Tugas Kelompok Persentasi Perikon Ch 13-14

download Tugas Kelompok Persentasi Perikon Ch 13-14

of 27

Transcript of Tugas Kelompok Persentasi Perikon Ch 13-14

STATEMENT OF AUTHORSHIP Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran lain, kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya. Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme. Nama : 1. Fakhriyah Isnaini Z 2. Orisya Syam 3. Shinta Partiwi Yuliani 4. XTyna Martha

Tanda Tangan

: 1. 2. 3. 4.

Mata Ajaran

: Perilaku Konsumen : Chapter 13 SUBCULTURES & SOCIAL CLASS Chapter 14 REFERENCE GROUP & FAMILY

Judul makalah/tugas

Dosen

: Leis Suzanawaty S.E., M.Si

Chapter 13Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

2

Subbudaya dan Kelas SosialDalam bab ini, kita akan lebih memfokuskan pada macro social environment yang sudah dibahas di chapter 11. Macro social environment terdiri dari: subbudaya dan kelas sosial. Apa yang menjadi pembeda dari subbudaya dan kelas sosial akan dibahas secara detail dalam bab ini.

Subbudaya Salah satu hal dari banyak hal yang harus diperhatikan oleh marketer dalam menyasar produknya yaitu pertimbangan subbudaya dan kelas sosial yang ada disuatu negara ataupun wilayah. Pentingnya subbudaya dan kelas sosial sudah barang tentu untuk memperjelas segmentasi dan kepada siapa produk akan disasar. Subbudaya dan kelas sosial sangat berguna untuk : (1) mensegmentasi pasar, (2) memahami pembagian budaya yang ada pada konsumen dan (3) mengembangkan strategi untuk market yang akan disasar. Menurut Olsen dalam buku Consumer Behavior & Marketing Strategy, Subculture are distinctive groups of people in a society that share common cultural meanings for affective and cognitive responses (emotional reactions, belief, values and goals), behaviors (custom, scripts and ritual, behavioral norms) and environmental factors (living condition, geographic location, important objects). Dengan adanya pertimbangan subbudaya dari para marketers, maka penyasaran dan strategi produk akan lebih mantap dalam mengambil keputusan. Hal ini juga disebabkan dengan adanya perbedaan dari subbudaya itu sendiri membuat adanya variasi kebutuhan yang sesuai dengan latar belakang budaya atau subbudaya yang sesuai dengan prinsip orang tersebut. Berikut adalah tabel atau list karakteristik demografik yang digunakan untuk menggolongkan masyarakat ke beberapa klasifikasi dan contoh dari subbudaya.

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

3

Exhibit 1.1 Type of Subcultures

Demographic Characteristic Age Religion Race Income Level Nationality Gender Family Level Occupation Geographic Region Community

Examples of Subculture Adolescents, Young Adults, Middle Age, Elderly Jewish, Catholic, Mormon, Buddhist Black, Asian, Caucasian Affluent, Middle Income, poor, Destitute French, Malaysian, Canadian Female, Male Single Parent, Divorce/No Kids, Two Parents/Kids Mechanics, Accountant, Professor New England, Southwest, Midwest Rural, Small Town, Suburb, City

Selanjutnya beberapa tipe dari subbudaya dibagi menjadi yaitu: 1. Geographic Subculture Tipe Subbudaya ini membahas mengenai pembagian wilayah serta karakteristik yang ada di tempat tersebut. Pembagian ini berguna untuk mengetahui kebiasaan serta apa yang menjadi faktor yang mempengaruhi pola konsumsi suatu wilayah karena suatu wilayah akan berbeda dengan wilayah yang lain dari banyak hal. Beberapa hal yang digunakan untuk membedakannya adalah Physical Environment (keadaan kontur tanah, iklim serta sumber daya alam) dan Social Environment (Ekonomi, populasi, gaya hidup).

Sebagai contoh: Joel Garreau membagi wilayah Amerika Utara menjadi sembilan area geografis. Namun para marketer berfokus pada delapan area yang memiliki faktor lingkungan yang berbeda termasuk ekonomi, sosial, budaya, politik, keadaan kontur tanah, dan sumber daya manusia.Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

4

Exhibit 13.2 Negara Bagian di Amerika Serikat

Adapun aplikasi dari Geographic Subculture ini di Indonesia tergambar dari pembagian wilayah yang ada di Indonesia. Berikut gambar pembagian wilayahnya:

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

5

2. Age Subculture Pengelompokan umur juga dapat dianalisa sebagai subbudaya karena pengelompokan tersebut memiliki perbedaan nilai dan perilaku (value and behavior). Akan tetapi, terkadang para marketer mudah tertipu mengenai konsep umur ini sendiri. Beberapa orang yang memiliki umur tertentu terkadang bersikap lebih tua atau lebih muda dari umur yang sesungguhnya. Oleh karena itu betapa penting bagi marketer untuk mengetahui umur dan juga karakteristik tipe orang-orang diumur dan kelompok tertentu. Dalam buku Olsen, penggolongan subbudaya umur ini hanya diidentifikasi menjadi banyak kelompok, tetapi yang akan dibahas hanya tiga saja yaitu: Teens, Baby Boomer and Mature Market (Remaja, Bayi dan Pasar yang dewasa). Teens Teens atau pasar remaja memiliki peran yang sangat penting dalam penggolongan serta pengelompokan umur ini. Para remaja menjadi sangat berpengaruh bukan hanya karena mereka memiliki pengaruh dalam pembelian rumah tangga tetapi juga karena memiliki hak kebebasan untuk membeli suatu barang. Di tahun 2000, para remaja menghabiskan lebih dari 115 miliar dollar untuk pembelian produk. Beberapa penelitian mendapatkan bahwa para remaja memiliki porsi besar dalam belanja ritel di dalam keluarga. Dan sebagai tambahan 60% dari para remaja membantu untuk membuat daftar belanjaandan 40% memilih beberapa brand/merek untuk dibeli. Baby Boomer Baby Boomer adalah masyarakat yang lahir diantara tahun 1946 sampai 1964. Boomers diumur 40 dan akhir 50 memiliki pendapatan terbesar utama dan menghabiskan uang untuk belanja tertinggi. Baby Boomer market adalah pasar terbesar dan paling berpengaruh didalam sejarah dan akan memiliki pengaruh ekonomi di empat puluh tahun mendatang. Baby Boomers mengutamakan latihan dan kesehatan, mengurangi konsumsi rokok, kopi dan minumanKelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

