Tugas Kelompok Bab 1. Agama & Manusia

13
b TUGAS KELOMPOK MATAKULIAH AGAMA ISLAM NAMA NPM HANDAKA SUGITO : 13.11.1001.7311.180 SUSANTO : 13.11.1001.7311.329 DIARDI : 13.11.1001.7311.337 WAHYU ISNANDAR : 13.11.1001.7311.335 RESUME BAB I AGAMA DAN MANUSIA A. PENGERTIAN AGAMA Makna agama yang tepat dan diterima semua kalangan bukanlah persoalan yang mudah, apalagi membuat definisi yang dapat menampung semua persoalan esensial yang terkandung dalam agama. Adapa beberapa pengertian agama dari segi etimologi, antara lain : 1. Teori pertama, mengatakan bahwa agama berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari kata a (tidak) dan gama (kacau). Agama artinya tidak kacau. Diartikan demikian, karena agama mengatur kehidupan umat manusia dan menetapkan hukum-hukum yang ditaati dalam kehidupan mereka. 2. Teori kedua, berasal dari bahasa sansekerta, dari kata gama mendapat awalan a dan akhiran a, sehingga menjadi agama. Setelah mendapat awalan dan akhiran a, pengertiannya berarti jalan. Agama diartikan dengan jalan, karena ia merupakan jalan yang ditempuh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 3. Teori ketiga, muncul dari dunia pesantren, kata agama berasal dari bahasa Arab yaitu Aqama diambil dari aqama

description

kajian hubungan antara agama dan manusia

Transcript of Tugas Kelompok Bab 1. Agama & Manusia

Page 1: Tugas Kelompok Bab 1. Agama & Manusia

Hal

aman

2

bTUGAS KELOMPOK

MATAKULIAH AGAMA ISLAM

NAMA NPM

HANDAKA SUGITO : 13.11.1001.7311.180

SUSANTO : 13.11.1001.7311.329

DIARDI : 13.11.1001.7311.337

WAHYU ISNANDAR : 13.11.1001.7311.335

RESUME BAB I AGAMA DAN MANUSIA

A. PENGERTIAN AGAMA

Makna agama yang tepat dan diterima semua kalangan bukanlah persoalan yang mudah, apalagi membuat definisi yang dapat menampung semua persoalan esensial yang terkandung dalam agama. Adapa beberapa pengertian agama dari segi etimologi, antara lain :

1. Teori pertama, mengatakan bahwa agama berasal dari bahasa sansekerta, yaitu dari kata a (tidak) dan gama (kacau). Agama artinya tidak kacau. Diartikan demikian, karena agama mengatur kehidupan umat manusia dan menetapkan hukum-hukum yang ditaati dalam kehidupan mereka.

2. Teori kedua, berasal dari bahasa sansekerta, dari kata gama mendapat awalan a dan akhiran a, sehingga menjadi agama. Setelah mendapat awalan dan akhiran a, pengertiannya berarti jalan. Agama diartikan dengan jalan, karena ia merupakan jalan yang ditempuh umat manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

3. Teori ketiga, muncul dari dunia pesantren, kata agama berasal dari bahasa Arab yaitu Aqama diambil dari aqama al-din yang artinya melaksanakan dan menunaikan ajaran agama. Kata ini akrab dengan lisan umat Islam, searti dengan ayama al-shalat yang artinya mengerjakan dan menunaikan shalat.

Selain dari arti agama yang telah disebutkan di atas, menurut teori, ada beberapa arti lain yang terkandung oleh perkataan agama. Salah satu di antaranya adalah tradisi atau kebiasan dalam agama Hindu dan Budha. Ajaran agama Islam tidak berasal dari tradisi, tetapi dari Allah melalui wahyu-Nya, mengatur tata hubungan manusia dengan Tuhan, dengan dirinya sendiri, dengan manusia lain dalam masyarakat dan dengan lingkungan hidupnya.

Dalam bahasa Inggris, kata agama diterjemahkan dengan religion, dari bahasa latin

Page 2: Tugas Kelompok Bab 1. Agama & Manusia

Hal

aman

2

"relegere", yaitu suatu ketetapan yang mengatur hubungan manusia dengan yang Maha Kudus (Allah Swt) yang disebut dengan hubungan vertikal. Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (vertical) saja tetapi juga mengatur hubungan dengan sesama manusia dan dengan lingkungan hidupnya.

Namun demikian, apabila istilah agama atau religion dikaitkan dengan kata Islam, menjadi agama Islam atau The Religion of Islam, maka pengertiannya sama dengan ad-din al-Islam.

