Tugas Keperawatan Medikal Bedah i

download Tugas Keperawatan Medikal Bedah i

of 18

Transcript of Tugas Keperawatan Medikal Bedah i

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH IDosen Pembimbing : Ns. Subandiyo, S.Kep, S.Pd, M.Kes

Oleh :Andina Citra NP17420213079Fadiah HasanahP17420213094MudriahP17420213105KELAS IIC

KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANGPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANGDIII KEPERAWATAN PURWOKERTOTAHUN 2014

LAPORAN PENDAHULUANTUBERCULOSIS (TBC)

1. PENGERTIAN Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang penyakit parenkim paru (Brunner & Suddarth, 2002). Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain (Santa, dkk, 2009). Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Myobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TBmenyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. (Depkes RI,2007). Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolosis.Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain dari tubuh manusia, sehingga selama ini kasus tuberkulosis yang sering terjadi di Indonesia adalah kasus tuberkulosis paru/TB Paru (Indrianiet al., 2005). Penyakit tuberculosis biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteriMycobacterium Tubercolosisyang dilepaskan pada saat penderita batuk. Selain manusia, satwa juga dapat terinfeksi dan menularkan penyakit tuberkulosis kepada manusia melalui kotorannya (Wiwid, 2005). Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk meningens, ginjal, tulang, dan nodus limfe. (Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, 2002 ). Jadi TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yaitu kuman batang tahan asam dengan ukuran 0,3x 2 sampai 4 m menyerang imunitas tubuh melalui perantara sel, menyerang organ pada manusia terutama paru-paru baik dewasa, remaja maupun anak.

2. ETIOLOGIPenyebab TBC adalah kuman mikroorganisme mycobacterium tuberculosis, termasuk golongan bakteri aerob gram positif serta tahan asam atau basil tahan asam. Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga dengan batang tahan asam (BTA), hidup aerob, pertumbuhan lambat, doubling time 2-24 jam, dapat hidup intrasel (dengan makrofag) maupun ekstrasel (dalam kavitas).Mycobacterium bovis dapat masuk ke tubuh anak karena susu dari sapi terinfeksi.

3. PATOFISIOLOGIPenularan terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droflet nuklei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama1-2 jam, tergantung ada atau tidaknya sinar ultraviolet dan ventilasi yang baik dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman dapat bertahan sampai berhari-hari bahkan berbulan, bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang yang sehat akan menempel pada alveoli kemudian partikel ini akan berkembang bisa sampai puncak apeks paru sebelah kanan atau kiri dan dapat pula keduanya dengan melewati pembuluh limfe, basi; berpindah ke bagiian paru-paru yang lain atau jaringan tubuh yang lain.Setelah itu infeksi akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama terangsang adalah limfokinase, yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk merangsang microfage, berkurang tidaknya jumlah kuman tergantung pada jumlah macrophage. Karena fungsinya adalah membunuh kuman/basil apabila proses ini berhasil & macrophage lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya tahan tubuhnya akan meningkatTetapi apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan bersarang di dalam jariingan paru-paru dengan membentuk tuberkel (biji-biji kecil sebesar kepala jarum). Tuberkel lama-kelamaan akan bertambah besar dan bergabung menjadi satu dan lama-lama timbul perkejuan di tempat tersebut. Apabila jaringan yang nekrosis dikeluarkan saat penderita batuk yang menyebabkan pembuluh darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaptoe)

4. GAMBARAN KLINISTanda dan gejala pada klien secara objektif adalah :1. Keadaan postur tubuh klien yang tampak terangkat kedua bahunya2. BB klien biasanya menurun; agak kurus3. Demam, dengan suhu tubuh bisa mencapai 40o-41oC4. Batuk lama, > 1 bulan atau adanya batuk kronis5. Batuk yang kadang disertai hemaptoe6. Sesak nafas7. Nyeri dada8. Malaise, (anorexia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, berkeringat pada malam hari)