6

beralkohol. Dibandingkan produk, golongan ini sangat mementingkan kualitas. Baby Boomers memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap pembelian rumah, mobil, makanan, pakaian, kosmetika dan jasa keuangan. Mature Market Sedangkan untuk Mature Market didefinisikan sebagai konsumen yang umurnya diatas 55 tahun. Karena golongan ini memiliki range umur yang cukup banyak, maka dikelompokan menjadi beberapa kelompok lagi yaitu: older (55 ke 64), elderly (65 ke 74), aged (75 ke 84) dan very old (85 ke atas). Di beberapa abad kedepan, kebutuhan akan golongan ini pasti akan semakin meningkat seperti: Barang kesehatan rumah, resep dokter, perawatan kesehatan seperti makanan rendah lemak, rendah kolestrol dan rendah gula. Dan juga beberapa produk non kesehatan seperti perjalanan wisata, hotel, restoran dan lain-lain. Beberapa pemasar sering menyepelekan bahkan melupakan golongan serta pasar ini dikarena konsumennya sudah tua dan banyak yang tidak bekerja. Padahal mereka memiliki banyak waktu dan akan lebih menikmati masa entertainment. Mature Market biasanya membutuhkan produk : Skin care, vitamin dan mineral, kesehatan dan lain-lain.

3. Ethnic Subculture Belakangan, peran ethnic dalam pengambilan keputusan pembelian sangat besar pengaruhnya. Hal ini yang kadang suka dilupakan oleh pemasar. Di belahan bumi manapun, perbedaan etnik akan ditemukan dan sudah seharusnya dilakukan penggolongan untuk mengetahui karakteristiknya agar dapat diberikan strategi yang baik untuk mensasar konsumen dengan budaya etnik yang berbeda. Pembedaan etnik ini sangat banyak sekali, namun untuk mempersingkat pembahasan maka hanya akan dibahas tiga subbudaya yaitu: The Black Subculture

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

7

The Black atau yang bisa disebut African American Subculture merupakan kaum minoritas terbesar di Amerika Serikat. Banyak dari African American yang tergolong keluarga miskin, namun ternyata dua per tiga nya merupakan keluarga berada dan berpendapatan tinngi. Beberapa produsen yang mempertimbangkan black subculture dalam pembuatan produknya yaitu: Tyco, Hasbro dan Mattel. Khususnya Mattel mengeluarkan produk boneka Barbie dengan warna hitam agar dapat mewakili karakter dari African American Subculture. The Hispanic Subculture Hispanic adalah golongan orang-orang yang berkebangsaan Spanyol dan datang dari Meksiko, Puerto Rico, Cuba dan tempat-tempat lain di Amerika Tengah. Orang-orang dengan culture ini juga hampir mendominasi Amerika dan oleh karena itu cukup baik bagi para marketer untuk mensasar golongan ini. Cara yang dilakukan pemasaran untuk mensasar pasar ini dengan membuat iklan menjadi beberapa bahasa. Khususnya Bahasa Inggris dan juga Bahasa Spanyol. Iklan dibuat menjadi beberapa bahasa agar orang-orang dari culture ini bisa mengerti isi dari pesan tersebut. Asian Subculture Golongan masyarakat Asia yang datang dari Jepang, China, Malaysia, Vietnam dan beberapa negara lain di Asia juga banyak di Amerika. Etnik ini juga memegang porsi yang cukup banyak. Oleh karena itu, beberapa pemasar juga turut mensasar golongan ini.

4. Gender as a Subculture Penggolongan berdasarkan jenis kelamin juga dilakukan oleh para pemasar. Wanita dan pria memiliki psikologis yang berbeda dan tentunya cara pandang dan pikir yang berbeda. Wanita biasanya sangat suka berkumpul dan berbincang-bincang bersama teman-temannya. Lain dengan pria yang biasanya lebih simple dan jarang menyediakan waktu hanya untuk berbicang-bincang dengan para sahabatnya.Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

8

Wanita memproses informasi secara berbeda dengan pria dan terlihat sangat baik hati, lebih berkuasa dibandingkan pria. Sikap inilah yang harus diketahui para marketer agar pembuatan produk mereka benar-benar tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.

5. Income as a Subculture Selanjutnya adalah penggolongan subbudaya berdasarkan pendapatan. Marketer melihat bahwa penggolongan ini sangat penting untuk diketahui dikarena pendapatan yang berbeda juga memiliki karakteristik belanja yang berbeda juga. Semakin tinggi pendapatan makan akan semakin tinggi juga pengeluarannya. Kita juga bisa memahami gaya hidup golongan tersebut sesuai dengan pendapatannya.

Berikut digolongkan beberapa sub kelas dari pendapatan masyarakat di Amerika Serikat:

Downscale pendapatan dibawah $25.000 per tahun Upscale pendapatan diatas $50.000 per tahun Middle Income pendapatan diantara $25.000 sampai $50.000 per tahun

Acculturation Processes Proses akulturisasi bisa juga disebeut sebagai proses penyesuaian diri. Dimana seseorang dari budaya yang berbeda pindah ke budaya yang lain dikarenakan tinggal atau bekerja di budaya baru tersebut. Proses penyesuaian ini mencoba mengetahui bagaimana seseorang dari budaya yang berbeda tersebut mencoba memahami dan beradaptasi dengan budaya yang berbeda tersebut.Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

9

Proses penyesuaian budaya ini juga penting untuk seseorang yang berasal dari budaya yang berbeda dan harus pindah lokasi ke tempat yang berbeda disuatu negara. Orang tersebut harus kembali lagi menyesuaikan diri dengan budaya yang berbeda. Ada 4 tahapan dalam proses akulturasi, yaitu: 1. Honeymoon Stage Merupakan tahapan seseorang yang datang dari kebudayaan dan kultur yang berbeda tersebut merasa sangat amat tertarik dengan budaya yang baru ia temui. Ia masih merasa bahagia dan mau mengetahui lebih dalam mengenai budaya tersebut.