Agama bagi manusia memiliki peran dan fungsi yakni maknawi, dan fungsi identitas, Max Weber memandang fungsi maknawi sebagai dasar bagi semua agama.

B. KLASIFIKASI AGAMA

Dilihat dari sumber, sifat dan tempatnya, agama dapat diklasifikasikan atas tiga kategori, yaitu :1. Agama wahyu dan bukan wahyu (budaya)2. Agama Misionari3. Agama ras geografis dan agama universal.

Secara spesifik perbedaan esensial agama wahyu dengan agama bukan wahyu adalah :

Agama Wahyu Agama Bukan Wahyu

Berpokok pada konsep keesaan Tuhan 1. Tidak memandang penyerahan kepada Tuhan

Beriman kepada nabi 2. Tidak mengenal adanya nabi

Sumber utama tuntunan baik dan buruk adalah kitab suci yang diwahyukan 3.

Kitab suci bukanlah tuntunan utama yang menjadi referensi dalam kehidupan penganutnya.

Semua lahir di timur tengah 4. Semua di luar timur tengah

Lahir di daerah-daerah yang historis di bawah pengaruh ras Semitik (walaupun kemudian berhasil menyebar ke luar area pengaruh Semitik, sehingga bersifat universal)

5.Lahir di luar area Semitik dan tidak menyebar keluar area Semitik (karena bersifat geocentrict)

Bersifat missionary (mengandung misi untuk disebar luaskan) 6. Tidak bersifat missionary (cenderung tertutup)

Tegas dan jelas sesuai ajarannya 7.

Kabur (karena hanya berdasarkan tutur) dan sangat elastik (dapat diperdebatkan dan disesuaikan dengan situasi, kondisi & kepentingan tertentu)

Memberikan arah dan jalan yang lengkap kepada para pemeluknya. Para pemeluknya berpegang, baik kepada aspek duniawi (the worldly) maupun aspek spritual.

Lebih menitik beratkan kepada aspek spiritual atau aspek meterial saja.

Masuk dalam kategori agama samawi (agama langit) 8. Masuk dalam kategori agama budaya (ardhi)

Sumber : Dielaborasi dengan beberapa sumber

C. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN AGAMA

Page 3: Tugas Kelompok Bab 1. Agama & Manusia

Hal

aman

2

Dalam masyarakat sederhana banyak peristiwa yang terjadi dan berlangsung di sekitar manusia, tetapi tidak dipahami oleh mereka. Hal-hal yang tidak mereka pahami ini mereka anggap sebagai sesuatu yang gaib. Untuk menguatkan diri dalam menghadapi hal gaib, mereka mencari perlindungan kepada kekuatan yang menurut anggapan mereka menguasai kekuatan gaib, yaitu Dewa atau Tuhan. Karena itu hubungan mereka dengan para dewa atau Tuhan tersebut menjadi akrab. Keakraban hubungan itu terjalin dalam berbagai segi kehidupan; sosial, ekonomi, kesenian dan schagainya.

Agama tercipta dan dibutuhkan manusia untuk menguatkan diri dan mencari perlindtmgan dari ketakutan yang mereka hadapi dalam hidup mereka. Teori ini diku-atkan oleh seorang ahli psikologi Sigmund Freud, ia memandang bahwa agama berasal dari ketidakmampuan manusia menghadapi kekuatan alam di luar diri dan juga kekuatan insting dari dalam diri. Freud melihat agama sebagai fenomena manusia primitive atau paling tidak dalam taraf perkembangan masa kanak-kanak (The Childhood of Man). Agama dipandang sebagai ilusi atau imaginasi anak anak yang penuh fantasi dan mimpi.

Menurutnya kaum Marxisme, agama dapat mengekang kendali kemarahan kaum proletar dan merupakan candu yang membius mereka agar tetap dalam kelelapan dan ketidaksadarannya. Islam memandang bahwa manusia adalah makhluk religius, makhluk yang tercipta dengan memiliki naluri untuk beragama. Sebagaimana difirmankan Allah dalam Qs. Al-A'raf : 172 Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab : "Betul (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan : "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",. (Qs. Al-A'raf : 172)

Qs. Ar-Rum : 30, Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Qs. Ar-Rum : 30) Dalam terjemah Al Quran yang dikeluarkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan fitrah Allah : adalah ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid.

