TUGAS KESPROS
description
Transcript of TUGAS KESPROS
TUGAS MATAKULIAHKESELAMATAN KERJA DAN PROSES
ANALISIS KECELAKAAN KERJA DI PT
SULFINDO ADIUSAHA PADA TAHUN 2010
Disusun oleh
Egananta Santoso 21030112130046
Kiki Rizki Fatimah 210301121
Nadia Hapsari 210301121
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG2015
BAB I. PENDAHULUAN
Umumnya di semua tempat kerja selalu terdapat sumber bahaya yang
dapat mengancam keselamatan maupun kesehatan tenaga kerja. Hampir tak ada
tempat kerja yang sama sekali bebas dari sumber bahaya. Potensi bahaya di
tempat kerja dapat ditemukan mulai dari bahan baku, proses kerja, produk dan
limbah (cair, padat dan gas) yang dihasilkan. Tahun 2009 Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) mencatat 54.398 kasus kecelakaan kerja
di Indonesia, hal ini disebabkan kurangnya jumlah pengawas perkerjaan, dan
kurangnya partisipasi pihak-pihak yang menjaga dan mengawasi sesuai standar
dalam UU No.1 tahun 1970 dan UU No.13 tahun 2003. Data mengenai penyakit
akibat kerja yang bersumber dari aktivitas pengawasan dan juga pelaksanaan
jaminan sosial terhadap penyakit akibat kerja sebagai satu aspek dari jaminan
kecelakaan kerja relatif sangat minim. Per tahun tercatat sekitar 100.000
kecelakaan kerja, angka kecelakaan ini pada umumnya berbeda dari tahun ke
tahun. Korban meninggal sebagai akibat kecelakaan kerja per tahunnya berkisar
antara 1500 sampai 2000 orang. Data penyakit akibat kerja relative sangat minin
dari semua penelitian yang dilakukan oleh berbagai peneliti yang hasilnya
menunjukkan angka sakit dan keparahan yang jauh berbeda dari data statistik
operasional.
Berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 dan 2
yang menyatakan “Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas: keselamatan dan kesehatan kerja; moral dan kesusilaan; dan
perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja”, maka perusahaan harus mempersiapkan sarana dan prasarana
sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan program-program yang dapat
mengurangi angka kecelakaan kerja di perusahaan. Salah satu programnya adalah
program keselamatan dan kesehatan kerja bagi para tenaga kerja.
Menurut Danggur Konradus (2006) mengatakan bahwa pelaksanaan
program keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja
(zero accident) dan tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dianalisis tentang terjadinya
kecelakaan kerja di PT Sulfindo Adiusaha yang mengakibatkan meledaknya
tangki penyimpanan HCl dan menimbulkan korban jiwa, untuk mengingatkan
pentingnya K3 dalam dunia industry.
BAB II. SUMBER BERITA
Berikut ini merupakan sumber – sumber berita tentang meledaknya tangki
penyimpanan HCl milik PT Sulfindo Adiusaha.
Berita 1
Tangki Kimia Meledak, Ribuan Warga Mengungsi, 1 Karyawan Tewas, 5 SekaratJuly 9, 2010 at 9:07pmSumber : sinarbanten.do.am/load/?page28
Serang(9/7) - Tiga unit tangki untuk penampungan cairan kimia, jenis Hydrochloric Acid (HCL) PT Sulfindo Adiusaha, yang beralamat di Kampung Pengoreng, Desa Sumuranja, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, Banten, meledak pada Jumat pagi (9/7).
Akibat kejadian itu, ratusan kepala keluarga warga di 4 Desa Sumuranja, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, Banten, panik dan mengungsi menyelamatkan diri ke daerah perbukitan.
Dalam kejadian itu, satu korban yang tewas seketika dilokasi dengan kondisi mengenaskan, bernama Jam'ani (57), warga Kampung Sumuranja Rt 14/06, Desa Sumuranja, Kecamatan, Puloampel, Kabupaten Serang.
Sementara lima korban yang menderita luka bakar dan dilarikan ke rumah sakit, yakni tiga orang karyawan PT Sulfindo Adiusaha, bagian loading HCL, dan dua orang awak mobil truk tangki AJS.
Adapun tiga karyawan bagian loading HCL, yakni Ramlan Pratomo (45), warga perumahan Taman Cilegon Indah, Cilegon, Sukani (54) warga Kampung Pengoreng Rt 05/02, Desa Mangunreja, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, dan Husaeri (39), warga Kampung Pengoreng Rt 06/02, Desa Mangunreja, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang.
