Tugas jurnal sodri
Click here to load reader
-
Upload
richimaryadi -
Category
Education
-
view
928 -
download
2
Transcript of Tugas jurnal sodri
Perbandingan Hasil Belajar Sub Kompetensi Menguasai Gambar Teknik Elektronika
Antara Siswa Yang Diajar Menggunakan Alat Peraga Microsoft PowerPoint 2000 Dengan
Siswa Yang Diajar Menggunakan Alat Peraga Wallchart Di Kelas I Program Keahlian
Teknik Elektronika Industri SMKN 39 Jakarta
Mohamad Sodri
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Noreg 5215083405
Drs. Budjari, M. Pd
Dosen Pembimbing
Rachmat Sudrajat
Alumni Angkatan 2006 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Menguasai gambar teknik elektronika merupakan salah satu sub kompetensi yang
diajarkan pada siswa SMK tingkat satu program keahlian teknik elektronika industri. Pada
sub kompetensi ini terdapat kriteria kinerja identifikasi dan prosedur gambar teknik
elektronika berdasarkan pada standar gambar teknik listrik dan teknik elektronika. Pada
kriteria kinerja ini siswa akan mendapatkan pengetahuan dasar dalam mengenal dan
mengingat nama dan simbol komponen-komponen elektronika sebelum ketingkat yang
lebih jauh seperti pemahaman komponen tersebut dalam suatu rangkaian elektronika.
Kata kunci: gambar teknik elektronika, media pembelajaran, alat peraga, hasil belajar
Sekolah sebagai salah satu lembaga
pendidikan merupakan bagian penting dalam
upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Pendidikan di sekolah dapat
menghasilkan manusia yang cerdas, kreatif
dan bertanggung jawab. Kualitas sumber
daya manusia sangat ditentukan oleh
kualitas pendidikan yang diperolehnya.
Semakin tinggi kualitas pendidikan yang
diperolehnya, semakin tinggi pula kualitas
sumber daya manusia yang dihasilkan.
Peningkatan kualitas pendidikan tidak lepas
dari upaya peningkatan komponen-
komponen yang terdapat didalamnya.
Komponen tersebut saling terikat erat satu
dengan yang lainnya dalam satu sistem.
Komponen yang dimaksud meliputi: guru,
metode pengajaran, kurikulum, siswa,
sarana dan prasarana sekolah.
Peningkatan kualitas pendidikan ini tidak
hanya diberikan pada sekolah-sekolah
tingkat Dasar, Menengah Pertama (SMP),
ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA),
tetapi perlu diperhatikan pula pada Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Pada tingkat
SMK mulai diberikan dasar pengetahuan
dan keterampilan yang memegang peran
penting dalam mempersiapkan siswa untuk
menjadi tenaga kerja yang profesional sesuai
dengan bidang keahlian yang diminatinya.
Hal ini sejalan dengan tujuan sekolah
menengah kejuruan (SMK) sebagai bentuk
satuan pendidikan kejuruan sebagaimana
ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UU
SISDIKNAS, merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu.
Dalam kurikulum SMK edisi 2004 program
keahlian teknik elektronika industri terdapat
kompetensi mengoperasikan peralatan
industri berbasis peralatan elektronik.
Kompetensi tersebut memiliki lima sub
kompetensi, diantarnya menguasai gambar
teknik elektronika.
Menguasai gambar teknik elektronika
merupakan salah satu sub kompetensi yang
diajarkan pada siswa SMK tingkat satu
program keahlian teknik elektronika
industri. Pada sub kompetensi ini terdapat
kriteria kinerja identifikasi dan prosedur
gambar teknik elektronika berdasarkan pada
standar gambar teknik listrik dan teknik
elektronika. Pada kriteria kinerja ini siswa
akan mendapatkan pengetahuan dasar dalam
mengenal dan mengingat nama dan simbol
komponen-komponen elektronika sebelum
ketingkat yang lebih jauh seperti
pemahaman komponen tersebut dalam suatu
rangkaian elektronika.
Dalam sub kompetensi menguasai gambar
teknik elektronika pada kriteria kinerja
identifikasi dan prosedur gambar teknik
elektronika berdasarkan pada standar
gambar teknik listrik dan teknik elektronika
tampaknya perlu perubahan dalam penyajian
materi. Selain siswa dituntut berpikir cerdas,
penyajian materi ini cenderung tidak
menarik. Hal ini karena guru sebagian besar
masih menggunakan metode ceramah dan
latihan. Pengaruh hal tersebut terhadap
siswa menyebabkan nilai blok ini turun.
