjang kegiaatan-kegiatan sekolah

(khususnya PBM) secara efektif dan eisien demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Para personel harus dikelola dengan baik agar mereka senantiasa aktif dan

bergairaah dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.

Page 8: Tugas Komunitas III KONSUL

3. Manajemen kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan

secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara komntinu terhadap situasi

belajar mengajar secara efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang

etalah ditetapkan. Secara operasional kegiatan manajemen kurikulum meiputi 3 pokok

kegiatan, yakni kegiatan yang behubungan dengan guru, peserta didik, dan seluruh civitas

Akademika (warga sekolah).

4. Manajemen Sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh proseskegiatan yang

direncanakan dn diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara

kontinu tehadap benda-benda pendidikan, agar senantiasa siap paki (ready or usea0 dalam PBM

sehingga PBM semakin efektif dan efisein guna membantu tercapainya tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan.

5. Manajemen biaya perndidikan merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan

dilaksnakan/diusahakan secar sengaja dan besungguh-sungguh, serta pembinaan scar kontinu

terhadap beya operasional sekolah/pendidikan, sehingga kegiatan operasional pendidikan

smakin efektif dan efisien, demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Kegiatannya meliputi pengumpulan/penerimaan dana yang sah (dana utun, SPP,

sumbangan BP3, donasi, dan usaha-usaha halal lainnya), penggunaan dana, dan

pertanggungjawaban dana kepada pihak-pihak terkaityang berwenang.

6. Manajemen Tata laksana/Tata usaha sekolah/pendidikan merupakan seluruh proses kegiatan

yang direncanakan dan dilaksanakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh, serta membina

kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis-menulis (clerical work) dis ekolah, agar PBM semakin

efektif dan efisien untuk membantu tercapainya tujuan epndidikan yang tealah ditetapkan.

Manajemen tata laksana merupakan serangakian kegiatan mencatat, menyimpan,

menggandakan, menghimpun, mengolah, dan mengirim benda-benda trertulis serta warkat

yang pada hakikatnya menunjang seluruh garapan manajemen sekolah.

7. Manajemen Organisasi Pendidikan merupakan seluruh proseskegitan yang direncanakan dan

dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara

kontinu terhadap pembagian kerja dan tata kerja sekolah, sehingga kegiatan operasional

pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan.

Page 9: Tugas Komunitas III KONSUL

8. Manajemen Hubungan Masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan

diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu untuk

mendapatkan simapati dari masyarakat pada umumnya serta publiknya pada khususnya,

sehingga kegiatan operasional sekolah/pendidikan secara efektif dan efisien, demi membantu

tercapainya tujuah pendidikan yang telah ditetapkan.

D. Peranan sekolah dalam pendidikan

Peranan sekolah dalam pendidikan yang merupakan tingkatan kedua setelah pendidikan

dalam keluarga. Peranan sekolah yakni mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan

memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. Peran seorang guru yang

sebagai pendidik harus memikul pertanggungjawaban untuk mendidik.

Guru yang ada di sekolah merupakan pendidik formal secara langsung

menerima kepercayaan dari sekolah maupun masyarakat untuk memangku jabatan dan

tanggungjawab pendidikan. Selain dari guru, sekolah juga butuh adanya alat sebagai pelengkap

berkembangnya pendidikan. Yang dimaksud alat pendidikan disini yakni suatu tindakan atau situasi

yang sengaja diadakan untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan tertentu atau yang ingin

dicapainya. Antara lain berupa hukuman dan ganjaran, perintah dan larangan, pujian dan celaan,

contoh serta kebiasaan.

Selain itu juga pada gedung sekolah, keadaan perlengkapan sekolah, keadaan alat-alat

pelajaran, dan fasilitas-fasilitas lainnya. Perubahan perilaku pada dasarnya dipengaruhi oleh

pendidikan yang ia terima sepanjang hayatnya, pendidikan ini bukan saja sebatas yang formal

seperti sekolah atau kursus-kursus namun dalam arti luas artinya segala sesuatu yang diterima

manusia melalui panca indera itu menjadi bagain dari pendidikan. Melihat, mendengar, merasa, dan

meraba merupakan komponen penting dalam pendidikan, dan itu sangat-sangat mudah ia dapatkan

dari lingkungan, baik lingkungan pendidikan formal atau non formal.

E. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah

1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.

Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan keperawatan yang

berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil tanggung jawab untuk berkontribusi

meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Fokus utama upaya CHN adalah pencegahan

penyakit, peningkatan dan mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat

Page 10: Tugas Komunitas III KONSUL

CHN pada keseluruhan populasi dengan penekanan pada kesehatan kelompok populasi

daripada individu dan keluarga.

2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah

Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak usia sekolah antara lain :

a. Kolaborator

Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam membuat keputusan

dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah anak sekolah. Seperti halnya perawat

melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, guru, kepolisian,

psikolog, dokter,LSM, dan sebagainya.

b. Koordinator

Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak sekolah, menetapkan

penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.

c. Case finder

Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat anak usia sekolah,

menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus penyakit dan risiko pada

anak usia sekolah.

d. Case manager

Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana perawatan untuk memenuhi

kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi pelaksanaan pelayanan dan mengevaluasi dampak

pelayanan.

e. Pendidik

Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak usia sekolah di masyarakat

dan anak usia sekolah di institusi formal, memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan,

mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan.

f. Konselor

Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi, membantu anak

usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.

g. Peneliti

Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset pada anak usia sekolah,

mendesiminasikan hasil riset.

Page 11: Tugas Komunitas III KONSUL

h. Care giver

Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan diagnosa keperawatan,

merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil

intervensi.

i. Pembela

Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukan kebutuhan

advokasi, menyampaikan kasus anak usia sekolah terhadap pengambil keputusan,

mempersiapkan anak usia sekolah untuk mandiri.

F. Model keperawatan sekolah

Framework/ Model yang Digunakan Untuk Pengkajian Komunitas

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan pendekatan

Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai inti (core) mencakup

sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang saling

mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan dan

transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc Farlane,

2000 dalam Ervin, 2002).

Delapan subsistem yang dikaji seperti berikut:

A. Data inti komunitas, terdiri dari:

1. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia sekolah menurut jenis

kelamin, golongan umur.

2. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.

3. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak usia sekolah

berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah yang ada, adanya organisasi

keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh anak usia sekolah.

B. Data sub system

Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :

Page 12: Tugas Komunitas III KONSUL

1. Lingkungan Fisik

Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan lingkungan, aktifitas anak usia

sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan dengan winshield survey dan observasi.

Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari guru kelas, kader

UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi

perkembangan anak usia sekolah.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan kesehatan bila

ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.

3. Ekonomi :Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah uang

jajan para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.

4. Keamanan dan transportasi.

a. Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.

b. Transportasi

Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis sekolah untuk

layanan antar jemput siswa

5. Politik dan pemerintahan : Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib

sekolah yang harus dipatuhi seluruh siswa.

6. Komunikasi

a. Komunikasi formal

Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh informasi

pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.

b. Komunikasi informal

Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan orang tua, peran

guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah,

keterlibatan guru dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan masalah anak usia

sekolah.

7. Pendidikan : Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan

sekolah, dan tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.

8. Rekreasi : Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat

anak usia sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan.

Page 13: Tugas Komunitas III KONSUL

G. Program pemerintah berkaitan kesehatan anak sekolah

Pemerintah dalam rangka mewujudkan INDONESIA SEHAT telah melakukan berbagai

perubahan dalam sector kesehatan. Dimulai dari amandemen undang-undang, pembentukan

undang-undang baru seperti undang-undang perlindungan anak dan undang-undang pornografi

jika ditinjau dari kesehatan jiwa masyarakat.

Pada awalnya pemerintah telah membentuk undang-undang kesehatan. Namun secara lebih

khusus lagi pemerintah membentuk undang-undang perlindungan anak yang mencakup segala hal

tentang anak atau seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk yang masih dalam kandungan.

Semua hal mengenai anak dimuat dalam undang-undang ini, termasuk juga didalamnya mengenai

kesehatan anak.

Dalam undang – undang pokok kesehatan no.9 tahun 1960 pasal 3 ayat (1) disebutkan

bahwa “Pertumbuhan anak yang sempurna dalam lingkungan hidup yang sehat adalah penting

untuk mencapai generasi yang sehat dan bangsa yang kuat.” Dengan disebutkannya hal tersebut,

secara tidak langsung menandakan bahwa pemerintah sangat memperhatikan anak sebagai tunas-

tunas bangsa dalam hal pertumbuhan dan perkembangannya (kesehatannya).

Pemerintah juga memandang anak sebagai manusia seutuhnya yang juga termasuk makhluk

holistic. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan berbagai undang-undang yang melindungi

rakyat pada umumnya dan anak-anak pada khususnya.

