Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

27

Click here to load reader

Transcript of Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

Page 1: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

PENGARUH PEMUPUKAN FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

OLEH :

A S D A RG2A1 011 010

PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI2012

Page 2: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

BAB I

PENDAHULUAN

Fosfat (P) merupakan unsur hara esensial makro seperti halnya karbon (C)

dan nitrogen (N). Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah

atau dari pemupukan serta hasildekomposisi dan mineralisasi bahan organik.

Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman

jumlahnya rendah hanya berkisar 0,01-0,2 mg/kg tanah.

Didalam tanah P berada dalam bentuk P-organik dan P-anorganik. Bentuk

P-anorganik dalam tanah umumnya berasal dari pelapukan mineral primer,

pemupukan dan mineralisasi P-organik. Mineral primer tersebut misalnya apatit

dengan rumus M10(PO4)6X2, dimana M sama dengankalsium (Ca) dan X sama

dengan F-, Cl-, OH- atau CO32-. Bentuk tersebut merupakan bentuk yang paling

umum dipakai sebagai pupuk, yaitu fosfat alam yang kaya karbonat apatit.

Padatanah-tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut, umumnya sumber P

dari mineral primer sedikit sekali dijumpai, kecuali pada tanah pertanian yang

memperoleh masukan P dari pupuk fosfat alam.

Berkenaan dengan ketersediaannya bagi tanaman, unsur P dibedakan

menjadi (a) P-terlarut, bentuk ini labil yang tersedia dengan cepat bagi tanaman,

(b) P-terikat pada kompleks permukaan koloid, misalnya Al-P dan Fe-P seperti

yang dijumpai pada tanah-tanah masam, (c)P-terjerap kuat yang lambat atau

sukar larut (P-stabil) dan P terselimuti oleh Fe2O3 atau Mn2O3(occluded P).

Page 3: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

Ketiga bentuk P tersebut diatas saling berhubungan satu sama lain

membentuk suatu keseimbangan yang dinamis

Bentuk P-organik berada dalam bentuk senyawa organik kompleks yang

berasal dari sisatanaman, hewan dan organisme tanah. Bnetuk ini terdapat

sebagai senyawa ester seperti inositolfosfat, fosfolipida, asam nukleat,

nukleotida dan gula-gula fosfat; bentuk ini menyumbang 30-50% P-total tanah

(Paul dan Clark, 1989; Subba Rao, 1977). Senyawa P-organik terdapat didalam

humus tanah dan berasosiasi dengan jaringan mikroba tanah. Ketersediaan P-

organik bagitanaman sangat tergantung pada aktivitas mikroorganisme melalui

mineralisasi. Enzim fosfataseyang dihasilkan oleh mikroorganisme heterotrof

berperan penting dalam pelepasan P ke dalamtanah.

Fosfat merupakan sumber energi primer bagi oksidasi mikroba. Organisme

tanah berhubungansangat erat dengan siklus P dalam tanah yaitu berperan

dalam : (a) pelarutan P-anorganik dan pelepasan (mineralisasi) P-organik, (b)

imobilisasi P-tersedia.

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik

(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan

tanah). Fosfat organik dari hewan dantumbuhan yang mati diuraikan oleh

dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfatanorganik yang terlarut

di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut.Oleh

karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan

Page 4: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

fosil terkikisdan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut.

Fosfat anorganik ini kemudianakan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini

berulang terus menerus.

Siklus P di dalam tanah cukup dinamis meliputi serapan P oleh tanaman,

hanyut terbawalimpasan permukaan dan erosi, pengembalian melalui residu

tanamandan hewan, pemupukan, pengembalian melalui mineralisasi-

immobilisasi P-organik, reaksi pengikatan pada permukaanliat dan oksida Al

dan Fe serta pelarutan mineral P oleh aktivitas mikroba (Buresh et al., 1997).