Adapun dua awak mobil truk tangki AJS dengan nomor polisi L 8149 UZ, yaitu Yayat Suryana (35), warga Kampung Benggala Rt 08/12, Desa Benggala, Kecamatan Cipare, Kabupaten Serang, dan satu korban laki-laki dewasa yang hingga berita ini dikirim, belum diketahui identitasnya.
Sayangnya, terkait kecelakaan tersebut, Hidayat selaku General Manager PT Sulfindo Adiusaha, tidak mau ditemui puluhan wartawan yang sudah lama menunggu disuruh menunggu di pos satpam.
Bahkan, ketika wartawan fesbuk banten news yang sempat melakukan konfirmasi melalui nomor seluernya, Hidayat hanya menjawab singkat. "Untuk keterangan kejadian ini, nanti polisi saja yang memberikan keterangan,"demikian Hidayat menjawab.
Informasi yang diperoleh dari sumber fesbuk banten news, peristiwa meledaknya tiga dari delapan unit tangki penampungan kimia HCL yang berada di areal Tangki Ciber tersebut, terjadi sekitar pukul 10.00 WIB.
Menurut sumber, ketika itu dilokasi Tangki Ciber sedang dilakukan pengisian kimia dari tangki penampungan ke dua unit mobil truk tangki."Waktu itu sedang ada loding kimia ke dua mobil truk tangki. Tapi anehnya, petugas safety memberikan izin kepada beberapa karyawan untuk melakukan pekerjaan laminating pipa yang bocor,"ujar sumber itu.
Lanjut sumber, seharusnya pihak safety tidak boleh memberikan izin pengerjaan laminating pipa yang bocor ketika ada pelaksanaan loding kimia di lokasi produksi."Ledakan tiga tangki HCL itu, berawal dari tangki yang letaknya hanya berjarak sekitar 5 meter dengan lokasi laminating. Kemungkinan sumber api, berasal dari salah seorang karyawan yang sedang memukul-mukul salah satu baut yang terbuat dari besi, sehingga terjadi percikan besi dan mengakibatkan terjadi ledakan dan merembet ke tangki kimia yang lain.
Salah seorang warga yang mengaku menyaksikan kejadian tersebut, mengatakan suara ledakan dari pabrik yang memproduksi zat kimia tersebut, membuat ribuan warga di empat desa Desa Sumuranja, panik dan langsung berhamburan keluar rumah dan menyelamatkan diri ke atas bukit.
“Ledakan yang terdengar sangat keras menyerupai bom, hingga tanah bergetar dan mengakibatkan beberapa plafon rumah milik warga runtuh, berasal dari ledakan tangki kimia PT Sulfindo Adiusaha,”ujar warga yang mengaku rumahnya hanya berjarak ratusan meter dari lokasi pabrik.
Warga tersebut menambahkan, kejadian kecelakaan kerja yang menngakibatkan korban luka-luka dan tewas, bukan kali pertama terjadi di PT Sulfindo Adiusaha.
"Coba aja mas wartawan cari informasi ke karyawan atau warga yang domisilinya dekat dengan PT Sulfindo Adiusaha. Mas pasti akan dapat data, dan nama korban-korban atau karyawan yang menjadi korban,"terangnya.
Sementara itu, dr Rizki selaku tim medis IGD Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon, membenarkan pihaknya menangani beberapa korban yang umumnya mengalami luka bakar. (yus)
Berita 2Ledakan Tangki Kimia di Serang Telan Korban Jiwa Oleh Bayu : Petro OXO Nusantara
SERANG--MI: Tiga unit tangki untuk penampungan cairan kimia jenis Hydrochloric Acid (HCL) PT Sulfindo Adiusaha yang beralamat di Kampung Pengoreng, Desa Sumuranja, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, Banten, meledak, Jumat (9/7). Akibatnya, enam orang menjadi korban, satu orang tewas dan lima lainnya luka-luka.
Tak hanya itu, ratusan kepala keluarga warga di Desa Sumuranja panik dan mengungsi untuk menyelamatkan diri ke daerah perbukitan. Dalam kejadian itu, satu korban yang tewas seketika di lokasi dengan kondisi mengenaskan. Korban tewas bernama Jam'ani, 57, warga Kampung Sumuranja Rt14/06, Desa Sumuranja, Kecamatan, Puloampel, Kabupaten Serang.
Sementara lima korban yang menderita luka bakar segera dilarikan ke rumah sakit. Mereka adalah tiga orang karyawan PT Sulfindo Adiusaha, bagian loading HCL, dan dua orang awak mobil truk tangki AJS.