Undang undang yang dikeluarkan pemerintah tersebut antara lain :

1. UU PERLINDUNGAN ANAK no.23 tahun 2002 pasal 44 – 47 Pasal 44

(1) Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan

menyeleng-garakan upaya kesehatan yang

komprehensif bagi anak, agar setiap anak

memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak

dalam kandungan.

Page 14: Tugas Komunitas III KONSUL

(2) Penyediaan fasilitas dan penyelenggaraan upaya kesehatan secara komprehensif sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) didukung oleh peran serta masyarakat.

(3) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi upaya

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, baik untuk pelayanan kesehatan dasar maupun

rujukan.

(4) Upaya kesehatan yang komprehensif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan

secara cuma-cuma bagi keluarga yang tidak mampu.

(5) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)

disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 45

(1) Orang tua dan keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan anak dan merawat anak sejak

dalam kandungan.

(2) Dalam hal orang tua dan keluarga yang tidak mampu melaksanakan tanggung jawab

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pemerintah wajib memenuhinya.

(3) Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 46

Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib mengusahakan agar anak yang lahir

terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau menimbulkan kecacatan.

Dalam UU Kesehatan no.23 tahun 1992 pasal 21 disebutkan bahwa :

Pasal 21

(1) Pengamanan makanan dan minuman diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dan

makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan mengenai standar dan atau

persyaratan kesehatan.

Page 15: Tugas Komunitas III KONSUL

(2) Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label yang berisi :

a. bahan yang dipakai;

b. komposisi setiap bahan;

c. tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa;

d. ketentuan lainnya.

(3) Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar dan atau persyaratan

kesehatan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilarang

untuk diedarkan, ditarik dan peredaran, dan disita untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(4) Ketentuan mengenai pengamanan makanan dan minuman sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

H. Kebijakan Pemerintah terhadap Kesehatan Anak

Strategi Pembangunan Kesehatan menuju indonesia sehat 2010 mengisyaratkan bahwa

pembangunan kesehatan ditujukan pada upaya menyehatkan bangsa. Indikator keberhasilannya antara

lain ditentukan oleh angka mortalitas dan morbiditas, angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan

kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil,

ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan

kejadian sakit di kalangan ibu.

Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat diduga atau diramalkan

sebelumnya sehingga ibu hamil harus sedekat mungkin pada sarana pelayanan ndicator emergency

dasar. Penyebab utama kematian Ibu adalah Perdarahan, Infeksi, Eklampsi, Partus lama dan Komplikasi

Abortus. Perdarahan merupakan sebab kematian utama. Dengan demikian sangat pentingnya

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan karena sebagian besar komplikasi terjadi pada saat

Page 16: Tugas Komunitas III KONSUL

sekitar persalinan, sedang sebab utama kematian bayi baru lahir adalah Asfiksia, Infeksi dan Hipotermi

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Upaya peningkatan derajat kesehatan keluarga dilakukan melalui program pembinaan

kesehatan keluarga yang meliputi upaya peningkatan kesehatan Ibu dan Bayi, Anak Pra Sekolah dan

Anak Usia Sekolah, Kesehatan Reproduksi Remaja, dan Kesehatan Usia Subur.

Era Desentralisasi menurut pengelola program di Kabupaten / Kota untuk lebih proaktif didalam

mengembangkan program yang mempunyai daya ungkit dalam akselerasi penurunan Angka Kematian

Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sesuai situasi dan kemampuan daerah masing-masing

mengingat AKI dan AKB merupakan salah satu indicator penting keberhasilan program kesehatan

Indonesia.

PROGRAM POKOK KIA

1. Program ANC

2. Deteksi risti ibu hamil

3. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

4. Rujukan kasus risti ibu hamil

5. Pemeriksaan BBL (Neonatus), bayi dan balita

6. Penanganan neonatal yang berisiko

7. Pelayanan kesehatan bayi umur 1 bulan sampai 1 tahun

8. Pelayanan kesehatan balita

9. Pelayanan kesehatan pra school

Salah satu kebijakan pemerintah yang lainnya adalah dengan membentuk Komisi Perlindungan

Anak Indonesia (KPAI). Yang dalam salah satu pemenuhan tugasnya mengajukan berbagai upaya

melindungi anak dalam bidang kesehatan. Diantaranya adalah dengan menjauhkan anak usia dini dari

merokok. Yang dengan cara Pengendalian yang efektif dan pemihakan pemerintah yang lebih tegas.

