TUGAS KOGNITIF 1-5

download TUGAS KOGNITIF 1-5

If you can't read please download the document

Transcript of TUGAS KOGNITIF 1-5

BAB I KONSEP-KONSEP DASAR KOGNITIF Psikologi kognitif menaruh perhatian atas pertanyaan-pertanyaan yang menunjuk pada cakupan psikologi kognitif : (a) Bagaimana kita memperoleh, mentransformasikan, merepresentasikan, menyimpan, dan mendapatkan kembali suatu pengetahuan/informasi, (b) Bagaimana pengetahuan/informasi tersebut merebut perhatian kita, (c) Bagaimana kita merespon pengetahuan/informasi yang kita terima. Kognisi merupakan proses internal yang tidak nampak. Pengetahuan (teori-teori/ model-model) yang dikembangkan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut dibangun atas dasar asumsi-asumsi tertentu. Tabel 1. Asumsi-asumsi dan Topik-topik dalam Psikologi Kognitif ASUMSI menginterpretasi penginderaan (sensory). Kecenderungan untuk memusatkan Perhatian (attention). TOPIK DALAM PSI.KOGNITIF stimulus neuro-science.

Kemampuan untuk mendeteksi dan Deteksi sinyal-sinyal penginderaan dan

pada stimulus penginderaan tertentu dan mengabaikan stimulus lainnya. Pengetahuan yang mendetail tentang Pengetahuan (knowledge). karakteristik fisik dari lingkungan. Kemampuan untuk mengabstraksi Pengenalan pola (pattern recognition). bagian-bagian skema yang

bagian-bagian dari suatu peristiwa dan mengintegrasikan tersebut ke dalam

terstruktur memberikan

dengan arti/

baik, makna

yang bagi Membaca dan pemrosesan informasi.

keseluruhan episode. Kemampuan kata-kata. Short term memory. Kapasitas untuk menyimpan peristiwaperistiwa yang baru saja terjadi dan mengintegrasikannya kedalam rangkaian yang berkesinambungan. ASUMSI TOPIK DALAM PSI.KOGNITIF Kemampuan untuk mengimajinasi Mental Imagery suatu peta kognitif (cognitive map). Memahami keduukan seseorang/ Thinking untuk memeras arti

(memetik inti sari) dari

tulisan dan

sesuatu dalam peran orang/ objek lain. Kemampuan untuk menggunakan Mnemonics dan memori

trik-trik memori dalam membantu mengingat informasi. Kecenderungan umum. Problem solving Kemampuan masalah. Kemampuan umum untuk bertindak dengan cara yang bermakna Language/ motor behavior untuk memecahkan Human intelligence untuk menyimpan Mengabstraksi ide-ide linguistic

informasi bahasa ke dalam bentuk

Menarik

kesimpulan

bahwa

suatu

petunjuk/ arahan dapat diterjemahkan secara akurat ke dalam bentuk respon motorik yang kompleks. Pengetahuan bahwa objek-objek Lupa dan gangguan memori Memori semantic

mempunyai suatu nama khusus Ketidakmampuan ingatan secara sempurna. menampilkan

MODEL-MODEL DALAM PSIKOLOGI KOGNITIF Konsep-konsep ilmiah merupakan metafora yang dihasilkan oleh manusia untuk membantu komprehensi terhadap realitas. Para ahli psikologi menghasilkan model-model konseptual di dalam psikologi kognitif dengan tujuan untuk mengembangkan suatu sistem yang mencerminkan sifat-sifat persepsi manusia, berpikir, dan pemahaman terhadap dunia sekeliling. Seperti telah disebutkan di atas, model-model kognitif dibangun atas dasar asumsi-asumsi. Asumsi-asumsi tersebut merupakan hasil observasi terhadap proses-proses kognisi manusia. Asumsi-asumsi yang tertulis dalam tabel di atas diintegrasikan ke dalam suatu sistem besar, yang disebut model kognitif. Pembuatan model-model tersebut dapat membuat observasi selanjutnya menjadi lebih komprehensif. Model yang paling umum digunakan untuk menjelaskan psikologi kognitif adalah model pemrosesan informasi (information-processing model). Model pemrosesan informasi telah mendominasi psikologi kognitif, tetapi model-model yang lain, yang berkembang di dalam ilmu komputer dan neuroscience (ilmu tentang syaraf), telah dikombinasikan dengan psikologi kognitif, membentuk

ilmu kognitif.

MODEL PEMROSESAN INFORMASI Model pemrosesan informasi adalah model kognitif yang berasumsi bahwa: 1. Informasi diproses melalui tahapan yang berurutan. Tahapan-tahapan tersebut misalnya: persepsi, pengkodean informasi, pemanggilan kembali informasi dari memori (mengingat), pembentukan konsep, keputusan, dan produksi bahasa). Seluruh komponen model pemrosesan informasi berhubungan dengan komponen-komponen yang lain, sehingga tidak mudah untuk mengidentifikasi tahap yang pertama. Namun demikian kita dapat berpikir bahwa proses tersebut diawali dengan datangnya stimulus. Stimulus tersebut tidak secara langsung direpresentasikan di dalam otak, tetapi ditransformasikan dalam struktur neurologis dan symbol-simbol yang bermakna, yang oleh beberapa psikolog kognitif disebut Internal Representations (representasi internal). 2. Tiap-tiap tahap menunjukkan fungsi-fungsi yang unik. Tiap-tiap tahap menerima informasi dari tahap sebelumnya dan kemudian menampilkan fungsi uniknya. Dua pertanyaan yang muncul dari model pemrosesan informasi adalah :

Tahapan-tahapan apa yang dilalui oleh informasi yang diproses ? Dalam bentuk apakah suatu pengetahuan direpresentasikan ?

Dalam bab-bab berikutnya sesudah bab pengantar ini, kita akan berjumpa dengan model-model pemrosesan informasi yang banyak digunakan untuk menjelaskan struktur dan proses kognisi.

CAKUPAN PSIKOLOGI KOGNITIF Psikologi kognitif menggunakan riset dan pendekatan-pendekatan teoritis dari wilayah utama psikologi yang yang mencakup :

Persepsi Neuroscience Perhatian Persepsi pola Memori Bahasa

Imajery Psikologi perkembangan Berpikir dan pembentukan konsep Intelligensi manusia Intelligensi buatan

ASAL MULA PSIKOLOGI KOGNITIF MODERN Porsi terbesar psikologi kognitif adalah berkaitan dengan persoalan bagaimana pengetahuan direpresentasikan di dalam pikiran. Isu mengenai representasi pengetahuan (sering juga disebut representasi internal), dalam beberapa abad telah memicu sejumlah pertanyaan mendasar: bagaimana pengetahuan diperoleh, disimpan, ditransformasikan, dan digunakan? Apakah sifat-sifat persepsi dan memori itu? Apakah berpikir itu, dan bagaiman kemampuan tersebut berkembang? Berikut ini adalah penelusuran kesan-kesan dari berberpa aliran psikologi dalam menjawab pertanyaan mengenai bagaimana peristiwa-peristiwa di luar diri seseorang menimbulkan reaksi internal.

