tugas koloid

22
Tugas Kimia Dasar KOLOID oleh: Putri Afri Fauziah (E1R012041) Dosen Pembimbing : Rahmawati, M. Si. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

description

Tugas Koloid

Transcript of tugas koloid

Page 1: tugas koloid

Tugas Kimia Dasar

KOLOID

oleh:

Putri Afri Fauziah

(E1R012041)

Dosen Pembimbing :

Rahmawati, M. Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2012

Page 2: tugas koloid

1) Sifat-sifat Koloid

a. Efek Tyndall

Penghamburan berkas cahaya oleh partikel-partikel koloid. Efek Tyndall terjadi karena partikel koloid dengan ukuran lebih besar mampu memantulkan kembali cahaya yang diterima. Sedangkan pada larutan karena molekuler, maka ukuran partikel tersebut kecil sekali dan tidak mampu memantulkan cahaya yang diterima dan mata kitapun tidak mampu mengamatinya.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari :

a. Sorot lampu mobil pada malam hari akan kelihatan jelas kalau ada sedikit partikel-partikel debu, asap atau kabut.

b. Kalau kita nonton film di bioskup dan ada orang ynag merokok, maka sorot lampu proyektor akan kelihatan jelas dan ini menjadikan gambar film di layar tidak jelas.

c. Efek Tyndall juga terjadi pada pancaran sinar matahari ke bumi, pada waktu siang hari yang cerah, maka langit akan terlihat biru. Hal ini terjadi karena pancaran sinar matahari melewati partikel-partikel koloid di udara berupa debu partikulat. Hanya sinar matahari dengan panjang gelombang kecil (energi besar) yang dipantulkan, yaitu biru, nila.

b. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid. Gerak ini terjadi karena benturan molekul-molekul zat pendispersi pada partikel koloid.

c. Elektroforesis

Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik. Hal ini menunjukkan bahwa partikel koloid tersebut bermuatan. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis.

d. Adsorpsi

Bagaimanakah partikel koloid mendapatkan muatan listrik ? Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion atau muatan listrik. Penyerapan pada muatan ini disebut adsorpsi, sebagai contoh penyerapan air oleh kapur tulis). Sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion

Page 3: tugas koloid

positif sehingga bermuatan positif, sedangkan sol As2S3 mengadsorbsi ion negatif sehingga bermuatan negatif.Kegunaan Sifat Adsorpsi:

a. Menjernihkan air,

Larutan koloid yang digunakan adalah tawas. Tawas dalam air akan menghasilkan Al(OH)3 yang sukar larut dalam air dan membentuk koloid. Partikel koloid Al(OH)3

mampu mengikat kotoran-kotoran dalam air sehingga mengumpulkan dan mengendap kemudian menjadi jernih. Untuk air minum atau penggunaan sehari-hari bisa ditambahkan kaporit untuk membunuh kuman.

b. Menjernihkan larutan gula (Sirup) atau larutan garam

Koloid yang digunakan adalah putih telur. Masukkan gula atau garam dalam air dan biarkan larut dengan cara dipanaskan dan diaduk. Setelah larut, masukkan putih telur aduk terus. Putih telur akan menggumpal dan mengadsorbsi (menyerap) kotoran yang ada. Gumpalan putih telur dipisahkan maka sirup atau larutan garam sudah jernih.

c. Untuk Menghilangkan bau badan

Untuk menghilangkan bau badan digunakan Al-stearat ini digosokkan pada badan atau ketiak. Dengan adanya keringat, maka akan terbentuk koloid Al(OH)3 yang akan menyerap bau badan.

d. Pembuatan Obat Norit

Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif. Di dalam usus norit membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorbsi gas atau zat racun.

e. Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi berarti zat pendispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan, pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan koloid yang bermuatan positif seperti Fe(OH)3, Al(OH)3 jika dicampur dengan koloid yang bermuatan negatif seperti As2S3, sol emas akan membentuk endapan.Koagulasi atau endapan ini terjadi karena muatan permukaan dari masing-masing koloid saling bergabung (saling menetralkan) dan makin banyak yang bergabung akan membentuk partikel yang besar dan mengendap.

Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri:

a. Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.

Page 4: tugas koloid

b. Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam fosfat.

c. Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan negatif sehingga akan digumpalkan oleh ion Al3+ dari tawas (alumunium sulfat).

d. Asap atau debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari cottrel.

e. Jika susu ditambahkan jeruk nipis (asam) maka susu tersebut akan menggumpal. Begitu juga pada susu yang sudah basi akan menghasilkan asam laktat, maka akan menggumpal.

f. Koagulasi digunakan dalam pembuatan tahu dari kedelai. Kedelai dihancurkan dengan air, kemudian air kedelai yang berupa emulsi dikoagulasikan dengan penambahan CaSO42H2O. Senyawa ini yang sehari-hari disebut sebagai "buah tahu". Asam dan batu tahu merupakan elektrolit.

f. Koloid Pelindung

Ada beberapa jenis koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi. Koloid semacam ini disebut koloid pelindung. Cara kerja koloid pelindung ialah dengan membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid yang dilindungi.

Koloid sejenis ini banyak digunakan dalam pembuatan bahan-bahan yang termasuk jenis koloid, seperti : cat, tinta, krim rambut, scot emulsion, es krim dan lain-lain. Koloid pelindung pada emulsi disebut emulgator. Beberapa contoh penggunaan emulgator seperti :

a. Susu merupakan suatu sistem koloid alam yang merupakan emulsi lemak dalam air, koloid pelindung di dalamnya yaitu casein.

b. Sol FeOH)3 dapat distabilkan dengan menambahkan sol gelatin, jadi sol gelatin disebut koloid pelindung.

c. Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pemebntukan kristal besar es atau gula.

Page 5: tugas koloid

2) Jenis-jenis Koloid

Koloid merupakan suatu sistem yang terdiri dari dua fase yaitu fase terdispersi dan fase pendispersi (medium pendispersi). Berdasarkan  fase terdispersi dan fase pendispersinya, koloid dikelompokkan menjadi 8 jenis koloid, seperti yang tercantum dalam tabel berikut.

NoFase Terdispersi

Medium Pendispersi

Nama Koloid

Contoh

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Padat

Padat

Padat

Cair

Cair

Cair

Gas

Gas

Padat

Cair

Gas

Gas

Cair

Padat

Cair

Padat

Sol padat

Sol

Aerosol padat

Aerosol cair

Emulsi

Emulsi padat

Buih/busa

Buih padat

Gelas berwarna, intan hitam, paduan logam

Sol emas, sol belerang, tinta, cat, tanah liat

Asap (smoke), debu

Kabut (fog), awan, embun

Susu, santan, minyak ikan, mayonaise

Jelly, mutiara, keju, mentega, nasi

Buih sabun, krim kocok, pasta

Karet busa, batu apung, styrofoam, kerupuk

Sol 

Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi berupa zat padat dalam medium pendispersi zat  cair.Jenis-jenis Sol :

a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat     Contoh: paduan logam, gelas warna, intan hitamb. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair     Contoh: cat, tinta, tepung dalam air, tanah liatc. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas    Contoh: debu di udara, asap pembakaran

Page 6: tugas koloid

Aerosol

Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi padat atau cair dalam medium pendispersi gas.Contoh  produk yang dibuat dalam bentuk aerosol, hairspray, semprot obat nyamuk, farfum, cat semprot. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong(propelan aerosol). Bahan pendorong yang banyak digunakan adalah CFC dan karbon dioksida.Jenis-jenis aerosol:

a. Aerosol padat dengan fase terdispersi padat.Contohnya asap dan debu dalam udara.

b. Aerosol cair dengan fase terdispersi cair.Contohnya kabut dan awan.