Pembentukan P-mineral primer berlangsung sangat lambat, sementara

jerapan P dalam tanahterjadi lebih cepat. Jerapan P dalam tanah tersebut biasa

dikenal dengan adsorpsi atau sorpsi Jerapan P pada tanah sangat dipengaruhi

oleh ph larutan tanah. Rendahnya nilai pH pada andisolmenyebabkan

meningkatnya jerapan P, karena menurunnya pH mengakibatkan aktivasi Al

pada permukaan koloid mineral anorganik. Jerapan anion fosfat ini juga akan

semakin menigkatdengan meningkatnya derajat pelapukan tanah. Hal ini

kemungkinan disebabkan meningkatnyakandungan Al. Bila ion fosfat (HPO42-

atau H2PO4-) diserap tanaman, keseimbangan P dalamtanah terganggu, P-labil

bergerak menuju larutan tanah menajdi bentuk P-tersedia.

Keseimbangan antara bentuk P-labil dan P-terjerap juga terganggu, dimana

P bergerak lambatdari pool P-stabil menuju pool P-labil (Paul dan Clark, 1989).

Pada sistem pola tanam yangterbuka, memungkinkan terjadinya limpasan air di

Page 5: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

permukaan tanah dan mengangkut tanahlapisan atas termasuk pula unsur P dan

hara lainnya ke tempat lain sehingga menjadi tidak tersedia bagi tanaman.

Page 6: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

BAB II

PEMEBAHASAN

Fosfor merupakan bagian yang esensial dari berbagai gula fosfat yang

berperan dalam reaksi-reaksi pada fase gelap fotosintesis, respirasi, dan

berbagai proses metabolisme lainnya. Fosfor juga merupakan bagian nukleotida

(RNA dan DNA) dan fosfolipida penyusun membran (Lakitan, 2008). Selain itu

fosfor berperan sebagai penyusun metabolit dan senyawa kompleks, aktivator,

kofaktor atau penyusun enzim, serta berperan dalam proses fisiologi (Soepardi,

1983).

Fosfor diserap tanaman dalam bentuk ion H2PO4- atau HPO42- ,

tergantung pH larutan tanah. Pada pH 7.22 jumlah ion H2PO4- sama dengan

HPO42-, di bawah pH 7.22 sebagian besar dalam bentuk ion H2PO4- dan di atas

pH 7.22 sebagian besar dalam bentuk ion HPO42- . Tanaman menyerap ion

H2PO4- lebih cepat dari pada ion HPO42-. Senyawa fosfat organik dapat diserap

tanaman, akan tetapi dalam jumlah kecil (Tisdale et al., 1985).

Fosfor berperan dalam pembagian sel dan pembentukan lemak serta

albumin, pembentukan bunga, buah, dan biji, kematangan tanaman, melawan

pengaruh buruk nitrogen, perkembangan akar halus dan akar rambut,

meningkatkan kualitas tanaman dan ketahanan terhadap penyakit (Soepardi,

1983). Kadar P rendah pada tanaman berakibat kahat P sehingga mengurangi

sintesis protein, sebab P adalah sumber energi untuk mengubah asimilat

Page 7: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

menjadi nukleoprotein. Kekahatan ini menyebabkan terjadinya penimbunan

gula pada bagian vegetatif tanaman yang mendorong pembentukan antosianin

sehingga warna daun berubah menjadi hijau tua. Daun tua berwarna coklat

gelap dan gugur (Salisbury dan Ross, 1995).

Havlin (2005) menyatakan bahwa fosfor di dalam tanaman bersifat mobil

sehingga jika terjadi kahat fosfor dari daun akan dipindahkan ke daun yang lebih

muda. Hal ini mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan tanaman tidak

mampu berproduksi secara optimal. Kadar fosfor di dalam tanaman 0.1-0.5%

lebih rendah dari kadar nitogen dan kalium. Marschner (1985) menyatakan

bahwa kebutuhan fosfor untuk pertumbuhan optimum tanaman berkisar 0.3-

0.5% dari berat kering tanaman selama pertumbuhan vegetatif, pada

konsentrasi lebih tinggi dari 1% dalam bahan kering kemungkinan tanaman

akan keracunan.