Periode Awal

Ketertarikan terhadap pengetahuan dapat dilacak dari Hiroglip Mesir Kuno. Tulisan tersebut menunjukkan bahwa penulisnya meyakini pengetahuan ia berpusat di dalam hati, merupakan pandangan yang juga disebarkan oleh filsuf Yunani, Aristoteles (384- 322 SM). Lain halnya Plato (427-347), berpandangan bahwa pikiran berpusat di otak. Isu mengenai representasi pengetahuan ini juga didiskusikan oleh para filsuf Yunani dengan konteks yang sekarang ini dikenal sebagai struktur dan proses. Namun kemudian terbengkalai hingga abad 17-an. Meskipun semula para para psikolog modern masih cenderung berdebat, masing-masing menekankan salah satu, struktur atau proses, namun akhirnya terdapat peningkatan kesadaran bahwa kedua hal tersebut saling berpelukan (merupakan sesuatu yang tak terpisahkan). o Struktur, yaitu organisasi system kognitif, sebagian besar bersifat metafora dipostulatkan representatif organisasi (pengumpamaan). Struktur yang (dirumuskan sebagai dalil) ini merupakan keberadaan mental, bukan

merupakan suatu yang harafiah seperti yang digambarkan. Misalnya, struktur mengenai memori oleh para teoris dikonsepkan terdiri dari memori jangka pendek dan memori jangka panjang, direpresentasikan (digambarkan) dengan metafora kotak penyimpanan. o Istilah proses, menunjuk pada system operasi atau fungsifungsi kognisi seperti analisa, transformasi atau perubahan peristiwa-peristiwa mental. Misalnya, hal lupa, memory coding, perpikir, dll. Proses, bersifat aktif, sedangkan struktur bersifat pasif. Struktur dan proses bekerja bersama-sama dalam pemrosesan informasi. o Periode Pertengahan Para filsuf dan teolog renaissance nampaknya cukup puas dengan pengetahuan yang berpusat di otak. Dan bahwa pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui

panca indera, namun juga melalui penyelaman. o Abad 18 Empiris Inggris (Berkeley, Hume, James Mill dan anaknya John Steward Mill) mengusulkan bahwa pengetahuan terdiri dari tiga tahap: (1) penginderaan secara langsung, (2) mengkopi hasil penginderaan, (3) transformasi dari pengkopian tersebut, berasosiasi dengan pikiran. o Abad 19 Para filsuf bergerak dari filsafat (yang bersifat spekulatif) ke bentuk disiplin yang berdasar hasil-hasil empirik (Fechner, Brentano, Helmholtz, Wundt, Muller, Kulpe, Ebbinghause, Galton, Titchener, dan James). Pada akhir pertengahan abad 19 teori-teori representasi pengetahuan terpisah secara tegas: a. Wundt (Jerman) dan Edward Titchener (AS) menekankan struktur representasi mental. b. Franz Brentano (Austria) menekankan proses representasi mental. c. William James (AS): baik struktur maupun mental sama-sama penting! Tidak seperti perdebatan para filsuf pada masa-masa awal, dalam periode ini para tokoh meguji adanya struktur atau proses tersebut secara eksperimental. Awal Abad 20

Psikologi kognitif yang dikonsepkan pada akhir abad 19 tiba-tiba tenggelam, digantikan dengan Behaviorisme yang menggunakan kerangka kerja psikologi stimulus-respons (S-R). Studi-studi mengenai operasi-operasi mental dan struktur internal __seperti perhatian, memori, dan berpikir__ beristirahat total selama 50 tahun. Bagi para behavioris, representasi internal merupakan variable pengantara (intervening variables) yang merupakan konstruk hipotetik yang diasumsikan mengantarai efek stimulus terhadap respon. Tokoh-tokoh behaviorisme pada masda itu, Woodworth, Hull, dan Tolman menikmati popularitas yang tinggi.

Kemunculan Kembali Psikologi Kognitif

Pada tahun 1950-an, minat mulai berfokus kembali pada persoalan perhatian, memori, rekognisi pola imaginasi, organisasi semantic, proses-proses bbahasa, berpikir, dan topik-topik psikologi kognitif lainnya. Jurnal-jurnal penelitian dan kelompok-kelompok professional baru menandai bahwa para psikolog mulai beralih kembali kepada psikologi kognitif. psikologi kognitif ini dipicu oleh: o Kegagalan Behaviorisme. Behaviorisme gagal memperhitungkan adanya perbedaan individual. Bagaimanapun juga nampak bahwa proses mental internal berhubungan erat dengan stimulus dan menentukan perilaku. o Kemunculan teori-teori komunikasi. Teori komunikasi menyumbang eksperimen dalam deteksi sinyal, perhatian, cybernetics, dan teori informasi yang sangat relevan dengan psikologi kognitif. o Linguistik modern. Cara pandang yang baru mengenai bahasa dan struktur gramatikal mempengaruhi sikap terhadap kognisi. o Riset-riset mengenai memori. o Ilmu komputer dan perkembangan teknologi. Ilmu komputer, khususnya sub-divisi Artificial Inteligence (AI) menyebabkan diuji kembali postulat dasar mengenai pemrosesan dan penyimpanan memori seperti halnya pemrosesan bahasa dan akuisisi (kemahiran). Penelitiaan-penelitian diperluas dengan menggunakan alatalat eksperimen yang baru. Kemunculan kembali

REVOLUSI ILMU PENGETAHUAN DAN ILMU KOGNITIF Pada tahun 1962 Thomas Khun (filsuf, ahli fisika, dan sejarawan dari