Pada dasarnya sub kompetensi ini banyak
yang menyukai, tetapi siswa kesulitan ketika
menterjemahkan simbol ke dalam
komponen, sementara fungsi, simbol dan
komponen hanya berupa hafalan bukan
mengerti. Biasanya guru menjelaskan
langkah demi langkah disertai dengan
gambar. Pada umumnya siswa akan merasa
kesulitan ketika harus menuangkannya ke
dalam gambar. Contoh kesalahan yang
sering terjadi adalah kurang cermatnya
siswa ketika menentukan simbol dalam
komponen.
Kualitas pembelajaran sangat erat kaitannya
dengan guru dalam mengelola dan
menyajikan ilmu pengetahuan. Guru dituntut
untuk kreatif, yaitu kemampuan untuk
menciptakan situasi belajar agar lebih baik.
Salah satunya adalah dengan memilih media
pembelajaran yang tepat bagi siswa
sehingga siswa mendapat situasi belajar
yang efektif. Seperti yang diterangkan oleh
pendapat Usman yang dikutip oleh Sri
Rejeki, “Dalam menciptakan kondisi belajar
mengajar sedikitnya ditentukan oleh lima
variabel, yaitu: (1) menarik minat dan
perhatian siswa, (2) melibatkan siswa secara
aktif, (3) membangkitkan motivasi siswa,
(4) prinsip individualitas, serta (5) peragaan
dalam pengajaran.”
Berdasarkan uraian diatas, maka untuk
meningkatkan daya ingat siswa dalam hal
penyampaian materi perlu ada perubahan,
guru dapat menyajikan materi pelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran
berupa alat peraga. Sehingga siswa akan
mendapat suasana dan pengalaman yang
baru dalam belajar. Menurut teori kerucut
pengalaman Edgar Dale, “Dale (1969)
memperkirakan bahwa pemerolehan hasil
belajar melalui indera pandang berkisar
75%, melalui indera dengar sekitar 13%, dan
melalui indera lainnya sekitar 12%.”
Gambar di bawah ini menunjukan Dale’s
Cone of Experience (Kerucut Pengalaman
Dale) yang paling banyak dijadikan acuan
sebagai landasan teori penggunaan media
dalam proses belajar.
Gambar 1. Kerucut
Pengalaman Edgar Dale
Alat peraga adalah alat, metode dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi
antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Secara umum alat peraga dibagi menjadi
dua, yaitu: (1) alat-alat visual dua dimensi,
contohnya; wallchart, diagram, slide, film,
lembar transparan pada OHP dan lain
sebagainya, (2) alat-alat visual tiga dimensi,
contohnya; benda asli, model dan diorama.
Wallchart adalah salah satu alat peraga yang
sering digunakan dalam media
pembelajaran. Dengan menggunakan alat
peraga wallchart guru dapat menyampaikan
materi pelajaran dengan mudah kepada
siswa. Karena dengan wallchart materi
pelajaran yang berupa konsep abstrak akan
Lam-
Bang
Kata
Lambang
Visual
Gambar Diam,
Rekaman Radio
Gambar Hidup Pameran
Televisi
Karyawisata
Dramatisasi
Benda Tiruan/Pengamatan
Pengalaman Langsung
Abstrak
Kongkret
lebih konkrit diterima oleh siswa. Sehingga
diharapkan hasil belajar sub kompetensi
menguasai gambar teknik elektronika akan
meningkat terutama pada kriteria kinerja
identifikasi dan prosedur gambar teknik
elektronika berdasarkan pada standar
gambar teknik listrik dan teknik elektronika.
Microsoft PowerPoint 2000 adalah program
grafis yang dirancang untuk digunakan
bersama Microsoft Windows 95 atau 98,
Windows NT Workstation 3.51, atau
Windows NT 4.0. Microsoft PowerPoint
2000 dapat digunakan sebagai alat peraga
dalam menyampaikan materi sub
kompetensi menguasai gambar teknik
elektronika, khususnya pada kriteria kinerja
identifikasi dan prosedur gambar teknik
elektronika berdasarkan pada standar
gambar teknik listrik dan teknik elektronika.