Emulsi

       Merupakan sistem koloid  dengan fase terdispersi cair dalam medium pendispersi cair. Syarat terjadinya   emulsi adalah kedua jenis zat cair tersebut tidak saling melarutkan.Emulsi digolongkan ke dalam dua bagian yaitu :

a.   Emulsi minyak dalam air ( M/A )

Contoh : santan, susu, lateks

b.   Emulsi air dalam minyak ( A/M )

      Contoh : mayonaise, minyak bumi, minyak ikan

Jenis-jenis emulsi :

a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat     Contoh: Jelly, keju, mentega, nasi

b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair     Contoh: susu, mayones, krim tangan

c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas    Contoh: hairspray dan obat nyamuk

Untuk membuat emulsi diperlukan zat pengemulsi (emulgator). Contohnya, sabun  mengemulsikan minyak ke dalam air, kasein dalam susu, kuning telur dalam mayonaise.

Buih

Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi gas  dalam medium pendispersi cair. Seperti halnya emulsi untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, deterjen, protein. Buih digunakan pada proses pengolahan biji logam, pada alat pemadam

Page 7: tugas koloid

kebakaran.Adakalanya buih tidak dikehendaki, untuk memecah/mencegah buih dapat digunakan zat eter, isoamil alkohol.Jenis-jenis buih :

a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat    Contoh: Batu apung, marshmallow, karet busa, Styrofoamb. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair    Contoh: putih telur yang dikocok, busa sabun    

Untuk pengelompokan buih, jika fase terdispersi dan medium pendispersi sama- sama berupa gas, campurannya tergolong larutan.

Gel  Merupakan koloid yang setengah kaku ( antara padat dan cair).Contohnya agar-agar,

lem kanji, selai, gelatin, gel silika. Gel dapat terbentuk dari sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium pendispersinya.

Ada dua jenis gel, yaitu :

a. Gel elastis Gel elastis adalah gel yang memiliki ikatan partikel dengan gaya tarik-menarik yang relatif tidak kuat, sehingga gel ini dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan dapat kembali ke bentuk awal bila gaya tersebut ditiadakan. Gel elastis dapat dibuat dengan mendinginkan sol liofil yang cukup pekat. Contoh Gelatin dan Sabun.

b. Gel non-elastisGel non-elastis adalah gel yang memiliki ikatan yang berupa ikatan kovalen yang

cukup kuat, sehingga gel ini tidak memiliki sifat elastis atau tidak akan berubah jika diberi suatu gaya. Contoh gel silikat yang dapat dibuat dengan reaksi kimia yaitu dengan menambahkan HCl pekat ke dalam larutan natrium silikat, sehingga molekul-molekul asam silikat yang terbentuk akan terpolimerisasi dan membentuk gel silikat.

3) Sistem Koloid dalam Tubuh Kita

Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terdapat luka kecil, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion ini akan menetralkan muatan-muatan partikel koloid protein dan membantu penggumpalan darah.

Dalam tubuh kita, ada sekumpulan enzim yang berbentuk koloid yang melakukan berbagai aktivitas metabolisme dalam tubuh. Darah kita adalah koloid. Hormon yang masih tersimpan di dalam kelenjar hormon merupakan koloid. Cairan di dalam sel (sitosol) adalah koloid dengan komponen sel (mitokondria, ribosom, dsb) menjadi bagian terlarutnya. Banyak banget deh, cairan sperma, cairan pembungkus otak, dsb.

Page 8: tugas koloid

4) Penerapan Koloid dalam Teknologi

Sistem koloid banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.

          Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid: 

Jenis industry Contoh aplikasi

Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad,jelly pudding ,Mayonnaise

Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun,Parfum semprot,Lation wajah,deodorant

Industri cat Cat

Industri kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen

Industri pertanian Peptisida dan insektisida

Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid:

1. Pemutihan Gula

Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.

2. Penggumpalan Darah

Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.

Page 9: tugas koloid

3. Penjernihan Air

Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3

yang bermuatan positif melalui reaksi:

Al3+   +   3H2O     à    Al(OH)3   +      3H+

Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.

4. Agar-Agar

Padatan agar-agar yang terdispersi di dalam air panas akan menghasilkan system koloid yanmg disebut sol. Jika konsentrasi agar-agar rendah, pada keadaan dingin, sol ini akan tetap berwujud cair. Sebaliknya, jika konsentrasi agar-agar tinggi pada keadaan dingin sol menjadi padat dan kaku. Keadaan seperti ini disebut gel.