Universitas Chicago) menulis buku The Structure of Scientific Revolution. Karena buku ini berisi pandangan baru mengenai perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, dapat menjadi cermin akan adanya revolusi dalam sejarah ilmu pengetahuan. Revolusi ilmu pengetahuan menurut Thomas Khun ditandai oleh pergantian paradigma yang berhubungan dengan penemuan monumental dan/atau peralihan sejumlah besar ilmuwan dari metode-metode dan konsep-konsep tradisional. Peralihan di dalam psikologi Amerika antara tahun 1950-1960, menunjukkan adanya pergantian paradigma yang oleh beberapa kalangan disebut sebagai revolusi kognitif. Lebih tepatnya dapat dikatakan terjadi pada tahun 1956, yaitu saat dilaksanakannya symposium teori informasi di kampus MIT yang melibatkan pembicara seperti Naom Chomsky, Jerome Bruner, Allen Newell dan Herbert Simon, serta George Miller. Simposium tersebut telah memberikan efek pendekatan baru dalam psikologi: menerima proses-proses mental dan representasi pengetahuan sebagai komponen yang perlu dan syah (legitimate) untuk memahami psikologi manusia. Tema utama revolusi kognitif (kadang-kadang menunjuk pada teori kotak putih/ white-box theory) adalah bahwa proses-proses internal merupakan pokok bahasan dalam psikologi. Hal ini berkebalikan dengan behaviorisme (kadang-kadang menunjuk pada teori kotak hitam/ black-box theory) yang mengusulkan bahwa respon-respon atau perilaku merupakan pokok bahasan psikologi yang sebenarnya. GAYA KOGNITIF Pengenalan Bidang psikologi sering dikaitkan dengan aktiviti pengajaran. Kebelakangan ini terdapatnya kecenderungan untuk menjadikan dua bidang psikologi sebagai asas yang lebih berpotensi untuk membantu membuat keputusan tentang pengajaran. Bidangbidang tersebut ialah bidang sains minda yang khusus dalam mengkaji fungsi otak dan bidang pikologi perbezaan individu yang mengkaji perbezaan atau gaya kognitif

individu. Konseptual Tempo Menurut Messick, (1976) konseptual tempo ialah bagaimana penglibatan refleksiimpulsiviti dengan kecepatan dan ketepatan di dalam penyelesaian masalah. Orang yang refleksi ialah orang yang berhati-hati di dalam pelbagai hipotesis alternatif. Mereka mengambil masa yang lama untuk bertindak balas dan lebih tepat daripada orang yang impulsif. Manakala orang yang impulsif bertindak balas dengan cepat dan kerap pula melakukan banyak kesalahan (Messer 1976) Konsep gaya kognitif ini muncul daripada usaha-usaha di dalam bidang psikologi perbezaan tingkah laku kognitif manusia. Apabila sesuatu perbezaan tingkah laku kognitif tertentu berlaku dalam keadaan yang hampir stabil dalam diri seseorang individu, maka label gaya kognitif diberikan kepada tajuk tingkah laku itu. Orang yang reflektif akan mengambil masa yang lama untuk membuat perbandingan di antara gambar-gambar tersebut dan keputusannya akan lebih tepat berbanding dengan orang yang impulsif yang akan memilih dengan cepat tanpa membuat sebarang penelitian. Biasanya kanak-kanak tergolong di dalam golongan impulsif. 2 Apabila meningkat dewasa mereka akan lebih reflektif. Mereka akan mengambil masa yang lama untuk bertindak balas dan jawapan yang mereka beri biasanya lebih tepat (Messer, 1976) Jenis-Jenis Gaya Kognitif Terdapat beberapa jenis gaya kognitif yang telah diklasifikasikan oleh para ahli psikologi, antaranya adalah seperti yang telah disenaraikan oleh Messick. Beliau

dan rakan-rakannya telah menerangkan di dalam buku mereka yang bertajuk Individuality and learning terdapat 19 gaya gaya kognitif. Antaranya adalah seperti berikut : i. Field-independent lawan Field-dependent ii. Gaya Pengkonsepan iii. Keluasan Kategori iv. Perbezaan Konsep v. Meratakan lawan Menajamkan (Leveling vs Sharpening) vi. Scanning vii. Refleks lawan Impulsif viii. Mengambil Risiko lawan Berhati-hati ix. Toleransi untuk Pengalaman Aneh x. Pemikira Konvergen lawan Pemikiran Divergen Faktor-Faktor Penentu Gaya Kognitif Individu Apakah faktor yang menentukan sesuatu gaya kognitif seseorang individu itu. Daripada kajian yang telah dijalankan telah merumuskan faktor-faktor sosial merupakan faktor penting dalam proses perkembangan perbezaan individu berkaitan dengan gaya kognitif FI FD. Kajian tentang pengalaman keluarga kanak-kanak yang mempunyai ciri field-independent (FI) atau field-dependent (FD) secara relatif menunjukkan bahawa keadaan hubungan seseorang kanakkanak yang sedang membesar dengan ibunya sangat berkesan dalam menentukan gaya kognitifnya. Ciri pemelihara kanak-kanak yang berkait rapat dengan perkembangan gaya kognitif FI ialah galakan awal ke arah fungsi autonomus kepada kanak-kanak (Witkin 1976:45). Satu lagi dapatan yang konsisten hasil dari begitu banyak kajian di seluruh dunia ialah perbezaan jantina dalam gaya kognitif FD. Ini mungkin isebabkan oleh perbezaan peranan yang diberikan kepada kanakkanak yang berlainan jantina dalam masyarakat kita. Ciri-Ciri Gaya Kognitif FI - FD Setelah kita melihat pelbagai gaya kognitif dan faktor penentu serta

kepentingannya sekarang kita akan memberikan tumpuan kepada apa yang dikatakan sebagai gaya kognitif field-independent dan field-dependent. Gaya kognitif ini telah diperkenalkan oleh Witkin rakan-rakannya. Mereka telah menghasilkan aktiviti penyelidikan yang meluas dan digunakan dalam pendidikan dengan banyaknya. Pada asasnya gaya kognitif FI-FD ini melibatkan cara menanggap alam sekeliling secara analisis berlawanan dengan cara global. Misalnya, apabila diberi suatu bentuk geometrik mudah yang disembunyikan dalam suatu bentuk kompleks, individu FI akan lebih cepat dapat mengasingkan bentuk mudah itu daripada persekitaran kompleksnya, 4 manakala individu yang global atau FD akan menghadapi kesukaran melakukan aktiviti ini. Berepa contoh item dalam ujian Embedded Figures adalah seperti dalam rajah di sebelah : 5 Perenan Gaya Kognitif Dalam Proses P & P Pada amnya, individu yang memilih kerjaya sebagai seorang guru adalah mempunyai ciri-ciri FD. Tetapi terdapat sedikit perbezaan di antara mereka dari segi gaya kognitif FD-FI mengikut bidang pengkhususan mereka. Guru-guru yang memilih matematik atau sains, lebih berkemungkinan mempunyai gaya kognitif FI, manakala mereka yang memilih sains sosial dan kemanusiaan mempunyai gaya kognitif FD. Penyelidikan tentang peranan gaya kognitif guru-guru dalam pendekatan pengajaran mereka menunjukkan beberapa dapatan yang menarik. Didapati bahawa orientasi sosial lawan impersonal yang berkaitan dengan gaya kognitif

FD-FI adalah bidang yang paling mendapat perhatian dalam kalangan penyelidik. Guru-guru yang bersifat FD lebih sukakan situasi pengajaran yang menggalakkan interaksi dengan pelajar, manakala guru-guru yang bersifat FI lebih sukakan situasi pengajaran yang impersonal dan berorientasikan kognitif.