A. Senyawa Fosfat Tanah

Fosfor di dalam tanah dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu P-organik

dan P-anorganik.Kandungannya sangat bervariasi tergantung pada jenis tanah,

tetapi pada umumnyarendah , Gambar 20 menunjukkan bagian dunia yang

kekuranagn P (Handayanto dan Hairiyah,2007)Posfor organik di dalam tanah

terdapat sekitar 50% dari P total tanah dan bervariasi sekitar 15-80% pada

kebanyakan tanah. Bentuk-bentuk fospat ini berasal dari sisa tanaman, hewan

danmikrobia. Di sini terdapat sebagai senyawa ester dari asam orthofospat yaitu

Page 8: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

inositol , fosfolipid,asam nukleat, nukleotida, dan gula posfat. Tiga senyawa yaitu

inositol fospolopid dan asamnukleat amat dominan dalam tanah.

Inositol fospat dapat mempunyai satu sampai enam atom P setiap unitnya,

dan senyawa ini dapat ditemukan dalam tanah atau organisme hidup (bakteri)

yang dibentuk secara enzimatik. Asamnukleat sebagai DNA dan RNA menyusun

1-10% P-organik total (Elfiati,2005). Sel-sel mikrobia(bakteri) sangat kaya

dengan asam nukleat. Jika organisme tersebut mati maka asam nukleatnyasiap

untuk dimineralisasi.

Ketersediaan P-organik bagi tanaman sangat tergantung pada aktivitas

mikrobia untuk memineralisasikannya. Namun seringkali hasil mineralisasi ini

segera bersenyawa dengan bagian-bagian anorganik untuk membentuk senyawa

yang relatif sukar larut. Enzim fostafase berperan utama dalam melepaskan P

dari ikatan P-organik. Enzim ini banyak dihasilkan darimikrobia tanah,terutama

yang bersifat heterotrof. Aktivitas fosfatase dalam tanah meningkatdengan

meningkatnya C-organik,tetapi juga dipengaruhi oleh pH , kelembaban

temperatur danfaktor lain.

Dalam kebanyakan tanah total P-organik sangat berkorelasi dengan C-

organik tanah, sehinggamineralisasi P meningkat dengan meningkatnya C-

organik. Semakin tinggi C-organik dansemakin rendah P-organik semakin

meningkat immobilisasi P. Fosfat anorganik dapatdiimmobilisasi menjadi P-

organik oleh mikrobia dengan jumlah yang bervariasi antara 25-100%.

Page 9: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

Bentuk P-anorganik dapat dibedakan menjadi P aktif yang meliputi Ca-P,

Al-P, Fe-P dan P tidak aktif, yang meliputi occhided-P , reductant-P , dan mineral

P primer.Fospor anorganik di dalamtanah pada umumnya berasal dari mineral

fluor apatit. Dalam proses hancuran iklim dihasilkan berbagai mineral P

sekunder seperti hidroksi apatit, karbonat apatit, klor apatit dan lainnya

sesuaidengan lingkungannya. Selain itu ion-ion fospat dengan mudah dapat

bereaksi ionFe3+,Al3+,Mn2+ dan Ca2+, ataupun terjerap pada permukaan

oksida-oksida hidrat besi,aluminium dan hidrat.

P-anorganik berupa senyawa 3Ca(PO4)CaF Fluor apatit,

3Ca3(PO4)2CaCO3 Carbonat apatit,3Ca2(PO4)2Ca(HO)2 Hidroksi apatit,

3Ca3(PO4)2CaO Oksi apatit, Ca(PO4)2CaCO3 Trikalsium Phosfat, Ca3(PO4)2

Dikalsium phosfat, AlPO42H2O Variscit, FePO42H2O Strengit

B. Peranan Fosfat pada Tanaman

Fospor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan tanaman.Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari

tanah atau dari pemupukan serta hasildekomposisi dan mineralisasi bahan

organik. Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namunyang tersedia bagi

tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2 mg/kg tanah (Handayanto dan

Hairiyah,2007)

Fospor yang diserap tanaman tidak direduksi, melainkan berada di dalam

senyawa organik dan organik dalam bentuk teroksidasi. Fospor organik banyak

Page 10: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

terdapat di dalam cairan sel sebagaikomponen sistim penyangga tanaman.

