Tugas Fraud m.haniif s.l.
description
Transcript of Tugas Fraud m.haniif s.l.
![Page 1: Tugas Fraud m.haniif s.l.](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/577c78621a28abe0548fdbbc/html5/thumbnails/1.jpg)
MAKALAH
KASUS FRAUD DI RUMAH SAKIT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuransi
Oleh:
Mohammad Haniif Satrio Legowo
15420150
Kelas: MPK A
Dosen Pengampu: Nurbaati, M.Kes
PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG2016
![Page 2: Tugas Fraud m.haniif s.l.](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/577c78621a28abe0548fdbbc/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Fraud pelayanan kesehatan merupakan faktor dominan yang menyebabkan
melambungnya biaya pelayanan kesehatan di Amerika Serikat. Di Indonesia
walaupun belum dapat dibuktikan, namun sistem Jamkesmas yang saat ini
dilanjutkan dalam JKN sudah menunjukan adanya gejala fraud.
Fraud atau kecurangan pelayanan kesehatan merupakan bentuk kriminal
"kerah putih" yang canggih dan berdampak terhadap sistem pembayaran
kesehatan publik maupun swasta. Definisi fraud adalah kesengajaan melakukan
kesalahan terhadap kebenaran untuk tujuan mendapatkan sesuatu yang bernilai
atas kerugian orang lain, sebuah upaya penipuan untuk memperoleh keuntungan
pribadi.
Dalam pelayanan kesehatan, fraud adalah segala bentuk kecurangan dan
ketidakwajaran yang dilakukan berbagai pihak dalam mata rantai pelayanan
kesehatan untuk memperoleh keuntungan sendiri yang (jauh) melampaui
keuntungan yang diperoleh dari praktek normal.
Masalah fraud di Indonesia akan memperburuk ketimpangan geografis
dalam JKN. Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terkonsentrasi di daerah
maju, sehingga fraud akan menyedot dana BPJS. Beberapa faktor lain juga akan
membuat fraud akan meningkat, antara lain: persepsi pemberi pelayanan akan
besaran INA CBG yang dianggap rendah; IT di RS belum siap untuk memperoleh
data fraud (data fraud yang ditemukan PT Askes saat ini masih jauh di bawah
![Page 3: Tugas Fraud m.haniif s.l.](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/577c78621a28abe0548fdbbc/html5/thumbnails/3.jpg)
1%); pemberantasan fraud masih belum mempunyai kekuatan hukum: KPK
belum memikirkan sampai penyelidikan; Otoritas Jasa Keuangan masih dalam
situasi observasi; dan motivasi mencari "keuntungan ekonomi" merupakan naluri
dasar manusia.
Berdasarkan hal tersebut maka muncul kekhawatiran besar bahwa
kerugian negara diperkirakan akan bertambah namun bukti sulit didapat. Tanpa
ada pencegahan dikhawatirkan fraud akan menjadi budaya kerja tenaga kesehatan
dan manajer rumah sakit.
![Page 4: Tugas Fraud m.haniif s.l.](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/577c78621a28abe0548fdbbc/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB II
ANALISIS KASUS FRAUD
2.1 Definisi Fraud
Fraud adalah kesengajaan melakukan kesalahan terhadap kebenaran
untuk tujuan mendapatkan sesuatu yang bernilai atas kerugian orang lain atau
mendapatkannya dengan membelokkan hukum atau kesalahan reprentasi
suatu fakta, baik dengan kata maupun tindakan; kesalahan alegasi (mendakwa
orang untuk melakukan tindakan kriminal), menutupi sesuatu yang harus
terbuka, menerima tindakan atau sesuatu yang salah dan merencanakan
melakukan sesuatu yang salah kepada orang lain sehingga dia bertindak
diatas hukum yang salah.
Fraud dalam bidang kesehatan adalah segala bentuk kecurangan dan
ketidak wajaran yang dilakukan berbagai pihak dalam mata-rantai pelayanan
kesehatan untuk memperoleh keuntungan sendiri yang (jauh) melampaui
keuntungan yang diperoleh dari praktek normal.
2.2 Gambaran Kasus Fraud di RS.PBA
Berdasarkan Heath Insurance Assosiciation of America (HIAA), fraud
dalam pelayanan kesehatan atau asuransi kesehatan dapat dikategorikan
sebagai berikut:
a. Fraud oleh peserta asuransi kesehatan sebagai konsumen
b. Fraud oleh pemberi pelayanan kesehatan (provider)
c. Fraud oleh perusahaan asuransi
![Page 5: Tugas Fraud m.haniif s.l.](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/577c78621a28abe0548fdbbc/html5/thumbnails/5.jpg)
Dengan demikian maka fraud dapat dilakukan oleh para pihak yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan sehingga perlu ditelusuri dari pihak
mana saja yang telah melakukan fraud tersebut.
Fraud yang biasa dilakukan oleh Pasien RS.PBA yang merupakan peserta
asuransi kesehatan antara lain:
Membuat pernyataan yang tidak benar dalam pengajuan klaim
Membuat pernyataan yang tidak benar untuk memperoleh pelayanan
kesehatan atau pada waktu mengajukan klaim.