BAB II PERSEPSI

Persepsi [perception] merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat berwarna cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan sensasi [sensation]. Yang terakhir ini merupakan fungsi fisiologis, dan lebih banyak tergantung pada kematangan dan berfungsinya organ-organ sensoris. Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Kesemuanya inilah yang sering disebut indera. Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris [energi fisik dari lingkungan] melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal neural yang bermakna. Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyalsinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai warna merah. Berbeda dengan sensasi, persepsi merupakan sebuah proses yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang diterimanya. Benda berwarna merah akan memberikan sensasi warna merah, tapi orang tertentu akan merasa bersemangat ketika melihat warna merah itu, misalnya. Contoh klasik dari fungsi persepsi ini tampak pada gambar berikut ini. Coba perhatikan baik-baik, gambar siapa yang Anda lihat?

Contoh klasik ini menggambarkan the power of perception. Gambar ini adalah sebuah stimulus sederhana yang hanya menyangkut satu sensasi yaitu visual, dan cukup untuk menghasilkan persepsi yang berbeda. Bayangkan dalam kehidupan sehari-hari, ada begitu banyak pengalaman perseptual yang sangat mungkin menimbulkan persepsi yang berbeda.

Sebagian besar dari prinsip-prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan teori Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian-bagian yang diindera seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan [the whole]. Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi menjadi suatu bentuk persepsi. Gambar berikut menunjukkan bahwa persepsi manusia bukanlah hasil penjumlahan unsur-unsurnya segitiga terbalik ditambah bujursangkar biru yang terpotong], tetapi seseorang dapat melihat ada segitiga putih di tengah walau tanpa garis yang membentuk segitiga tersebut.

Prinsip persepsi yang utama adalah prinsip figure and ground. Prinsip ini menggambarkan bahwa manusia, secara sengaja maupun tidak, memilih dari serangkaian stimulus, mana yang menjadi fokus atau bentuk utama [=figure] dan mana yang menjadi latar [=ground]. Contoh gambar gadis dan nenek, menunjukkan bahwa seseorang dapat menjadikan bentuk gadis sebagai figure, dan detil yang lain sebagai ground, atau sebaliknya.

Beberapa contoh visual lain dapat dilihat berikut ini.

Dalam kehidupan sehari-hari, secara sengaja atau tidak, kita akan lebih memperhatikan stimulus tertentu dibandingkan yang lainnya. Artinya, kita menjadikan suatu informasi menjadi figure, dan informasi lainnya menjadi ground. Salah satu fenomena dalam psikologi yang menggambarkan prinsip ini adalah, orang cenderung mendengar apa yang dia ingin dengar, dan melihat apa yang ingin dia lihat.

Di samping faktor-faktor teknis seperti kejelasan stimulus [mis. suara yang jernih, gambar yang jelas], kekayaan sumber stimulus [mis. media multi-channel seperti

audio-visual], persepsi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih menentukan bagaimana informasi / pesan / stimulus dipersepsikan.

Faktor yang sangat dominan adalah faktor ekspektansi dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi ini memberikan kerangka berpikir atau perceptual set atau mental set tertentu yang menyiapkan seseorang untuk mempersepsi dengan cara tertentu. Mental set ini dipengaruhi oleh beberapa hal. Ketersediaan informasi sebelumnya; ketiadaan informasi ketika seseorang menerima stimulus yang baru bagi dirinya akan menyebabkan kekacauan dalam mempersepsi. Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan misalnya, ada materi pelajaran yang harus terlebih dahulu disampaikan sebelum materi tertentu. Seseorang yang datang di tengah-tengah diskusi, mungkin akan menangkap hal yang tidak tepat, lebih karena ia tidak memiliki informasi yang sama dengan peserta diskusi lainnya. Informasi juga dapat menjadi cues untuk mempersepsikan sesuatu. Kebutuhan; seseorang akan cenderung mempersepsikan sesuatu berdasarkan kebutuhannya saat itu. Contoh sederhana, seseorang akan lebih peka mencium bau masakan ketika lapar daripada orang lain yang baru saja makan.

Pengalaman masa lalu; sebagai hasil dari proses belajar, pengalaman akan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsikan sesuatu. Pengalaman yang menyakitkan ditipu oleh mantan pacar, akan mengarahkan seseorang untuk mempersepsikan orang lain yang mendekatinya dengan kecurigaan tertentu. Contoh lain yang lebih ekstrim, ada orang yang tidak bisa melihat warna merah [dia melihatnya sebagai warna gelap, entah hitam atau abu-abu tua] karena pernah menyaksikan pembunuhan. Di sisi lain, ketika seseorang memiliki pengalaman yang baik dengan bos, dia akan cenderung mempersepsikan bosnya itu sebagai orang baik, walaupun semua anak buahnya yang lain tidak senang dengan si bos.

Contoh gambar yang menjelaskan faktor-faktor di atas adalah berikut ini Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut: emosi, impresi dan konteks. Emosi; akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya [menjadi figure] adalah emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan. Impresi; stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya. Konteks; walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimana figure dipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda. BAB III INGATAN (MEMORY) Dalam lingkup ilmu Psikologi, ada beberapa teori mengenai Memori yang dikemukakan oleh para ahli. Di bawah ini akan dibahas beberapa dari teori-teori tersebut. ASSOCIATION MODEL (MODEL ASOSIASI) Teori awal mengenai Memori dikenal sebagai Association Model (Model Asosiasi). Menurut model ini, memori merupakan hasil dari koneksi mental antara ide dengan konsep. Tokoh yang terkenal mendukung teori ini antara lain adalah Ebbinghaus yang melakukan beberapa penelitian, antara lain mengenai fungsi

lupa serta savings. Grafik di bawah menunjukkan salah satu hasil penelitian yang menunjukkan tingkat retensi yang makin rendah dengan berjalannya waktu.

COGNITIVE MODEL (MODEL KOGNITIF) Cognitive Model (Model Kognitif) mengatakan bahwa Memori merupakan bagian dari information processing. Teori ini mencoba menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga macam Memori sebagai berikut:

Memori Sensoris: Memori Sensoris didefinisikan sebagai momentary lingering of sensory information after a stimulus is removed. Diterjemahkan secara bebas, kalimat di atas bermakna bahwa Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah stimulus diambil. Tidak semua informasi yang tercatat dalam Memori Sensoris akan disimpan lebih lanjut ke Memori Jangka Pendek atau Jangka Panjang, karena manusia akan melakukan proses selective attention, yaitu memilih informasi mana yang akan diproses lebih lanjut.

