TUGAS EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KERJA_KELOMPOK 2.doc
Tugas kesehatan lingkungan
-
Upload
kevin-marojahan -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
description
Transcript of Tugas kesehatan lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kenyataan bahwa perusakan lingkungan semakin besar mengakibatkan isu
lingkungan menjadi isu yang sangat hangat dewasa ini. Lingkungan harus dijaga
kelestarian dan kesehatannya. Karena itu, dewasa ini pendidikan tentang lingkungan
sangat penting dan krusial agar semakin banyak orang yang mengerti akan
pentingnya lingkungan.
Sebagai mahasiswa teknik yang nantinya akan banyak berhubungan dengan
masalah lingkungan, kami mencoba mulai mengasah kepekaan kami terhadap
lingkungan lewat sebuah survei sederhana mengenai sistem air bersih, sistem air
buangan, dan sistem persampahan yang ada di lingkungan ITB, yaitu kantin
Panghegar yang ada di belakang kampus.
1.2 Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan dibahas beberapa aspek menyangkut sistem air bersih,
sistem air buangan, dan sistem persampahan yang ada di kantin Panghegar. Beberapa
poin di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sistem air bersih di kantin Panghegar ?
2. Bagaimana sistem air buangan di kantin Panghegar ?
3. Bagaimana sistem persampahan di kantin Panghegar ?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan rasa peka terhadap kesehatan lingkungan
2. Mengamati perilaku masyarakat terkait kesehatan lingkungan
3. Memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Lingkungan
1.4 Lingkup Kajian
Lingkup masalah yang akan kami kaji adalah sebagai berikut .
1. Sistem air bersih yang ideal dan kenyataannya
1
2. Sistem air buangan yang ideal dan kenyataannya
3. Sistem persampahan yang ideal dan kenyataannya
1.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh pada laporan ini berasal dari observasi dan survei melalui wawancara.
2
BAB II
KANTIN PANGHEGAR DAN ANALISISNYA
2.1 Sekilas Tentang Kantin Panghegar
Kantin Panghegar ‘Langganan Kost’ adalah nama kantin yang berada di
lingkungan kantin belakang ITB. Kantin ini menjual makanan sehari-hari dengan
rasa dan harga yang pas untuk kantong mahasiswa. Dengan uang lima ribu rupiah,
kita sudah bisa makan makanan sederhana di kantin ini.
Menurut pengamatan kelompok kami, kantin ini sering kali ramai dikunjungi
mahasiswa , terutama pada jam makan siang. Kantin ini menjual sayuran, lauk pauk,
jus, minuman soda, teh, kopi, dan masih banyak jenis makanan dan minuman
lainnya. Pembeli yang membeli di kantin ini akan memilih makanan , kemudian
makan, baru terakhir membayar makanan.
2.2 Sistem Air Bersih Kantin Panghegar
Kantin Panghegar buka sejak pagi hari dan tutup setelah maghrib. Hal ini
menandakan kantin panghegar membutuhkan banyak air bersih untuk memenuhi
kebutuhan untuk air minum dan mencuci.
Menurut seorang pekerja di kantin panghegar, mereka memeroleh air bersih
dari PDAM. “Setiap pagi air dari PDAM nyala sampai sekitar jam delapan,” katanya.
Hal ini mengakibatkan pekerja di kantin harus menampung air agar cukup sampai
sore hari. Air digunakan untuk mencuci dan juga untuk minuman.
Hal tersebut menimbulkan masalah, yaitu kantin terpaksa menggunakan air
seminimal mungkin. Mungkin saja air sebenarnya sudah tidak layak digunakan,
namun karena kurangnya pasokan air, air tidak layak itu tetap digunakan. Para
pekerja menggunakan air tidak mengalir (di dalam ember) untuk mencuci piring,
gelas, sendok, garpu, dan peralatan kantin lainnya. Hal ini menimbulkan masalah.
Air tidak mengalir merupakan tempat mengumpulnya kotoran dan mikroorganisme
dari peralatan yang dicuci sehingga sangat riskan sebagai media penyebaran
mikroorganisme. Apalagi, para pekerja mengakui bahwa terkadang jika penggunaan
3
air dibutuhkan lebih banyak dalam suatu hari, mereka akan menggunakan air untuk
mencuci lebih banyak peralatan.
