Tugas Formulasi Fat

16
STANDAR LEMAK PADA PRODUK SUSU LOW FAT DAN FREE FAT Surat keputusan BPOM Nomor: 00.05.52.4040 tentang Kategori Pangan menyatakan tentang pengertian susu dan standar serta karakteristik susu. BPOM (2006) mengemukakan bahwa susu adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan hewan ternak penghasil susu lainnya baik segar maupun yang dipanaskan melalui proses pasteurisasi, Ultra High Temperature (UHT) atau sterilisasi. - Susu Segar Susu segar adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan hewan ternak penghasil susu lainnya yang sehat yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar dan bebas kolustrum, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun, belum dapat perlakuan apapun kecuali pendinginan. Karakteristik dasar : • Kadar lemak susu tidak kurang dari 3%; • Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8% - Susu Pasteurisasi Susu pasteurisasi adalah produk susu cair yang diperoleh dari susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang dipanaskan dengan metode High Temperature Short Time (HTST) atau metode Holding, dan dikemas segera dalam kemasan yang steril secara aseptis. Karakteristik dasar: • Kadar lemak susu tidak kurang dari 3%; • Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8% - Susu UHT (Ultra High Temperature) Susu UHT adalah produk susu cair yang diperoleh dari susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang disterilkan pada suhu tidak kurang dari 135°C selama 2 detik dan dikemas segera dalam kemasan yang steril secara aseptis. Karakteristik dasar:

description

Formulasi

Transcript of Tugas Formulasi Fat

Page 1: Tugas Formulasi Fat

STANDAR LEMAK PADA PRODUK SUSU LOW FAT DAN FREE FAT

Surat keputusan BPOM Nomor: 00.05.52.4040 tentang Kategori Pangan menyatakan tentang pengertian susu dan standar serta karakteristik susu. BPOM (2006) mengemukakan bahwa susu adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan hewan ternak penghasil susu lainnya baik segar maupun yang dipanaskan melalui proses pasteurisasi, Ultra High Temperature (UHT) atau sterilisasi.- Susu Segar

Susu segar adalah cairan dari ambing sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan hewan ternak penghasil susu lainnya yang sehat yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar dan bebas kolustrum, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun, belum dapat perlakuan apapun kecuali pendinginan.Karakteristik dasar :• Kadar lemak susu tidak kurang dari 3%;• Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8%

- Susu PasteurisasiSusu pasteurisasi adalah produk susu cair yang diperoleh dari susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang dipanaskan dengan metode High Temperature Short Time (HTST) atau metode Holding, dan dikemas segera dalam kemasan yang steril secara aseptis.Karakteristik dasar:• Kadar lemak susu tidak kurang dari 3%;• Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8%

- Susu UHT (Ultra High Temperature)Susu UHT adalah produk susu cair yang diperoleh dari susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang disterilkan pada suhu tidak kurang dari 135°C selama 2 detik dan dikemas segera dalam kemasan yang steril secara aseptis.Karakteristik dasar:• Kadar lemak susu tidak kurang dari 3%;• Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8%.

- Susu SterilSusu steril adalah produk susu cair yang diperoleh dari susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi yang dipanaskan pada suhu tidak kurang dari 1000C selama waktu yang cukup untuk mencapai keadaan steril komersial dan dikemas secara kedap (hermetis).Karakteristik dasar:• Kadar lemak susu tidak kurang dari 3%;• Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8%.

- Susu Tanpa Lemak atau Susu Skim

Page 2: Tugas Formulasi Fat

Susu tanpa lemak atau susu skim adalah produk susu cair yang sebagian besar lemaknya telah dihilangkan, dan dipasteurisasi atau disterilisasi atau diproses secara UHT (Ultra High Temperature).Karakteristik dasar:• Kadar lemak susu tidak lebih dari 1,25%• Kadar protein tidak kurang dari 2,7%.

- Susu Rendah LemakSusu rendah lemak adalah produk susu cair yang sebagian lemaknya telah dihilangkan.Karakteristik dasar:• Kadar lemak susu tidak kurang dari 1,25% dan tidak lebih dari 3%.• Kadar protein tidak kurang dari 2,7%.

