Tugas I Komoditas Pertanian2 Dapus
-
Upload
asmawatifitrye-junaidi-sorenggana -
Category
Documents
-
view
235 -
download
2
description
Transcript of Tugas I Komoditas Pertanian2 Dapus
Tugas I. Komoditas Pertanian
Oleh : Kelas E Kelompok 2
Brando Renzo M Purba (135040200111196)
Muh Ghany Nugraha (135040200111199)
Hadi Yuananto (135040200111216)
Sudalan Wangsa Parin (135040201111029)
Indria Farantika (135040201111053)
Kuny Lathifatul M. (135040201111062)
Randes Yogi Pratama (135040201111064)
Indonesia merupakan negara agraris. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat Indonesia
bermatapencaharian sebagai petani. Dalam pertanian di Indonesia, istilah ‘komoditas’ sudah tidak
jarang didengar, melihat banyak sekali komoditas yang dihasilkan oleh pertanian di Indonesia.
Komoditas sendiri diartikan menjadi bahan mentah yang dapat digolongkan menurut mutunya sesuai
dengan standar perdagangan internasional, begitu juga dengan pertanian di Indonesia yang sebagian
besar komoditas pertanian yang dihasilkan dapat digunakan sebagai sebagai bahan ekspor.
Komoditas pertanian secara garis besar dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu
tanaman pangan ( Food crops), tanaman hortikultura (Horticulture crops), tanaman industri (Industrial
crops) dan tanaman penghasil energy (Biofuel crops). Dengan mempelajari komoditas pertanian, kita
dapat mengelompokkan hasil – hasil pertanian dalam kelompok – kelompok komoditas pertanian
tersebut. Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari mempelajari komoditas pertanian, diantaranya
kita dapat memahami macam komoditas pertanian dan kelompoknya, mempelajari kegunaan
komoditas pertanian untuk manusia, dan mempelajari potensi dan peluang komoditas pertanian di
Indonesia.
Komoditas pertanian secara garis besar dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Tanaman pangan (food crops)
2. Tanaman holtikultura (holticulture crops)
3. Tanaman industri (industrial crops) dan
4. Tanaman penghasil energi (biofuel crops).
1. Tanaman Pangan (food crops)
Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan
protein. Tanaman pangan menyebar hampir secara merata di seluruh wilayah Indonesia meskipun
sentra beberapa jenis tanaman pangan terdapat di wilayah tertentu. Hal ini disebabkan oleh kesesuaian
lahan dan kultur masyarakat dalam mengembangkan jenis makanan pangan tertentu (Purnomo,
dkk.2007). Tanaman pangan dapat dibedakan menjadi beberapa kriteria diantaranya :
1.1 Tanaman serealia
Serealia, dikenal juga sebagai sereal atau biji-bijian merupakan sekelompok tanaman
yang ditanam untuk dipanen biji/bulirnya sebagai sumber karbohidrat/pati. Yang termasuk
kedalam tanaman serealia yaitu padi, jagung dan gandum.
PADI (Oryza sativa L.)
Padi adalah tanaman pangan berupa rumput berumpun yang merupakan tanaman
pangan kedua yang paling penting secara global sebagai sumber energi dan protein bagi
pemenuhan gizi manusia
Sentra Penanaman
Pusat penanaman padi di Indonesia adalah Pulau Jawa (Karawang, Cianjur), Bali,
Madura, Sulawesi, dan akhir-akhir ini Kalimantan. Pada tahun 1992 luas panen padi
mencapai 10.869.000 ha dengan rata-rata hasil 4,35 ton/ha/tahun. Produksi padi nasional
adalah 47.293.000 ton. Pada tahun itu hampir 22,5 % produksi padi nasional dipasok dari
Jawa Barat. Dengan adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti Karawang dan
Cianjur mengalami penurunan produksi yang berarti.
Produksi padi nasional sampai Desember 1997 adalah 46.591.874 ton yang meliputi
areal panen 9.881.764 ha. Karena pemeliharaan yang kurang intensif, hasil padi gogo
hanya 1-3 ton/ha, sedangkan dengan kultur teknis yang baik hasil padi sawah mencapai 6-
7 ton/ha.