5. PENGKAJIANa. WawancaraData yang dikaji1) Aktifitas/istirahat Kelelahan Nafas pendek karena kerja Kesulitan tidur pada malam hari, menggigil atau berkeringat Mimpi buruk Takhikardi, takitnea/dispnea pada kerja Kelelahan otot, nyeri, dan sesak2) IntegritasEgo Adanya/faktor stress yang lama Masalah keuangan, rumah Perasaan tidak berdaya Menyangkal Ansietas, ketakutan, kecemasan3) Makanan / cairan Kehilangan nafsu makan Tidak dapat mencerna Penurunan berat badan Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisisik Kehilangan otot/hilang sub kutan4) Kenyamanan Nyeri dada Barhati-hati pada daerah yang sakit Gelisah5) Pernafasan Nafas pendek Batuk Peningkatan frekuensi pernafasan Pengembangan pernafasan tak simetris Perkusi pekak dan penurunan fremitus Defiasi trakeal Bunyi nafas menurun/tak ada u sasecara bilateral atau unilateral Karakteristik : hijau/purulen, kuning atau bercak merah6) Keamanan Adanya kondisi penekanan imun Test HIV positif Demam atau sakit panas akut7) Interaksi sosial Perasaan isolasi atau penolakan Perubahan pola biasa dalm bertanggung jawab

b. Pemeriksaan Fisik1. Inspeksi Melihat gerakan nafas pasienNormal: Gerak napas simetris 16 24 x, abdominal /thorakoabdominal, tidak ada penggunaan otot napas dan retraksi interkostae.Abnormal :Takipneu napas cepat ( > 24 x ) , misal ; pada demam, gagal jantungBradipneu napas lambat ( < 16 x ), misal ;pada uremia, koma DM, strokeCheyne Stokes napas dalam, kemudian dangkal dan diserta apneu berulang-ulang. Misal : pada Srtoke, penyakit jantung, ginjal.

2. Auskultasi Normal : Trachea brobkhial suara di daerah trachea, seperti meniup besi, inpirasi lebih keras dan pendek dari ekspirasi.Bronkhovesikuler suara di daerah bronchus ( coste 3-4 di atas sternum ), inpirasi spt vesikuler, ekspirasi seperti trac-bronkhial.Vesikuler suara di daerah paru, nada rendah inspirasi dan ekspirasi tidak terputus.Abnormal :Suara trac-bronkhial terdengar di daerah bronchus dan paru ( missal ; pneumonie, fibrosis )Suara bronkhovesikuler terdengar di daerah paru Suara vesikuler tidak terdengar. Missal : fibrosis, effuse pleura, emfisema Suara tambahan Normal : bersih, tidak ada suara tambahanAbnormal :Ronkhi suara tambahan pada bronchus akibat timbunan lender atau secret pada bronchus.Krepitasi / rales berasal daru bronchus, alveoli, kavitas paru yang berisi cairan ( seperti gesekan rambut / meniup dalam air )Whezing suara seperti bunyi peluid, karena penyempitan bronchus dan alveoli.3. Palpasi Cara Kerja :Atur posisi pasien duduk atau berbaringlakukan palpasi daerah thorax, catat ; adanya nyeri, adanya benjolan (tentukan konsistensi, besar, mobilitas). Dengan posisi berbaring / semi fowler, letakkan kedua tangan ke dada, sehingga ke dua ibu jara berada diatas Procecus Xypoideus, pasien diminta napas biasa, catat : gerak napas simetris atau tidak dan tentukan daya kembang paru ( normalnya 3-5 cm ) atau dengan posisi duduk merunduk, letakkan ke dua tangan pada punggung di bawah scapula, tentukan : kesimetrisan gerak dada, dan daya kembang paru, Letakkan kedua tangan seperti pada no 2/3, dengan posisi tangan agak ke atas, minta pasien untuk bersuara ( 77 ), tentukan getaran suara dan bedakan kanan dan kiri.Hasil: Menurun : konsolidasi paru, pneumonie, TBC, tumor paru, ada masa paruMeningkat : Pleura efusi, emfisema, paru fibrotik, covenrne paru.4. PerkusiCara Kerja :Atur posisi pasien berbaring / setengah dudukGunakan tehnik perkusi, dan tentukan batas batas paruBatas paru normal :Atas : Fossa supraklavikularis kanan-kiriBawah : iga 6 MCL, iga 8 MAL, iga 10 garis skapularis, paru kiri lebih tinggiAbnormal :Meningkat anak, fibrosis, konsolidasi, efusi, ascitesMenurun orang tua, emfisema, pneumothorax lakukan perkusi secara merata pada daerah paru, catat adanya perubahan suara perkusi :Normalnya : sonor/resonan ( dug )Abnormal : Hyperresonan menggendang ( dang ) : thorax berisi udara, kavitasKurang resonan deg : fibrosis, infiltrate, pleura menebalRedup bleg : fibrosis berat, edema paru