5. Pektin

Pektin adalah teoung yang diperoleh dari buah papaya muda, apel, dan kulit jeruk. Jika pektin didispersikan di dalam air, terbentuk sol yang kemudian memadat sehingga membentuk gel. Pektin biasa digunakan untuk membuat selai.

6. Gelatin

Gelatin adalah tepung yang diperoleh dari hasil perebusan kulit atau kaki binatang, misalnya sapi. Jika gelatin didispresikan di dalam air, terbentuk suatu sol yang kemudia memadat dan membentuk gel. Gelatin banyak digunakan untuk pembuatan cangkang kapsul. Agar-agar, pectin, gelatin juga digunakan untuk mpembuatan makanan, seperti jelly atau permen yang kenyal (gummy candies)

7. Cairan Kanji

Tepung kanji yang dilarutkan di dalam air dingin akan membentuk suatu suspense. Jika suspense dipanaskan terbentuk sol, dan jika konsentrasi tepung kanji cukup tinggi, sol tersebut akan memadat sehingga membentuk gel. Suatu gel yang terbentuk karena fase

Page 10: tugas koloid

terdispresi menyerap medium pendispresi sehingga fase terdispresi mengembang, memadat, dan menjadi kaku.

8. Cat Tembok dan tinta (zat warna terdispersi di dalam medium air)

9. Cat Kayu dan Cat Besi (zat warna terdispersi di dalam pelarut organik)

10. Gel Kalsium asetat di dalam alkohol

11. Sol Arpus (dammar)

12. Sol emas, sol Fe(OH)3, sol Al(OH)3, dan sol belerang.

13. Proses Menghilangkan Bau Badan

Pada produk roll on deodorant, digunakan adsorben (zat yang mengadsorpsi) berupa Al-strearat. Jika deodorant digosokkan pada anggota badan, Al-strearat mengadsorpsi keringat yang menyebabkan bau badan

14. Proses Perebusan Telur

Telur mentah meruapakn suatu system koloid dengan fase terdispresi beruapa protein. Jika telur tersebut direbus akan terjadi koagulasi sehingga teluar tersebut menggumapal.

15. Pembuatan Yoghurt

Susu dapat berubah menjadi yoghurt melalui fermentasi. Pada fermentasi susu akan terbentuk asam laktat yang menggumpal dan berasa asam.

16. Pembuatan Tahu

Pada pembuatan tahu dari kedelai, mula-mula kedelai dihancurkan sehingga terbentuk bubur kedelai (seperti susu). Kemudian, ditambahkan larutan elektrolit, yaitu CaSO4.2H2O yang disebut batu tahu sehingga protein kedelai menggumapal dan membentuk tahu.

17. Pembuatan Lateks

Page 11: tugas koloid

Lateks terbuat dari getah karet, salah satu system koloid. Pada pembuatan lateks, getah karet digumpalkan dengan penambahan asam asetat atau asam format.

18. Penjernih Air Sungai

Air sungai mengandung padatan lumpur yang terdispersi di dalam air (sol). Sol tanah liat dalam air sungai memiliki muatan negative sehingga dapat diendapkan dengan penambahan tawas atau PAC. Di dalam air sungai, tawas atau PAC membentuk koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif. Pengendapan terjadi karena koagulasi koloid yang bermuatan negatef dengan koloid yang bermuatan positif.