Analisis Usaha Budidaya
Harga padi yang sangat ditentukan pemerintah menyebabkan petani sering kali
merugi karena modal dasar tidak seimbang dengan harga gabah. Keadaan ini semakin
memburuk dengan dihilangkannya subsidi pupuk. Petani menjual padi ke Bulog dengan
harga yang ditentukan pemerintah (saat ini seharga Rp. 2.100-1.500/kg). Pada saat penen
raya, bulog tidak memiliki cukup uang untuk membeli padi rakyat sehingga menunggak
pembayaran ke petani. Keadaan ini sangat merugikan petani. Budidaya padi untuk
mencapai keuntungan yang layak sulit diwujudkan.
Perkiraan analisis budidaya padi (nasional) permusim panen dengan luas lahan 1
hektar masa tanam tahun 1999.
Gambaran Peluang Agribisnis
Beras adalah makanan pokok sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi di
dunia. Kebutuhan beras nasional tidak terpenuhi oleh produksi beras dalam negeri karena
itu kita masih selalu mengimpor beras. Pemerintah, pada tahun 1998 mengimpor 3,1 juta
ton beras untuk mengantisipasi kebutuhan beras masyarakat.
Dengan memperhatikan hal di atas seharusnya agribisnis padi dapat menarik banyak
para investor. Namun demikiaan, dilain pihak, harga beras sangat ditentukan pemerintah
dan tidak dinamis seperti halnya tanaman hortikultur atau perkebunan sehingga umumnya
petani padi sering merugi. Tanpa perubahan tata niaga beras dan pengurangan campur
tangan pemerintah, agribisnis padi akan tetap tidak banyak diperhitungkan dan diminati
oleh investor di bidang pertanian.
1.2 Tanaman Umbi-umbian
Umbi merupakan satu organ dari tumbuhan yang merupakan modifikasi dari organ
lain dan berfungsi sebagai penyimpan zat tertentu (umumnya karbohidrat).
KENTANG
Kentang adalah makanan yang bernilai gizi tinggi dan lengkap serta dapat digunakan
sebagai bahan pangan alternatif pengganti beras. Kentang juga merupakan salah satu
makanan siap hidang (instant food) dan cepat hidang (fast food) di Indonesia saat ini.
Sentra Produksi
Sentra produksi kentang di Indonesia tersebar di daerah Sumatera Utara, Sumatera
Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Potensi
Pada basis bobot segar, kentang memiliki kandungan protein tertinggi dibandingkan
dengan umbi-umbian lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa kentang memiliki potensi dan
prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam pangan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan.
Melihat sedemikian besar manfaatnya, maka kentang memiliki prospek yang cukup
cerah untuk meningkatkan devisa negara melalui ekspor. Sangat disayangkan jika
pemanfaatan kentang kurang maksimal karena Indonesia merupakan penghasil kentang
terbesar di Asia Tenggara serta merupakan negara agraris yang memiliki hamparan lahan
pertanian yang luas.
1.3 Tanaman Kacang-kacangan
Kacang-kacangan merupakan sumber utama protein nabati dan mempunyai daya
guna yang sangat luas. Kacang-kacangan juga merupakan sumber utama protein yang
penting.
KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.)
Kedelai merupakan tanaman pangan yang penting sebagai sumber protein nabati.
Sentra Penanaman
Di salah satu negara bagian Amerika Serikat, terdapat areal pertumbuhan kedelai
yang sangat luas sehingga menghasilkan 57 % produksi kedelai dunia. Di Indonesia, saat
ini kedelai banyak ditanam di dataran rendah yang tidak banyak mengandung air, seperti di
pesisir Utara Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Utara (Gorontalo),
Lampung, Sumatera Selatan dan Bali.
Gambaran Peluang Agribisnis
Bila dibandingkan dengan produksi kedelai Amerika yang mencapai 1800 kg/ha,
produksi kedelai yang dihasilkan para petani Indonesia masih tergolong rendah yaitu rata-
rata 600-700 kg/ha. Hal ini dapat dipecahkan dengan cara menanam varietas unggul secara
intensif, yang dapat mencapai 20 kuintal/ha. Maka diharapkan produksi kedelai di
Indonesia dapat ditingkatkan lagi, agar impor kacang kedelai dapat dihentikan.
Di pasaran umum harga kedelai disesuaikan dengan warna dan besar kecilnya biji.