D. URGENSI AGAMA BAGI MANUSIA

Agama bagi manusia merupakan kebutuhan alamiah (fitrah). Einstin menyatakan bahwa sifat social manusia merupakan salah satu faktor pendorong terwujudnya agama. Keinginan bersandar kepada orang lain dan terlepas dari perasaan putus asa, semua itu membentuk dalam diri sendiri dasar kejiwaan untuk menerima keimanan kepada Tuhan.

Manusia tidak mungkin dapat melepaskan keterbatasan dan ikatan, kecuali berhubungan dengan sumber wujud. Melepaskan diri untuk mencapai sumber wujud ini adalah ketenangan dan ketenteraman, seperti diungkapkan dalam firman Allah Swt. Qs. Ar-Ra'ad : 28. Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Qs. Ar-Ra'ad : 28)

Page 4: Tugas Kelompok Bab 1. Agama & Manusia

Hal

aman

2

Agama sebagi fitrah manusia melahirkan keyakinan bahwa agama adalah satu-satunya cara pemenuhan semua kebutuhan manusia. Semakin maju ilmu pengetahuan dari teknologi yang digapai manusia, kebutuhan akan agama semakin mendesak berkenaan dengan kebahagiaan sebagai sesuatu yang abstrak yang ingin digapai manusia. Ilmu dan teknologi serta kemajuan peradaban manusia melahirkan jiwa yang kering dan haus akan sesuatu yang bersifat rohaniah. Satu-satunya cara untuk memenuhi perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan itu dalam bentuknya yang sempurna dan memuaskan adalah perasaan dan keyakinan agama.

Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Sehingga, diakui atau tidak, sesungguhnya manusia sangatlah membutuhkan agama. Sangat dibutuhkannya agama oleh manusia, tidak saja di masa primitive dulu sewaktu ilmu pengetahuan belum berkembang, tetapi juga di zaman modern sekarang sewaktu ilmu dan teknologi telah demikian maju.

Beberapa alasan yang mendasari pentingnya agama dalam kehidupan manusia antara lain :

1. Agama Sumber Moral

Manusia sangat memerlukan akhlak dan moral, karena moral begitu penting dalam kehidupan. Moral adalah mustika hidup yang membedakan manusia dari hewan. Manusia tanpa moral pada hakikatnya adalah binatang.

Tanpa moral, kehidupan akan kacau balau tidak saja kehidupan perseorangan tetapi juga kehidupan masyarakat dan Negara, karena orang sudah tidak peduli lagi terhadap baik buruk atau halal haram. Kalau halal haram tidak lagi dihiraukan, maka kehancuranlah yang akan terjadi. Seperti yang diungkapkan Ahmad Syauqi Bek, Penyair Mesir (w. 1868) dalam sebuah syairnya : Kebe-radaan suatu bangsa ditentukan oleh akhlak, jika akhlak mereka lenyap, akan lenyap pulalah bangsa itu.

Kebenaran ucapan Ahmad Syauqi ini telah berulang kali terbukti dalam sejarah. Karena hancurnya morallah, maka menjadi hancur berbagai umat di masa nabi-nabi dulu, seperti kaum Ad (umat nabi Hud), kaum Tsamud (umat nabi Shaleh), penduduk Sodom (Umat Nabi Luth), Penduduk Madyan (umat Nabi Syuaib) dan lain sebagainya. Dalam kehidupan seringkali moral melebihi peranan ilmu, sebab ilmu ada kalanya merugikan. "Kemajuan ilmu dan teknologi mendorong manusia kepada kebiadaban", demikian dikatakan oleh Prof. Dr. Alexis Carrel.

Moral dapat digali dan diperoleh dalam agama, karena agama adalah sumber moral, bahkan moral paling tangguh. Nabi Muhammad SAW diutus tidak lain juga untuk membawa misi moral, yaitu untuk menyermpurnakan akhlak yang mulia.

Kalau seorang manusia percaya bahwa Tuhan itu ada, dan Tuhan yang ada itu maha mengetahui segala tingkah laku manusia yang kemudian memberikan balasan kepada tiap orang sesuai dengan aturan yang dikerjakan, maka keimanan seperti ini merupakan sumber yang tidak kering-keringnya bagi moral. Itulah sebabnya Rasulullah menegaskan : Orang mukmin yang palig sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya (HR. At-Tirmidzi)