2. Rejection Stage Tahapan dimana seseorang dengan budaya yang berbeda tidak bisa menerima budaya dan kultur yang ada di tempatnya yang baru. Orang tersebut merasa bahwa budaya tersebut sangat bertentangan dengan budaya yang dianut atau dipercayainya. 3. Tolerance Stage Seseorang dengan budaya berbeda mencoba menghargai namun tidak menganut budaya baru yang ditemuinya. Mencoba untuk bertoleransi agar tidak timbul permusuhan atau pertengkaran yang diakibatkan oleh perbedaan budaya ini. 4. Integration Stage Seseorang mencoba masuk kedalam budaya baru dan mencoba menyesuaikan diri dengan budayayang lamanya juga. Orang tersebut mencoba menambah budaya baru tersebut tanpa melupakan budaya lamanya.

Tentunya selain proses akulturasi diatas, yang tidak kalah pentingnya juga yang harus diketahui bahwa bahasa memegang peranan penting dalam pembuatan strategi didalamKelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

10

subbudaya ini. Dengan bahasa yang bisa diterima dan dipahami semua orang maka akan memudahkan pemasar untuk menyampaikan pesan marketing kepada semua culture yang sangat banyak ini.

Kelas Sosial Kelas sosial (social class) merupakan sebuah hierarki status dimana kelompok dan individu dibedakan dalam hal gengsi dan harga diri. Kelas sosial sangat layak untuk mendapat sorotan karena kelas sosial memberikan pandangan tentang bagaimana perilaku konsumen di suatu negara; dalam hal ini, negara yang akan dibahas adalah Amerika Serikat. Coleman (seorang peneliti kelas sosial) membagi empat kelompok kelas sosial untuk menganalisis konsumen di Amerika Serikat, diantaranya adalah:

Kelas atas (14% populasi) Kelompok kelas atas di Amerika dapat dibedakan karena pendapatan mereka yang besar. Kelompok ini memiliki gaya hidup yang konvensional, intelektual, dan politikal. Kelas ini merupakan kelompok masyarakat yang sangat memperhatikan kualitas serta merek-merek barang bergengsi yang akan mereka beli karena hal tersebut adalah prioritas utama konsumsi mereka. Contohnya: menonton teater, membeli buku, investasi dalam seni, berwisata ke Eropa, pembantu rumah tangga, keanggotaan di klub tenis atau golf, berenang, serta bersekolah di sekolah bergengsi bagi anak-anak mereka.

Kelas menengah (32% populasi) Kelompok kelas menengah di Amerika hanya ingin melakukan pembelian dengan cara yang benar dan membeli apa yang sedang populer. Mereka cenderung membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang bermanfaat. Kelompok ini berusaha menandingi kelas atas Amerika, tetapi masih dapat menunda untuk memenuhi kepuasan mereka. Contohnya: menikmati perjalanan ke Las Vegas dan melakukan kegiatan fisik.

Kelas pekerja (38% populasi) Kelompok pekerja di Amerika Serikat sangat bergantung pada ikatan keluarga untuk mendapatkan dukungan ekonomi dan emosional; seperti tips untuk mendapatkan pekerjaan, tips melakukan pembelian, dan pertolongan saat menghadapi kesulitan. Kelompok ini tidak banyak mengalami perubahan pada nilai dan perilaku meskipun ada peningkatan pendapatan. Hal yang ingin mereka capai hanyalah kemudahan dalam berkarya dan hiburan.

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

11

Kelas bawah (16% populasi) Keberagaman dan keseragaman pada nilai dan sasaran konsumsi selalu ditemukan di setiap tingkat sosial. Sebagian masyarakat di dunia ini sangat peka terhadap setiap bentuk kepuasan sesaat yang banyak diciptakan oleh uang. Tetapi ada juga sebagian masyarakat yang bertahan dengan perjuangan mereka menuju pengorbanan.

Kelas sosial dapat dianggap sebagai sebuah subbudaya besar karena anggotanya memiliki makna dan perilaku yang sama. Meskipun ada sejumlah kesamaan nilai dan perilaku, terdapat perbedaan yang besar pada situasi keluarga dan tingkat pendapatan diantara subkelompok. Keluarga di setiap kelas sosial diklasifikasikan sebagai berikut:

Keluarga dengan hak istimewa (overprivileged) dalam setiap kelas sosial mereka biasanya berpendapatan 25 30 persen diatas median kelas. Mereka memiliki uang lebih untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Keluarga rata-rata (average) adalah mereka yang berada pada rentang pendapatan menengah yang mampu membeli rumah, mobil, perhiasan, makanan, perabot rumah tangga, dan lain-lain.

Keluarga yang kurang memiliki hak istimewa (underprivileged) adalah keluarga dengan tingkat pendapatan rendah atau paling sedikit 15 persen sehingga harus berhemat dan berkorban agar dapat membeli produk sesuai kebutuhan kelas tersebut.

Kelas Sosial versus Pendapatan Konsep kelas sosial sangat membantu produsen dan pemasar karena kelas sosial dapat memberikan kepada mereka pemahaman tentang nilai, segmentasi pasar, bahkan meramalkan perilaku konsumen. Namun, kelas sosial dan pendapatan merupakan variabel yang masih menjadi kontroversial mengenai variabel manakah yang terbaik untuk digunakan dalam analisis konsumen. Setiap variabel memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing; pilihan antara menggunakan variabel kelas sosial atau pendapatan ataupun menggunakan kombinasi keduanya tergantung pada produk dan situasi. Dibawah ini adalah penyamarataan yang dilakukan oleh Shaniager:1. Kelas sosial lebih relevan ketimbang pendapatan dalam hal perilaku konsumen yang

tidak membutuhkan pengeluaran yang besar tetapi benar-benar mencerminkanKelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

12

perbedaan mendasar dalam gaya hidup, nilai, atau peran ibu rumah tangga yang tidak tercakup oleh pendapatan; kelas sosial lebih bersifat nyata dan simbolis. Contohnya: pemakaian anggur impor atau domestik.2. Pendapatan cocok untuk memahami produk utama serta produk-produk yang

membutuhkan pengeluaran yang besar tetapi bukan merupakan simbol status dalam kelasnya. 3. Kombinasi dari kelas sosial dan pendapatan biasanya lebih baik untuk produk yang nyata dan berlaku sebagai simbol kelas atau status sosial dalam kelas serta membutuhkan pengeluaran yang besar. Contohnya: Pakaian, mobil, televisi, dan lainlain. Dari uraian tiga poin diatas dapat disimpulkan bahwa masih dibutuhkannya analisis yang mendalam terhadap hubungan antara produk dan konsumen. Afeksi, kognisi, perilaku, serta lingkungan konsumen harus dianalisis untuk dapat mengembangkan sebuah strategi pemasaran yang tepat.

