Tugas KAI Review Jurnal Ala Jurnal

download Tugas KAI Review Jurnal Ala Jurnal

of 3

description

tugas KAI

Transcript of Tugas KAI Review Jurnal Ala Jurnal

Metode RP-HPLC untuk Estimasi Simultan Bisoprolol Fumarat danHidroklorothiazid pada Formulasi Tablet *Akwila Albert Dakusha Putra (G1F011056)Kelas A Angkatan 2011Ringkasan JurnalStabilitas obat merupakan bagian penting dalam proses formulasi tablet, salah satu penentu stabilitas sediaan tablet adalah kekerasan. Uji stabilitas kekerasan dilakukan untuk mengukur daya lekat suatu tablet. Uji kekerasan dapat membantu mengidentifikasi produk degradasi dari suatu tablet yang akan berhubungan dengan prosedur analisis yang akan digunakan, prosedur analisis untuk analisis yang berhubungan dengan kestabilan sampel harus tervalidasi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan stabilitas terkait kekerasan dari sediaan tablet bisoprolol fumarat dan hidroklorothiazid melalui uji kekerasan dalam berbagai kondisi yang direkomendasikan oleh International Conference on Harmonization (ICH) untuk mengembangkan metode uji terkait stabilitas.Kata kunci: RP-HPLC, stabilitas, uji kekerasan, validasiTugas Individu Matakuliah Kimia Analisis Instrumen 2015

PendahuluanBisoprolol fumarat dan hidroklorotiazid merupakan obat yang memiliki efek farmakologis sebagai anti hipertensi. Hidroklorothiazid adalah suatu obat golongan diuretik hemat kalium yang mampu meningkatkan ekskresi cairan tubuh dengan sifat fisika kimia meliputi berat molekul sebesar 297.73912 g/mol, Pka 7.9 serta titik lebur 273-275 C dan larut dalam methanol, etanol, dan aseton. Sementara bisoprolol merupakan obat golongan bloker yang menurunkan kemampuan pompa jantung. Bisoprolol ini memiliki berat molekul sebesar 766.96 g/mol, Pka 9.5 serta titik lebur 100 C dan sangat larut dalam air. Metode analisis ini perlu dikembangkan untuk analis secara terus menerus (simultan) Bisoprolol fumarat dan hidroklorotiazid agar dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat.PembahasanKromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT atau HPLC) ini memiliki prinsib kerja memisahkan analit berdasakan perbedaan distribusi analit dengan fase geraknya. Metode ini memiliki keunggulan diantaranya dapat memisahkan senyawa yang memiliki struktur yang mirip dan dalam jumlah yang sedikit tetapi memiliki kelemahan yaitu sangat sulit menganalisis analit yang sangat kompleks dan biaya yang diperlukan metode ini cukup mahal. (Ibnu dan Ganjar, 2007 )Penelitian ini menggunakan instrument HPLC buatan Waters Corporation (Milford, USA) dengan PDA (Photo Diode Array) sebagai detektor untuk melakukan uji. Fase gerak isokratik yang digunakan adalah 0.1 M potasium dihidrogen fosfat sebagai buffer dan asetonitril dengan rasio perbandingan (70:30, v/v) serta membrane penyaring yang memiliki pori-pori 0.45m. Kecepatan alir dibuat sebesar 1.0 mL/menit-1. Kolom yang digunakan sebagai fase diam dalam analis ini adalah Inertsil ODS 3V (250 mm4.6 mm, 5m) produksi GL Science, Tokyo, Jepang. Panjang gelombang yang digunakan pada detektor adalah 288nm. Sedangkan volume sampel yang diinjeksikan sebesar 20L. Preparasi larutan standar25mg BF dan 62,5 mg HZ reference standard

Dimasukan dalam labu ukur 100 mL Ditambah 50 mL (air : asetonitril 70 : 30, v/v) Disonifikasi selama 2 menit Diencerkan hingga volume labu ukurLarutan standar bisoprolol fumarat dan hidroklorothiazid

Preparasi larutan uji10 tablet

Ditimbang dan dihancurkan dengan dikocok selama 5 menit dalam labu ukur 100 mL yang berisi 10 mL air Ditambah 30 mL asetonitril Ditambah air sampai batas pada labuLarutan uji

HasilPengembangan metode HPLC menghasilkan panjang gelombang serapan maksimum 228 nm pada serapan UV, dengan larutan penyangga 0,1 M kalium dihidrogen fosfat (pH4,5) dan asetonitril (70:30,% v / v) pada laju alir 1,0 mL/min-1 dihasilkan puncak yang tajam dan memberikan resolusi yang baik 2,67 untuk hidroklorothiazid dari pengotor H1, sedangkan resolusi 1,25 untuk bisoprolol. Waktu retensi yang didapat adalah 5,601 menit untuk HZ dan 6,616 menit untuk BF sehingga dapat digunakan untuk analisis rutin karena waktu retensi dibawah 10 menit. Uji degredasi secara pasksa menunjukan adanya pengotor B1 dan B2 dari hasil hidrolisis BF pada keadaan lingkungan asam dan basa. Pengotor H1 dan H2 yang terbentuk dari HZ sebagai akibat terlalu lama dengan proses hidrolisis lebih dari 6 jam dalam refluks pada suhu 60 C.Beberapa nilai parameter validasi yang didapat seperti % recovery 100,5 dan 99,1, % RSD 0,34 dan 0,54 , Nilai LOD dan LOQ adalah 0.01 dan 0.03g mL1 untuk BF serta 0.01 dan 0.05g mL1 untuk HZ. Referensi stabilitas larutan dan uji solusi mengungkapkan larutan stabil sampai 10 jam, setelah itu 0,1% pengotor akan terbentuk. Metode ini memenuhi batas yang ditetapkan oleh USP untuk kesesuaian sistem (plat nomor teoritis, tailing faktor, resolusi dan pengulangan) untuk puncak analit (USP, 2009)KesimpulanMetode HPLC ini cukup baik untuk digunakan dalam memisahkan pengotor serta dapat digunakan dalam analis rutin atau simultan untuk tablet bisoprolol fumarat dan hidroklorothiazid.Daftar PustakaIbnu, G. G., dan Abdul, R., 2007, Kimia Famasi Analis, Pustaka Pelajar, YogyakartaUnited States Pharmacopoeia, edisi 32., United States Pharmacopeial Convention, Rockville, MD, USA, 2009