2. Agama Petunjuk Kebenaran

Page 5: Tugas Kelompok Bab 1. Agama & Manusia

Hal

aman

2

Manusia adalah makhluk berakal, bahkan juga makhluk tukang bertanya. Apa saja dipertanyakan oleh manusia dengan akalnya. Salah satu hal yang ingin diketahui oleh manusia adalah apa yang bernama kebenaran. Ini adalah masalah besar dan menjadi tanda tanya besar bagi manusia sejak zaman dahulu kala. Apa kebenaran itu, dan di mana dapat diperoleh ? Manusia dengan akal dengan ilmu dan filsafatnya ingin mengetahui dan mencapainya. Dan yang menjadi tujuan ilmu dan filsafat tidak lain adalah untuk mencari jawab atas tanda tanya besar ini, yaitu masalah kebenaran. Kebenaran yang sesungguhnya adalah kebenaran mutlak dan universal, yaitu kebenaran yang sungguh-sungguh benar, absolute dan berlaku untuk semua orang.

Betrand Russel, seorang filosuf Inggris termasyhur juga berkata : " Apa yang tidak sanggup dikerjakan oleh ahli ilmu pengetahuan ialah menentukan kebajikan (hak dan batil). Segala sesuatu berkenaan dengan nilai-nilai adalah di luar bidan ilmu pengetahuan".

Allah Swt telah mengutus para Nabi dan Rasul di berbagai masa dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir yaitu nabi Muhammad Saw, para Nabi dan Rasul diberi wahyu atau agama untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu atau agama inilah agama Islam, dan ini pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Tinggalah kewajiban manusia untuk beriman dan patuh terhadap agama kebenaran itu. Allah berfirman : Sesungguhnya telah kami turunkan Al kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, agar kamu memberi kepastian hukum di antara manusia dengan apa yang telah ditunjukan oleh Allah kepadamu.(Qs. An-Nisa 105)

Dapat disimpulkan agama sangat penting dalam kehidupan karena kebenaran yang gagal di cari-cari oleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Itulah agama Islam.

3. Agama Sumber Informasi Metafisika

Kalau manusia hanya mengandalkan akalnya (bahkan dengan ditambah ilmu dan filsafat sekalipun) semua persoalan metafisika tidak akan dapat diketahui. Manusia hanya bisa mengkhayal, atau paling tinggi menduga-duga dan tidak pernah mampu mengetahui perkara yang gaib tersebut secara yakin. Semua persoalan metafisika yang serba gaib itu, memang sudah bukan lagi wilayah kemampuan akal, ilmu apa pun (hasilnya akan) menjadi lumpuh memasuki wilayah tersebut. Firman Allah Swt : Katakan : tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui hat yang gaib, kecuali Allah : (Qs. An Naml :65)

Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimahnya menulis, "Akal adalah sebuah timbangan yang tepat, yang catatan-catatannya pasti dan bisa dipercaya, Tetapi mempergunakan akal untuk menimbang hakikat dari hal-hal yang berkaitan dengan keesaan Tuhan, atau hidup sesudah mati, atau sifat-sifat Tuhan, atau hal-hal lain yang di luar lingkungan akal, adalah laksana mencoba mempergunakan timbangan tukang emas untuk menimbang gunung, ini tidak berarti bahwa timbangannya itu sendiri yang kurang tepat. Soalnya adalah, karena akal

Page 6: Tugas Kelompok Bab 1. Agama & Manusia

Hal

aman

2

mempunyai batasbatas yang membatasinya".

Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama atau iman, dan hanya Allah saja yang mengetahuinya, dan Allah Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib ini dalam batas-batas yang dipandang perlu telah menerangkan perkara yang gaib rersebut melalui wahyu atau agama-Nya. Dengan demikian agama adalah sumber informasi tentang metafisika, dan karena itu pula hanya dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika. Dengan agamalah dapat diketahui, hal-hal yang berkaitan dengan alam arwah, alam barzah, alam akherat, surga dan neraka, Tuhan dan sifat-sifatnya, dan hal-hal gaib lainnya.

Agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, ilmu atau filsafatnya tidak sanggup menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat diketahui dengan agama, sebab agama adalah sumber informasi metafisika.

4. Agama Pembimbing Rohani Bagi Manusia

Kehidupan dunia adalah rangkaian dari suka dan duka yang silih berganti, firman Allah SWT : Setiap jiwa pasti merasakan kemutian, dan kami mencoba kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai suatu ujian...(QS. Al-Anbiya : 35).

Menurut ayat di atas, karena manusia diberi cobaan Tuhan "dengan keburukan dan kebaikan". Dan hal itu dimaksudkan sebagai ujian bagi manusia dalam menghadapi cobaan tersebut, yakni cobaan duka karena ditimpa sesuatu yang buruk atau cobaan suka karena memperoleh sesuatu yang baik.