Melalui observasi, kami juga mendapati bahwa air minum yang disediakan
oleh kantin belakang ITB kebanyakan agak berminyak. Hal ini sangat mungkin
terjadi akibat penampungan air kurang bersih sehingga mengakibatkan air minum
sedikit berminyak.
Idealnya, mencuci yang terbaik tentu menggunakan air yang mengalir. Sebuah
penelitian di Teknik Lingkungan ITB menghasilkan kesimpulan bahwa air tidak
mengalir yang digunakan oleh pedagang makanan untuk mencuci mengandung
banyak mikroorganisme. Air merupakan media penyebaran mikroba patogen dan
juga media penyebaran penyakit menular. Penggunakan air tidak mengalir tentu akan
meningkatkan resiko tersebut. Banyak sekali penyakit menular yang dapat ditularkan
melalui air, misalnya diare, thypus, disentri, bahkan polio.
Penyediaan air minum di kantin Panghegar juga belum memenuhi syarat air
minum, yaitu terdiri dari parameter fisis dan kimia. Menurut pihak berwenang, tentu
saja masih banyak penyediaan air minum di Indonesia yang tidak dapat memenuhi
standar air minum di Indonesia. Hal ini terjadi akibat keterbatasan pengetahuan,
teknologi, sosial, ekonomi , maupun budaya. Air minum yang tidak sesuai standar
sangat potensial sebagai penyebaran penyakit menular ataupun sebagai penyebaran
zat-zat kimia.
2.3 Sistem Air Buangan Kantin Panghegar
Sumber air buangan di kantin Panghegar adalah air hasil mencuci. Air ini
dibuang di selokan di seberang kantin Panghegar. Cara ini dianggap praktis dan tidak
menimbulkan masalah bagi pengelola kantin Panghegar.
Tidak ada pengolahan secara khusus terhadap air buangan di kantin ini. Air
buangan adalah air hasil sisa mencuci yang dikumpulkan, lalu dibuang begitu saja.
Secara ideal, pengelolaan air buangan seharusnya dilakukan beberapa tahap.
Ada pengolahan awal atau preliminary adalah pengolahan yang dilakukan untuk
mencegah komplikasi pengolahan selanjutnya. Selanjutnya ada pengolahan primer
ialah pengolahan untuk menghilangkan semua benda terapung, dan sebagian benda
tersuspensi. Terakhir, ada pengolahan sekunder, yaitu pengolahan biologis seperti
pengolahan dengan lumpur aktif, kolam oksidasi, trickling filter, dan lainnya. Masih
4
ada pengolahan selanjutnya secara khusus jika sampai pengolahan sekunder dirasa
belum cukup.
Namun hal ideal tersebut sangat complicated dan sangat sulit direalisasikan
dalam usaha kantin yang notabene adalah usaha menengah ke bawah, bukan usaha
industri besar. Akibatnya, keputusan pekerja kantin untuk membuang secara
langsung air sisa cuci dirasa sangat manusiawi dan ekonomis karena air buangan
yang dibuang sama saja seperti air buangan rumah tangga, yang memang legal
dibuang ke selokan.
2.3 Sistem Persampahan Kantin Panghegar
Para pekerja di kantin Panghegar mengaku bahwa dalam satu haru mereka
dapat mengumpulkan sampah sebanyak dua trashbag. Sampah terdiri dari sisa
makanan, sisa minuman, serta plastik. Tidak ada pemisahan antara sampah organik
dan sampah anorganik. Semuanya disatukan saja di dalam trashbag, kemudian nanti
ada petugas yang mengangkut sampah tersebut.
Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa masih kurang kesadaran masyarakat
untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya, yaitu organik dan anorganik. Padahal
pemilahan ini sangat bermanfaat untuk pengolahan sampah selanjutnya, misalnya
untuk pemilihan mana sampah yang akan dibakar dan mana yang akan didaur ulang.