Harga kedelai putih lebih mahal sebab mudah dan baik sekali digunakan sebagai bahan
pembuat tempe dan tahu yang sudah memasyarakat di Indonesia, serta bahan pembuat
susu sari kedelai. Sebagai gambaran: pada saat harga kedelai putih biji besar Rp 500,-/kg;
kedelai putih biji sedang dan kecil Rp 400,-/kg; kedelai hitam biji besar Rp 450,-/kg dan
kedelai hitam biji sedang atau kecil Rp 375,- (tahun 1992). Patokan harga kedelai ini bisa
bertahan dalam jangka waktu relatif lama, jadi dapat dikatakan harga kedelai agak stabil,
jarang mengalami perubahan. Di Indonesia, hasil panen kedelai dalam partai besar pada
umumnya dijual melalui KUD, meskipun sementara petani masih menjual produksinya
kepada tengkulak yang kemudian meneruskannya kepada pedagang besar (pengumpul)
dan akhirnya disalurkan ke pabrik-pabrik. Sedangkan partai kecil pada umumnya dijual
sendiri di pasar oleh para petani yang bersangkutan atau disalurkan ke industri rumah
tangga yang mengusahakan tahu dan tempe. Jadi pada hakekatnya pemasaran kedelai tidak
sulit, bahkan permintaan dari konsumen semakin meningkat. Walaupun produktifitas
tanaman kedelai cenderung mengalami peningkatan selama periode 1993-1997,
Meningkatnya produksi kedelai pada periode tersebut merupakan hasil upaya intensifikasi
dan ekstensifikasi yang telah dilaksanakan dengan didorong oleh adanya Program Upaya
Khusus Peningkatan Produksi Kedelai di berbagai wilayah.
2. Tanaman Holtikultura (holticulture crops)
2.1 Definisi Holtikultura
Hortikultura merupakan cabang pertanian yang berurusan dengan budidaya intensif
tanaman yang di ajukan untuk bahan pangan manusia obat-obatan dan pemenuhan
kepuasan.
2.2 Fungsi Holtikultura
Secara sederhana fungsi utama tanaman hortikultura dapat di kelompokan menjadi 4,
yaitu:
1.Fungsi penyedia pangan
Sebagai penyedia vitamin,mineral,serat dan senyawa lain untuk pemenuhan gizi
2.Fungsi ekonomi
Umumnya komuditas hortikultura memiliki nilai ekonomi, yang tinggi menjadi sumber
pendapat petani,,pedagang, kalangan industry,dll.
3.Fungsi kesehatan
Hal ini di tunjukan oleh manfaat komuditas biofarma untuk mencegah dan mengobatai
berbagai macam penyakait.
4.Fungsi sosial budaya
Hal ini di tunjukan oleh peran komuditas hortikultura sebagai salah satu unsure
keindahan dan kenyamanan lingkungan.
2.3 Macam Tanaman Holtikultura
a) Tanaman Buah
Contoh, alpokat (Persea americana Mill.), durian (Durio zibethinus), nanas
(Ananas comusus), jeruk (Citrus sp.).
Nanas (Ananas comusus)
Nenas (Ananas commosus (L.) merr.) merupakan tanaman buah
tropika yang mmiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Dalam
perdagangan global nenas berada dalam kelompok 3 besar bersama-sama
setelah pisang dan mangga. Indonesia merupakan produsen nenas nomor 8
di dunia, sementara dari sisi ekspor menempati peringkat 3 untuk nenas
olahan dan peringkat 20 untuk nenas segar. Indonesia memiliki potensi
untuk meningkatkan produksi nenas karena kesesuaian agroklimat yang
sangat tinggi dan ketersediaan lahan yang memadai, sehingga dapat
memberikan kontribusi pada devisa.
Produksi nenas di indonesi pada tahun 2007 sebesar 2.237 ribu ton
lebih tinggi dari produksi nenas philipina yaitu 1.833 ribu ton akan tetapi
masih lebih rendah dari produksi nenas thailand yang mencapai 2.705 ribu
ton (FAOSTAT 2007).
b) Tanaman Sayuran
Berdasarkan bagian yang dikonsumsi pengelompokan tanaman sayuran adalah :
o Sayuran daun, contoh: bayam,kangkung,selada dan kubis
o Sayuran buah, contoh: tomat,cabe,mentimun,terung dan labu
o Sayuran bunga, contoh: kembang kol dan brokoli
o Sayuran batang, contoh: asparagus
o Sayuran umbi, contoh: kentang
o Sayuran umbi lapis, contoh: bawang merah,bawang putih, bawang bombay
o Sayuran akar, contoh: wortel
o Sayuran biji, contoh: kacang ercis
Cabe
Kebutuhan akan cabai merah, diduga masih dapat ditingkatkan
dengan pesat sejalan dengan kenaikan pendapatan dan atau jumlah
penduduk sebagaimana terlihat dari trend permintaan yang cenderung
meningkat yaitu tahun 1988 sebesar 4,45 kg/kapita, menjadi sebesar 2,88
kg/kapita pada tahun 1990, dan pada tahun 1992 mencapai sebesar 3,16
kg/kapita.