Selain sederhana, mudah untuk
dioperasikan, program Microsoft
PowerPoint 2000 juga dapat menampilkan
berbagai gambar yang atraktif dan menarik.
Oleh karena itu diharapkan dengan
menggunakan alat peraga Microsoft
PowerPoint 2000 hasil belajar siswa
meningkat.
Menjadi seorang pendidik (guru) bukan hal
yang mudah bagi setiap orang apalagi
dengan tuntutan harus tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Oleh
karena itu, bagi seorang guru memilih alat
peraga yang tepat merupakan salah satu
kunci untuk meningkatkan hasil belajar
siswa demi tercapainya tujuan pendidikan.
Dengan demikian dalam penelitian ini akan
diteliti apakah ada perbedaan hasil belajar
sub kompetensi menguasai gambar teknik
elektronika antara siswa yang diajar
menggunakan alat peraga Microsoft
PowerPoint 2000 dengan siswa yang diajar
menggunakan alat peraga wallchart pada
kriteria kinerja identifikasi dan prosedur
gambar teknik elektronika berdasarkan pada
standar gambar teknik listrik dan teknik
elektronika.
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh alternatif media pembelajaran
yang cocok bagi siswa kelas I SMK yang
dapat meningkatkan hasil belajar sub
kompetensi menguasai gambar teknik
elektronika.
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh informasi apakah ada
perbedaan hasil belajar sub kompetensi
menguasai gambar teknik elektronika antara
siswa yang diajar menggunakan alat peraga
Microsoft PowerPoint 2000 dengan siswa
yang diajar menggunakan alat peraga
wallchart pada kriteria kinerja identifikasi
dan prosedur gambar teknik elektronika
berdasarkan pada standar gambar teknik
listrik dan teknik elektronika di kelas I
Program Keahlian Teknik Elektronika
Industri SMK Negeri 39 Jakarta.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 39
Jakarta pada kelas I Program Keahlian
Teknik Elektronika Industri semester II
tahun ajaran 2005/2006. Jadwal dan waktu
sesuai dengan kurikulum untuk kriteria
kinerja identifikasi dan prosedur gambar
teknik elektronika berdasarkan pada standar
gambar teknik listrik dan teknik elektronika.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode experiment. Penelitian
dilakukan terhadap kelompok-kelompok
yang homogen, terdiri atas dua kelompok.
Kelompok pertama adalah kelompok yang
diajar dengan menggunakan alat peraga
Microsoft PowerPoint 2000 dan kelompok
kedua adalah kelompok yang diajar dengan
mengunakan alat peraga wallchart.
Dalam penelitian ini variabel yang akan
diteliti yaitu alat peraga sebagai variabel
bebas dan hasil belajar sub kompetensi
menguasai gambar teknik elektronika siswa
sebagai variabel terikat. Variabel bebas
dalam penelitian ini termasuk variabel
bertipe kategorik yang berupa alat peraga
menggunakan Microsoft PowerPoint 2000
dan alat peraga menggunakan wallchart.
Sementara itu variabel yang berupa hasil
belajar sub kompetensi menguasai gambar
teknik elektronika siswa pada kriteria
kinerja identifikasi dan prosedur gambar
teknik elektronika berdasarkan pada standar
gambar teknik listrik dan teknik elektronika
tergolong variabel bertipe numerik.
Desain penelitian yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Kelas Perlakuan Pasca Tes
(R)E I XE I Y
(R)E II XE II Y
Keterangan:
E I : Kelas eksperimen I (alat peraga
Microsoft PowerPoint 2000)
E II : Kelas eksperimen II (alat peraga
wallchart)
XE I : Perlakuan yang diberikan pada kelas
eksperimen I
XE II : Perlakuan yang diberikan pada kelas
eksperimen II
Y : Tes akhir yang sama pada kedua
kelas
R : Proses pemilihan subjek secara acak
Data penelitian diperoleh dari hasil belajar
sub kompetensi menguasai gambar teknik
elektronika siswa pada kelas eksperimen I
dan kelas eksperimen II yang diperoleh dari
skor tes pilihan ganda pada kriteria kinerja
identifikasi dan prosedur gambar teknik
elektronika berdasarkan pada standar
gambar teknik listrik dan teknik elektronika.