Dalam bentuk anorganik, P terdapat sebagai fosfolipidyang merupakan

komponen membran sitoplasma dan kloroplas. Fitin merupakan

simpananfospat dalam biji, gula fospat merupakan senyawa antara dalam

berbagai proses metabolismetanaman. Nukleoprotein merupakan komponen

utama DNA dan RNA inti sel. ATP, ADP danAMP merupakan senyawa berenergi

tinggi untuk metabolism

Peranan P pada tanaman penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan

akar halus dan rambutakar, memperkuat tegakan batang agar tanaman tidak

mudah rebah, pembentukan bunga , buahdan biji serta memperkuat daya tahan

terhadap penyakit. Tanaman jagung menghisap unsur Pdalam bentuk ion

sebanyak 17 kg/ha untuk menghasilkan berat basah tanaman 4200

kg/ha(Premono,2002

Kekurangan P pada tanaman akan mengakibatkan berbagai hambatan

metabolisme, diantaranyadalam proses sintesis protein, yang menyebabkan

terjadinya akumulasi karbohidrat dan ikatan-ikatan nitrogen. Kekurangan P

tanaman dapat diamati secaa visual, yaitu daun-daun yang lebihtua akan

berwarna kekuningan atau kemerahan karena terbentuknya pigmen antisianin.

Pigmenini terbentuk karena akumulasi gula di dalam daun sebagai akibat

terhambatnya sintesa protein.Gejala lain adalah nekrotis atau kematian jaringan

Page 11: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

pada pinggir atau helai daun diikutimelemahnya batang dan akar terhambat

pertumbuhannya

Buntan (1992) menjelaskan fosfor merupakan bahan makanan utama yang

digunakan oleh semuaorganisme untuk energi dan pertumbuhan. Secara

geokimia, fosfor merupakan 11 unsur yangsangat melimpah di kerak bumi.

Seperti halnya nitrogen, fosfor merupakan unsur utama di dalam proses

fotosintesis. Fosfor biasanya berasal dari pupuk buatan yang kandungannya

berdasarkanrasio N-P-K. Sebagai contoh 15-30-15, mengindikasikan bahwa

berat persen fostor dalam pupuk  buatan adalah 30% fosfor oksida (P2O5).

Fosfor yang dapat dikonsumsi oleh tanaman adalahdalam bentuk fosfat, seperti

diamonium fosfat ((NH4)2HPO4) atau kalsium fosfatdihidrogen(Ca(H2PO4)2).

Fosfat merupakan salah satu bahan galian yang sangat berguna untuk

pembuatan pupuk. Sekitar 90% konsumsi fosfat dunia dipergunakan untuk

pembuatan pupuk, sedangkan sisanya dipakaioleh industri ditergen dan

makanan ternak. Mineral-mineral fosfat adalah batuan dengankandungan fosfor

yang ekonomis. Kandungan fosfor pada batuan dinyatakan dengan BPL

(bone phosphate of lime) atau TPL (triphosphate of lime) yang didasarkan atas

kandungan P2O5.Sebagian besar fosfat komersial yang berasal dari mineral

apatit {Ca5 (PO4)3 (F,Cl,OH)} adalahkalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan

sebagian kecil wavelit (fosfat aluminium hidros).Sumber lainnya berasal dari

Page 12: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

jenis slag, guano, krandalit (CaAl3(PO4)2(OH)5 .H2O), dan milisit{(Na,K) CaAl6

(PO4)4 (OH)9 3H2O}.