c) Tanaman hias
Anggrek (orchidaceae), krisan (crhysantemum), mawar (Rosa L.), melati
(Jasminum sambac )
Anggrek
Potensi budidaya anggrek untuk peluang usaha di Indonesia sangatlah
tinggi. Sayangnya, perkembangannya masih cenderung lambat. Hal ini
dikemukakan oleh Pengurus Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Cabang
Yogyakarta, Kadarso, di sela pelatihan budidaya Anggrek Angkatan XX,
Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency Project
(I-MHERE), di Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (9/7).
Kadarso menjelaskan, Indonesia memiliki sekitar 5000 spesies
anggrek. Beberapa di antaranya berpotensi untuk dibudidayakan seperti
Dendrobium, Cattleya, Phalaenopsis, Oncidium, Arachnis, Renanthera,
Vanda, serta Paphiopedilum.
Pembudidayaan ini sangat potensial menjadi peluang usaha baik di
pasar domestik dan pasar luar negeri. Karena anggrek memiliki spektrum
yang luas pada warna, bentuk dan ukuran, tekstur maupun kemampuan
variasi yang tidak terbatas.
“Dari mulai anak semai anggrek yang lembut dalam botolan, lalu
tumbuh menjadi tanaman remaja, tanaman dara, berbunga hingga akhirnya
layak jual, anggrek dapat menghasilkan uang,” kata Kadarso.
Sayangnya, proses pengembangan anggrek di Indonesia masih
terkendala berbagai hal. Faktor teknologi, sumber daya manusia, serta
modal menjadi contohnya
d) Tanaman obat
Contoh, jahe (Zingiber officinale), temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit
(Curcumadomestica Val.), sambiloto (Andrographis Paniculata Nees)
Kunyit (Curcumadomestica Val. )
Kunyit yang memunyai nama latin Curcuma domestica Val.
merupakan tanaman yang mudah diperbanyak dengan stek rimpang dengan
ukuran 20-25 gram stek. Bibit rimpang harus cukup tua. Kunyit tumbuh
dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm
sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang sedikit terlindung. Tapi
untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar diperlukan tempat yang lebih
terbuka. Rimpang kunyit berwarna kuning sampai kuning jingga. (Sumiati ,
2004.)
3. Tanaman Industri (industrial crops)
3.1 Definisi Tanaman Industri
Salah satu komoditas yang memiliki potensi untuk meningkatkan perekonomian negara
dan sumber penghasil devisa dengan cara mengekspornya keluar negeri.contoh : Tebu,
Coklat, Teh, Kelapa Sawit.
3.2 Data Statistik Perkebunan Besar di Indonesia Tahun 2010-2012
Sumber: bps.go.id
3.3 Contoh tanaman industri
A. Tanaman Tebu
Hasil olahan tanaman tebu sebagai produk kosumsi yaitu :
Gula
Minuman
Potensi pengembangan tanaman tebu
Melihat data statistik produksi tebu di Indonesia mengalami peningkatan.
Hal tersebut sangat baik bagi potensi budidaya tanaman tebu mengingat bahwa hasil
olahan tebu yaitu gula merupakan salah satu bahan pokok dari makanan atau
minuman. Jika produksivitas terus meningkat proses ekspor ke negara-negara lain
akan dapat dijalani.
B. Tanaman Kakao
Hasil olahan tanaman kakao sebagai produk kosumsi yaitu :
Cokelat
Minuman
Potensi pengembangan tanaman kakao
Akhir-akhir ini banyak pengusaha industri kakao Eropa dan Amerika mulai
melirik kakao Indonesia. Untuk itu, pemerintah perlu mengupayakan produksi kakao
petani agar dapat memenuhi harapan pembeli dan memenuhi standar kualitas.
Daerah penghasil kakao terbanyak di Indonesia hanya ada di empat provinsi, yakni
Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah. Melihat data
statistik produktivitas kakao terus meningkat, indonesia berpotensi menjadi pengekspor
kakao terbesar di dunia yang saat ini menempati urutan ke tiga produktivitas kakao di
dunia.