Chapter 14 Grup Referensi dan KeluargaDalam membuat keputusan pembelian, suami dan istri (bapak dan ibu) mempengaruhi tanggapan afeksi, kognisi, dan perilaku satu sama lain. Keputusan ini juga dipengaruhi oleh ornag lain dalam lingkungan sosial mereka, termasuk didalamna adalah keluarga, teman, dan kolega (baik anak kecil maupun orang dewasa sangat dipengaruhi oleh kelompok kolega). Bab ini akan didiskusikan dua jenis pengaruh sosial yaitu grup referensi dan keluarga. Grup referensi dan keluarga adalah aspek lingkungan sosial mikro bagi konsumen. Interaksi sosial dengan grup referensi dan keluarga sering terjadi secara langsung dan bertatap muka, yang mana dapat memberikan pengaruh langsung pada tanggapan afeksi, kognisi, dan perilaku pada strategi pemasaran. Grup refensi dan keluarga memiliki implikasi yang besar pada strategi pemasaran. Grup Referensi Seorang individu dapat terlibat daam berbagai jenis grup yang berbeda. Grup referensi melibatkan satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar pembanding atau titik referensiKelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

13

dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta menyatakan perilaku seseorang. Tampilan berikut ini akan menjelaskan beberapa jenis grup referensi dan sifat-sifat penting yang membedakannya. Perbedaan tersebut dapat dikombinasikan untuk menjelaskan lebih baik grup-grup khusus tertentu. Misalnya, rekan kerja dapat membentuk sebuah grup formal , primer dan keanggotaan. Exhibit 14.1 Jenis Grup Referensi Perbedaan dan Ciri Utama Grup referensi formal memiliki struktur yang dirinci dengan jelas; sedangkan grup informal tidak. Grup referensi primer melibatkan interaksi langsung, tatap muka; sementara grup referensi sekunder tidak. Seseorang menjadi anggota formal dari keanggotaan grup referensi Seorang bercita-cita bergabung atau menandingi grup refeensi aspirasional Seseorang berupaya menghindari atau menolak grup referensi disosiatif

Jenis Grup Referensi Formal/Informal Primer/Sekunder Keanggotaan Aspirasional Disosiatif

Menganalisis Grup Referensi Grup referensi dapat mempengaruhi tanggapan afeksi dan kognisi konsumen demikian pula pada perilaku pembelian dan konsumen mereka. Pemasar mencoba menentukan apa makna yang diakui bersama oleh berbagai macam grup referensi (nilai umum, kepercayaan, norma perilaku, dsb). Kemudian mereka memilih grup referensi tertentu untuk diasosiasikan atau untuk mempromosikan produk mereka. Beberapa grup sosial memiliki makna budaya yang didambakan dan positif sehingga menjadi grup referensi asosiatif yang ingin disamai atau dikaitkan dengan konsumen. Grup sosial lainnya memiliki makna yang kurang disenangi atau tidak dihargai dan menjadi titik acuan negatif yang berupaya dihindari masyarakat, mereka menjadi grup referensi disosiatif. Jenis Pengaruh Grup Referensi Pada dasarnya seseorang memihak atau bergabung dengan sebuah grup referensi untuk tiga alasan yaitu untuk mendapatkan pengetahuan yang berharga, untuk mendapatkan penghargaan atau menghindari hukuman, dan untuk mendapatkan makna yang digunakan untuk membangun, memodifikasi, atau memelihara konsep pribadi mereka. Sasaran tersebut mencerminkan tiga jenis pengaruh yang diberikan grup referensi yaitu infromasional, utilitarian, dan ekspresi nilai.Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

14

1. Informasional Pengaruh informasional grup referensi mengirimkan informasi yang berguna kepada konsumen tentang diri mereka sendiri, orang lain, atau aspek lingkungan fisik seperti produk, jasa dan toko. Misalnya, seorang konsumen yang mencoba memutuskan pembelian sepatu lari atau peralatan radio tape dapat meminta msukan dari teman yang mengerti banyak tentang kategori tersebut. Konsumen cenderung lebih terpengaruh oleh grup referensi jika informasi yang diberikan dianggap relevan dan dari sumber yang terpercaya. Oleh karena itu pemasar menggunakan ahliahli yang diakui luas untuk mendukung produknya dan emnjelaskan pada konsumen mengapa produk tersebut baik. Informasi juga didapat langsung melalu pengamatan vicarious. Misalnya, seorang yang hobi berat bermain bola basket akan memperhatikan dengan seksama sepatu basket yang digunakan Michael Jordan. Infromasi dapat dipindahkan dari grup referensi ke konsumen dalam tiga cara. Kadang kala pengaruh informasional dengan sengaja dicari oleh konsumen untuk mengurangi risiko dalam membuat suatu keputusan atau untuk membantu mereka mempelajari bagaimana cara melakukan suatu perilaku tertentu. Misalnya konsumen yang membeli kompouter baru dapat emcari informasi yang disediakan oleh grup referensi atau pengguna yang lebih berpengalaman yang dapat membantu mereka mempelajari bagaimana menggunakan produk tersebut dengan benar. Cara kedua, informasi dikirim secara tidak sengaja, seperti ketika sesorang mendengar anggota grup referensi berbicara tentang suatu produk atau ketika memperhatikan anggota grup referensi menggunakan suatu produk. Cara ketiga adalah ketika anggota grup referensi yang memulai proses tersebut. Hal ini akan terjadi pada anggota grup referensi yang bersemangat yang berupaya mencari anggota baru. Misalnya, para pemain sepatu roda berupaya mempengaruhi orang lain untuk mencoba melakukan olahraga tersebut. Pemasar dapat menggunakan strategi yang berupaya mendorong konsumen yang ada untuk mencari konsumen

