tugas keperawatan jiwa

11
Minggu, 03 Oktober 2010 trend dan issue neuro behaviour II KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah trend dan issue dalam keperawatan jiwa yang berjudul “Electro Convultion Therapy Bagi Pasien Jiwa”. Makalah ini disusun sebagai salah satu acuan bagi mahasiswa perawat untuk memahami berbagai macam terapi yang dapat dilaksanakan dalam dunia kesehatan jiwa. Adapun kami mengangkat Electro Convultion Therapy Bagi Pasien Jiwa bertujuan untuk memperkaya khazanah ilmu kesehatan terutama yang berkaitan dengan terapi kesehatan jiwa. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah ini.untuk itu, penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai acuan dalam penyempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Denpasar, 14 April 2010 Penulis

Transcript of tugas keperawatan jiwa

Page 1: tugas keperawatan jiwa

Minggu, 03 Oktober 2010

trend dan issue neuro behaviour II

KATA PENGANTAR

          Puji syukur penulis  panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah trend dan issue dalam keperawatan jiwa

yang berjudul “Electro Convultion Therapy Bagi Pasien Jiwa”.

          Makalah ini disusun sebagai salah satu acuan bagi mahasiswa perawat untuk

memahami berbagai macam terapi yang dapat dilaksanakan dalam dunia kesehatan jiwa.

Adapun kami mengangkat Electro Convultion Therapy Bagi Pasien Jiwa bertujuan untuk

memperkaya khazanah ilmu kesehatan terutama yang berkaitan dengan terapi kesehatan

jiwa.

          Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah ini.untuk

itu, penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai acuan dalam

penyempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

                                                                                                                    Denpasar, 14 April 2010

                                                                                                                                 Penulis

BAB IPENDAHULUAN

Page 2: tugas keperawatan jiwa

            Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling sering

terjadi. Prevalensi gangguan depresif pada populasi dunia adalah 3-8 % dengan 50%

kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun. World Health Organization

menyatakan bahwa gangguan depresif berada pada urutan keempat penyakit di dunia.

Gangguan depresif mengenai sekitar 20% wanita dan 12% laki-laki pada suatu waktu

dalam kehidupan. Pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penderita gangguan depresif

semakin meningkat dan akan menempati urutan kedua penyakit di dunia. Gambaran

mengenai besarnya masalah kesehatan jiwa, baik anak-anak maupun dewasa, dapat

dilihat dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 yang dilakukan oleh

Badan Litbangkes Depkes RI dengan menggunakan rancangan sampel dari Susenas –

BPS (Badan Pusat Statistik) terhadap 65.664 rumah tangga. Temuannya menunjukkan

bahwa prevalensi Gangguan Jiwa (kode diagnosis F00-F99) per 1000 anggota rumah

tangga adalah sebagai berikut:

        Gangguan mental emosional (lebih dari 15 tahun) : 140/1000 orang

        Gangguan mental emosional (5 -14 tahun) : 104/1000 orang

            Gangguan depresif ditandai dengan berbagai keluhan seperti kelelahan atau

merasa menjadi lamban, masalah tidur, perasaan sedih, murung, nafsu makan terganggu

dapat berkurang atau berlebih, kehilangan berat badan dan iritabilitas. Penderita

mengalami distorsi kognitif seperti mengkritik diri sendiri, timbul rasa bersalah, perasaan

tidak berharga dan putus asa Gangguan depresif merupakan gangguan yang dapat

menganggu kehidupan dan dapat diderita tanpa memandang usia, status sosial, latar

belakang maupun jenis kelamin. Gangguan depresif dapat terjadi tanpa disadari sehingga

penderita terkadang terlambat ditangani sehingga dapat menimbulkan penderitaan yang

berat seperti bunuh diri. Gangguan depresif dapat diobati dan dipulihkan melalui

konseling/psikoterapi dan beberapa diantaranya memerlukan tambahan terapi fisik

maupun kombinasi keduanya. Karena ada beberapa faktor yang saling berinteraksi untuk

timbulnya gangguan depresif, penatalaksanaan yang komprehensif sangat diperlukan.

