Tugas, karya riera

2
Alam Oleh : Riera Indah Fitriani Pakpahan Di pagi hari Aku melihat alam Dedaunan yang menari diterpa angin Sangat menyejukkan hati Melihat pemandangan dengan mata hati Menikmati alam Mempersejuk hati Aku merasa berada si surga Menjadi saksi betapa indahnya dunia Analisis Di pagi hari Aku melihat alam Dedaunan yang menari diterpa angin(personifikasi) Sangat menyejukkan hati Melihat pemandangan dengan mata hati (personifikasi) Menikmati alam Mempersejuk hati Aku merasa berada di surga (metafora) Menjadi saksi betapa indahnya dunia Pak darmadi Ketekunanmu sangatlah berarti Goresan tinta indah yang kau buat Membuatku tercengang oleh kepintaranmu Tak percaya kau telah tiada Meninggalkan kita selamanya

Transcript of Tugas, karya riera

Page 1: Tugas, karya riera

Alam

Oleh : Riera Indah Fitriani Pakpahan

Di pagi hari

Aku melihat alam

Dedaunan yang menari diterpa angin

Sangat menyejukkan hati

Melihat pemandangan dengan mata hati

Menikmati alam

Mempersejuk hati

Aku merasa berada si surga

Menjadi saksi betapa indahnya dunia

Analisis

Di pagi hari

Aku melihat alam

Dedaunan yang menari diterpa angin(personifikasi)

Sangat menyejukkan hati

Melihat pemandangan dengan mata hati (personifikasi)

Menikmati alam

Mempersejuk hati

Aku merasa berada di surga (metafora)

Menjadi saksi betapa indahnya dunia

Pak darmadi

Ketekunanmu sangatlah berarti

Goresan tinta indah yang kau buat

Membuatku tercengang oleh kepintaranmu

Tak percaya kau telah tiada

Meninggalkan kita selamanya

Page 2: Tugas, karya riera

Tak akan pernah kembali

Kau adalah pahlawan

Kau inspirasi

Pak dar...

Jasamu akan selalu ku ingat

Senyum manismu yang semanis madu

Kini tinggal kenangan

Pak darmadi

Sore menjelang malam, burung-burung kembali ke singgah sananya untuk beristirahat.

Bulanpun naik ke permukaan menunjukkan keindahan cahayanya yang berkilau indah bak berlian

yang menyilaukan mata. Dibalik keindahan bulan tersebut, kumendengar berita duka, guruku yang

sangat ku idolakan dan ku banggakan telah berpulang kepada-Nya dengan tenang. Hatiku sedih tak

terkira mendengar berita duka tersebut. Hatiku seakan tak rela jika beliau pergi meninggalkan kita.

awan pun seakan ikut menangis.

Malam pun berganti pagi, matahari yang semalam hilang kini tlah kembali memancarkan

cahayanya untuk menerangi dunia. Aku pun bergegas dan bersiap-siap pergi untuk melayat dan ingin

melihat untuk terakhir kalinya, ku pergi ke Masjid Agung untuk menunggu teman-teman yang juga

ingin melayat ke rumah Pak Dar. Setelah sampai di rumah Pak Dar, ku melihat lautan manusia yang

ada di rumah pak dar. Ku melihat Pak Dar terbaring kaku di dalam keranda. Tidak ku lihat lagi

senyumnya yang manis bak gula, tidak ku lihat lagi canda dan tawanya dan tak terdengar lagi

suaranya yang selalu bertanya “ada problem?” kepada kami anak didiknya.

Kini ia telah tiada, candaan khas hanyalah menjadi kenangan yang indah , buku Bob Foster

yang biasa ia pakai untuk mengajar kini hanya diam dan merasa rindu padanya. Pak Dar, semoga Kau

tenang di sisi-Nya. Kami di sini akan selalu ingat candamu, senyummu dan jasa-jasamu. Pak Darmadi

telah dihentikan oleh waktu di usia 60 tahun. Selamat jalan Pak.