- Susu RekonstitusiSusu rekonstitusi adalah produk susu cair yang diperoleh dari proses penambahan air pada susu bubuk berlemak (full cream) atau susu bubuk tanpa lemak (susu skim) atau susu bubuk rendah lemak, dan dipasteurisasi atau disterilisasi atau diproses secara UHT.Karakteristik dasar:• Mengacu pada karakteristik dasar susu segar atau susu skim atau susu rendah lemak.

- Susu RekombinasiSusu rekombinasi adalah produk susu cair yang diperoleh dari campuran komponen susu (susu skim, krim) dan air atau susu, atau keduanya yang dipasteurisasi atau disterilisasi atau diproses secara UHT.Karakteristik dasar:• Mengacu pada karakteristik dasar susu segar atau susu skim atau susu rendah lemak.

- Susu Lemak Nabati /Susu Minyak Nabati (Filled Milk)Susu lemak nabati / susu minyak nabati (filled milk) adalah produk susu cair yang diperoleh dengan cara menggantikan sebagian atau seluruh lemak susu dengan minyak atau lemak nabati, atau campurannya dalam jumlah yang setara. Produk ini mempunyai komposisi umum, penampakan, dan penggunaan yang mirip dengan susu segar.Karakteristik dasar:• Kadar lemak tidak kurang dari 3,25%;• Total padatan bukan-lemak tidak kurang dari 8,25%.

STANDAR LEMAK PADA MAKANAN LOW FAT DAN FREE FATLemak makanan (Dietary fat) pada umumnya merupakan campuran lemak heterogen,

sebagian besar terdiri dari trigliserida sebagian kecil fosfolipid, sfingolipid, glikolipid dan kolesterol. Trigliserida berfungsi terutama sebagai penyimpanan energi, sedangkan kolesterol dan fosfolipid dalam keadaan normal terdapat dalam membrane sel untuk mempertahankan sifat hidrofobik agar fungsi dan struktur sel tetap normal (Moerdowo 1997). Lemak makanan dapat dikelompokan berdasarkan jumlah lemak yang dikandungnya. FDA (dalam Allshouse et al. 2004) membagi makanan rendah lemak menjadi tiga, yaitu reduced fat, low fat dan non fat.

Page 3: Tugas Formulasi Fat

Produk reduced fat dibuat dengan mengurangi lemak sebanyak 25% dari total lemak awal dari suatu produk. Suatu makanan dikatakan low fat jika di dalam makanan tersebut mengandung lemak kurang dari atau sama dengan 5% dari kebutuhan harian. Produk rendah lemak harus mengandung 3 g lemak atau kurang dalam setiap penyajiannya. Produk non fat dapat diklaim jika kadar lemaknya kurang dari 0,5 g per sajian. Selain itu, berdasarkan jumlah kalori, sebuah produk yang dipasarkan sebagai rendah lemak harus mengandung setidaknya 30 persen lebih sedikit lemak daripada produk standar atau dengan kata lain asupan lemak dalam makanan < 30% total kalori (low fat) dan juga pada makanan high fat asupan lemak dalam makanan > 30% total kalori (Ahlian 2005).

Penggolongan lemak makanan dan standar lemak yang dikandungnya adalah sebagai berikut:- Fat Free: mengandung kurang dari 0,5 gram lemak per sajian - Saturated Fat Free: mengandung kurang dari 0,5 gram lemak per sajian dan level trans

fatty acids tidak lebih dari 1% dari lemak total - Low Fat: mengandung 3 gram atau kurang per sajian atau per 50 gram makanan (jika

ukuran sajian kurang dari 30 gram atau 2 sendok makan) - Low Saturated Fat: mengandung 1 gram atau kurang per sajian dan tidak lebih dari 15%

kalorinya dari saturated fatty acids - Reduced atau Less Fat: mengandung minimal kurang dari 25% per sajian dibanding

makanan rujukan - Reduced atau Less Saturated Fat: mengandung minimal kurang dari 25% lemak per sajian

dibanding makanan sejenis yang full-fat. Misalnya, susu yang diberi label sebagai "reduced fat" harus mengandung setidaknya kurang dari 25% lemak dibanding whole milk.