Teknik yang dilakukan untuk memperoleh
sampel penelitian adalah teknik Random
Sampling yaitu penentuan kelas eksperimen
dilakukan secara acak, kemudian dilakukan
pengamatan terhadap seluruh siswa pada
kelas terpilih dengan:
1. Populasi Target
Populasi target pada penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas I SMKN 39 Jakarta
semester II tahun ajaran 2005/2006.
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah seluruh siswa
kelas I Program Keahlian Teknik
Elektronika Industri SMKN 39 Jakarta
semester II tahun ajaran 2005/2006.
3. Sampel
Sampel dipilih dari populasi terjangkau
sebanyak dua kelas yang dipilih secara
acak (random sampling).
Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Yang Diteliti
Variabel bebas: pembelajaran
dengan menggunakan alat peraga
Microsoft PowerPoint 2000 dan
pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga Wallchart.
Variabel terikat: hasil belajar sub
kompetensi menguasai gambar teknik
elektronika.
2. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini terdiri dari data
primer dan data sekunder. Data primer
adalah nilai tes ulangan harian siswa
pada kriteria kinerja identifikasi dan
prosedur gambar teknik elektronika
berdasarkan pada standar gambar teknik
listrik dan teknik elektronika yang
diperoleh dari kelas eksperimen I dan
kelas eksperimen II setelah kedua kelas
tersebut diberi perlakuan. Data sekunder
adalah nilai praktik gambar siswa dari
kelas eksperimen I dan kelas eksperimen
II pada sub kompetensi menguasai
gambar teknik elektronika.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Hasil Belajar Sub Kompetensi
Menguasai Gambar Teknik Elektronika
Yang Diajar Menggunakan Alat Peraga
Microsoft PowerPoint 2000.
Tes hasil belajar sub kompetensi
menguasai gambar teknik elektronika
pada materi pokok pembelajaran
menggambar teknik listrik dan teknik
elektronika diperoleh nilai terendah 6,00
dan nilai tertinggi 9,06.
Pada hasil perhitungan diperoleh nilai
rata-rata sebesar 7,38, simpangan baku
0,792, modus 7,58 dan median 7,41.
Berikut akan disajikan tabel distribusi
frekuensi hasil belajar, grafik histogram
dan grafik poligon.
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Hasil
Belajar Sub Kompetensi Menguasai
Gambar Teknik Elektronika Kelas
Eksperimen I
Gambar 4. Histogram dan Poligon
Frekuensi Hasil Belajar Sub Kompetensi
Menguasai Gambar Teknik Elektronika
yang Diajar Menggunakan Alat
Peraga Microsoft PowerPoint 2000.
Dari grafik di atas jumlah nilai yang
paling sedikit diperoleh siswa pada titik
tengah 8,20 dan 8,70, dan batas nyata
antara 7,95 sampai 8,45 dan 8,45 sampai
8,95 yaitu masing-masing berjumlah 3
siswa, atau berfrekuensi 3.
Sementara itu nilai yang paling banyak
diperoleh siswa adalah yang berada pada
titik tengah 7,70 atau berada pada batas
nyata 7,45 sampai 7,95 yaitu sebanyak 9
siswa atau frekuensi sebesar 9. Jadi pada
batas ini adalah daerah nilai yang paling
banyak diperoleh siswa.
2. Hasil Belajar Sub Kompetensi
Menguasai Gambar Teknik Elektronika
Yang Diajar Menggunakan Alat Peraga
Wallchart.
Tes hasil belajar sub kompetensi
menguasai gambar teknik elektronika
pada materi pokok pembelajaran
menggambar teknik listrik dan teknik
elektronika diperoleh nilai terendah 4,75
dan nilai tertinggi 7,61.
Pada hasil perhitungan diperoleh nilai
rata-rata sebesar 6,57, simpangan baku
0,832, modus 7,26 dan median 6,66.
Berikut akan disajikan tabel distribusi
frekuensi hasil belajar, grafik histogram
dan grafik poligon.
Tabel 2: Distribusi Frekuensi Hasil
Belajar Sub Kompetensi Menguasai
Gambar Teknik Elektronika Kelas
Eksperimen II
Gambar 5. Histogram dan Poligon
Frekuensi Hasil Belajar Sub Kompetensi
Menguasai Gambar Teknik Elektronika
yang Diajar Menggunakan Alat
Peraga Wallchart.