Apatit memiliki struktur kristal heksagonal dan biasanya dalam bentuk

kristal panjang prismatik.Sifat fisik yang dimilikinya: warna putih atau putih

kehijauan, hijau, kilap kaca sampai lemak, berat jenis 3,15 3,20, dan kekerasan 5.

Apatit merupakan mineral asesori dari semua jenis batuan.beku, sedimen, dan

metamorf. Ini juga ditemukan pada pegmatit dan urat-urathidrotermal. Selain

sebagai bahan pupuk, mineral apatit yang transparan dan berwarna

bagus biasanya digunakan untuk batu permata

Reservoir fosfor berupa lapisan batuan yang mengandung fosfor dan

endapan fosfor anorganik dan organik. Fosfat biasanya tidak atau sulit terlarut

dalam air, sehingga pada kasus ini tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

Kehadiran mikroorganisme dapat memicu percepatandegradasi fosfat. Sumber

fosfor organik dalah perbukitan guano. Di dunia, cadangan fosfat berjumlah 12

milyar ton dengan cadangan dasar sebesar 34 milyar ton. Cadangan fosfat yang

ada di Indonesia adalah sekitar 2,5 juta ton endapan guano (0,17 - 43% P2O5)

dan diperkirakansekitar 9,6 juta ton fosfat marin dengan kadar 20 - 40% P2O5.

Masuknya fosfor ke laut sebesar 3,3 x 1011 mol P th. Jika aktivitas manusia

(anthropogenic), seperti perusakan hutan dan penggunaan pupuk dimasukkan,

maka jumlah fosfor yang masuk ke laut akan meningkat sebesar 3 kali lipat,

yaitu 7,4 - 15,6 x 1011 mol P th . Siklus P pada Gambar 21 (Buntan, 1992).

Page 13: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

C. Mineralisasi dan Immobilisasi Fosfat

Ketersediaan fosfat dikendalikan oleh mineralisasi dan immobilisasi

melalui fraksi organik dan pealrutan serta presipitasi fosfat dalam bentuk

anorganik. Sisa tanaman, hewan dan mikrobayang dikembalikan ke dalam tanah,

secara aktif didekomposisi oleh mikroorganisme. Fosfatdalam sisa organik

tersebut harus dilepaskan jika harus tersedia untuk tanaman dan

mikroorganisme.

Mineralisasi fosfat merupakan proses enzimatik. Enzim yang terlibat

disebut fosfatase yangmengkatalis berbagai reaksi yang melepaskan fosfat dari

senyawa fosfat organik ke dalamlarutan tanah. Fosfatase dilepaskan oleh

mikroorganisme di luar sel ke dalam larutan tanah untuk mengkatalis reaksi-

reaksi berikut ini :

Fosfomonoesterasi menghidrolisis fosfat dari bentuk monoester fosfat,

seperti nukleotida ataufosfolipida.

1. Fosfodiesterase menghidrolisis fosfat dari bentuk diester fosfat seperti asam

nukleat.

2. Fitase menghidrolisis fosfat dari fosfat inositol

Jika fosfat dimineralisasi maka dapat diserap oleh tanaman atau

diimmobilisasi kembali kedalam sel mikroba, atau dapat membentuk kompleks

anorganik tidak larut. Biomassa mikrobadapat mempengaruhi ketersediaan

fosfat melalui immobilisasi, yaitu pengikatan ion ortofosfatmenajdi bentuk

Page 14: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

organik yang terikat dalam organisme. Misalnya ortofosfat bereaksi dengan

ADP(Adenosine diphosphate) dan masukan energi yang sesuai untuk

membentuk ATP. Tingkatimmobilisasi dipengaruhi oleh nisbah C/P bahan

organik yang mengalami dekomposisi dan jumlah fosfat tersedia dalam larutan

tanah. Nisbah C/P residu yang ditambahkan dapatmenentukan tingkat fosfat

anorganik dimineralisasi atau diimobilisasi. Jika fosfat tidak cukuptersedia

dalam residu untuk asimilasi karbon yang ditambahkan, maka fosfat anorganik

darilarutan tanah harus digunakan dan bisa terjadi net imobilisasi. Sebaliknya

jika lebih banyak tersedia fosfat dalam residu jika dibandingkan dengan yang

diperlukan untuk asimilasi karbon,maka terjadi net mineralisasi ortofosfat.