c. Pemeriksaan Penunjang1) Kultur sputum: positif untuk mycobacterium pada tahap akhir penyakit2) Ziehl Neelsen: pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan darah, positif untuk basil asam cepat3) Test Kulit: PPD, Mantoux, potongan Vollmer, reaksi positif (area durasi 10 mm) terjadi 48-72 jam setelah injeksi intra dermal. Antigen menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibody tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan oleh mycobacterium yang berbeda.4) Elisa/Western Blot: dapat menyatakan adanya HIV5) Foto thorax: dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan menunjukkan lebih luas TB masuk rongga area fibrosa.6) Histologi atau kultur jaringan(termasuk pembersihan gaster, urine dan cairan serebrospinal, biopsy kulit): positif untuk mycobacterium tuberculosis7) Biopsy jarum pada jaringan paru: positif untuk granula TB, adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis8) Elektrosit : dapat tidak normal tergantung lokasi dan beratnya infeksi9) Pemeriksaan fungsi paa paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residu dan kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkim/fibrosa, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru kronis luas)

6. PATHWAY Kuman dibatukkan/bersin (droplet nuclei)Terisap organ Menempel di jalan nafas/paru-paru Menetap/berkembangbiak di sitoplasma Menbentuk sarang TB pneumonia kecil (sarang) Radang saluran pernapasan (limfangitis regional) Kompleks primer

Sembuh Sembuh dengan KomplikasiTB sekunder derkuman dorman(TB) infeksi endogen TB dewasa (TB post Sarang pneumonia Tuberkel

Rearsobsi Meluas MeluasSembuh Perkapuran Jaringan kejuMeluas Kavitas

Sarang pneumonia Memedat/bekas BersihTuberkuloma

7. ANALISA DATANoData FokusProblemEtiologi

1.

2.

3.DS : Pasien mengatakan sesak nafas, sulit bernafas

DO : Frekuensi nafs cepat, bunyi naas tidak normal, RR : 26x/menit

DS : Pasien mengatakan batuk diserti dahak

DO : Pasien batuk dengan mengeluarkan sediki dahak, dan secret tertahan

DS : Pasien mengatakan tidak dapt melakukan aktifitsnya sendiri dirumah sakit karena lemas.

DO : pasien terlihat dibantu keluarga ketika di rumah sakitGangguan Pertukaran Gas

Bersihan jalan nafas

Intoleransi aktifitasKetidakseimbangan perfusi ventilasi, perubahan membrane kapiler-alveoli

Obstruksi jalan nafas (sekresi tertahan)

Tirah baring atau imobilisasi, kelemahan, ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan

8. DIAGNOSA KEPERAWATANa. Gangguan pertukara gas berhubungan dengan ketidaksembangan perfusi ventilasi, perubahan membrane kapiler-alveoli.b. Bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas (sekresi tertahan).c. Intoleransi aktifitas berhuungan dengan tirah baring atau imobilisasi, penurunan kemampuan otot , ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan.