Fraud oleh Pemberi Pelayanan Kesehatan (provider) dapat dilakukan
baik oleh individu dalam institusi tersebut misalnya dokter, perawat, dll,
maupun secara intitusi yang secara sengaja melakukan fraud. Bentuk fraud
oleh individu dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan insentif bagi
yang bersangkutan. Sementara fraud yang dilakukan oleh institusi memang
dilakukan untuk meningkatkan tagihan klaim yang berarti meningkatkan
pendapatan institusi tersebut.
Bentuk fraud yang biasa dilakukan oleh Pemberi Pelayanan Kesehatan
antara lain:
a. Pengajuan klaim dengan mencantumkan pelayanan atau tindakan yang
tidak diberikan.
b. Melakukan manipulasi terhadap diagnosa dengan menaikkan tingkatan
jenis tindakan.
![Page 6: Tugas Fraud m.haniif s.l.](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/577c78621a28abe0548fdbbc/html5/thumbnails/6.jpg)
c. Memalsukan tanggal dan lama hari perawatan. Hal ini biasanya terjadi
dengan menambahkan jumlah hari rawat dengan cara menambahkan
tanggal perawatan padahal pasien sudah pulang kerumah.
d. Melakukan penagihan klaim dengan tarip yang lebih besar dari yang
seharusnya.
e. Melakukan klaim obat dengan nama dagang padahal yang diberikan
adalah obat dengan nama generik.
Di RS. PBA sendiri bentuk fraud yang sering dilakukan oleh Pemberi
Pelayanan Kesehatan dalam hal ini RS. PBA yaitu: melakukan manipulasi
terhadap diagnosa dengan menaikkan tingkatan jenis tindakan. Dengan
berlakunya BPJS maka potensi terjadinya fraud akan makin meningkat.
Ketidak sepahaman anara BPJS dan pemberi layanan memungkinkan
terjadinya fraud. Contohnya adalah penetuan tarif berdasarkan IN-CBG’s
yang tidak sesuai dengan unit cost rumah sakit.
2.3 Mencegah Masalah Fraud
Karena fraud ini merupakan suatu kegiatan atau tindakan yang dapat
memberi dampak yang sangat besar dalam pembiayaan pelayanan kesehatan
maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya fraud.
Berdasarkan pengalaman berbagai negara maju, fraud dapat dicegah antara
lain melalui peran semua pihak terkait
a. Pemerintah:
![Page 7: Tugas Fraud m.haniif s.l.](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/577c78621a28abe0548fdbbc/html5/thumbnails/7.jpg)
Menetapkan ketentuan hukum atau undang-undang tentang fraud yang
mencantumkan tentang hukuman yang dapat dikenakan kepada yang
melakukan fraud tersebut.
Disamping itu Pemerintah perlu menetapkan standar pelayanan, standar
terapi, standar obat dan alat kesehatan yang dapat menjadi acuan dalam
semua tindakan pelayanan kesehatan. Dengan demikian maka adanya
fraud dapat ditelusuri berdasarkan ketentuan yang sudah ditetapkan.
b. Pemberi Pelayanan Kesehatan (provider):
Pemberi Pelayanan Kesehatan mempertahankan kepercayaan
perusahaan asuransi terhadap pelayanan yang diberikan dan diwujudkan
dalam bentuk pengajuan klaim yang sesuai dengan pelayanan yang
diberikan dan akurat.
Pemberi Pelayanan Kesehatan mempertahankan kepercayaan pasien
atau peserta asuransi dengan memberikan pelayanan sesuai dengan
standar-standar yang telah ditetapkan serta manfaat yang seharusnya
menjadi hak peserta dengan baik.
Peserta asuransi:
Melengkapi identitas sebagai peserta dengan sebenarnya dan tidak
memberi peluang untuk disalahgunakan oleh yang tidak berhak.
Meminta informasi terhadap pelayanan yang diberikan oleh Pemberi
Pelayanan Kesehatan, dokter dan perawat.
![Page 8: Tugas Fraud m.haniif s.l.](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/577c78621a28abe0548fdbbc/html5/thumbnails/8.jpg)
c. Perusahaan asuransi:
Melakukan investigasi rutin terhadap klaim yang diajukan secara acak
dengan melakukan cross check terhadap medical record.
Melakukan konsultasi kepada Medical Advisory Soard (MAS) terhadap
klaim yang diajukan atau jenis tindakan dan terapi yang diberikan oleh
provider. Disamping itu MAS dapat bertindak sebagai pihak yang
memberikan second opinion terhadap tindakan yang akan diberikan
Pemberi Pelayanan Kesehatan kepada pasien.
![Page 9: Tugas Fraud m.haniif s.l.](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081806/577c78621a28abe0548fdbbc/html5/thumbnails/9.jpg)
BAB III
KESIMPULAN
Fraud dalam bidang kesehatan adalah segala bentuk kecurangan dan ketidak
wajaran yang dilakukan berbagai pihak dalam mata-rantai pelayanan kesehatan
untuk memperoleh keuntungan sendiri yang (jauh) melampaui keuntungan yang
diperoleh dari praktek normal.
Fraud dapat dilakukan oleh peserta asuransi, penyedia layanan maupun
pihak asuransi. Di RS. Pertamina Bintang Amin sendiri masih terdapat kejadian
fraud. Maka dari itu diperlukan keterlibatan dari berbagai pihak baik itu
pemerintah, peserta asuransi, penyedia layanan kesehatan dan juga pihak asuransi
itu sendiri untuk menyelesaikan masalah fraud ini.