Memori Jangka Pendek: Memori Jangka Pendek disimpan lebih lama dibanding Memori Sensoris. Memori ini berisi hal-hal yang kita sadari dalam benak kita pada saat ini. Otak kita dapat melakukan beberapa proses untuk menyimpan apa yang ada di Memori Jangka Pendek ke dalam Memori Jangka Panjang, misalnya rehearsal (mengulang-ulang informasi di dalam benak kita hingga akhirnya kita mengingatnya) atau encoding

(proses di mana informasi diubah bentuknya menjadi sesuatu yang mudah diingat). Salah satu contoh konkret proses encoding adalah ketika kita melakukan chunking, seperti ketika kita mengingat nomor telepon, di mana kita akan berusaha membagi-bagi sederetan angka itu menjadi beberapa potongan yang lebih mudah diingat.

Memori Jangka Panjang: Memori Jangka Panjang adalah informasiinformasi yang disimpan dalam ingatan kita untuk keperluan di masa yang akan datang. Ketika kita membutuhkan informasi yang sudah berada di Memori Jangka Panjang, maka kita akan melakukan proses retrieval, yaitu proses mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan tersebut. Proses retrieval ini bisa berupa:o

Recognition: Mengenali suatu stimulus yang sudah pernah dialami sebelumnya. Misalnya dalam soal pilihan berganda, siswa hanya dituntut untuk melakukan recognition karena semua pilihan jawaban sudah diberikan. Siswa hanya perlu mengenali jawaban yang benar di antara pilihan yang ada.

o

Recall: Mengingat kembali informasi yang pernah disimpan di masa yang lalu. Misalnya ketika saksi mata diminta menceritakan kembali apa yang terjadi di lokasi kecelakaan, maka saksi tersebut harus melakukan proses recal.

Retrieval bisa dibantu dengan adanya cue, yaitu informasi yang berhubungan dengan apa yang tersimpan di Memori Jangka Panjang. Terkadang kita merasa sudah hampir bisa menyebutkan sesuatu dari ingatan kita namun tetap tidak bisa; fenomena ini disebut tip of the tounge. Misalnya ketika kita bertemu dengan kenalan lama dan kita yakin sekali bahwa kita mengingat namanya namun tetap tidak dapat menyebutkannya. TULVINGS THEORY OF MULTIPLE MEMORY SYSTEMS Menurut Tulving, Memori dapat dilihat sebagai suatu hirarki yang terdiri dari tiga

sistem Memori:

Memori Prosedural: Memori mengenai bagaimana caranya melakukan sesuatu, misalnya Memori mengenai bagaimana caranya mengupas pisang lalu memakannya. Memori ini tidak hanya dimiliki manusia, melainkan dimiliki oleh semua makhluk yang mempunyai kemampuan belajar, misalnya binatang yang mengingat bagaimana caranya melakukan akrobat di sirkus.

Memori Semantik: Memori mengenai fakta-fakta, misalnya Memori mengenai ibukota-ibukota Negara. Kebanyakan dari Memori Semantik berbentuk verbal.

Memori Episodik: Memori mengenai peristiwa-peristiwa yang pernah dialami secara pribadi oleh individu di masa yang lalu. Misalnya Memori mengenai pengalaman masa kecil seseorang.

Tulving mengajukan bukti adanya sistem memori yang terpisah-pisah seperti di atas antara lain melalui:

Amnesia: Adanya amnesia yang berbeda-beda, misalnya penderita amnesia yang melupakan semua Memori Episodik (pengalaman masa lalu), tapi masih mengingat Memori Prosedural.

Penyakit Alzheimers yang juga hanya menyerang sistem memori tertentu saja.

CARA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMORI Para ahli masih memperdebatkan apakah Memori merupakan suatu trait (sifat) atau skill (kemampuan). Trait merupakan sesuatu yang stabil dan tidak dapat ditingkatkan, sedangkan skill merupakan sesuatu yang bisa dipelajari dan ditingkatkan. Orang yang memiliki kemampuan Memori yang sangat tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Proses encoding yang majemuk dan bermakna. Memiliki banyak cue dengan asosiasi tinggi Banyak latihan

Contoh orang-orang dengan kemampuan Memori yang tinggi:

Steve Faloon: dapat mengingat deretan angka yang panjang John Conrad: dapat mengingat pesanan makanan di restoran dengan sangat baik

Rajan: dapat mengingat angka phi

Bagi orang normal, ada cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Memori, antara lain:

Mnemonic: Menciptakan asosiasi antar hal yang harus diingat. Method of loci: Berusaha menciptakan gambaran seperti peta di benak kita dan mengasosiasikan tempat-tempat dalam peta itu dengan hal yang ingin diingat.

Peg word/ irama: Mengasosiasikan kata yang ingin diingat dengan kata lain yang berirama.

Menggunakan bayangan visual, misalnya John Conrad menggunakan bayangan visual untuk mengingat pesanan makanan dari para tamu.

Memahami hal yang harus diingat, dan tidak hanya menghafalkan di luar kepala. Hal yang dipahami akan diingat lebih lama daripada hafalan luar kepala.

Konteks ketika suatu hal sedang dipelajari sama dengan konteks ketika hal tersebut harus diingat kembali (encoding specificity)

Memori akan baik ketika individu merasa terlibat secara emosional,

namun keterlibatan emosional tidak terlalu tinggi.

Menggunakan sebanyak mungkin cue ketika berusaha mengingat sesuatu. Memori akan lebih baik jika sesuatu dipelajari berulang kali walaupun masing-masing sesi cukup pendek, daripada mempelajari sesuatu dalam satu sesi yang panjang. Jadi, lebih baik mempelajari sesuatu dalam 3 sesi terpisah yang masing-masing lamanya 20 menit daripada 1 sesi yang lamanya 1 jam.

Memori akan lebih baik jika bahan pelajaran disimpan dalam beberapa cara, misalnya mengingat suatu pelajaran baik dari segi visual maupun audio akan lebih baik daripada hanya salah satu saja.