Sampah organik, dalam bahasa Inggris disebut garbage, adalah sampah yang
mudah membusuk karena aktivitas mikroorganisme. Sampah ini harus dikelola
secara cepat karena jika busuk akan menghasilkan gas seperti metana dan H2S yang
beracun. H2S juga berbau busuk sehingga memang sampah jenis ini harus diangkut
dan dibuang ke tempat yang aman, dan kecepatan pengelolaannya harus lebih cepat
daripada kecepatan sampah tersebut membusuk.
Sampah anorganik, dalam bahasa Inggris disebut refuse, adalah sampah yang
terdiri dari kertas, platik, logam, gelas, aret, dan lainnya yang sulit membusuk.
Pengelolaan sampah ini paling baik dilakukan dengan avoid, minimize, recylce,
threat, dan dispose. Sampah jenis ini harus terlebih dulu dihindari. Jika terpaksa,
diminimalkan. Namun jika memang masih ada sisa sampah, harus didaur ulang. Kita
tahu bahwa walaupun didaur ulang, tentu masih ada sampah yang tersisa sehingga
harus dibuang. Sampah tersebut dapat ditimbun ataupun dibakar, namun tentunya
masih perlu penanganan lebih lanjut.
5
Jika melihat bahwa kebanyakan sampah dari kantin adalah sampah makanan
(organik), maka pilihan untuk membuangnya memang cara yang baik, karena cepat
atau lambat sampah tersebut akan segera membusuk. Namun jika ada sampah
anorganik, sebenarnya sampah tersebut harus dipisahkan agar pengolahan
selanjutnya lebih mudah dilakukan. Hal ini mengindikasikan bahwa sangat perlu
adanya pendidikan ataupun sosialisasi tentang penanganan air dan persampahan
kepada masyarakat, khususnya yang memiliki usaha menengah ke bawah.
6
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan kami dari survei yang kami lakukan terhadap sistem air bersih, air
buangan, dan persampahan di kantin Panghegar adalah sebagai berikut.
1. Sistem air bersih dan penggunaannya di kantin Panghegar masih belum
sesuai dengan standar di Indonesia .
2. Sistem air buangan di kantin Panghegar tidak dilengkapi dengan
pengolahan, namun hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan karena kantin
Panghegar adalah kantin yang air buangannya adalah sisa cuci dan tidak
berbahaya, sama halnya dengan air sisa limbah rumah tangga.
3. Sampah yang ada di kantin Panghegar belum dipisahkan antara yang
organik dan anorganik, hal ini menandakan belum adanya kepekaan
pengelola kantin tentang persampahan.
5.2 Saran
Saran penulis untuk pengelola kantin Panghegar adalah sebagai berikut.
1. Pengelola kantin sebaiknya mengusahakan agar PDAM dapat menyalakan
air sehari penuh sehingga dapat digunakan air mengalir untuk mencuci,
bisa dengan cara mendaftarkan diri sebagai pengguna air PDAM .
2. Pengelola kantin sebaiknya memisahkan sampah organik dan anorganik
agar mudah dilakukan pengolahan lebih lanjut.
Saran penulis untuk pemerintah adalah sebagai berikut.
1. Membuat usaha di kantin belakang ITB menjadi legal sehingga kebersihan
dan kesehatan lingkungannya dapat terjaga.
7
PUSTAKA
Slamet, Juli Soemirat. 2007. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
8
LAMPIRAN
9
Lampiran A
PERTANYAAN WAWANCARA
1. Apakah anda bersedia diwawancarai ?
2. Dari mana sumber air bersih di kantin ini ?
3. Bagaimana kebutuhan air bersih di kantin ini ?
4. Apa masalah anda yang dihadapi dalam pemenuhan kebutuhan air bersih ?
5. Dari mana sumber air buangan di kantin ini ?
6. Apakah ada pengolahan sebelum dibuang ?
7. Apa masalah terkait air buangan ?
8. Seberapa banyak sampah yang dibuang setiap hari ?
9. Apakah jenis sampah dibedakan ?
10. Apa wadah sampah yang digunakan ?
11. Sampah dari sini dibuang ke mana ?
10
Lampiran B
Dokumentasi
11
Makanan yang Dijual
Selokan Tempat Membuang Sisa Cuci
Tempat Sampah
Pedagang
Air Cuci