Umumnya, nisbah C/P <> 300:1 menghasilkanimobilisasi. Nisbah antara 200-

300 hanya menghasilkan perubahan kecil dalam konsentrasifosfat daam larutan

tanah. Proses ini sama dengan proses mineralisasi dan imobilisasi

nitrogen.Selain kandungan fosfat dalam residu, variabel tanah dan lingkungan

yang lain (misalnya Ph temperatur, aerasi, dan lengas tanah) mempengaruhi

aktivitas mikroba dan mineralisasi fosfat.Unsur yang paling menjadi pembatas

akan mengendalikan kecepatan mineralisasi fosfat dariresidu. Jika mineralisasi

karbon yang cepat terjadi pada residu dengan kandungan fosfat terbatas,maka

terjadi imobilisasi fosfat dari tanah. Ketika karbon oragnik yang dapat

dimineralisasi habis, bagian biomassa mikroba yang kaya fosfat juga akan

dimineralisasi, menghasilkan pelepasanfosfat yang semua diimobilisasi

Page 15: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

Mineralisasi P-organik menjadi bentuk P-anorganik dilakukan oleh

mikroba tanah. Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui siklus

transformasi P-organik menjadi P-anorganik adalah dengan mengetahui jumlah

total mikroba dan biomassa mikroba (Buresh et al., 1997).Faktot-faktor yang

mempengaruhi proses mineralisasi P di dalam tanah adalah

temperatur,kelembaban, aerasi, pH tanah dan kualitas bahan organik yang

ditambahkan. Aerasi tanah yang baik dengan kelembaban yang cukup serta

temperatur tanah berkisar 30-40 oC menentukan jenisdan aktivitas mikroba

tanah, selanjutnya dapat menentukan produk akhir dari prosesmetabolisme

mikroba yang bersangkutan (Stevenson, 1986).

Pemilihan jenis tanaman sebagai sumber bahan organik untuk

memperbaiki ketersediaan P tanahditentukan oleh kualitasnya yaitu nisbah C/P.

Nilai kritis C/P adalah 200, Bila C/P 200 makaakan terjadi mineralisasi, dan bila

C/P 300 atau bila kandungan P pada bahan organik <0,2%>Pelarutan Fosfat

Anorganik

Mineral fosfat anorganik umumnya dijumpai sebagai aluminium dan besi

fosfat pada tanah-tanahmasam, sedangkan kalsium fosfat mendominasi tanah-

tanah basa. Senyawa yang kurang larut inimemasok ortofosfat ke larutan tanah

tergantung tingkat kelarutan senyawa tersebut. Ortofosfatdipasok ke akar

terutama melalui difusi. Akar tanaman dan mikroorganisme tanah dapat

meamcu pelarutan senyawa fosfat melalui pelepasan karbon dioksida dan asam-

Page 16: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

asam organik ke larutantanah. Asam karbonat dapat merangsang pelarutan

asam pada senyawa kalsium dan magnesiumfosfat. Hal yang sama, keasaman

yang dihasilkan oleh bakteri nitrifikasi dan bakteri pelarutsulfur merangsang

pelarutan garam-garam fosfat yang tidak larut. Berbagai jenis asam-

asamorganik yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan tanaman dapat berperan