Istilah dan Konsep Dasar Memori atau Ingatan 29/01/2010 herico Ada tiga tahap dalam memori manusia: memori sensorik, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang. Memori sensorik mencatat apa yang anda lihat, dengar, rasakan, rasa dan bau. Dengan kata lain, mencatat hal-hal yang ada dalam indra kita. Memori sensorik cukup pendek. Meskipun kita transfer ke memori jangka pendek, itu menghilang segera setelah apa yang kita rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika melihat. Kita melihat ratusan hal ketika berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda. Memori jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama, selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam memori jangka pendek. Misal, pada nomor telepon yang telah anda ulang terus sampai anda bisa menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap tersimpan dalam memori anda selama anda aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan perhatian pada itu, maka akan terhapus dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat sesuatu berikutnya, otak mentransfernya ke memori jangka panjang. Proses

mengingat nomor telepon, pada kenyataannya, suatu cara untuk memindahkan nomor dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Seperti memori sensorik, jumlah informasi yang bisa anda simpan dalam memori jangka pendek sangat terbatas. Aturan umum adalah bahwa hanya lima hingga sembilan item informasi dapat berada dalam memori jangka pendek sekaligus. Ini adalah alasan bahwa memori jangka pendek adalah sangat pendek. Setiap kali anda memberikan perhatian ke informasi baru yang berasal dari memori sensorik, Anda harus mendorong keluar sesuatu yang telah anda perhatian sebelumnya. Misalnya, jika ada sesuatu yang mengganggu konsentrasi anda ketika berlatih mengulang nomor telepon sebelum informasi nomor tersebut mencapai ke memori jangka panjang, maka informasi akan terlempar keluar dan anda harus melihat dan mengingat kembali. Secara umum, ketika kita berbicara mengenai memory, kita memiliki memori jangka panjang dalam pikiran. Memori jangka panjang dapat menyimpan sejumlah informasi yang hampir tak terbatas. Memori jangka panjang berisi persepsi dan ide-ide yang berkisar dari beberapa menit lalu hingga awal kehidupan masa lalu kita. Memori jangka panjang seperti hard disk yang besar dari sebuah komputer raksasa di mana informasi tidak terbatas dapat disimpan selama seumur hidup. Dalam memori inilah kita membangun ide-ide dan pengalaman, dan menunjukan kembali informasi ketika kita membutuhkannya. Jika hal ini terdengar rumit Ajaibnya, otak kita umumnya bisa melakukan pencapaian luar bisa dalam mengumpulkan informasi tanpa hambatan. Dengan latar belakang tersebut, kita akan menjelajahi sebuah pertanyaan yang terjadi pada kebanyakan orang dari waktu ke waktu: Apa perbedaan antara apa yang anda ketahui dan apa yang anda tahu untuk bagaimana melakukannya? Manusia memiliki dua jenis ingatan jangka panjang: deklaratif dan prosedural. Memori Deklaratif adalah memori gagasan atau peristiwa. Memori Prosedural adalah mengingat bagaimana melakukan sesuatu. Mengeluarkan kata-kata sendiri membantu kita menunjukkan yang mana; memori deklaratif yaitu

memungkinkan

seseorang

untuk

mengungkapkan

sesuatu

atau

declare.

Prosedural memori membantu kita untuk melakukan sesuatu yaitu untuk berproses. Memori prosedural sering tidak mudah untuk didiskusikan, atau dijelaskan. Bahkan ketika kita tidak bisa menjelaskan bagaimana kita melakukan sesuatu, kita sering dapat menggunakan ingatan prosedural tanpa sadar berpikir tentang bagaimana melakukan sesuatu atau bagaimana berproses. Belajar dan ingatan prosedural digunakan dalam hal-hal seperti naik sepeda, belajar mengetik, belajar memainkan alat musik atau belajar berenang. Kita dapat mengendarai mobil dari satu tempat ke tempat lain sepanjang hari tanpa menyadari proses mengemudi hampir sepanjang waktu, dan benar-benar aman. Sekali sebuah memori prosedural telah dilatih secara mental atau dipraktekkan secara fisik sampai dengan kuat dalam ingatan jangka panjang, bisa tahan sangat lama-lama. Sebagai contoh, anda masih bisa naik sepeda setelah terakhir kali anda melakukannya bertahun-tahun yang lalu. Sekarang, satu tingkat lebih kompleks. Memori deklaratif muncul dalam dua tingkatan: memori semantik dan memori episodik. Memori semantik adalah teoritis atau abstrak. Hal ini tidak tergantung pada waktu dan tempat. memori semantik adalah sepotong informasi. Sebagai contoh, dengan mengetahui bahwa sebuah apel disebut sebagai buah adalah memori semantik. Mengetahui bahwa dua tambah dua sama dengan empat juga memori semantik. Anda dapat mengingatnya, jelas. Memori episodik adalah pengetahuan faktual didasarkan pada pengalaman pribadi dalam waktu dan tempat tertentu. Ini adalah sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang anda rasakan. Sebagai contoh, jika anda berpikir tentang candi borobudur ketika anda mengunjungi sebagai seorang anak, anda mengalami suatu memori episodik. Contoh lain: anda dapat mengatakan, Ketika kita berada di toko kemarin, Edi membeli dua apel dan Surti membeli dua apel, jadi ketika kita pulang, kita membawa empat apel. Anda menggunakan memori semantik untuk menerapkan menetapkannya, anda memahaminya, dan anda dapat menggunakannya untuk menghitung hal, tetapi tidak mewakili sesuatu nyata atau

rumus untuk empat apel yang merupakan bagian dari memori episodik atau memori dari sebuah episode dalam hidup anda. Istilah-istilah dan konsep-konsep ini penting karena jenis memori yang berbedabeda terbentuk dan disimpan oleh otak dengan cara yang berbeda dan berbeda lokasi. Ingatan merupakan subjek daripada perbaikan atau kerusakan dalam cara yang berbeda pula. Sebagai contoh, tidak semua jenis kenangan/ingatan dipengaruhi oleh penuaan dengan cara yang sama. Ingatan bisa hilang karena faktor usia maka gunakan diri kita sebagai subjek perbaikan dalam memperkuat syaraf-syaraf otak kita. Ketika anda terus belajar dan belajar mengenai memori, ingat ide dasar ini dan diagram untuk membantu anda menempatkan pengetahuan baru.

BAB IV PENGETAHUAN UMUM REVOLUSI ILMU PENGETAHUAN DAN ILMU KOGNITIF Pada tahun 1962 Thomas Khun (filsuf, ahli fisika, dan sejarawan dari Universitas Chicago) menulis buku The Structure of Scientific Revolution. Karena buku ini berisi pandangan baru mengenai perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, dapat menjadi cermin akan adanya revolusi dalam sejarah ilmu pengetahuan. Revolusi ilmu pengetahuan menurut Thomas Khun ditandai oleh pergantian paradigma yang berhubungan dengan penemuan monumental dan/atau

peralihan sejumlah besar ilmuwan dari metode-metode dan konsep-konsep tradisional. Peralihan di dalam psikologi Amerika antara tahun 1950-1960, menunjukkan adanya pergantian paradigma yang oleh beberapa kalangan disebut sebagai revolusi kognitif. Lebih tepatnya dapat dikatakan terjadi pada tahun 1956, yaitu saat dilaksanakannya symposium teori informasi di kampus MIT yang melibatkan pembicara seperti Naom Chomsky, Jerome Bruner, Allen Newell dan Herbert Simon, serta George Miller. Simposium tersebut telah memberikan efek pendekatan baru dalam psikologi: menerima proses-proses mental dan representasi pengetahuan sebagai komponen yang perlu dan syah (legitimate) untuk memahami psikologi manusia. Tema utama revolusi kognitif (kadang-kadang menunjuk pada teori kotak putih/ white-box theory) adalah bahwa proses-proses internal merupakan pokok bahasan dalam psikologi. Hal ini berkebalikan dengan behaviorisme (kadang-kadang menunjuk pada teori kotak hitam/ black-box theory) yang mengusulkan bahwa respon-respon atau perilaku merupakan pokok bahasan psikologi yang sebenarnya. Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia[1]

. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.

Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya[2]. Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi kedalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.

Etimologi Kata ilmu sendiri merupakan kata serapan dari bahasa Arab "ilm"[3] yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya. Syarat-syarat ilmu Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu[4]. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu. 1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian. 2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani Metodos yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah. 3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.

4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula. Pemodelan, teori, dan hukum Istilah "model", "hipotesis", "teori", dan "hukum" mengandung arti yang berbeda dalam keilmuan dari pemahaman umum. Para ilmuwan menggunakan istilah model untuk menjelaskan sesuatu, secara khusus yang bisa digunakan untuk membuat dugaan yang bisa diuji oleh percobaan/eksperimen atau pengamatan. Suatu hipotesis adalah dugaan-dugaan yang belum didukung atau dibuktikan oleh percobaan, dan Hukum fisika atau hukum alam adalah generalisasi ilmiah berdasarkan pengamatan empiris. Matematika dan metode ilmiah Matematika sangat penting bagi keilmuan, terutama dalam peran yang dimainkannya dalam mengekspresikan model ilmiah. Mengamati dan mengumpulkan hasil-hasil pengukuran, sebagaimana membuat hipotesis dan dugaan, pasti membutuhkan model dan eksploitasi matematis. Cabang matematika yang sering dipakai dalam keilmuan di antaranya kalkulus dan statistika, meskipun sebenarnya semua cabang matematika mempunyai penerapannya, bahkan bidang "murni" seperti teori bilangan dan topologi. Beberapa orang pemikir memandang matematikawan sebagai ilmuwan, dengan anggapan bahwa pembuktian-pembuktian matematis setara dengan percobaan. Sebagian yang lainnya tidak menganggap matematika sebagai ilmu, sebab tidak memerlukan uji-uji eksperimental pada teori dan hipotesisnya. Namun, dibalik kedua anggapan itu, kenyataan pentingnya matematika sebagai alat yang sangat berguna untuk menggambarkan/menjelaskan alam semesta telah menjadi isu

utama bagi filsafat matematika. Lihat Eugene Wigner, The Unreasonable Effectiveness of Mathematics. Richard Feynman berkata, "Matematika itu tidak nyata, tapi terasa nyata. Di manakah tempatnya berada?", sedangkan Bertrand Russell sangat senang mendefinisikan matematika sebagai "subjek yang kita tidak pernah tahu apa yang sedang kita bicarakan, dan kita tidak tahu pula kebenarannya." --> Bidang-bidang keilmuan Ilmu alam

Fisikao o o o o o o o o o o o o

Akustik Astrodinamika Astrofisika Astronomi Biofisika Fisika Atom, Molekul, dan Optik Fisika bahan padat Fisika komputasi Dinamika Dinamika fluida Dinamika kendaraan Fisika bahan Fisika matematis

o o o o o o o

Fisika nuklir Fisika partikel (atau fisika energi tinggi) Fisika plasma Fisika polimer Kriogenik Mekanika Optik

Biologio o o o o o o o o o o o

Anatomi Antropologi fisik Astrobiologi Biokimia Biofisika Bioinformatika Biologi air tawar Biologi sel Biologi struktur Biologi molekul Biologi pertumbuhan Biologi pertumbuhan evolusioner ("Evo-devo" atau Evolusi pertumbuhan)

o o o o o o o o o o o o

Biologi laut Botani Ekologi Entomologi Epidemiologi Evolusi (Biologi evolusioner) Fikologi (Algologi) Filogeni Fisiologi Genetika (Genetika populasi, Genomika, Proteomika) Histologi Ilmu kesehatan

Farmakologi Hematologi Imunoserologi Kedokteran Kedokteran gigi Kedokteran hewan Onkologi (ilmu kanker) Toksikologi

o

Ilmu saraf

o o o o o o o o o o

Imunologi Kladistika Mikrobiologi Morfologi Ontogeni Patologi Sitologi Taksonomi Virologi Zoologi

Kimiao o o o o o o o o o

Biokimia Elektrokimia Ilmu bahan Kimia analitik Kimia anorganik Kimia fisik Kimia komputasi Kimia kuantum Kimia organik Spektroskopi

o o

Stereokimia Termokimia

Ilmu bumio o o o o o o o

Geodesi Geografi Geologi Limnologi Meteorologi Oseanografi Paleontologi Seismologi

[sunting] Ilmu sosial

Antropologio

Arkeologi

Ekonomi Ilmu politik Linguistik (Ilmu bahasa) Psikologio o o

Analisis perilaku Biopsikologi Neuropsikologi

o o o o o o o o o o o o o o

Psikofisika Psikometri Psikologi eksperimen Psikologi forensik Psikologi humanis Psikologi industri dan organisasi Psikologi kepribadian Psikologi kesehatan Psikologi klinis Psikologi kognitif Psikologi pendidikan Psikologi pertumbuhan Psikologi sensasi dan persepsi Psikologi sosial

Sosiologi Hukum

Ilmu terapan

Ilmu komputer dan informatikao o o

Ilmu komputer Ilmu kognitif Informatika

o o

Cybernetics Systemics

Rekayasao o o o

Ilmu biomedik Ilmu pertanian Rekayasa listrik Rekayasa pertanian

BAB V PEMBENTUKAN KONSEP PEMBENTUKAN DAN PERUBAHAN SIKAP Pendekatan Struktur Dalam Pembentukan dan Perubahan Sikap Salah satu pendekatan yang digunakan dalam memahami pembentukan dan perubahan sikap adalah dengan mengkaji elemen-elemen pembentuk sikap. Eagly & Chaiken (1993) menyebut pendekatan ini dengan Combinatorial Model atau sering juga disebut dengan model matematika. Model ini membahas sikap berdasarkan pada isi atau faktor-faktor pembentuknya. Dalam model ini, Eagly & Chaiken memasukkan 3 teori, yaitu Probabilogical Model, Expectancy-Value Model, dan Information Integration Theory. 1. Probabilogical Model pertama kali dikemukakan oleh William MacGuire,