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

15

baru (membawa seorang teman untuk makan malam bersama dan anda mendapat tawaran menu dengan harga yang didiskon setengahnya). 2. Utilitarian Pengaruh utilitarian grup referensi pada perilaku konsumen (dan afeksi serta kognisi) muncul ketika grup redferensi memiliki kontrol atas imbalan atau hukuman yang penting. Konsumen biasanya menyesuaikan diri dengan keinginan grup referensi jika 1) mereka percaya bahwa grup tersebut memiliki kontrol untuk memberikan imbalan atau hukuman 2) perilakunya nyata dan diketahui oleh grup, 3) mereka dimotivasi untuk mendapatkan imbalan atau menghindari hukuman. Misalnya pada beberaoa grup kerja (suatu grup, referensi formal, keanggotaan), karyawannya diharapkan untuk mengenakan pakaian kerja formal. Imbalam dan hukuman dapat berbentuk nyata (kenaikan gaji, bonus, dipecat) atau munculnya psikologis sosial (pandangan yang mengehargai atau cemoohan dibelakang anda). Pemasar menggunakan faktorfaktor tersebut dengan mengungkapkan snagsi-sangsi tersebut pada iklan di TC (seseorang yang menarik diri karena bau keringat yang tajam, nafas yang bau, atau ketombe yang bertebaran di pundaknya). 3. Ekspresi Nilai Pengaruh ekspresi nilai grup referensi dapat mempengaruhi konsep pribadi seseorang. Sebagai suatu uni budaya, grup refeensi sekaligus memiliki dan menciptakan makna budaya (kepercayaan, nilai, sasaran, norma perilaku, gaya hidup). Dengan menyamakan dan menggabungkan diri dengan grup referensi tertentu yang mencerminkan makna yang diinginkan etrebut, kosnumen dapat mendapatkan sebagian dari makna tersebut dan menggunakannya dalam proyek pengembangan pribadi mereka. Misalnya kelompok sepeda motor Harley-Davidson. Makna grup referensi ini dapat mempengaruhi afeksi, kognisi dan perilaku termasuk pembeian pakaian khusus dan aksesoris sepeda motor. Harley-Davidson menyadari keinginan dan kebutuhan akan ekspresi nilai tersebut serta memasarkan sejumlah variasi produk untuk memuskannya, termsauk jaket kulit hitam, colours (pakaian dengan logo serta label pengendara motor) dan beragam aksesoris bermerek Harley-Davidson.

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

16

Ringkasnya, ketiga jenis pengaruh grup refeerensi dapat diberikan oleh satu macam grup referensi. Misanya, sebagi grup referensi bagi pengendara motor akhir pekan, pengendara aliran keras dapat menjadi sumber informasi (melalui majalah dan pengamatan), imbalan dan hukuman (melambaikan tangan atau dengan angkuh mengabaikan para RUBS), dan makna subbudaya yang mengekspresikan nilai seseorang. Pengaruh Grup Referensi pada Produk dan Merek Grup referensi tidak mempengaruhi pembelian semua produk dan merek pada tingkat yang sama, Bearden dan Etzel mengajukan bahwa pengaruh grup referensi pada keputusan produk dan merek beragam paling tidak dalam dua dimensi. Dimensi pertama berkaitan dengan sejauh mana suatu produk atau merek adalah sesuatu yang dibutuhkan atau benda yang mewah. Suatu kebutuhan dimiliki oleh hampir semua orang (lampu), sementara barang mewah hanya dimiliki oleh konsumen dalam grup-grup khusus. Dimensi kedua adalah sejauh mana objek yang sedang dipertanyakan menarik atau dikenal oleh orang lain. Barang publik adalah sesuatu yang kepemilikannya dan penggunaannya oleh seseorang diketahui oleh orang lain, dan yang dapat diketahui mereknya tanoa mengalami kesulitan (mobil). Barang pribadi digunakan di rumah atau secara pribadi sehingga orang lain (diluar keluarga langsung) tidak mengetahui kepemilikan atau penggunaannya (pengering rambut). Pengkombinasian kedua dimensi ini menghasilkan matriks yang ditunjukkan pada tampilan dibawah ini. Hal tersebut menyatakan bahwa pengaruh grup referensi akan beragam tergantung oada apakah suatu produk dan merek merupakan kebutuhan publik, kebutuhan pribadi, barang mewah publik, datau barang mewah pribadi. Perhatikan jam tangan, yang merupakan kebutuhan publik. Karena seriap orang dapat mengetahui apakah seseorang mengenakan jam tangan atau tidak, pemilihan mereknya mungkin mudah terkena pengaruh grup referensi. Namun demikian, karena kelas produk tersebut dimiliki dan dikenakan oleh sebagian besar masyarakat, ada kecendenrungan bahwa tidak banyak pengaruh grup refeernsi atas apakah seseorang akan membeli jam tangan atau tidak. Exhibit 14.2Efek dari Publik-Pribadi dan Mewah-Kebutuhan pada Pengaruh Grup Refeerensi untuk Pilihan produk dan Merek

Kebutuhan

Barang Mewah17

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

Publik

Kebutuhan Publik Pengaruh grup referensi Produk : Lemah Merek : Kuat Contoh : Jam tangan, mobil, baju jas pria

Barang Mewah Publik Pengaruh grup referensi Produk : Kuat Merek : Kuat Contoh : Klub golf, alat ski salju, perahu motor Barang Mewah Pribadi Pengaruh grup referensi Produk : kuat Merek : lemah Contoh : Game TV, mesin pembuat es

Pribadi

Kebutuhan Pribadi Pengaruh grup referensi Produk : Lemah Merek : Lemah Contoh : Kasur, Lemari Es

Grup Referensi dan Strategi Pemasaran Anggota suatu grup informal bukan hanya mempengeruhi pengetahuan, sikap dan nilai konsumen tapi mereka juga mempengaruhi pembelian suatu produk dan merek tertentu, bahkan dalam pemilihan toko dimana mereka akan melakukan pembelian. Analisis terhadap pengaruh grup informal primer dapat digunakan untuk mengembangkan strategi pemasaran. Pengaruh teman adalah suatu aset utama bagi perusahaan yang melakukan penjualan produknya kepada grup-grup kosnumen di rumah-rumah, seperti pada kasus Tupperware. Dalam situasi tersebut sebagian individu berusaha menyesuiakan diri dengen norma-norma yang beerkambnag dalam grup dengan membeli sejumlah barang. Pemasar dapat mencoba menciptakan pengaruh grup referensi dengan menjelaskan bagaimana seorang konsumen memiliki kesamaan dengan pembeli produk tersebut sebelumnya. Pemasar juga dapat menyetakan dirinya sebagai grup referensi. Menggunakan ahli untuk membantu melakukan penjualan langsung suatu produk dapat menjadi strategi yang sangat brhasil bagi sebagian perusahaan. Misalnya, Produsen Water Pik mencoba menawarkan hadiah bagi para dokter gigi jika mendorong pasien mereka untuk menggunakan produk Water Pik. Para pemasar cenderung menggambarkan grup informal primer maupun grup aspirasional dalam iklan. Misalnya, Converse, Puma, Nike dan perusahaan sepatu lari lainnya selama bertahun-tahun membelanjakan anggaran promosinya dalam jumlah besar untuk diberikan begitu saja kepada para atlet, disamping mengontrak mereka untuk mengenakan dan merekomendasikan merek mereka.Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