C. Kelapa Sawit
Hasil olahan tanaman kelapa sawit :
Minyak kelapa sawit (setelah proses pemurnian)
Margarine
Mie instan
Sabun
Biodiesel
Status pengelolaannya
Berdasarkan status pengusahaan, lahan perkebunan kelapa sawit dibagi
menjadi tiga, yakni perkebunan rakyat, perkebunan swasta, dan perkebunan negara.
Lahan paling besar digarap oleh perusahaan swasta, yakni sekitar 52 %, perkebunan
rakyat sekitar 38%, dan sisanya dimiliki oleh perusahaan negara.
Daerah yang berpotensi untuk pengembangan kelapa sawit :
Provinsi Riau
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Irian Barat
Bengkulu
Seulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Potensi Pengembangan
Saat ini Indonesia merupakan produsen minyak sawit mentah (Crude palm oil,
CPO) terbesar di dunia. Pada 2012, luas lahan perkebunan diperkirakan sebesar 9 juta
hektar, dengan produksi CPO 24 juta ton per tahun, dengan komposisi 5 juta ton
dikonsumsi di dalam negeri, sementara 80% sisanya di ekspor. Jika hal tersebut dapat
ditingkatkan maka akan membantu perekonomian negara, apalagi jika sepenuhnya
dapat dikelola menjadi barang jadi, tanaman kelapa sawit akan menjadi sumber devisa
yan besar bagi negara.
4. Tanaman penghasil energi (biofuel crops)
Tanaman penghasil biofuel merupakan komoditas pertanian yang digunakan sebagai bahan
baku untuk pembuatan bahan bakar nabati. Bahan bakar nabati adalah semua bahan bakar yang
berasal dari minyak nabati, yang dapat berupa biodiesel, bioetanol dan boi-oil (minyak nabati murni).
(Prastowo, 2007)
Kelapa sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Sawit dapat tumbuh dengan
baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-
500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim
dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air
saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memengaruhi
perilaku pembungaan dan produksi buah sawit. Minyak sawit digunakan sebagai bahan
baku minyak goreng, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio,dan industri
farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena
keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu
melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya
melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik.
o Manfaat Kelapa Sawit
1) Pengembangan industri
Produk-produk yang dapat dihasilkan dari minyak sawit sangat luas dengan
intensitas modal dan teknologi yang bervariasi Produksi CPO Indonesia yang diolah di
dalam negeri sebagian besar masih dalam bentuk produk antara seperti RBD palm oil,
stearin dan olein, yang nilai tambahnya tidak begitu besar dan baru sebagian kecil yang
diolah menjadi produk-produk oleokimia dengan nilai tambah yang cukup tinggi.
a. Industri minyak makan
Industri fraksinasi/rafinasi menghasilkan nilai tambah yang relative kecil
tetapi kapasitas terpasang industri ini sudah terlalu besar. Di sisi lain, tahapan
fraksinasi/rafinasi harus dilakukan dalam industri minyak
makan. Nilai tambah yang diperoleh dari perdagangan eceran (retail) minyak
makan cukup besar. Oleh karena itu pengembangan industry ini perlu diarahkan kepada
usaha retail minyak makan baik untuk pasar dalam negeri maupun untuk pasar luar
negeri. Untuk itu dibutuhkan kebijakan pemerintah yang terpadu dalam pengembangan
minyak goreng/makan (edible oil).
b. Industri oleokimia
Industri oleokimia dasar masih relatif kecil padahal nilai tambahnya cukup
besar. Penggunaan minyak/lemak dalam industry oleokimia dunia hanya sekitar 6% dari
total produksi minyak/lemak dunia. Namun, industri oleokimia berkembang dengan
sangat pesat terutama di Malaysia. Produksi oleokimia dasar dalam 1970-1995
meningkat dari 2,5 juta ton menjadi 5 juta ton dan diperkirakan menjadi 6 juta ton pada
2000. Produksi Malaysia pada tahun 1995 adalah 1,792 juta ton sedangkan Indonesia
baru 652 ribu ton/tahun.Segmen pasar oleokimia akan berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi oleokimia dan kesadaran masyarakat akanlingkungan serta
semakin langkanya petrokimia. Teknologi untuk membuat berbagai produk oleokimia
sudah ditemukan tetapi belum layak dikembangkan karena belum adanya insentif untuk
produk-produk yang ramah lingkungan.