Ketiga karyawan bagian loading HCL, yakni Ramlan Pratomo, 45, warga perumahan Taman Cilegon Indah, Cilegon, Sukani, 54. warga Kampung Pengoreng Rt 05/02, Desa Mangunreja, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang, dan Husaeri, 39, warga Kampung Pengoreng Rt 06/02, Desa Mangunreja, Kecamatan Puloampel, Kabupaten Serang.
Sementara dua awak mobil truk tangki AJS dengan nomor polisi L 8149 UZ itu ialah Yayat Suryana, 35, warga Kampung Benggala Rt 08/12, Desa Benggala, Kecamatan Cipare, Kabupaten Serang, dan satu korban laki-laki dewasa belum diketahui identitasnya.
Sayangnya, terkait kecelakaan tersebut, Hidayat selaku General Manager PT Sulfindo Adiusaha, enggan menemui puluhan wartawan yang sudah lama menunggunya di pos satpam pada lokasi kejadian.
Meski demikian, melalui telepon selulernya, Hidayat hanya menjawab singkat. "Untuk keterangan kejadian ini, nanti polisi saja yang memberikan keterangan," jawab Hidayat.
Informasi yang diperoleh dari saksi mata, meledaknya tiga dari delapan unit tangki penampungan kimia HCL yang berada di areal Tangki Ciber tersebut, terjadi sekitar pukul 10.00 WIB.
Menurut sumber, ketika itu dilokasi Tangki Ciber sedang dilakukan pengisian kimia dari tangki penampungan ke dua unit mobil truk tangki.
"Waktu itu sedang ada loading (pengisian) kimia ke dua mbil truk tangki. Tapi di saat yang sama, petugas pengawas tetap memberikan izin kepada beberapa karyawan untuk melakukan pekerjaan laminating pipa yang bocor," ujar sumber yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Dia menambahkan, seharusnya petugas tidak boleh memberikan izin pengerjaan laminating pipa yang bocor saat ada pengisian tangki kimia di lokasi produksi.
Ledakan tiga tangki HCL itu sendiri berawal dari tangki yang letaknya hanya berjarak sekitar 5 meter dengan lokasi laminating. Kemungkinan sumber api, berasal dari salah seorang karyawan yang sedang memukul-mukul salah satu baut yang terbuat dari besi, sehingga terjadi percikan besi dan mengakibatkan terjadi ledakan dan merembet ke tangki kimia yang lain.
Salah seorang warga yang mengaku menyaksikan kejadian tersebut, mengatakan suara ledakan dari pabrik yang memproduksi zat kimia tersebut, membuat ribuan warga di desa Desa Sumuranja, panik dan langsung berhamburan keluar rumah dan menyelamatkan diri ke atas bukit.
"Ledakan yang terdengar sangat keras menyerupai bom, hingga tanah bergetar dan mengakibatkan beberapa plafon rumah milik warga runtuh, berasal dari ledakan tangki kimia PT Sulfindo Adiusaha” ujar warga yang bertempat tinggal tak jauh dari lokasi kejadian.
Warga menambahkan, kejadian kecelakaan kerja yang menngakibatkan korban luka-luka dan tewas, bukan kali pertama terjadi di PT Sulfindo Adiusaha. "Seingat saya, ledakan seperti ini bukan kejadian pertama kalinya di pabrik itu (PT Sulfindo Adiusaha). Pihak perusahaan semestinya punya data akurat soal data, dan nama korban-korban atau karyawan yang menjadi korban," terangnya.
Sementara itu, dr Rizki selaku tim medis IGD Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon, membenarkan pihaknya menangani beberapa korban yang umumnya mengalami luka bakar.
Berita 3Lima Orang Diperiksa Terkait Ledakan BojonegaraSabtu, 10 Juli 2010 20:24 WIBSumber : Antaranews.com
Cilegon (ANTARA News) - Polisi memeriksa lima orang yang mengetahui dan bertanggungjawab atas meledaknya tiga buah tangki bahan kimia jenis HCL di PT Sulfindo Adiusaha di Kampung Pengorengan, Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, Banten.
Kasat Reskrim Polres Cilegon AKP Didik Novi Rahmanto di Cilegon, Sabtu, mengatakan bahwa sampai sekarang polisi masih terus mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi yang berada di lokasi dan bertanggungjawab.
"Baru lima orang kami mintai keterangan. kapasitas mereka masih saksi, salah satu orang yang kami periksa adalah Umar sebagai safety di PT Sulfindo," kata Didik.