18

Keluarga Keluarga merupakan sumber pengaruh dan terkadang penentu dalam perilaku konsumen. Belum lagi peranan keluarga sendiri sebagai agen sosialisasi. Keluarga sebagai kumpulan orang-orang yang mempunyai hubungan erat mempunyai peran penting dalam proses sosialisasi berbagai hal tentang kehidupan. Dukungan finansial dan emosional diperlukan oleh anggota keluarga, dan hal inilah yang mempengaruhi mereka dalam memutuskan membeli. Biro sensus Amerika mendefinisikan unit rumah sebagai yang memiliki pintu masuk sendiri (baik di dalam maupun di luar) dan fasilitas dasar. Maka, rumah tangga (household) adalah sebuah unit rumah yang terdapat orang yang tinggal di dalamnya. Setiap rumah tangga memiliki seorang tuan rumah yaitu orang yang menyewakan atau memiliki rumah tangga. Rumah tangga dikategorikan ke dalam jenis-jenis yang didasari pada hubungan pemiliki dan penghuni rumah. Pemasar kemudian membagi rumah tangga dalam dua jenis, yaitu: 1. Rumah tangga keluarga merupakan paling tidak beranggotakan dua orang yaitu pemilik rumah dan seseorang yang ada hubungan dengan dengan pemilik rumah baik berdasarkan hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Keluarga kemudian dibagi lagi menjadi dua kategori yaitu :

Nuclear family: satu atau lebih orang tua dan satu atau lebih anak yang hidup bersama dalam sebuah rumah tangga. Extended family: sebuah keluarga inti ditambah dengan keluarga lainnya seperti kakek dan nenek yang tinggal dalam satu rumah tangga.

2. Rumah tangga bukan keluarga merupakan orang yang tidak memiliki hubungan yang tinggal bersama-sama seperti teman sekolah atau pasangan yang hidup bersama baik berkelamin sama atau berbeda. Pengambilan Keputusan Keluarga Pemasar tertarik dengan pengambilan keputusan keluarga yaitu bagaimana anggota keluarga berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain ketika membuat pilihan pembelian. Dalam hal ini pemasar perlu mengetahui anggota keluarga mana yang memainkan peran dalam pengambilan keputusan, peran tersebut antara lain:

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

19

Influencers: Peran ini berarti anggota memberikan informasi bagi anggota keluarga lainnya tentang suatu produk atau jasa (seorang anak memberitahu orang tuanya tentang produk sereal baru).

Gatekeepers: Mengontrol aliran informasi yang masuk dalam keluarga (seorang ibu tidak akan memberitahu anaknya tentang sebuah mainan baru di toko). Deciders: Memiliki kekuasaan untuk menentukan apakah suatu produk atau jasa akan dibeli atau tidak (sang suami memutuskan untuk tidak jadi membeli mobil baru). Buyers: Orang yang akan membeli produk atau jasa (seorang ibu membeli bahan-bahan makanan di pasar untuk memasak). Users: Mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa (anak-anak memakan roti tawar yang dibeli oleh orang tua mereka). Disposers: Membuang suatu produk atau memberhentikan penggunaansuatu jasa (sang ayah memberhentikan langganan koran).

Dengan berbagai peran di atas dapat terlihat jelas bahwa dalam anggota suatu keluarga dapat terlibat dalam aspek-aspek yang berbeda dalam proses penetapan pembelian dan pengkonsumsian produk atau jasa yang dibeli. Mempelajari pengambilan keputusan keluarga mensyaratkan pemasar untuk juga mempelajari interaksi sosial diantara anggota keluarga dan pola pengaruh timbal balik yang dihasilkan. Strategi pemasaran dapat dikembangkan untuk berbagai macam produk yang dibeli oleh keluarga antara lain: 1. Apakah produk cenderung dibeli untuk digunakan secara individu atau bersama-sama keluarga? 2. Apakah produk tesebut cenderung dibeli dengan menggunakan dana individu atau keluarga? 3. Apakah produk tersebut sedemikian mahalnya sehingga untuk membelinya terpaksa harus mempertimbangkan pembelian produk-produk lain bagi keluarga? 4. Apakah anggota keluarga tersebut cenderung untuk tidak setuju terhadap nilai dari produk tersebut? Jika demikian, apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi konflik yang terjadi?

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

20

5. Apakah produk tersebut cenderung digunakan oleh lebih dari satu anggota keluarga? Jika demikian, apakah dibutuhkan modifikasi tertentu agar produk tersebut dapat digunakan oleh anggota keluarga lainnya? 6. Anggota keluarga yang mana yang akan mempengaruhi pembelian dan media atau pesan yang bagaimana yang harus digunakan agar dapat menarik masing-masing anggota keluarganya? 7. Apakah ada toko-toko tertentu yang disukai oleh masing-masing anggota keluarga atau berbagai keluarga dalam pasar sasaran?

Pengaruh pada Pengambilan Keputusan Keluarga Penelitian dalam pengambilan keputusan keluarga antara lain tentang : (1) perbedaan kelas produk dan hubungannya dengan pengambilan keputusan keluarga, (2) struktur peran suami/istri, dan (3) faktor penentu pengambilan keputusan bersama. Suatu tinjuan terhadap pengambilan keputusan keluarga beberapa tahun lalu dapat disimpulkan bahwa ternyata keterlibatan suami/istri untuk masing-masing kelas produk memiliki perbedaan yang lebar. Dalam sebuah kelas produk tertentu ada perbedaan dalam keterlibatan suami/istri untuk setiap keputusan khusus yang diambil dan untuk setiap tahapan pengambilan keputusan. Selain itu, keterlibatan suami/istri untuk berbagai keputusan konsumen cenderung berbeda cukup besar antara keluarga satu dan keluarga lainnya. Peneliti harus mengetahui bagaimana sebenarnya dinamika pengambilan keputusan keluarga, anggota keluarga mana yang terlibat, peran apa yang mereka mainkan, dan siapa yang memiliki pengaruh terbesar. a) Pengambilan Keputusan Anak dan Keluarga Pengambilan keputusan keluarga difokuskan pada peran dan pengaruh oleh suami/istri, padahal pasar anak-anak dan para remaja sangat besar dan penting. Anak-anak dan remaja memiliki pengaruh yang kuat pada keputusan alokasi anggaran dan pilihan pembelian yang dibuat oleh keluarga. Kelahiran bayi juga menciptakan kebutuhan akan berbagai macam produk yang mungkin belum pernah terpikirkan sebagian besar pasangan sebelumnya.b) Konflik dalam Pengambilan Keputusan Keluarga