           

            Jenis terapi bergantung dari diagnosis, berat penyakit, umur penderita dan respon

terhadap terapi sebelumnya. Kini semakin tingginya perkembangan ilmu pengetahuan

Page 3: tugas keperawatan jiwa

khususnya kesehatan jiwa ditemukan sebuah teknologi yang dapat membantu mengobati

pasien jiwa dengan menggunakan suatu alat terapi kejut listrik atau yang dikenal dengan

“ELECTRO CONVULTION THERAPY”

            Dari uraian singkat diatas, kami mengangkat fenomena alat terapi kejut listrik

atau yang dikenal dengan “ELECTRO CONVULTION THERAPY”  menjadi sebuah

trend dan issue dalam keperawatan karena hal tersebut layak untuk dipahami oleh tenaga

kesehatan terutama perawat, khususnya yang akan berkecimpung dalam dunia

keperawatan jiwa sehingga apabila menemukan kasus depresi, seorang perawat dapat

merekomendasikan salah satu pilihan terapi ini dalam mencapai kesembuhan klien, tentu

dengan kerja sama dari pihak keluarga pasien dan para tenaga kesehatan lainnya.

           

TREND DAN ISSUE

Rabu, 14/03/2007 17:00 WIB

Tenang..... Depresi Bisa Disembuhkan Lewat Penyetruman

Nurvita Indarini – detikNews

Jakarta - Depresi merupakan satu dari sekian banyak masalah kejiwaan. Salah

satu gejala, penderitanya selalu memiliki keinginan bunuh diri. Tapi tenang... gangguan

ini bisa disembuhkan. "Pengobatannya bisa dengan beberapa terapi pengobatan,

Page 4: tugas keperawatan jiwa

psikoterapi, terapi elektro (ECT), dan yang jelas, dengan dukungan keluarga," ujar Guru

Besar Psikiatri Fakultas Kedokteran UI Profesor Dr Sasanto Wibisono. Hal itu

disampaikan dia dalam media edukasi paradigma baru pengobatan depresi di Hotel Gran

Melia, Kuningan, Jakarta, Rabu (14/3/2007). Tujuan terapi adalah meningkatkan kualitas

hidup, mengurangi atau menghilangkan gejala, dan mengurangi risiko kekambuhan dan

risiko disabilitas atau mortalitas. Depresi berisiko kambuh manakala pasien tidak patuh

akibat stres pribadi, ketidaktahuan,

Pengaruh tradisi yang tidak percaya dokter, dan tidak nyaman dengan efek

samping obat. Selain itu kekambuhan juga dipengaruhi faktor lingkungan yang tidak

mendukung. "Metode electro convulsive therapy atau ECT yang paling efektif dan efek

samping kecil," imbuh pria kelahiran 10 September 1937 ini. ECT adalah terapi dengan

melewatkan arus listrik ke otak. Terapi ini memang disebut-sebut aman, tidak sakit, dan

efektif. Metode terapi semacam ini biasanya sering digunakan pada kasus depresi berat.

Ngeri bak disetrum? "Memang ini seperti penyetruman. Tapi aman kok. Biasanya

dilakukan 4-6 kali. Bisa juga dengan kombinasi ECT dan obat. Dengan pengobatan

depresi, maka imunitas seseorang juga meningkat," terang Santo.

Dikutip dari: http://www.detiknews.com/read/2007/03/14/170036/754198/10/tenang-

depresi-bisa-disembuhkan-lewat-penyetruman

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi ECT

            Electroconvulsive therapy (ECT), adalah suatu teknik terapi dengan

menggunakan gelombang listrik yang dapat membantu kesembuhan klien dengan depresi,

dengan criteria:

1.      Depresi berat dengan gangguan pola tidur misalnya: insomnia, penurunan berat badan

secara drastis, klien dengan perasaan bersalah yang tinggi dengan penyebab

idiopatik,perasaan ingin menciderai diri atau membunuh diri nya sendiri (pada beberapa

Page 5: tugas keperawatan jiwa

kasus keinginan menyakiti dan membunuh tidak hanya pada diri sendiri saja, namun

dapat berupa perasaan ingin menyakiti atau membunuh orang lain.)

2.      Depresi berat yang telah tidak mampu lagi diobati dengan anti-depresan, atau konseling

3.      Depresi berat yang diderita oleh klien yang kontra indikasi dengan anti-depresan

2. Cara Kerja ECT

            ECT bekerja dengan menggunakan gelombang elektro dengan voltase tertentu

yang mampu membenahi periode pendek aktifitas otak yang ireguler. Hal ini akan

menimbulkan efek kimiawi terutama beberapa zat yang berhubungan dengan proses

neuro transmitter. Neuro transmitter ini adalah suatu zat perantara pesan atau impuls dari

otak sehingga suatu perintah-perintah dapat terlaksana. Dengan adanya terapi listrik

untuk mengejutkan proses tersebut diatas diharapkan aktifitas sel-sel otak dapat bekerja

sebagai mana dengan mestinya.