Referensi:

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2006. Kategori Pangan (SK Nomor: 00.05.52.4040, tanggal 9 OKTOBER 2006). Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan

Allshouse J, Buzby J, Harvey D, Zorn D. 2004. International Trade and Seafood Safety, chapter 7 in International Trade and Food Safety: Economic Theory and Case Studies. (Buzby J) United States Department of Agriculture (USDA), Economic Research Service.

Ahlian A. 2005. Perbedaan profil lipid darah pada asupan lemak normal dan lemak tinggi pada anak dengan obesitas usia 6-7 tahun. [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro

Moerdowo. 1997. Metabolisme lipoprotein dan aterosklerosis. KOPAPDI, VII: 391-8.

BAB VINDUSTRI DAN SIFAT KOLOID, SUSPENSI DAN DISPERSI

Page 4: Tugas Formulasi Fat

Perbedaan antara dispersi koloid dan suspensi atas dasar berbagai ukuran:Dispersi koloid : 1 nm (10 A) ke 1 prnSuspensi : 2 1 p.m

A. Dispersi (Prosedur dan Defenisi)Dispersi dapat dikatakan sebagai partikel (serbuk) yang tersebar dalam cairan sehingga setiap partikel benar-benar dikeliliningi oleh cairan.Ada 2 (dua) jenis metode untuk pembuatan disperse lyophobic:1. Metode Kondensasi

Fase dispersi terbentuk dari senyawa larut dengan kondensasi dan agregasi.Contoh: Sol sulfur yang dibuat dengan mencampur larutan pekat dari sulfur dalam

alkoholdengan air.

2. Metode Dispersi dan Kominusi metode ini melibatkan pembagian padat untuk mendapatkan partikel, terutama dengan menggiling. Meskipun lebih dari 99% dari energi yang digunakan di penggilingan hilang selama gesekan, hampir semua produksi industri dispersi koloid dan suspensi bergantung pada kominusi, biasanya penggilingan basah, karena koloid terkonsentrasi produk dapat diproduksi dalam volume tinggi dengan cara ini.

Prosedur dispersi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tahap:- Pembasahan bubuk

- Kominusi dan distribusi partikel (deagglomeration)

- Stabilisasi partikel Proses dispersi menyebabkan antara solid/air berubah menjadi solid/liquid.

B. Langkah Pertama dalam Prosedur Dispersi: Pembasahan Powder Untuk dispersi optimal, bubuk dari mana dispersi tersebut akan diproduksi harus benar-benar dibasahi. Kriteria pembasahan powder antara lain:- Agen pembasahan yang baik harus menyebabkan pembasahan lengkap (6 '- 0') dengan

cepat meliputi keseimbangan dan dalam konsentrasi rendah- Harus menyerap ke permukaan partikel jika mungkin

- Konsentrasi yang membasahi agen digunakan terletak pada kisaran CMC, misalnya -0,2% untuk sodium lauryl sulfate.

C. Langkah Kedua dalam Prosedur Dispersi: Kominusi dan Distribusi Partikel di LiquidKetika suatu zat tanah, keseimbangan dicapai: partikel halus yang dihasilkan berkumpul bersama dalam gumpalan karena energi permukaan meningkat. Dejlocculants atau dispersan harus ditambahkan untuk menstabilkan bubuk. Deflocculants massa molekul yang lebih tinggi dapat bertindak secara bersamaan sebagai dispersan.Karakter khas Deflocculants:

Page 5: Tugas Formulasi Fat

Jenis Anionic : Dodecylbenzenesulfonate, isopropylnaphthalenesulfonate, diamylsulfo succinate.

Jenis Cutionic : bromide Dodecyltrimethylammonium, bromida cetyltrimethyl ammonium.