Dari keterangan kelima saksi, penyidik belum bisa menyimpulkan sebab terjadinya ledakan tangki kimia milik PT Sulfindo yang mengakibatkan satu nyawa melayang.
"Kami belum bisa pastikan, karena masih memerlukan keterangan sejumlah saksi lagi," tandasnya.
Rencananya, penyidik akan melakukan pemeriksaan sejumlah saksi. "Kami masih perlu beberapa keterangan saksi lagi, agar semuanya jelas," kata Kasat.
Sementara itu, Deputi Factory Manager PT Sulfindo Adiusaha, Hidayat menjelaskan, pihaknya masih menunggu proses penyelidikan yang dilakukan oleh pihak berwajib.
"Kami masih menunggu saja, yang pasti semua korban akibat udara kimia ledakan tangki kami tangani dengan baik," ungkapnya.
Dari empat yang dirawat, saat ini tingal satu orang."Alhamdulillah karena kami cepat melakukan penanganan korban,
sekarang tinggal satu yang masih memerlukan perawatan medis, dan mudah-mudahan korban yang meninggal tidak bertambah, cukup satu saja," ujarnya.
Tiga unit tangki untuk penampungan cairan kimia jenis Hydrochloric Acid (HCL) PT Sulfindo Adiusaha meledak pada Jumat (9/7) pagi. Akibatnya, lima orang menjadi korban, satu orang tewas dan empat lainnya luka-luka.
Berita 42 Korban Tewas di PT Sulfindo AdiusahaMinggu, 11 Juli 2010 | 19:56Sumber : sinarbanten.do.am
SERANG - Kecelakaan kerja dan mengakibatkan korban tewas di dalam areal pabrik PT Sulfindo Adiusaha yang berlokasi di Sumuranja, Puloampel, Serang Banten, ternyata sering terjadi.
Informasi yang diperoleh, korban tewas dalam musibah meledaknya 3 unit tangki penampungan kimia jenis HCL pada Jum'at (9/7) lalu, atas nama Jum'ani (45) merupakan korban yang kedua
Sebelumnya, Muhyi (22) karyawan bagian mekanik, tewas dilokasi kejadian akibat ada kebocoran pada tangki kimia, sehingga korban terjatuh.
"Kecelakaan kerja yang dialami Muhyi, terjadi sekitar tahun 2008, persisnya setelah lebaran. Muhyi adalah anak pertama dari 6 bersaudara. Nama orangtua korban, adalah kang Faudin,"ujar sumber yang minta tidak disebutkan namanya.
Ditambahkan sumber itu, selain korban tewas akibat kecelakaan kerja, karyawan yang yang mederita luka-luka bakar juga sering terjadi, namun oleh pihak PT Sulfindo Adiusaha, selalu ditutup.
"Contohnya, saat kejadian Jum'at kemarin. Saya melihat ketika teman-teman wartawan hendak melakukan liputan di lokasi kejadian, pihak perusahaan melarang wartawan mendatangi lokasi ledakan. Tapi, kenapa selain polisi, pihak dari Dinas Lingkungan Hidup koq diperbolehkan mendatangi lokasi kejadian ledakan. Ada apa ? Itu artinya, pihak perusahaan takut, jangan sampai wartawan tau kalau ada kebobrokan,"ujarnya.
Dia menambahkan, sejak PT Sulfindo Adiusaha beroperasi, sekitar tahun 1990, dan hingga saat ini, belum pernah ada memberikan kontribusi berupa kegiatan sosial, seperti kesehatan atau pengobatan gratis, maupun memberikan bantuan untuk pendidikan.
"Kalau ada yang diberikan oleh PT Sulfindo Adiusaha terhadap warga, yaitu limbah kimia yang rutin terjadi setiap hari, yaitu pada malam hari pukul 9 hingga menjelang pagi. Dan akibatnya, tanaman padi warga, sering gagal panen akibat bakal padi busuk,"terangnya
Sementara itu, Tati Sumiati anggota Komisi II DPRD Serang, daerah pemilihan (Dapil) Sumuranja Puloampel, Serang, yang dihubungi via seluler, membenarkan kecelakaan kerja yang dialami Muhyi.
"Oh iya. Memang benar saya pernah dengar kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban tewas atas nama, Muhyi. Tapi waktu kejadian,
saya masih berada di luar daerah, dan saya tidak tau apakah kasus itu berlanjut hingga proses hukum,"ujarnya.