Untuk itu yang harus dilakukan adalah membuat peraturan perundang-undangan untuk mencegah

bahaya rokok pada anak berupa :

Page 17: Tugas Komunitas III KONSUL

1. Anak tidak boleh merokok

2. Anak tidak boleh membeli rokok

3. Orang dewasa tidak boleh menjual rokok pada anak

4. Orang tua tidak boleh merokok di depan anak.

5. Orang dewasa tidak boleh merokok di depan ibu yang sedang hamil.

6. Ibu yang sedang hamil tidak boleh merokok.

7. Iklan rokok tidak boleh mengambil sasaran anak-anak.

Tujuan Pemerintah memilihkan kualitas kesehatan untuk anak

• Menciptakan Generasi penerus bangsa yang sehat dan bangsa yang kuat.

• Mensejahterakan kehidupan semua penduduk.

• Menciptakan kehidupan yang layak pada setiap anak, serta persiapan untuknya dimasa depan.

• Sebagai alat pencegahan dan pengobatan terhadap kesehatan anak.

• Sebagai Proteksi kesehatan anak terhadap jajanan dan makanan yang berbahaya

Program Peningkatan Kesehatan dan Kesejahteraan

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi

tantangan utama dan penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian anak.

Untuk menyelesaikan masalah ini, Unilever Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan keunggulan “brand” dan misi sosialnya.

Komitmen ini diwujudkan melalui program Pendidikan Kesehatan Masyarakat yang dibentuk oleh

Unilever Indonesia sejak hampir 8 tahun yang lalu. Program pendidikan kesehatan ini ditujukan untuk

anak dibawah lima tahun (balita), siswa sekolah dasar, kelompok pemuda di sekolah tingkat menengah

maupun atas serta untuk ibu hamil dan menyusui. Kelompok ini akan mendapatkan edukasi agar terjadi

peningkatan pemahaman dan praktik gaya hidup sehat yang berkelanjutan.

Page 18: Tugas Komunitas III KONSUL

Yayasan Unilever Indonesia sudah melalukan edukasi kepada 2 juta orang, dan telah mencetak tidak

kurang dari 50.000 agen perubahan.

Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat dilaksanakan selaras dengan bisnis korporasi; dalam model

yang berskala kecil, melalui kemitraan dengan para pemangku kepentingan yang relevan, dan dapat

direplikasi segera setelah program sukses dilaksanakan.

Sejak berdiri tahun 2005, Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat, dilaksanakan melalui kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

1. Program Promosi Kesehatan Terpadu

Tujuan dari program ini adalah untuk mendukung masyarakat Indonesia menjadi lebih sehat

melalui pendidikan perilaku hidup bersih dan sehat dikalangan sekolah dasar serta para ibu.

Sampai saat ini, program ini telah mencapai lebih dari 2 juta penerima manfaat dan sebagian

besar dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah yang relevan dan mitra LSM lokal

bersama dengan masyarakat setempat, seperti rincian berikut;

a. Program Sekolah

Melalui program ini, Yayasan Unilever Indonesia memperkuat UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

dan merevitalisasi keberadaan Dokter Kecil sebagai agen perubahan. Melalui program ini juga,

siswa yang mendapatkan prestasi tingkat 1 sampai dengan 6 akan didorong untuk lebih sering

mempraktekan kebiasaan cuci tangan dengan sabun serta menggosok gigi sesudah sarapan dan

sebelum tidur malam.

Page 19: Tugas Komunitas III KONSUL

Pesan tentang kesehatan juga terus diberikan kepada ibu-ibu disekitar posyandu karena ibu

akan menyampaikan pesan kesehatan ini ke anak-anak mereka.

Program ini dilaksanakan di 40 kota dan kabupaten di 6 provinsi; Sumatera Utara, Jawa Barat,

DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Program ini memperkuat keberadaan

dan kemampuan dokter kecil sebagai agen perubahan di tingkat sekolah dasar.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Tujuan dari program ini adalah untuk menjadikan setiap anak balita usia pra-sekolah dan taman

kanak-kanak untuk menjadi lebih sehat, cerdas dan bahagia dengan mempraktekkan pola hidup

bersih dan sehat sejak usia dini. Yayasan Unilever Indonesia mempromosikan dua praktek dasar

yaitu mencuci tangan pakai sabun serta sikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur malam.