Deflocculants yang juga dispersan yang efektif adalah kelompok Tamol senyawa dan sulfonat lignin, sebaiknya massa molekul tinggi. Konsentrasi deflocculant harus lebih besar dari yang dibutuhkan untuk menutup permukaan, karena deflocculant harus segera tersedia di mana pun baru permukaan terbentuk dalam konsentrasi yang cukup untuk mencegah reagglomeration, yang terjadi sangat cepat. Tergantung pada kehalusan dispersi, konsentrasi yang diperlukan adalah 10-20% dari massa partikel.C.1.Kominusi

Pembagian partikel dalam aliran geser sebanding dengan energi yang dibebaskan. Energi ini diberikan oleh produk geser stres z dan laju geser D

C.2.Survei Basah-Grinding MillsKlasifikasi biasa pabrik basah-grinding didasarkan pada apakah mereka menggunakan Media grinding. Dalam kisaran 5,6-5,8 hanya cocok untuk memproduksi suspensi relatif kasar. Hal ini digunakan untuk material yang akan digiling menjadi pasta atau "pradispersi", dan mencapai ukuran partikel lebih 1:00, umumnya 10, 20 pm atau lebih. Selain Itu aksi penyebaran efektif dalam kisaran 13:00 dan, tergantung pada material yang akan digiling, turun menjadi sekitar 12:01.Untuk dispersi yang baik dengan berbagai ukuran yang sempit. Produk harus melewati semua daerah penggilingan, sehingga aliran plug yang terbaik. Parameter yang paling penting bagi pabrik agitator bola:- Tingkat rotasi pengaduk

- Diameter pengaduk

- Bentuk komponen mengagitasi

- Jarak antara komponen mengagitasi

- Mengisi tingkat media grinding

- Konsentrasi padatan

- Throughput

- Diameter media grinding

- Konsentrasi tenside

- ViskositasRentang viskositas ideal untuk suspensi grinding adalah 0,1-1 Pas, dan batas atas untukviskositas adalah sekitar 10 Pas. Rata-rata, bahan menjadi tanah memakan waktu sekitar 10 menit melewati mesin. Efek grinding tergantung terutama pada durasi dari proses penggilingan, tetapi juga pada kecepatan rotasi aparat pengadukan.

D. Metode Khusus Dispersi - Homogenisasi Tekanan Tinggi:

Page 6: Tugas Formulasi Fat

Suspensi dikompresi untuk 50-700 bar dengan piston dan kemudian dibiarkan untuk memperluas kecepatan melalui katup homogenizer. Kavitasi, turbulensi, torsi, dan kekuatan geser menciptakan efek penghancuran besar.

- Dispersi oleh ultrasonication:Ultrasound (US) gelombang dengan frekuensi yang lebih besar dari 20 kHz yang digunakan; sumber adalah generator suara mekanik seperti sonolator atau peluit AS.Instrumen ini berfungsi dalam rentang frekuensi yang lebih rendah. Generator AS sebenarnya menggunakan piezoelektrik (kuarsa, turmalin, seng blende) dan sumber suara magnetostrictive.

- Pabrik roll dan pencampur dispersi Mesin ini dapat menghasilkan dispersi yang sangat halus (kisaran submikron) dari campuran viskositas tinggi pada skala industri. Viskositas tinggi dari media polimer sekitarnya partikel koloid melindungi mereka dari aglomerasi dan menstabilkan dispersi.

E. Langkah Ketiga dalam Prosedur Dispersi: Stabilisasi Dispersi tersebutdispersi yang stabil adalah dimana jumlah dan ukuran partikel dalam dispersi tidak berubah dari waktu ke waktu. Dispersan digunakan untuk menstabilkan dispersi. Media kental partikel dicegah dari aglomerasi.1. Dengan tolakan elektrostatik (teori DLVO, Deryagin-Landau-yenvey-Qverbeek)2. Dengan tolakan sterik (teori HVO, Hesselinl-Bij + Verbeek)3. Dengan kombinasi elektrostatik dan sterik tolakanE.1.Pilihan Dispersants untuk Penggunaan di berair Media