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

21

Konflik keputusan muncul ketika anggota keluarga tidak menyepakati beberapa aspek keputusan pembelian. Model means-end chain memberikan kerangka kerja yang snagat tepat untuk menyelesaikan konflik. Contoh dari hal ini misalnya ada suatu keluarga sedang memilih tujuan wisata, sang ayah ingin berwisata ke tempat dimana ia dapat bersantai-santai, sementara sang ibu ingin ke tempat wisata dimana ia dapat berbelanja sepuasnya. Sedangkan sang anak ingin ke tempat wisata dimana ia dapat bermain dan berpetualang sesuka mereka. Untuk memecahkan konflik akibat perbedaan tujuan akhir maka dibutuhkan negosiasi yang serius. Jika konflik terjadi anggota keluarga dapat melakukan beberapa hal antara lain menunda pembelian, mengabaikan permasalahan dan berharap situasi akan membaik dengan sendirinya, atau dapat pula mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Terdapat beberapa strategi untuk mempengaruhi keluarga yang tergantung dari produk yang dipermasalahkan, anggota keluarga yang terlibat dalam pengambilan keputusan, kelas sosial dan subbudaya keluarga tersebut, dan lingkungan situasional antara lain :1. Expert: Upaya salah satu pihak untuk menyajikan informasi khusus dari berbagai

macam alternatif yang ada.2. Legitimate: Upaya salah satu pihak untuk mempergunakan perasaan pasangannya

untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang berkaitan degan peran masing-masing sebagai suatu pasanganyang telah disepakati bersama.3. Bargaining: Melibatkan upaya salah satu pihak untuk mengubah keputusan

bersama menjadi keputusan yang otonomi sebagai imbalan atas kebaikan yang diberikan kepada pasangannya.4. Reward/referent:

Didasarkan

pada

suatu

kombinasi

antara

strategi

kekuatan/pengaruh imbalan dan referensi. Pengaruh imbalan didasarkan pada kemampuan individu untuk memberi imbalan kepada pasangannya dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan. Pengaruh referensi merupakan pengaruh yang didasarkan pada pengidentikan atau perasaan menjadi seseorang (atau keinginan untuk memiliki suatu identitastetentu) dari seorang pasangannya.5. Emostional: Mencoba melibatkan penampakan reaksi yang bermuatan emosi. 6. Impression manajement: Merangkum semua upaya untuk membujuk yang telah

disiapkan terlebih dahulu untuk memperkuat pengaruh pembeda seseorang dalam suatu hubungan dua arah.Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

22

Seiring dengan berjalannya waktu, anggota keluarga dapat mempelajari pola cirri perilaku mempengaruhi yang digunakna oleh orang dewasa. Dalam suatu studi pembelian perabotan dan peralatan rumah tangga, Spiro menemukan enam gaya pengaruh keluarga yang digunakan oleh orang dewasa. Di bawah ini merupakan patterns or styles of influence behaviors :1. Noninfluencers: Mewakili 22% individu dalam sampel, adalah yang paling rendah

dalam penggunaan semua jenis pengaruh yang dilaporkan. Ketika orang dalam grup ini benar-benar berupaya mempengaruhi pasangannya, mereka cenderung menggunakan jenis expert.2. Light influencers: Sub grup terbesar dengan sampel 35,9%. Rata-rata skor untuk

semua jenis pengaruh lebih tinggi dari skor mereka yang termasuk noninfluencers tetapi relatif rendah dibandingkan dengan skor grup-grup lainnya. Penggunaan relatif berbagai jenis strategi pengaruh sangat mirip dengan (walaupun lebih tinggi dari) noninfluencers, dengan pengecualian pada penggunaan impression management. Individu light influencers cenderung menggunakan strategi impression management disamping penggunaan expert.3. Subtle influencers: Mewakili 18,8% dari keseluruhan sampel. Jika dibandingkan

dengan penggunaan strategi-strategi lainnya, mereka sangat bergantung pada strategi reward/referent dan diikuti oleh strategi expert. Rupanya mereka mencoba untuk menempatkan pasangan mereka dalam suatu suasana hati yang nyaman (dengan bertindak sangat manis dengan memuji-muji) sebelum suatu keputusan dibuat.4. Emotional influencers: Mewakili satu dari dua kelompok terkecil (6,6% dari total

sampel), namun profilnya cukup dapat dibedakan. Kelompok ini menunjukkan variasi yang paling lebar dalam hal sejauh mana mereka menggunakan berbagai macam strategi pengaruh yang ada. Kelompok ini menunjukkan penggunaan pengaruh emotional yang tinggi yang hampir sama tingginya dengan penggunaan pengaruh reward/referent, tingkat penggunaan legitimate dan impression management yang rendah, dan penggunaan strategi expert dan bargaining yang sedang.5. Combination influencers: Sebanyak 9,9% ini biasanya dicirikan oleh penggunaan

semua strategi pengaruh secara rata. Dari hasil penelitian, perbedaan antara strategi yang paling sedikit dipakai yaitu legitimate dengan strategi yang sering dipakai yaitu expert, rentang skornya mencapai kurang dari setengah titik skala.