19. Pembentukan Delta

Delta terbentuk dari hasil pencampuran air sungai yang mengandung koloidtanah liat hasil elektrolit yang berasal dari air laut. Pencampuran tersebut menyebabkan terjadinya koagulasi sehingga terbentuk delta

20. Pengolahan Asap atau Debu

Asap dan debu yang diohasilkan dari suatu proses industry dapat mencemari udara disekitarnya. Asap dan debu merupakan system koloid zat padat dalam medium pendispersi gas (udara). Padatan dalam asap atau debu dapat diendapkan dengan menggunakan lat Cottrel. Asap dan debu dilewatkan melelui cerobing yang di dalamnya terdapat ujung-ujung electrode bermuatan dengan bertegangan 20.000 V hingga 75.000 V. Elektrode mengakibatkan asap dan debu akan tertarik pada electrode yang lainnya dan mengendap. Endapan yang terbentuk dipisahkan secara berkala sehingga gas-gas yang keluar dari cerobong sudah terbebas dari partikel padatan yang berbahaya. Untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik, digunakan suatu alat yang disebut cotrell. Alat ini berfungsi untuk menyerap partikel-partikel koloid yang terdapat dalam gas buangan yang keluar dari cerobong asap pabrik.

Bidang Kesehatan

a. Karbon Aktif

Karbon aktif merupakan aplikasi koloid yaitu penggunaan sifat adsorpsi. Karbon aktif digunakan untuk menyerap zat warna, bau, gas karbon dioksida (CO2), gas karbon monoksida (CO), H2O dan racun. Karbon aktif ini dibuat dengan memanaskan arang sehingga terbentuk arang yang sangat berpori. Karbon aktif digunakan misalnya untuk masker gas, proses penjernihan air, filter rokok dan norit sebagai obat penetral racun.

Page 12: tugas koloid

1) Cuci Darah dengan Dialisis

Darah merupakan suatu sistem koloid. Darah yang mengandung sisa metabolisme seperti kreatinin, asam ureat, vitamin berlebih, obat-obatan dan hormon kemudian disaring oleh ginjal. Pada orang yang menderita kerusakan ginjal atau gagal ginjal, sisa-sisa metabolisme ini tidak dapat disaring oleh ginjal sehingga dapat meracuni tubuh. Oleh karena itu, pasien gagal ginjal dicuci darahnya dengan menggunakan alat dialisis yang memiliki membran semipermeabel. Membran semipermeabel ini memisahkan darah kotor dengan larutan dialisat yang konsentrasinya lebih rendah dibandingkan dengan darah. Sehingga sisa-sisa metabolisme dapat melewati pori-pori membran, sedangkan sel-sel darah dan zat yang masih berguna dan elektrolit yang partikelnya lebih besar tidak dapat melewati membran dan dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien.

2) Pengelolaan Lumpur Aktif

Pengelolaan lumpur aktif merupakan aplikasi sistem koloid yaitu penggunaan sifat koagulasi. Pengelolaan air limbah dengan metode lumpur aktif ini menggunakan koagulan PAX (polialuminium klorida) Al13O4(OH)24(H2O)12 yang menghasilkan Al(OH)3.

3) Pengambilan Endapan Pengotor

Gas atau udara yang dialirkan ke dalam suatu proses industri seringkali mengandung zat-zat pengotor berupa partikel-partikel koloid. Untuk memisahkan pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.

Page 13: tugas koloid

5) Perbedaan larutan sejati, Suspensi, dan Koloid

No. Laruatn Sejati Koloid Suspensi

1 satu fase dua fase dua fase

2 stabil sukar mengendap mudah mengendap

3 ukuran partikel lebih kecil dari 1 nm

ukuran partikel antara 1-100 nm

ukuran partikel lebih besar dari 100 nm

4 tidak dapat disaring dapat disaring dengan penyaring ultra

dapat disaring

5 homogen, contoh:larutan gula, udara bersih, air laut, alcohol 70%

tampak homogen (jika dilihat dengan mikroskop ultra bersifat heterogen), contoh:sabun, susu, selai, mentega

heterogen, contoh:air sungai yang keruh, campuran air dan kopi, campuran air dan pasir

6) Cara memisahkan Koloid

a. Elektroforesis

Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik. Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).

Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan suatu sistem koloid. Jika koloid bergerak  menuju elektroda positif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan negatif. Begitu juga sebaliknya, jika koloid bergerak menuju elektroda negatif maka koloid yang dianalisa mempunyai muatan positif.. Contoh percobaan elektroforesis sederhana untuk menentukan jenis muatan dari koloid diperlihatkan pada Gambar berikut ini:

Page 14: tugas koloid

Elektroforesis

 Beberapa kegunaan dari proses elektroforesis antara lain sebagai berikut:

Untuk menentukan muatan suatu partikel koloid.

Untuk memproduksi barang industri yang terbuat dari karet. Misalnya pada pembuatan boneka dan sarung tangan, karetnya diendapkan pada cetakan bentuk boneka atau sarung tangan secara elektroforesis.

Untuk mengurangi zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik. Metoda ini dikembangkan oleh Frederick Cottrell (1877-1948) dari Amerika Serikat. Cerobong asap pabrik bagian dalam dilengkapi dengan "pengendap elektrostatika" berupa lempengan logam yang diberi muatan listrik, yang akan menarik dan menggumpalkan debu halus dalam asap buangan.

b. Dialisis

Untuk stabilitas koloid diperlukan sejumlah muatanion suatu elektrolit. Akan tetapi, jika penambahan elektrolit ke dalam sistem koloid terlalu banyak, kelebihan ini dapat mengendapkan fase terdispersi dari koloid itu. Hal ini akan mengganggu stabilitas sistem  koloid tersebut. Untuk mencegah kelebihan elektrolit, penambahan elektrolit dilakukan  dengan cara dialisis.

Page 15: tugas koloid

Dialisis merupakan proses pemurnian koloid dengan membersihkan atau menghilangkan ion-ion pengganggu menggunakan suatu kantong yang terbuat dari selaput semipermiabel.  Caranya, sistem koloid dimasukkan ke dalam kantong semipermeabel, dan diletakkan dalam air. Selaput semipermeabel ini hanya dapat dilalui oleh ion-ion, sedang partikel koloid tidak dapat melaluinya, dengan demikian akan diperoleh koloid yang murni. Ion-ion yang keluar melalui selaput semipermeabel ini kemudian larut dalam air. Dalam proses dialisis hilangnya ion-ion dari sistem koloid dapat dipercepat dengan menggunakan air yang mengalir. Peristiwa dialisis ini diaplikasikan dalam proses pencucian darah di dunia kedokteran, di mana fungsi ginjal digantikan oleh dialisator.

c. Penyaringan Ultra

Penyaringan ultra digunakan untuk memisahkan koloid melewati membran. Proses pemisahan ini didasarkan pada perbedaan tekanan osmosis.

Penyaringan ultra, Partikel-partikel koloid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-pori kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut. Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi tersebut disebut penyaring ultra. Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuk lambat, jadi tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini. Terakhir, partikel-pertikel koloid akan teringgal di kertas saring. Partikel-partikel kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan penyaring ultra bertahap. Koloid kabut dapat dimurnikan dengan cara Elektrodialysis. Koloid kabut tidak dimurnikan dengan cara dialysis dan penyaringan ultra, karena koloid kabut mempunyai muatan.

Page 16: tugas koloid

d. Elekroosmosis

Koloid yang mengandung ion dapat dimurnikan, dengan cara elektroosmosis, yaitu memaksa ion-ion melewati pori-pori selaput semipermiabel dengan bantuan listrik. Kestabilan koloid ditentukan oleh muatan listrik yang dikandung partikel koloid pada umumnya partikel koloid mempunyai muatan sejenis,yang mengakibatkan timbulnya gaya tolak menolak antar partikel koloid.Gaya tolak menolak antar partikel mengakibatkan partikel koloid tidak saling bergabung dan mengendap,sehinga partikel koloid dapat dikatakan menjadi stabil. Muatan listrik dapat dilucuti,misalnya dengan penambahan zat yang bersifat elektrolit,akibatnya akan terjadi penggumpalan koloid atau pengendapan koloid.Partikel koloid mempunyai muatan dipermukaannya disebabkan oleh pengionan atau penyerapanmuatan. Sehingga ada koloid yang bermuatan positif dan negatif,cara memisahkannya muatan tersebut salah satunya adalah elektroosmosis.