Secara umum, tensides ionik digunakan untuk menciptakan hambatan elektrostatik untuk flokulasi.Kelompok ionik memiliki sejumlah offunctions:1. Mencegah adsorpsi dispersan dengan cara sedemikian rupa sehingga hidrofobik

bercampur dengan air (ini akan menghasilkan flokulasi). 2. Adanya lebih dari satu gugus ionik memperkuat efek menjijikkan dari penghalang

elektrostatik.3. Mengizinkan molekul dispersant untuk memperluas dalam fase air, membentuk

penghalang sterik untuk flokulasi, tanpa meningkatkan energi bebas dari sistem. E.2.Stabilisasi Sterik

Partikel dalam media air dapat distabilkan oleh hambatan nonelectrostatic juga. Kedua ion dan tensides nonionik dapat berfungsi sebagai dispersan dalam kasus ini. Hambatan sterik untuk flokulasi diciptakan oleh proyeksi molekul tenside terserap keluar ke fase air; ini mencegah partikel saling berkontak satu dengan yang lain.

E.3.Stabilisasi Suspensi BerairStabilisasi dispersi meliputi, misalnya:- Cat, khususnya di bidang besar lak mobil

- Lapisan berdasarkan sistem pembentuk film

Page 7: Tugas Formulasi Fat

- Tinta untuk digunakan reprograpik

- Dispersi partikel magnetik di binder polimer

- Dispersi karbon hitam

- Polimerisasi emulsi media organik

- Resin dispersi

- Organosols dan plastisolsSuspensi dalam cairan nonpolar yang stabil dengan tolakan elektrostatik tetapi, yang lebih penting, dengan tolakan sterik.

F. Poin Paling Penting untuk Formulasi Kimiawan dari Teori Stabilitas koloidSemua dispersi koloid adalah termodinamika tidak stabil, karena memiliki energi bebas berlebih (karena luas permukaan yang lebih besar mereka) dari bahan awal. F.1. Layer Listrik Ganda

Listrik selalu dalam bentuk lapisan ganda yang menyebabkan perbedaan potensial listrik dan ion muatan yang sama hadir di sekitar lapisan. Teori listrik lapisan ganda menggambarkan distribusi co dan counterions dekat antarmuka dibebankan dalam kontak dengan media polar dalam hal ukuran potensi listrik di wilayah tersebut.

F.2. Potensial ZetaPotensi dapat diukur dengan cara efek elektrokinetik: elektroforesis, elektroosmotik, streaming potensi, dan potensi sedimentasi. Microelectrophoresis adalah efek yang paling umum digunakan. Ketika partikel bermuatan bergerak dalam media dispersi, atau ketika dispersi bergerak menengah dibandingkan dengan penghalang tetap maka terjadilah potensial zeta. Potensi zeta dapat diukur dengan perpindahan tangensial paksa bagian menyebar dari lapisan ganda. Pada prinsipnya, potensi zeta dapat dihitung dari persamaan yang diberikan di. Namun, viskositas dan konstanta dielektrik harus diketahui, dan nilai-nilai ini dalam listrik double layer berbeda dari yang di fase massal, dan umumnya tidak diketahui.

F.3. Kurva Potensi EnergiKurva energi potensial menunjukkan energi potensial dari dua partikel sebagai fungsi dari jarak mereka terpisah. Ini memberitahu kita apakah sistem koloid akan tetap stabil (tidak ada flokulasi) atau tidak stabil dan akan terflokulasi. Untuk mendapatkan energi total interaksi antara dua partikel, perlu ditambahkan komponen individu, yakni:1. Elektrostatik dan energi tolakan sterik2. Gaya van der Waals.

F.4. Stabilisasi SterikTolakan sterik terjadi ketika permukaan partikel mengadsorpsi atau kimia bereaksi dengan molekul dengan volume yang besar, biasanya dengan rantai panjang. Hanya bagian dari polimer berlabuh ke permukaan padat; sisanya meluas ke dalam media dispersi dalam bentuk loop, kereta api, dan ekor. Ketika dua partikel akan saling

Page 8: Tugas Formulasi Fat

berdekatan dan masing-masing memiliki lapisan tebal. Kelarutan rantai polimer di media dispersi adalah faktor penting dalam keberhasilan stabilisasi sterik.