sebagai bahan pengkhelat (chelating agents) untuk melarutkan aluminium, besi,

kalsium dan magnesium fosfat,sehingga menghasilkan pelepasan ortofosfat ke

dalam larutan tanah (Stevenson, 1986). Satukelompok organisme yang penting

adaalh jamur mikoriza, yang membentuk simbiosis denganakar tanaman untuk

memacu serapan fosfat dan unsur hara lainnya. Pada kondisi

tergenang,hidrogen sulfida yang dihasilkan oleh bakteri pereduksi sulfat atau

proses lainnya, dapat jugamengganti kation logam dari fosfat tidak larut, dengan

melepaskan fosfat. Beberapa bakteri yangsangat efektif dalam melarutkan fosfat

(bakteri pelarut fosfat) dari batuan fosfat. Salah satucontoh adalah Bacillus

megaterium var. Phosphaticum. Bakteri ini telah dikemas dalam

bentuk inokulum yang disebut fosfobakterin dan diaplikasikan ke tanah untuk

memacu pelarutanmineral fosfat. Selain itu, pemberian bahan sumber karbon

yang mudah dimineralisasi seeprti pupuk kandang, dapat memacu pelarutan

fosfat melalui peningkatan aktivitas biologi.Peningkatan karbon organik juga

berperan dalam mengkompleks aluminium pada tanah-tanah asam, jadi

mengurangi peluang aluminium mengikat fosfat.

Page 17: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

BAB III

PENUTUP

Fosfat (P) merupakan unsur hara esensial makro seperti halnya karbon (C)

dan nitrogen (N). Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah

atau dari pemupukan serta hasildekomposisi dan mineralisasi bahan organic.

Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik

(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan

tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh

dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik.

Fosfor berperan dalam pembagian sel dan pembentukan lemak serta

albumin, pembentukan bunga, buah, dan biji, kematangan tanaman, melawan

pengaruh buruk nitrogen, perkembangan akar halus dan akar rambut,

meningkatkan kualitas tanaman dan ketahanan terhadap penyakit.

Kekurangan P pada tanaman akan mengakibatkan berbagai hambatan

metabolisme, diantaranya dalam proses sintesis protein, yang menyebabkan

terjadinya akumulasi karbohidrat dan ikatan-ikatan nitrogen. Kekurangan P

tanaman dapat diamati secaa visual, yaitu daun-daun yang lebih tua akan

berwarna kekuningan atau kemerahan karena terbentuknya pigmen antisianin.

Page 18: Tugas Interaksi Hara (Fosfor)

DAFTAR PUSTAKA

Winarto, W.P. dan M. Surbakti. 2003. Khasiat dan Manfaat Pegagan, Tanaman Penambah Daya Ingat. Agromedia Pustaka. Jakarta. 64 hal.

Januwati, M. dan M. Yusron. 2005. Budi daya tanaman pegagan. http//balittro.litbang.deptan.go.id. [22 Maret 2008].

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. 286 hal.

Tisdale, S.L., W.L. Nelson, and J.D Beaton. 1985. Soil Fertility and Fertilizers. 4th Edition. Mcmillan Publishing Company. New York. 754 p.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 591 hal.

Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Terjemahan dari: Plant Physiology. Penerjemah: D.R. Lukman dan Sumaryono. Penerbit ITB. Bandung. 343 hal.

Havlin, J.L., J.D. Beaton, S.L. Tisdale, and W.L. Nelson. 2005. Soil Fertility and Fertilizers: An Introduction to Nutrient Management. Pearson Prentice Hall. New Jersey. 515 p.

Marschner, H. 1985. Mineral Nutrition in Higher Plants. Academic Press. London. 674 p.

Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online. Fakultas Pertanian Unsri &Program Studi Ilmu Tanaman, Program Magister (S2), Program Pascasarjana. UniversitasSriwijaya. Http://dasar2ilmutanah.blogspot.com.

Paul, E.A dan Clark, F.E. 1989. Soil Microbiology and Biochemistry Academic Press, Inc. NewYork. USABuresh, R.J., Smithson, P.C. and Hellums, D.T. 1997. Building soil phospharus capital in Africa.P. 111-149. In. R.J. Buresh et al. (eds). Replenishing soil fertility in Africa SSSA Spec. Publ. 51.SSSA, Madison, WI