9. INTERVENSIDx I Gangguan Pertukaran GasTujuan NOCTindakan Keperawatan(intervensi NIC)Rasional

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapkan gangguan pertukaran gas baik, dengan kriteria: pasien tidak lagi terpasang alat bantu pernafasan O2 nasal kanul frekuensi nafas 20X/menit bunyi nafas normal kaji frekuensi pernafasan, bunyi nafas, irama, kecepatan beri O2 sesuai kebutuhan beri posisi semi fowler beri tenik relaksasi (nafas dalam) mengetahui status pernafasan mempertahankan O2 arteri meningkatkan pengembangan paru meningkatkan pernafasan

Dx II Bersihan Jalan NafasTujuan NOCTindakan Keperawatan(intervensi NIC)Rasional

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas menjadi efektif dengan kriteria: nafas normal ekspansi = inspirasi batuk berkurang / hilang monitor pernafasan bantu klien untuk batuk efektif kolaborasi dengan tim medis berikan pendidikan kesehatan (nafas dalam, efek merokok) mengetahui status pernafasan mengeluarkan sekret mengetahui terapi obat

Dx III Intoleransi AktivitasTujuan NOCTindakan Keperawatan(intervensi NIC)Rasional

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapkan tidak terjadi intoleransi aktivitas, dengan kriteria: frekuensi jantung dalam rentang normal saat merespon aktivitas self care: activities of daily living (ADL) secara mandiri:a. tidak dibantu makanb. tidak dibantu mandic. tidak dibantu oral hygined. tidak dibantu ambulasi = berjalan observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan mengetahui batasan aktivitas klien mengetahui faktor penyebab kelelahan mengetahui aktivitas yang mampu dilakukan klien

10. EVALUASIEvaluasi pada pasien yang mengalami tuberkulosis meliputi evaluasi klinis, bakteriologi, radiologi, dan evaluasi pasien yang telah sembuh.1. Evaluasi klinisPoin evaluasi klinis yang penting untuk dinilai adalah: Pasien dievaluasi secara periodik. Evaluasi terhadap respon pengobatan dan efek samping yang muncul serta komplikasi dari penyakit. Evaluasi klinis meliputi keluhan, berat badan, dan pemeriksaan fisik.

2. Evaluasi bakteriologiPoin evaluasi bakteriologi yang yang penting untuk dinilai adalah:Dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya konversi dahak. Dilakukan pada saat: Sebelum pengobatan dimulai. Setelah 2 bulan pengobatan Pada akhir pengobatan Lakukan pemeriksaan biakan dan uji kepekaan jika terdapat fasilitasnya.3. Evaluasi radiologiPoin evaluasi bakteriologi dilakukan pada saat: Sebelum pengobatan Setelah 2 bulan pengobatan (pada kasus kecurigaan keganasan dilakukan setelah 1 bulan. Pada akhir pengobatan.

4. Evaluasi pasien yang telah sembuhPasien sembuh tetap dievaluasi minimal dalam 2 tahun pertama masa kesembuhan, guna mengetahui kekambuhan. Dievaluasi melalui pemeriksaan mikroskopis BTA dahak dan foto toraks.

11. KOMPLIKASIBagian yang Terinfeksi a) Rongga perut - Lelah - Nyeri tekan ringan- Nyeri seperti apendisitisb) Kandung kemih - Nyeri ketika berkemihc) Otak - Demam- Sakit kepala- Mual- Penurunan kesadaran- Kerusakan otak yang menyebabkan terjadinya komad) Pericardium Demam Pelebaran vena leher Sesak nafase) Persendian - Gejala yang menyerupai artritisf) Ginjal Kerusakan gijal Infeksi di sekitar ginjalg) Organ reproduksi pria - Benjolan di dalam kantung zakarh) Organ reproduksi wanita - Kemandulan i) Tulang belakang - Nyeri- Kollaps tulang belakang- Kelumpuhan tungkai

DAFTAR PUSTAKABararah Taqiyyah, Jauhar Mohammad.2013.Asuhan Keperawatan:Panduan Lengkap menjadi perawat professional Jilid 1.Jakarta:Prestasi Pustaka

Doengoes, Marilynn E. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC

Diambil dari : Walin.2013.Handout Asuhan Keperawatan Anak Dengan Gangguan Pernafasan.

Diambil pada tanggal: 30 september 2014, dari : xa.yimg.com/.../Makalah+Seminar+TB+-+evaluasi+dan+monitoring.doc