G. Flokulasi atau Suspensi KoagulasiInteraksi elektrostatik antara partikel terdispersi halus dalam suspensi berair paling sangat dipengaruhi oleh konsentrasi elektrolit lebih panjang Debye 1 / ~. Penambahan elektrolit untuk suspensi berair menyebabkan ketebalan listrik double layer, dan dengan demikian ketinggian penghalang energi, untuk mengurangi sampai flokulasi atau koagulasi terjadi. Penambahan elektrolit untuk elektrostatis stabil dispersi dapat menyebabkan flokulasi. Muatan ion sangat penting dalam proses ini: Ion bermuatan ganda sekitar 60 kali lebih efektif.G.1. Penentuan Konsentrasi Koagulasi

Konsentrasi flokulasi merupakan komponen kritis sehingga harus ditentukan secara akurat. Konsentrasi ini juga dikenal sebagai ambang flokulasi atau Konsentrasi koagulasi kritis (c.c.c.). C.C.Cc. didefinisikan sebagai minimum Konsentrasi elektrolit yang diperlukan untuk membuat koloid di bawah pemeriksaan flocculate. Proses ini dapat diikuti dengan cara pengukuran optik opacity.

G.2. Pengontrolan FlokulasiDispersi flokulasi yang sedimen cepat disebut "tidak stabil". Untuk dispersi sterik stabil juga plot untuk potensial terhadap jarak memiliki minimum dan dikendalikan flokulasi. Namun, sangat tergantung dengan suhu sehingga penerapannya terbatas. Prinsip flokulasi dikontrol dispersi elektrostatis stabil terutama menemukan aplikasi dalam penyusunan obat-obatan. Penerapan prinsip flokulasi dikendalikan untuk perumusan disperse stabil terutama jika flokulasi harus terjadi secara eksklusif.

G.3. Flokulasi oleh Bridging dan kepekaanSuspensi distabilkan dengan adsorpsi polimer adalah mungkin bahwa flokulasi akan terjadi ketika, misalnya, rantai polimer diserap pada dua atau lebih partikel yang berdekatan pada saat yang sama. Hal ini dapat terjadi ketika partikel hanya sebagian ditutupi oleh polimer, yang mungkin pada konsentrasi polimer yang rendah. Ini semacam flokulasi tidak terbatas pada sistem dimana partikel-partikel koloid dan polimer memiliki arah yang berlawanan.

G.4. Penipisan FlokulasiSebuah dispersi sterik stabil juga dapat berflokulasi dengan penambahan bebas, polimer nonadsorbing. Dalam hal ini, flokulasi tergantung pada massa molekul relatif dan konsentrasi polimer yang ditambahkan.

H. Perumusan Dispersi StabilH.1. Kriteria

Page 9: Tugas Formulasi Fat

Dispersi tersedia secara komersial yang normal atau suspensi biasanya harus memenuhi spesifikasi yang sangat tinggi mengenai stabilitas. Berikut criteria pada produk komersial:- Tidak ada claying atau caking (pembentukan sedimen keras yang tidak dapat

didispersikan kembali)- Tidak ada kristalisasi

- Tidak ada mikroba atau dekomposisi kimia.Selain formulasi dibuat di laboratorium harus memiliki "Ketahanan" tertentu sehingga dapat bertahan dalam produksi.Kriteria yang paling sulit mungkin perumusan dispersi atau suspensi yang tidak mengandung endapan atau hanya sedimen yang mudah didispersikan kembali dan terdiri dari partikel primer

H.2. Stabilitas SedimentasiSifat sedimentasi suspensi polydisperse kompleks, terutama pada konsentrasi tinggi dan untuk sistem flokulasi. Karakteristik sedimen harus termasuk dalam penilaian suspensi atau dengan kata lain, seluruh proses yang mungkin pada konsentrasi polimer yang rendah.