kemudian dilanjutkan oleh Robert Wyer (dalam Eagly & Chaiken, 1993). MacGuire (1960) sebagaimana juga Fishbein & Ajzen (1975) meyakini bahwa sikap individu ditentukan oleh keyakinan (beliefs) yang sudah dimilikinya. Mengenai model probabilogical ini, Eagly mengemukakan bahwa sikap akan terbentuk jika individu mempunyai keyakinan logis berkaitan dengan objek sikap tertentu. Keyakinan adalah penilaian subjektif yang mungkin dimiliki individu atau subjective probability judgements. Model probabilogical ini pada awalnya dikemukakan oleh McGuire (1960) dan kemudian diikuti oleh Robert Wyer (1970), dan Wyer & Carlston (1979). Wyer mengemukakan hubungan matematis antara penerapan hukuman mati bagi penyelundupan obat dengan menurunnya penyalah gunaan obat di Amerika Serikat dalam 10 tahun terakhir. Dalam model probabilogical dikenal rumusan matematis untuk keyakinan terhadap kesimpulan,adalah sebagai berikut: dimana p(AC) adalah kemungkinan bahwa C terjadi bila A dilakukan dan p(AC) adalah kemungkinan bahwa C terjadi bila A tidak dilakukan. Ada 2 prinsip yang perlu dijadikan pertimbangan dalam membahas mengenai model probabilogical ini, yaitu Bayess Theorem dan Socratic Effect. Bayess Theorem menyatakan bahwa sikap akan terbentuk tidak hanya ditentukan oleh logika matematika mengenai suatu pola hubungan antara premis dan konklusi sebagaimana dalam rumus tersebut, tetapi dipengaruhi juga oleh cara atau presentasi dari premis tersebut. Sedangkan Socratic Effect berkaitan dengan urut-urutan penyajian informasi. McGuire (1960) menyatakan bahwa keyakinan individu terhadap suatu objek sikap akan lebih kuat pada saat ditanya kedua kalinya mengenai objek yang sama. Untuk membuktikan hal ini, McGuire melakukan riset dengan cara menyajikan kuesioner tes dan re-test terhadap respondennya. Penelitian ini menunjukkan bahwa respon individu akan semakin konsisten apabila responden mengisi kuesioner yang mengungkap keyakinan terhadap premis terlebih dahulu sebelum ditanyakan mengenai keyakinannya terhadap konklusi. Dengan demikian teori ini memberikan implikasi yang besar terhadap metode komunikasi persuasi. 2. Expectancy-Value Model adalah model yang sangat populer untuk menjelaskan

bagaimana sekumpulan keyakinan mengenai suatu objek, perilaku, dan peristiwa dapat digunakan untuk membentuk dan mengubah sikap. Model ini dikemukakan oleh beberapa ahli dalam menjelaskan hubungan keyakinan dengan sikap, diantaranya oleh Tolman, Rotter, dan Atkinson (dalam Fishbein & Ajzen, 2005). Konstruksi model ini sebetulnya serupa dengan cognitive-affective consistency yang dikemukakan oleh Rosenberg (dalam Fishbein & Ajzen, 1975). Jika sikap dianggap sebagai fungsi dari nilai-nilai yang diharapkan dari P(C) = p(AC) + p(AC) objek sikap, harapan yang berhubungan dengan atribut adalah kemungkinan subjektif dari atribut yang ada pada objek sikap, dan nilai dari objek sikap tersebut adalah evaluasi terhadap objek sikap tersebut. Untuk memprediksi sikap maka semua atribut dan nilai tersebut harus dikalikan. Martin Fishbein (1961) mengemukakan rumus yang digunakan untuk melukiskan harapan tersebut :(sumber: Ajzen, 2005; p. 124) A adalah sikap terhadap objek (O), aksi, atau kejadian. bi adalah keyakinan mengenai objek (O) yang diekspresikan sebagai probabilitas subjektif bahwa O mempunyai atribut i); ei adalah evaluasi dari atribut i; dan n adalah jumlah atribut yang salient. Sebagai contoh, pil KB dianggap mengakibatkan kegemukan. Individu yang mengkonsumsi pil KB diperkirakan (=harapan) akan menjadi gemuk. Kegemukan ini mengandung nilai (value) yang berbeda antara individu satu dengan lainnya. Menjadi gemuk adalah masalah bagi wanita yang ingin menurunkan berat badan, tetapi bukan masalah bagi wanita yang ingin menambah berat badan. Model Expectancy x Value ini merupakan salah satu komponen dari teori reasoned action yang dikemukakan oleh Ajzen dan Fishbein (1975). Secara kognitif, teori expectancy ini memberikan dampak pada metode dalam mempengaruhi sikap atau keyakinan individu. Riset yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kejelasan pemahaman logik mengenai objek sikap sangat mempengaruhi perubahan keyakinan pada individu. Dalam menjelaskan penggunaan TIK, misalnya email dapat dijelaskan sebagai berikut: email memungkinkan penggunanya berkomunikasi dengan cepat pada banyak orang sekaligus. Email ini akan berpengaruh besar bagi individu yang membutuhkan kecepatan komunikasi, tetapi pengaruh ini tidak begitu signifikan bagi individu yang tidak membutuhkan kecepatan dalam berkomunikasi.

3. Information Integration Theory menggambarkan model yang memprediksi evaluasi yang diberikan individu berdasarkan berbagai keyakinan mengenai objek sikap. Model ini dikemukakan oleh Norman Anderson (dalam Eagly & Chaiken, 1993) bahwa sikap dan keyakinan individu terbentuk dan dimodifikasi setiap saat individu menerima informasi baru, kemudian diinterpretasi dan diintegrasi dengan sikap dan keyakinan sebelumnya yang dimiliki individu. Operasi matematika yang sangat penting dalam teori ini adalah valuation dan integration (Eagly, 1993). Valuation dicerminkan oleh dua aspek dari informasi tersebut yaitu nilai skala dan nilai bobot. Nilai skala dari suatu informasi berkaitan dengan letak informasi dalam konteks dan relevansinya, sedangkan nilai bobot berkaitan dengan arti penting atau keluasan dampak dari informasi tersebut. Integration adalah proses operasi matematis dalam mengkombinasikan berbagai informasi yang ada. Misalnya, bila seorang individu menerima n item informasi, dan skala nilai stimulus I diberi simbol i dan bobot diberi simbol wi, maka model matematis nya dapat dirumuskan sebagai berikut: Rumus tersebut di atas menunjukkan bahwa integrasi (R) adalah penjumlahan dari bobot dan skala dari informasi yang diperoleh dari objek sikap. W0 dan S0 adalah nilai bobot dan nilai skala yang diberikan individu terhadap objek sikap. Sebagaimana model combinatorial lainnya, model integrasi informasi ini sangat erat berhubungan dengan komunikasi persuasi dalam mengubah sikap individu. Nilai R adalah representasi dari sikap orang terhadap sebuah objek sikap. Makin tinggi nilainya, makin positif sikap seseorang terhadap objek sikap. impression formation, dalam Journal of Personality and Social Psychology, no. 29, hal. 829-835.