Bermacam karunia Tuhan yang ada padanya tidak mengantarkan dia kepada kebaikan tetapi malah membuat dia jahat. Qarun yang hidup di zaman nabi Musa adalah contoh orang yang seperti ini. Sewaktu miskin, dia patuh beragama, tetapi sewaktu kaya raya ia jahat dan memusuhu Nabi Musa, Tsa'iabah yang hidup di zaman Nabi Muhammad SAW juga bertingkah demikian. Sewaktu ia miskin ia rajin beribadah, tetapi setelah menjadi peternak besar ia tinggalkan ibadahnya, bahkan ia menolak membayar zakat ternaknya.

Bagaimana sikap yang benar menghadapi suka dan duka? Jawaban atas pertanyaan ini terkandung dalam sabda Rasulullah SAW yang menyebutkan : Betapa menakjubkan keadaan orang yang ber-iman, Sesungguhnya keadan orang yangb beriman itu semuanya serba baik dan yang demikian itu tidak terjadi kecuali hanya pada orang yang beriman. Yakni, kika ia memperoleh sesuatu yang menggembirakan dia bersyukur dan syukur adalah baik baginya. Dan jika ia ditimpa sesuatu yang menyedihkan dia bersabar dan sabar juga baik baginya" (H.R Muslim).

Dengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggemberikan, dan tabah atau sabar pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Bersyukur di kala suka dan sabar di kala duka inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh orang beriman. Dengan begitu hidup orang beriman selalu stabil, tidak ada goncangan-goncangana, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang menakjubkan dari orang yang beriman seperti dikatakan Nabi.

E. AGAMA ISLAM DAN RUANG LINGKUPNYA

Page 7: Tugas Kelompok Bab 1. Agama & Manusia

Hal

aman

2

Islam berasal dari kata aslama-Yuslimu yang berarti menyerah, tunduk dan damai. Secara bahasa Islam mengandung makna umum, bukan nama dari suatu agama. Ketundukan ketaatan dan kepatuhan merupakan makna Islam. Ini berarti segala sesuatu tunduk dan patuh terhadap kehendak Allah adalah Islam. Menurut Al Quran, Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diberikan kepada masyarakat manusia melalui para Rasul-Nya. Jadi, Islam adalah agama Allah yang dibawa para nabi, pada setiap zamannya yang berakhir dengan kenabian Muhammad Saw, penamaan agama Islam bagi para nabi didasarkan kepada firman Allah, yaitu :

Katakanlah (hai orang-orang mukmin) : "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkdn kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (Qs. Al Baqarah : 136)

Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oteh nabi-nabi yang Islam (menyerah diri kepada Allah), oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orung yang kafir. (Qs. Al Maidah : 44)

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari dahulu dalam Kitab-Kitab yang telah dirurunkan kepada nahi-nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirinur dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik- baik penotong. (Qs. Al Hajj : 78)

Dan rangkaian ayat di atas tampaklah bahwa agama Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui para rasul dan pada saat ter,ikhir agama ini diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Jadi Islam dalam pengertian yang paling baru dan sempurna merupakan ajaran dan wahyu Allah yang ditu runkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Ajaran Islam bersifat universal dan berlaku setiap zaman. Keabadian dan keaknialan Islam telah dibuktikan sepanjang sejarahnya, dimana setiap kurun waktu dan perkembangan peradaban manusia senantiasa dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui Al Quran sebagai landasannya. Keuniversalan konsep Islam merupakan jawaban terhadap keterbatasan manusia dan pemikirannya yang temporal dan parsial, Karena keparsialan ini muncullah kekurangan dan dari ketemporalan lahirlah kegoyahan yang menuntut perubahan-perubahan. Keuniversalan Islam membebaskan Islam dari berbagai kekurangan dan kelemahan yang lebih membuktikan akan kebenarannya.

Keuniversalan ajaran Islam pada hakekatnya terwujud dari hal yang paling mendasar

Page 8: Tugas Kelompok Bab 1. Agama & Manusia

Hal

aman

2

dan pokok dari seluruh konsep Islam, yaitu keyakinan akan keesaan Allah atau Tauhidullah. Konsep tauhidullah adalah konsep khas Islam dan menjadi azas yang paling esensial dalam seluruh system Islam yang dapat melahirkan jiwa kaum muslimin merdeka dari intervensi, penekanan dan intimidasi manusia lain. Ia merupakan nilai dan etos yang membentuk sikap jiwa yang bebas dan kreatif dalam menunaikan tugas kema-nusiaannya. Dalam pada itu tauhid melahirkan pula ketundukan, kepasrahan dan ketaatan tanpa reserve terhadap undang-undang dan peraturan-peraturan Allah.