H.3. Penipisan FlokulasiSebuah dispersi sterik stabil juga dapat flocculated dengan penambahan bebas, polimer nonadsorbing. Dalam hal ini, flokulasi tergantung pada massa molekul relatif dan konsentrasi polimer yang ditambahkan. Fenomena ini terjadi ketika koloid yang partikel sangat dekat satu sama lain bahwa rantai polimer tidak dapat masuk ke dalam ruang antara partikel karena ukurannya, dan partikel yang sudah ada dipaksa keluar dari larutan antara partikel untuk menciptakan zona polimer bebas, sehingga terjadi penurunan tekanan osmotik di wilayah intervensi dan menciptakan gaya tarik

I. Perumusan Dispersi StabilI.1. Kriteria

Dispersi tersedia secara komersial yang normal atau suspensi biasanya harus memenuhispesifikasi yang sangat tinggi mengenai stabilitas. Kriteria berikut yang harus terdapat pada produk komersial:- Tidak ada claying atau caking (pembentukan sedimen keras yang tidak dapat

didispersikan kembali)- Tidak ada kristalisasi

- Tidak ada mikroba atau dekomposisi kimia.Selain formulasi dibuat di laboratorium harus memiliki "Ketahanan" tertentu sehingga harus bertahan variasi kecil yang dapat terjadi dari batch ke batch dalam produksi.Kriteria yang paling sulit untuk memenuhi mungkin perumusan dispersi atau suspensi yang tidak mengandung endapan atau hanya sedimen yang mudah didispersikan kembali dan terdiri dari partikel

Page 10: Tugas Formulasi Fat

I.2. Stabilitas SedimentasiSifat sedimentasi suspensi polydisperse kompleks, terutama pada konsentrasi tinggi dan untuk sistem flokulasi. Karakteristik sedimen harus termasuk dalam penilaian suspensi atau dengan kata lain, seluruh proses penyelesaian. Hal ini memiliki dua tahap, tergantung pada apakah partikel inert atau mereka menarik satu sama lain dan sistem flokulasi.- Tahap pertama: sedimentasi bebas dari partikel, gumpalan, atau aglomerat karena

gravitasi.- Tahap kedua: Kompresi sedimen. Pada konsentrasi yang sangat tinggi, flok yang

Struktur dikompresi oleh berat partikel beristirahat di atasnya. Efek gravitasi pada sedimentasi berkurang, karena harus bertindak melawan gaya meningkatnya kompresidalam sedimen. Untuk partikel inert, tidak ada kompresi sedimen terjadi

Tiga bagian dari proses sedimentasi tidak selalu semua diwakili; yakni tergantung pada konsentrasi dan apakah partikel inert atau diflokulasi. Ciri untuk suspensi yang stabil adalah bahwa sedimen yang terbentuk dapat dengan mudah didispersikan kembali menjadi partikel primer. Kualitas sedimen tidak sering dapat dinilai secara visual. Berbagai peralatan tersedia untuk tujuan ini, seperti penetrometer dan alat uji gel. Volume sedimentasi merupakan parameter penting dalam tes sedimentasi.

I.3. Pencegahan cakingHal ini dimungkinkan untuk menghindari:1. Menyeimbangkan kepadatan fase dispersi dan medium cair. 2. Menggunakan pengental: pengental yang digunakan untuk meningkatkan viskositas;

bahkan konsentrasi kecil memiliki efek yang nyata. 3. Menggunakan flokulasi dikontrol4. Jika suspensi adalah untuk tetap stabil selama jangka waktu penyimpanan,

kristalisasi seharusnya tidak terjadi, atau hanya untuk menentukan mana yang signifikan.

I.4. Pertahanan StabilitasZat organik sering rentan terhadap dekomposisi oleh mikroorganisme sehingga harus dilindungi terhadap berbagai macam kemungkinan mikroorganisme sehingga perlu penambahan zat untuk mempertahankan stabilitasnya.