3. Tahap-tahap persiapan ECT

            Tahap pertama petugas kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik yang

berkaitan dengan fungsi-fungsi organ tubuh, untuk memastikan pasien siap untuk

melakukan terapi ECT ini. Selanjutnya tenaga kesehatan akan mempertemukan klien

dengan ahli anestesi untuk penggunakan obat-obat anestesi selama proses terapi. Obat

anestesi diperlukan untuk membuat klien tertidur sehingga meminimalisir

ketidaknyamanan dan nyeri klien saat terapi ECT dilakukan. Para perawat dan dokter

akan memastikan bahwa klien tidak memiliki gangguan pada organ jantung serta paru-

paru yang sekali lagi memastikan bahwa tubuh klien siap untuk dilakukan ECT. Pada

kebanyakan kasus, klien akan mendapatkan pemeriksaan darah dan elektrokardiography

(EKG) saat terapi elektro konvulsi yang pertama.

4. Efek samping ECT

            Efek samping dapat ditimbulkan oleh obat anestesi, reaksi impuls listrik atau

keduanya. Efek samping nya antara lain:

1.      temporary short-term memory loss (kehilangan memori jangka pendek)

2.      bingung

3.      nausea

4.      nyeri otot atau nyeri kepala ringan sampai sedang

Page 6: tugas keperawatan jiwa

5.      pada beberapa kasus perubahan heart rate dan tekanan darah dapat terjadi.

5. Kapan ECT dapat diberikan?

            ECT dapat dilakukan pada pasien yang mengalami rawat inap dirumah sakit. Atas

keinginan klien, ECT juga dapat dilakukan saat klien rawat jalan. Pada klien dengan

terapi ECT, klien akan mendapat terapi ini kurang lebih 4-6 kali dalam seminggu. Awal

dari setiap terapi klien akan mendapat suntikan melalui jalur intra vena untuk

mendapatkan obat-obatan anestesi untuk reflek rileks klien. Saat terapi Heart rate,

tekanan darah dan frekuensi pernafasan klien akan diobservasi secara ketat oleh perawat.

saat klien rileks atau dengan kata lain sedang tertidur, impuls kejutan listrik akan

diberikan pada klien, tentu dengan voltase yang sesuai diterima oleh tubuh. Terapi

dilaksanakan kurang lebih 5-10 menit. Setelah mendapat terapi klien masih tetap diawasi

tanda vitalnya hingga ditentukan stabil oleh dokter.

6. Bagaimana bila terapi ECT sudah selesai?

            Setelah klien selesai menjalani terapi ECT maka depresi yang dialami klien akan

dapat diberkurang hingga hilang. Pada beberapa kasus penggunaan obat anti-depresan

akan diberikan untuk mengontrol kekambuhan penyakit klien. Berbagai konseling juga

akan tetap diberikan untuk mengetahui bagaimana perasaan klien dan mencegah

kekambuhan.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

            Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling sering

terjadi. Prevalensi gangguan depresif pada populasi dunia adalah 3-8 % dengan 50%

kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20-50 tahun. Kini semakin tingginya

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kesehatan jiwa ditemukan sebuah teknologi

yang dapat membantu mengobati pasien jiwa dengan menggunakan suatu alat terapi kejut

listrik atau yang dikenal dengan “Electro Convultion Therapy.”

            Electroconvulsive therapy (ECT), adalah suatu teknik terapi dengan

menggunakan gelombang listrik yang dapat membantu kesembuhan klien dengan depresi,

dengan criteria: depresi berat, ketidakmampuan klien mengkonsumsi anti-depresan, dan

Page 7: tugas keperawatan jiwa

lain-lain. Electroconvulsive therapy (ECT) merupakan suatu teknologi alternative yang

dapat diberikan pada pasien dengan gangguan jiwa khususnya depresi.

           

DAFTAR PUSTAKA

http://www.detiknews.com/read/2007/03/14/170036/754198/10/tenang-depresi-bisa-

disembuhkan-lewat-penyetruman

http://ebooks.lib.unair.ac.id/files/disk1/22/adln--departemen-1099-1-12038330-i.pdf

http://familydoctor.org/online/famdocen/home/common/mentalhealth/treatment/058.html

Diposkan oleh mapala wira medika di 22:35

6:15 http://mwmtresnaringgumi.blogspot.com/2010/10/proposal-skripsi-baguskah-show-ur.html