Pembelajaran yang kreatif, diet seimbang dan perawatan yang baik dipromosikan melalui orang

tua dari anak-anak yang berpartisipasi di program ini.

Program ini dilaksanakan di Jawa Timur dan mendorong para ibu serta pengasuh anak untuk

memperhatikan tumbuh kembang anak di bawah usia 5 tahun.

b. Desa Sehat

Program ini memberdayakan semua sumber daya masyarakat untuk menciptakan keluarga dan

lingkungan masyarakat yang sehat melalui peningkatan praktek gaya hidup bersih dan sehat,

diet seimbang, pengelolaan sampah agar tercipta lingkungan yang sehat.

Program ini dilaksanakan di 25 desa yang tersebar di dua provinsi (Yogyakarta dan Jawa Timur).

c. Pasar Sehat

Program ini bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat diantara para

pelaku ekonomi di pasar, sehingga pada akhirnya akan menciptakan pasar yang dapat menarik

lebih banyak pengunjung.

Program ini dilaksanakan di dua provinsi (Yogyakarta dan Jawa Timur) dan mencakup 10 pasar

tradisional dan memberdayakan kemampuan sekitar 4000 pedagang.

2. HIV-AIDS Prevention Campaign Program

Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia dengan 30% dari penduduknya adalah

kelompok usia 10-24 tahun. Sebuah survei perilaku di ibu kota Jakarta dan Surabaya

menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa pria dan wanita yang aktif melakukan kegiatan

seksual dari tahun ke tahun. Namun, pengetahuan tentang HIV / AIDS masih rendah dan

menyebabkan tingginya faktor perserbaran infeksi di Indonesia.

Page 20: Tugas Komunitas III KONSUL

Sejak tahun 2006, Yayasan telah mulai melakukan program pencegahan persebaran HIV/AIDS

yang menargetkan siswa SMP dan SMA. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan

kesadaran tentang HIV / AIDS dan bagaimana mencegahnya. Lebih dari 50.000 siswa telah

mendapatkan manfaat melalui program ini.

3. Program Nutrisi

Dari tahun 2007 sampai 2010, program ini dilaksanakan melalui kemitraan dengan United

Nations World Food Programme (PBB) yang dinamakan Together for Child Vitality. Tujuan utama

dari program ini adalah untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi di kalangan siswa sekolah

dasar. Melalui program ini, Yayasan Unilever Indonesia melengkapi program School Feeding

Program (Program Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah - PMTAS) dengan

menyelenggarakan pendidikan kesehatan dan gizi. Sekitar 75 sekolah dasar dan 37.500 anak-

anak di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat telah mendapatkan manfaat dari

kerjasama ini.

Pada tahun 2009, Unilever turut menjadi penggagas Project Laser Beam, suatu kemitraan publik-

swasta internasional yang melibatkan UN-World Food Programme dan organisasi sektor swasta.

Kerjasama ini bertujuan untuk mempercepat pemberantasan masalah gizi anak, khususnya anak

usia bawah lima tahun (Balita) dan juga faktor-faktor penyebab masalah kesehatan dan

kebersihan, ketersediaan air dan mata pencaharian di Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 2011,

Unilever Indonesia mengembangkan serangkaian alat bantu edukasi yang bahan – bahannya

telah diuji untuk memastikan bahwa media tersebut dapat diterima dengan baik oleh penerima

manfaat, dan mengembangkan strategi untuk meningkatkan kegiatan pendidikan kesehatan

dan kebersihan di sekolah dasar terpilih pada tahun 2012. Sementara itu, tidak kurang dari

9.500 siswa akan memiliki akses ke program PMT-AS.

Page 21: Tugas Komunitas III KONSUL

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan sistem sosial tertentu.

Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok/agregat dan masyarakat. Salah satu agregat di

komunitas adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko (at risk) terhadap

timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak sehat. Yang menjadi sasaran pengkajian adalah

anak usia sekolah.

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah menggunakan

pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia sekolah) digambarkan sebagai inti (core)

mencakup sejarah, demografi, suku bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang

saling mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi, keamanan

dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi

B. Saran

Mahasiswa telah mengupayakan menyelesaikan makalah ini, tentunya dengan semangat dan

kerja keras dari kami. Kami sangat senang jika makalah ini dibaca dan dikoreksi bila ada kekeliruan di

dalamnya. Sebagai mahasiswa yang mengharapkan transfer ilmu dari para staf pengajar.