Tugas Geologi Sejarah_2013_d_kelompok 4_penelitian Katatrofisme Berdasarkan Kt-boundary

8
PENELITIAN KATATROFISME BERDASARKAN KT-BOUNDARY Kelompok 4 : Mitra Pargantian (270110130008) Stefanus Garry (270110130080) Aryas Prabaswara (270110130028) Ariyandi Purnama (270110130084) M Bima Perkasa A (270110130032) Bendrik Sinaga (270110130140) Moch Fakhrul A (270110130044) Daniel Tumbur (270110130144) Eri Diah S (270110130048) Kelas D

description

A

Transcript of Tugas Geologi Sejarah_2013_d_kelompok 4_penelitian Katatrofisme Berdasarkan Kt-boundary

Page 1: Tugas Geologi Sejarah_2013_d_kelompok 4_penelitian Katatrofisme Berdasarkan Kt-boundary

PENELITIAN KATATROFISME BERDASARKAN KT-BOUNDARY

Kelompok 4 :Mitra Pargantian (270110130008) Stefanus Garry (270110130080)Aryas Prabaswara (270110130028) Ariyandi Purnama (270110130084)M Bima Perkasa A (270110130032) Bendrik Sinaga (270110130140)Moch Fakhrul A (270110130044) Daniel Tumbur (270110130144)Eri Diah S (270110130048)

Kelas D

Page 2: Tugas Geologi Sejarah_2013_d_kelompok 4_penelitian Katatrofisme Berdasarkan Kt-boundary

PENELITIANBENTURAN ASTEROID

PENELITIANAKIBAT VOLKANISME

PENDAHULUAN

INTI PERMASALAHAN KESIMPULAN

Page 3: Tugas Geologi Sejarah_2013_d_kelompok 4_penelitian Katatrofisme Berdasarkan Kt-boundary

PENDAHULUAN

Peristiwa katastrofik dengan rentang zaman di ujung Kapur dan awal Tersier (65 Ma –Ma – million years ago -juta tahun yang lalu) atau K-T (K=Kreide/Cretaceous & T=Tersier) Boundary. Pada akhir Zaman Kapur, terjadi kepunahan massal di bumi dan tercatat 75% semua fauna yang lebih tinggi dari 2 meter dan kehidupan di laut punah. Tidak ada dinosaurus yang selamat dari kepunahan tersebut dan para ilmuwan masih berusaha mencari tahu sejak puluhan tahun yang lalu. Sebagian besar para ilmuwan berpendapat bahwa tumbukan asteroid penyebab kepunahannya, namun lainnya beranggapan bahwa perubahan iklim dan letusan gunungapi yang memusnahkan mereka.

Para ilmuwan mempelajari batuan dari akhir Zaman Kapur (65 juta tahun yang lalu), juga batuan pada awal Zaman Tersier. “K” adalah simbol Zaman Kapur sedangkan “T” adalah simbol Zaman Tersier dan batuan dari keda zaman tersebut membentuk garis batas K-T.

Page 4: Tugas Geologi Sejarah_2013_d_kelompok 4_penelitian Katatrofisme Berdasarkan Kt-boundary

Penelitian dan Hasil Penelitian Katastrofik akibat Benturan Asteroid

PenelitianBeberapa oil companies di sekitar

GOM (Gulf of Mexico) tahun 1980an menemukan dan telah meneliti sebuah kawah sangat besar berdiameter 180 km di utara Tanjung Yucatan Mexico terkubur dalam sedimen setebal 2000 meter yang disebut kawah Chicxulub. Data image gravity dan magnetik dari Luhr et al. (2003) menunjukkan keberadaan kawah itu. Di sekelilingnya sampai ke Kuba, Haiti, San Luis, dan Dallas sekarang ditemukan impact wave deposits berupa boulder-boulder dan data petrografik menunjukkan ciri khas shocked quartz (coesite Shoemaker) pada deposit itu, suatu indikasi meteorite impact.