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

23

6. Heavy influencers: Sebanyak 6,6% dari total sampel menggunakan keseluruhan enam

jenis strategi jauh lebih banyak dari tingkat penggunaan grup-grup lainnya. Mereka yang berada di dalam grup ini menggunakan bargaining, reward/referent, strategi emotional lebih banyak dari penggunaan expert, legitimate dan impression management, namun semua skor rata-ratanya tinggi, mengindikasikan penggunaan semua strategi expert yang sangat tinggi. Sosialisasi Konsumen Sosialisasi konsumen merupakan bagaimana anak-anak mendapatkan pengetahuan tentang produk dan jasa serta keahlian-keahlian yang berkaitan dengan konsumsi (seperti bagaimana mencari barang yang murah). Melalui proses sosialisasi sebuah keluarga eneruskan makna budaya dari masyarakat, subbudaya, dan kelas sosial pada anak-anak mereka dan dengan demikian berarti mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku anak-anak mereka. Sosialisasi dapat terjadi langsung melalui instruksi yang diarahkam atau secara tidak langsung melalui pengamatan dan pemodelan. Sosialisasi tidak langsung terjadi ketika orang tua membicarakan suatu produk dan merek atau ketika membawa anak-anak mereka pergi berbelanja seperti bagaimana memilih produk, mencari harga terbaik, melakukan tawarmenawar, dan sebagainya. Pengetahuan konsumsi yang terbentuk di masa kanak-kanak dapat mempengaruhi seseorang di kemudian hari. Orang tua membeli produk yang sama seperti yang orang tua mereka beli ketia masih kanak-kanak dahulu, contohnya yaitu pepsoden, susu SGM, dan lainlain. Mengembangkan kesadaran dan loyalitas merek sejak dini adalah strategi pemasaran yang sangat penting bagi sebagian perusahaan. Misalnya Chevrolet berusaha menarik pelanggan berusia remaja, sehingga gencar menayangkan iklannya di saluran MTV. Aliran sosialisasi tidak terbatas pada para orang tua yang mempengaruhi anak-anak mereka saja, namun dapat terjadi sebaliknya dimana anak-anak mensosialisasi orang tua mereka terutama untuk produk-produk baru. Misalnya penggunaan Android, mungkin selama

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

24

ini penggunaan Blackberry sudah cukup banyak dikenal orang. Namun, orang tua mungkin tidak terlalu akrab dengan gadget berbasis android. Siklus Hidup Keluarga Siklus hidup keluarga tradisional menempatkan tahapan-tahapan dalam suatu garis linier kehidupan keluarga yang dicirikan oelh lima kejadian utama yaitu penikahan, lahirnya anak, penuaan, melepaskan anak, pensiun, dan meninggal. Dengan adanya kejadian utama ini menciptakan lingkungan social yang berbeda yang mempengaruhi reaksi afeksi, kognisi dna perilaku konsumen. Misalnya untuk orang yang baru menikah, maka orang ini akan membutuhkan perlengkapan rumah tangga lebih banyak sehingga terjadi tingkat pembelian yang tinggi. Di bawah ini merupakan siklus hidup keluarga modern :

Analisis Pemasaran Dalam bagian analisis pemasaran penting untuk mengetahui pertama, siklus hidup keluarga modern tidak memasukkan rumah tangga bukan keluarga. Di samping itu siklus hidup keluarga juga tidak mengantisipasi setiap kemungkinan peruabhan dalam status keluarga yang akan muncul. Misalnya tahap siklus yang baru mungkn dapat muncul seperti era boomerang,Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

25

yaitu mengacu pada semakin menigkatnya jumlah orang dewasa muda dengan umur berkisar 20 tahunan yang meninggalkan rumah untuk bekerja atau bersekolah namun kemudian kembali tinggal dengan orang tuanya. Segmen boomerang dalam siklus hidup keluarga ini dapat menyediakan beberapa peluang pemasaran. Pemasar menggunakan siklus hidup keluarga untuk menyegmentasi pasar, menganalisis potensi pasar, mengidentifikasi pasar sasaran, dan mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif. Pada kenyataannya setiap jenis keluarga bervariasi dan beranggotakan dari setiap kelas social dan setiap subbudaya usia, ras, etnik, dan regional dari seluruh pelosok Negara. Misalnya banyaknya bujangan-bujangan baru akbiat tingginya tingkat perceraian di Amerika sebanyak dua kali lipat dari pria yang tidak pernah menikah (21 tahun) sebesar 5,6 juta orang. Hal ini merupakan tantangan bagi pemasar untuk mengembangkan sebuah strategi pemasaran yang tepat. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah terdapat beberapa tahapan dalam siklus hidup keluarga merupakan pasar yang penting ketimbang lainnya. Misalnya segmen rumah tangga usia menengah akan menjadi semakin penting di sepanjang tahun 1990an, sejalan dengan laju pertumbuhannya yang akan mencapai 20% yaitu pada saat semua baby boomer telah memasuki tahapan siklus usia menengah. Pada saat itu para baby boomer telah memiliki anak dan berbelanja banyak bagi mereka. Implikasi Pemasaran Siklus hidup keluarga dapat membantu pemasar memahami tren budaya besar yang dapat mempengaruhi struktur keluarga dan perilaku konsumsi. Misalnya di Amerika terjadi timestarved dimana setiap orang merasa sibuk dan merasa waktu sangat kurang bagi mereka apalagi semakin banyaknya keluarga yang berpendapatan ganda. Oleh karena itu, orang-orang seperti ini berupaya untuk menghemat waktu. Mereka adalah kandidat utama untuk segala macam produk yang dapat menghemat waktu mereka, agar dapat digunakan untuk tujuan lalin yang lebih bermanfaat bagi mereka. Berikut ini merupakan beberapa ide strategi pemasaran yang dapat membantu mengurangi waktu berbelanja dan tingkat stress : 1. Penyedia informasi

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

26

Pemasar yang menyediakan informasi yang berguna yang dapat membantu konsumen membuat keputusan yng baik akan membantu menghemat waktu konsumen serta menurunkan tingkat stress mereka. 2. Bantuan dalam Perencanaan Seseorang sering mencoba mengatasi tekanan waktu dengan secermat mungkin merencanakan perjalanan berbelanja mereka. Pemasara yang membantu konsumen membuat rencana pembelian akan sangat membantu mereka mengurangi tekanan tersebut. 3. Mengembangkan Penjualan di Luar Toko Walaupun berbelanja pernah menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan dan diharapkan, saat ini ternyata semakin banyak konsumen yang lebih ingin bersantai di rumah ketimbang pergi berbelanja. 4. Proses Otomatis Perusahaan yang dapat menerapkan otomatisasi dan dengan demikian dapat mempercepat proses transaksi, akan menarik konsumen yang dikejar-kejar waktu. 5. Meningkatkan Pengiriman Tidak ada yang lebih membuat konsumen geram selain harus duduk sepanjang hari di rumah sekedar menunggu tuknag servis mesin cuci datang sementara mereka tidak memiliki waktu luang.

Kelompok 7 | Chapter 13: Subbudaya dan Kelas Sosial & Chapter 14: Grup Referensi dan Keluarga

27