Dari tauhidullah ini lahir pula konsep Islam selanjutnya berupa integralitas dan kesempurnaan, dalam konsep ini berarti islam tidak membutuhkan penyempurnaan atau penambahan dari luar, karena ia adalah ciptaan Allah sehingga akan sesuai dengannya apapun yang idciptakan Allah, termasuk di dalamnya manusia sebagi sasaran konsep Islam. Penolakan terahadap konsep Islam berarti pengingkaran terhadap nilai dan makna kemanusiannya.

Tauhidullah melahirkan prinsip keseimbangan dan harmoni, yaitu mencakup kehidupan hari ini hari esok (dunia dan akhirat), memberikan pemenuhan kebutuhan jasmani sekaligus kebutuhan rohani, memberi perhatian terhadap individu maupun social, dan mencakup hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan makhluk lainnya termasuk dengan lingkungannya. Aspek-aspek yang berkenaan dengan hidup dalam bentuk nilai dan norma Islam disebut syariat.

Tujuan syariat Islam yang sangat menonjol adalah meneguhkan nilai-nilai kemanusian yang sehat, agar tercipta hak yang menjamin kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan demikian tujuan yang dibimbing oleh syariat Islam bukan hanya tujuan yarrg bersifat sementara, tetapi suatu tujuan akhir (ultimate goal) berupa kebahagiaan yang abadi yang dipenuhi kebaikan di akherat. Dengan demikian di dalam konsep Islam kematian adalah pembuka kea rah kebaikan dan bukan suatu tragedi yang perlu ditakutkan. Jadi kehidupan dalam Islam menyimpan optimisme menyambut masa depan dengan penuh harapan, karena tertanamnya keimanan.

Syariat Islam yang dating dari Allah itu ditujukan kepada manusia, makhluk Allah. Karena sumber syariat adalah Allah, maka realisasi syariat Islam dalam kehidupan manusia telah terencana dengan sempurna sebagai perbuatan yang mampu dilakukan manusia. Karena kapasitas kemanusiaanya telah disesuaikan dengan beban dan bobot syariat. Di sini Islam dapat lebih dipahami sebagai ajaran yang sesuai dengan atribut kemanusiaan. Karena itu tidak heran jika syariat Islam sesuai dengan kodrat kemanusiaan dan tidak ada satupun ajaran syariat Islam yang menafikan kodrat tersebut. Dengan demikian penolakan manusia terahadap syariat Islam merupakan penolakan manusia terhadap syariat Islam yang merupakan penolakan manusia terhadap kodrat asasi dirinya sendiri sebagai manusia.

Agama Islam adalah risalah (pesan-pesan) yang diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan dalam menyelenggarakan tata cara kehidupan manusia, yaitu mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan Khaliknya. Karena itu, agama Islam mengandung tiga komponen pokok yang terstruktur dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga komponen tersebut adalah :

1. Aqidah atau Iman, yaitu keyakinan akan adanya Allah dan para rasul yang diutus dan dipilih-Nya untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat melalui malaikat,

Page 9: Tugas Kelompok Bab 1. Agama & Manusia

Hal

aman

2

yang dituangkan dalam kitab-kitab suci-Nya yang berisikan informasi tentang adanya hari akhir dan adanya suatu kehidupan sesudah mati. Serta informasi tentang segala sesuatu yang telah direncanakan dan ditentukan Allah. Aqidah merupakan komponen pokok dalam agama Islam yang diatasnya berdiri syariat dan akhlak Islam.

2. Syariat, yaitu aturan atau undang-undang Allah tentang pelaksanaan dan penyerahan diri secara total melalui proses ibadah secara langsung kepada Allah maupun secara tidak langsung dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dengan alam sekitarnya. Oleh karena itu, secara garis besar, syariat meliputi dua hal pokok, yaitu ibadah dalam pengertian khusus atau ibadah mahdhah dan ibadah dalam arti umum atau muamalah arau ibadah ghairu mahdhah.

3. Akhlak, yaitu pelaksanaan ihadah kepada Allah dan bermua'malah dengan sesame makhluk dengna penuh keikhlasan seakan-akan disaksikan langsung oleh Allah, meskipun dia tidak melihat Allah secara langsung.