Di Haiti ditemukan lapisan tektit – deposit hasil meteorite impact setebal ½ meter. Semua dating absolut menunjukkan umur 65 Ma untuk deposit2 ini. Dan, di banyak tempat di dunia ditemukanlah lapisan tipis kaya mineral iridium menyisip di antara lapisan2 K-T Boundary, juga lapisan hitam yang mengindikasi sisa jelaga kebakaran skala global.

Hasil PenelitianSebuah meteorit yang diyakini

berdiameter 10 km telah menghantam Bumi pada 65 Ma di sekitar Teluk Meksiko sekarang, mengangakan kawah selebar 180 km, menyebabkan kebakaran global, dan akhirnya memunahkan 75 % spesies fauna saat itu yang sedang didominasi kaum dinosaurus.

Kepunahan fauna secara masal (75 %) di Bumi di perbatasan Kapur-Tersier telah menjadi topik menarik sejak puluhan tahun. Banyak teori dikemukakan. Dapat digolongkan menjadi tiga : (1) katastrofik karena benturan komet/meteor, (2) katastrofik karena volkanisme, dan (3) gradualis karena perubahan iklim akibat massa lautan yang menyurut. Penganut teori kepunahan K-T Boundary akibat meteorite-impact yang dipelopori ayah-anak Luis Alvarez & Walter Alvarez (Luis adalah ahli fisika dan Walter adalah geologist) mendapatkan buktinya dan inilah teori yang paling banyak dianut saat ini.

Page 5: Tugas Geologi Sejarah_2013_d_kelompok 4_penelitian Katatrofisme Berdasarkan Kt-boundary

Penelitian dan Hasil Penelitian Katastrofik akibat Volkanisme

Penelitian

Di sisi planet yang lain, di anak benua India sekarang, terdapatlah sebuah plato yang seluruhnya disusun basalt seluas 500.000 km2 (kira-kira hampir seluas Kalimantan di luar Sarawak-Sabah). Inilah Deccan Traps atau Deccan Plateau. Radiometric dating memberikan umur persis 65 Ma. Geologist berpikir, untuk menghasilkan flood basalt sebanyak itu (lebih dari 2 juta km3) tentu butuh waktu volkanisme yang lama.

Hasil Penelitian

Radiometric dating menunjukkan bahwa volume sebanyak itu hanya dihasilkan dalam waktu satu juta tahun saja, sangat singkat dalam skala waktu geologi. Dalam hitungan volkanologi normal, tak mungkin sesingkat itu menghasilkan flood basalt seluas dan sebanyak itu. Maka para penganut teori kepunahan massa akibat katastrofik volkanisme tidak begitu dipercayai.

Letusan volkanik di Deccan telah menyebabkan perubahan lingkungan global, hujan asam, volcanic winter akibat sun blocking (seperti 3 hari gelap saat erupsi Krakatau Agustus 1883), dan efek-efek domino lainnya yang akhirnya menyebabkan kepunahan massa.

Page 6: Tugas Geologi Sejarah_2013_d_kelompok 4_penelitian Katatrofisme Berdasarkan Kt-boundary

INTI PERMASALAHANHasil dari kedua penelitian bisa benar dan bisa saling berhubungan sebab-akibat. Seorang

ilmuwan mengemukakan suatu teori bahwa meteorite/comet collision di Chicxulub-Teluk Meksiko telah menyebabkan erupsi volkanik skala besar di Deccan-India dalam mekanisme antipodal effect. Dan kedua efek katastrofik ini telah mengubah lingkungan global yang menyebabkan kepunahan masal di K-T boundary.

Namun sebuah masalah timbul. India bukan pada posisi antipodal Teluk Meksiko. Posisi antipodal Teluk Meksiko sekarang ada di tengah Lautan Hindia di Barat Daya Indonesia di sekitar Pulau Cocos. Atau, Deccan eruption akan memerlukan impact crater yang lain yang bukan dari Teluk Meksiko, tetapi di Lautan Pasifik pada tepi timur Lempeng Nazca di offshore barat Bolivia. Tidak ada tanda-tanda impact-crater di offshore Bolivia.