Ditambahkan Tati, selain kasus kecelakaan kerja yang sering terjadi didalam PT Sulfindo Adiusaha, pihaknya juga memperoleh data kasus pencemaran limbah yang merusak rusaknya tanaman padi warga.
"Saya akan bawa kasus ini, dan akan membahasnya dalam rapat komisi di dewan,"tegasnya. (yus)
BAB III. ANALISIS
Kecelakaan terjadi di PT. Sulfindo Adiusaha, dengan meledaknya 3 tangki
penampungan HCl. Kecelakaan terjadi pada saat pengisian/ loading dari tangki
penyimpanan ke truk tangki. Pada saat pengisian zat kimia, sedang terjadi proses
laminating pipa yang berjarak sekitar 5 meter dari tempat pengisian zat kimia.
Karena proses lamiating pipa yang bocor, menyebabkan adanya percikan api yang
memicu terjadinya ledakan. Seharusnya pihak safety melarang dilakukannya
laminating di sekitar area itu, namun, dari bagian safety tidak melakukan
pelarangan dan masih memperbolehkannya, sehingga terjadi ledakan tersebut.
Dari sumber berita yang ada, dapat disimpulkan bahwa kebijakan K3 di
PT Sulfindo Adiusaha ini sangatlah kurang dan bahkan belum memenuhi Standar
K3 di Indonesia sendiri. Sebelum kejadian meledaknya tangki penyimpanan HCl
ini telah terjadi insiden tewasnya petugas karena terjatuh saat memperbaiki
kebocoran tangki. Tentunya insiden ini dapat dihindari jika petugas menggunakan
APD saat bekerja terutama di ketinggian dan berhadapan dengan bahan kimia
berbahaya.
Selain itu kepedulian PT Sulfindo Adiusaha terhadap lingkungan sekitar
baik kepada masyarakat maupun dampak terhadap pencemaran lingkungan
sangatlah kurang. Hal ini dapat dilihat dari sumber berita di atas bahwa
keberadaan pabrik tersebut tidak membawa keuntungan bagi warga sekitar
(seperti aksi sosial) dan hanya menimbulkan kerugian bagi warga sekitar dan
lingkungan berupa pencemaran udara dari bahan kimia yang dirasakan setiap
harinya.
Dari kasus yang terjadi di PT. Sulfindo Adiusaha, masih kurangnya
kesadaran dalam penerapan sistem K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di
pabrik ini. Sudah seharusnya PT Sulfindo Adiusaha memperketat lagi kebijakan
K3 dalam menjalankan kegiatan industrinya serta ditingkatkan lagi kepeduliannya
terhadapa masyarakat sekitar dan lingkungan. Hal yang dapat dilakukan adalah
dengan pembenahan kebijakan K3 yang dapat dilakukan oleh Bagian HSE, jika
hal tersebut tidak dijalankan maka barulah peran pemerintah yang member
peringatan dan bila perlu dilakukan pencabutan izin operasi.
Tujuan dari adanya K3 ini adalah untuk melindungi karyawan maupun
orang lain di tempat kerja, menjamin proses produksi di pabrik atau industri
berjalan dengan lancar, serta menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai
secara aman dan efisien.
Penerapan K3 menuntut adanya sistem yang terintegrasi di lingkungan
bisnis yang bisa menciptakan suasana terbaik bagi semua pihak yang terlibat di
dalamnya. Seharusnya kejadian kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Sulfindo
Adiusaha ini dapat dihindari apabila perusahan menjalankan K3 dengan benar
sesuai standar keamanan. Kejadian ini dapat menjadi pembelajaran PT. Sulfindo
Adiusaha dan pabrik lainnya, dalam hal pelaksanaan K3. Selain itu penting
adanya pengawasan dan pembinaan yang benar terkait pengelolaan K3.
Untuk meningkatkan kualitas K3 tidak hanya dilakukan dengan
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) di pabrik/tempat kerja seperti safety
helmet, hoop (tutup kepala), ear pluf, ear muff, respirator, safety glasses saja,
namun dengan adanya pengecekan permesinan, meningkatkan in-house keeping,
bebas pencemaran lingkungan, dan terus melakukan edukasi ke seluruh tenaga
kerja, menekan penyakit akibat kerja (PAK) serta menghindari kecelakaan kerja
(KK) sehingga bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja serta dengan
mematuhi rambu rambu bahaya bahan kimia yang ada di pabrik kimia. Sehingga,
kecelakan yang terjadi di pabrik PT. Sulfindo Adiusaha dapat dihindari dengan
perilaku disiplin terhadap peraturan K3.