Dari grafik di atas jumlah nilai yang
paling sedikit diperoleh siswa pada titik
tengah 5,45 dan batas nyata antara 5,20
sampai 5,70 yaitu berjumlah 2 siswa, atau
berfrekuensi 2.
Sementara itu nilai yang paling banyak
diperoleh siswa adalah yang berada pada
titik tengah 7,45 atau berada pada batas
nyata 7,20 sampai 7,70 yaitu sebanyak 8
siswa atau frekuensi sebesar 8. Jadi pada
batas ini adalah daerah nilai yang paling
banyak diperoleh siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pegujian
hipotesis penelitian, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan antara hasil belajar
sub kompetensi menguasai gambar
teknik elektronika siswa yang diajar
menggunakan alat peraga Microsoft
PowerPoint 2000 dengan hasil belajar
sub kompetensi menguasai gambar
teknik elektronika siswa yang diajar
menggunakan alat peraga Wallchart.
2. Hasil belajar sub kompetensi menguasai
gambar teknik elektronika siswa yang
diajar dengan menggunakan alat peraga
Microsoft PowerPoint 2000 lebih tinggi
dari pada hasil belajar sub kompetensi
menguasai gambar teknik elektronika
siswa yang diajar dengan menggunakan
alat peraga Wallchart.
SARAN
Sesuai dengan hasil yang diperoleh dari
penelitian, maka dapat disarankan sebagai
berikut:
1. Guru hendaknya menggunakan alat
peraga Microsoft PowerPoint 2000
dalam proses belajar mengajar di kelas,
agar dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi kegiatan belajar mengajar
sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Guru seharusnya melakukan kontrol
yang cukup ketat pada saat siswa
melakukan kegiatan belajar.
3. Siswa hendaknya lebih aktif bertanya
kepada guru ketika ada materi yang
kurang dipahaminya.
4. Pihak sekolah hendaknya memberikan
fasilitas dan keleluasaan lebih terhadap
guru dan siswa agar proses belajar
mengajar di kelas berjalan dengan baik.
Sesuai dengan yang telah disampaikan
sebelumnya, penggunaan alat peraga
Microsoft PowerPoint 2000 dapat
meningkatkan hasil belajar sub kompetensi
menguasai gambar teknik elektronika.
Dengan demikian untuk mengetahui lebih
jauh tentang efektifitas penggunaan alat
peraga Microsoft PowerPoint 2000 pada sub
kompetensi menguasai gambar teknik
elektronika memerlukan penelitian lebih
lanjut sehingga dapat digeneralisasikan lebih
luas.
DAFTAR PUSTAKA
A. Tabrani Rusyan, dkk., Pendekatan dalam
Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Remadja Karya, 1989.
Ah. Hermana, Alat Peraga dan Komunikasi
Pendidikan, Bandung: Medal Agung,
1984.
Aji W. Pahmi, Gambar Teknik Elektro dan
Elektronika, Bandung: Armico
Bandung, 2001.
Azhar Arsyad, media pembelajaran,
(Cetakan ke-6) Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2005.
Depdiknas, Kurikulum SMK Edisi 2004
Bagian I Progran Keahlian Teknik
Elektronika Industri, Jakarta: Sekjen
Depdiknas, 2004.
Endang Sri Rejeki, Meningkatkan Minat
Belajar Biologi Melalui Model
Pembelajaran Team Games
Tournament, Pelangi Pendidikan,
Vol 4 (1) 2001.
Faithe Wempen, Belajar Sendiri dalam 10
Menit “Microsoft PowerPoint
2000”, Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.
Ign Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil
Belajar Siswa di Sekolah, Jakarta:
Kanisius, 1995.
Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil
Belajar Mengajar, Bandung: PT.
Remadja Rosda Karya, 1990.
Ngalim Purwanto, Prinsip dan Teknik
Evaluasi Pendidikan, Jakarta:
Wijaya, 1982.
Oemar Hamalik, Media Pedidikan,
Bandung: Alumni, 1986.
Slameto, Belajar dan Faktor–faktor yang
Mempengaruhinya, Jakarta: Bumi
Aksara, 1998.
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung:
Tarsito, 1992.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2003.
www.google.com/mediapembelajaran/Bab
I/pedoman bahan ajar/
Yusufhadi Miarso, Teknologi Komunikasi
Pendidikan, Jakarta: CV Rajawali,
1984.