Awang Satyana (2013) mengatakan “Tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Antipodal position 65 Ma mestinya tidak diplot pada globe 0 Ma, tetapi pada globe 65 Ma dan lihat ke posisi tektonik massa benua dan lautan pada sekitar 65 Ma.Maka akan terlihat bahwa saat itu India belum di tempatnya sekarang dan belum membentur Eurasia dan membentuk suture Cimmerian. India micro-plate saat itu ada di tengah Lautan Hindia di selatan di antara Afrika dan Indonesia. Dan Teluk Meksiko pun belum pada bentuknya sekarang, North America masih terbelah dari Canada ke Teluk Meksiko oleh Cretaceous giant seaway.

Page 7: Tugas Geologi Sejarah_2013_d_kelompok 4_penelitian Katatrofisme Berdasarkan Kt-boundary

Antilles Arc belum ada dan South America belum menyambung ke North America melalui tanah genting Panama. Komet/meteorit jatuh di proto-Teluk Meksiko telah menggoncangkan Bumi secara hebat dengan gelombang kejut ke seluruh globe (shock-wave). Gelombang kejut ini telah mengganggu kesetimbangan fluida di mantel bahkan outer core Bumi. Maka mantle plume material bergerak berupa pasangan head dan tail plume menjurus ke posisi antipodal impact crater Chicxulub saat itu yaitu ke wilayah Lautan Hindia di antara Afrika dan Indonesia.

Head plume menyebabkan volkanisme flood basalt dengan akar panjang ke dalam mantel di ujung ekornya. Erupsi basalt besar-besaran membanjiri kawasan seluas 500.000 km2 yang sekarang berupa Deccan Plateau di India, saat itu India microplate tengah terapung di atas kerak samudra Lautan Hindia bergerak ke utara. Massa flood basalt sebanyak itu dalam waktu sesingkat itu hanya bisa diterangkan dengan plume tectonics, bukan oleh normal volcanology. Meteorit impact dan volkanisme skala global pada 65 Ma itu telah cukup mengubah lingkungan yang hostile untuk semua makhluk hidup. Sebuah implikasi akan muncul dari interpretasi ini.

Kalau benar antipodal Chicxulub ada di sekitar Cocos Island, artinya India saat 65 Ma ada di sekitar Cocos island sekarang, maka India sebelum retak harus bersatu dengan bagian barat Australia, bukan dengan bagian timur Afrika seperti kebanyakan rekonstruksi sekarang. “

Page 8: Tugas Geologi Sejarah_2013_d_kelompok 4_penelitian Katatrofisme Berdasarkan Kt-boundary

KESIMPULAN

Peristiwa katastrofik dengan rentang zaman di ujung Kapur dan awal Tersier (65 Ma –Ma – million years ago -juta tahun yang lalu) atau K-T (K=Kreide/Cretaceous & T=Tersier) Boundary. Para ilmuwan mempelajari batuan dari akhir Zaman Kapur (65 juta tahun yang lalu), juga batuan pada awal Zaman Tersier. “K” adalah simbol Zaman Kapur sedangkan “T” adalah simbol Zaman Tersier dan batuan dari keda zaman tersebut membentuk garis batas K-T.

Penelitian Bentuk Asteroid : Sebuah meteorit yang diyakini berdiameter 10 km telah menghantam Bumi pada 65 Ma di sekitar Teluk Meksiko sekarang, mengangakan kawah selebar 180 km, menyebabkan kebakaran global, dan akhirnya memunahkan 75 % spesies fauna saat itu yang sedang didominasi kaum dinosaurus. Penganut teori kepunahan K-T Boundary akibat meteorite-impact yang mendapatkan buktinya dan inilah teori yang paling banyak dianut saat ini.

Penelitian Akibat Volkanisme : Di sisi planet yang lain, di anak benua India sekarang, terdapatlah sebuah plato yang seluruhnya disusun basalt seluas 500.000 km2 (kira-kira hampir seluas Kalimantan di luar Sarawak-Sabah). Inilah Deccan Traps atau Deccan Plateau. Radiometric dating memberikan umur persis 65 Ma. Dalam hitungan volkanologi normal, tak mungkin sesingkat itu menghasilkan flood basalt seluas dan sebanyak itu. Maka para penganut teori kepunahan massa akibat katastrofik volkanisme tidak begitu dipercayai.