o Prospek kelapa sawit
1. Harga
Hingga tahun 2008, harga minyak sawit di pasar Rotterdam diperkirakan akan
mengalami kenaikan walaupun secara riil akan mengalami sedikit penurunan karena
adanya kenaikan inflasi. Pada tahun 2004, harga minyak sawit di Rotterdam sekitar US$
0.56/kg dan pada tahun 2008 mencapai US$ 0.68/kg
(Gambar 2. Harga riil dan nominal CPO di Rotterdam (US$/kg)
2. Pengembangan produk
Pengembangan produk kelapa sawit diperoleh dari produk utama, yaitu minyak
kelapa sawit dan minyak inti sawit, serta produk sampingan yang berasal dari
limbah.Beberapa produk yang dihasilkan dari pengembangan minyak sawit diantaranya
adalah minyak goreng,produk-produk oleokimia, seperti fatty acid, fatty alkohol,
glycerine, metalic soap, stearic acid, methyl ester, dan stearin. Perkembangan industri
oleokimia dasar merangsang pertumbuhan industri barang konsumen seperti deterjen,
sabun, dan kosmetika.Sedangkan produk-produk yang dihasilkan dari pemanfaatan
limbah diantaranya adalah pupuk organik, kompos, dan kalium serta serat yang berasal
dari tandan kosong kelapa sawit, arang aktif dari tempurung buah, pulp kertas yang
berasal dari batang dan tandansawit, perabot dan papan partikel dari batang, dan pakan
ternak dari batang dan pelepah, serta pupuk organik dari limbah cair dari proses produksi
minyak sawit.
o Produktivitas kelapa sawit
(Gambar 4. Produktivitas perkebunan kelapa sawit
di Indonesia (ton CPO/ha/tahun)
Hal ini mengisyaratkan bahwa peluang untuk meningkatkan produktivitas
kebun berbagai jenis pengusahaan masih ada, sehingga gerakan peningkatan
produktivitas nasional harus menjadi tema penting dalam pengembangan kelapa sawit ke
depan. Penggunaan bibit unggul dalam penanaman baru, dan peningkatan intensitas
pemeliharaan menjadi kunci sukses program peningkatan produktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2013. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kunyit (Curcuma domestica Val).http://om-
tani.blogspot.com/2013/03/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman_15.html.Diakses tanggal
25 februari 2014.
Anonymous.2010.Tanaman Holtikultura.http://agrimaniax.blogspot.com/2010/07/tanaman-
hortilkultura.html.diakses tanggal 25 februari 2014.
Direktorat Kredit, BPR dan UMKM.2010.Budidaya Cabai Merah (Pola Pembiayaan
Konvensional).Bank Indonesia.
Mesuji,Endry.2012.Dasar-dasar Holtikultura.http://endrymesuji.blogspot.com/2012/03/dasar-dasar-
hortikultura.html.diakses tanggal 25 februari 2014.
Sobir & Naekman Naibaho.2007. Program Pengembangan Nenas.Dalam Makalah Peningkatan Daya
saing Buah Nasional Melalui Riset Nasional : Penalaman 10 Tahun RUSNAS Buah
Unggulan Indonesia.
Nira.2013.Macam.macam Tanaman Serealia . http://nira15.blogspot.com/2013/08/macam-tanaman-
serealia.html. di akses tanggal 26 februari 2014
Murasaki, Kevin. 2011.Tanaman Kacang-kacangan dan Biji-
bijian.http://kevinmurasaki.wordpress.com/2011/12/04/makalah-kacang-kacangan-dan-biji-
bijian/. Diakses tanggal 26 februari 2014
Purnomo, dkk. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya : Depok
AAK. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Suparyono, Dr & Agus Setyono, Dr. 1994. Padi. Penebar Swadaya. Jakarta
Soelarso, Bambang. 1997. Budidaya Kentang Bebas Penyakit. Kanisius : Surabaya
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.2005.Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis
Kelapa Sawit.Jakarta,Departemen Pertanian
Pusat Penelitian dan penembangan perkebunan.perkebunan.litbang.deptan.go.id
Badan Pusat Statistik.2012. Produksi Bulanan Perkebunan Besar, Indonesia.bps.go.id.Diakses tanggal
26 2014.
Harian Kompas.com.2011.Penghasil Kakao Terbesar Kedua di Dunia :jember
Badan Koordinasi Penanaman Modal.2014.Komoditi Tebu.regionalinvestment.bkpm.go.id
2014.Diakses tanggal 26 2014
Matlap,Roziqin.2013.PotensiKelapaSawit.http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2013/10/01/kelapa-sawit-potensi-indonesia-yang-mendunia-594674.html.Diakses 26 februari 2014.