Tugas Formula Salep Basis Minyak

download Tugas Formula Salep Basis Minyak

of 23

description

salep

Transcript of Tugas Formula Salep Basis Minyak

MATA KULIAH TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMIPADATFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN

FORMULASALEP BASIS MINYAK(TETRASIKLIN)

OLEH:KELOMPOK 2

MAKASSAR2013BAB ITINJAUAN UMUMSalep merupakan bentuk sediaan dengan konsistensi semisolid, berminyak, umumnya tidak mengandung air dan mengandung bahan aktif yang dilarutkan atau didispersikan dalam suatu pembawa. Pembawa atau basis dari salep digolongkan dalam empat tipe yaitu basis hidrokarbon atau bersifat lemak (anhydrous), basis serap, basis yang dapat dicuci dengan air dan basis larut air.1. Basis Salep HidrokarbonBasis salep hidrokarbon (basis bersifat lemak) bebas air. Preparat yang berair mungkin dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit saja, bila lebih minyak sukar bercampur. Basis hidrokarbon dipakai terutama untuk efek emolien. Basis salep tersebut bertahan pada kulit untuk waktu yang lama dan tidak memungkinkan lainnya lembab ke udara dan sukar dicuci. Kerjanya sebagai bahan penutup saja, tidak mongering atau tidak ada perubahan dengan berjalannya waktu.Basis hidrokarbon merupakan basis salep yang betul-betul bebas air (completely anhydrous). Formulasi basis hidrokarbon dibuat dengan mencampur hidrokarbon cair (minyak mineral dan parafin cair) dengan hidrokarbon yang mempunyai rantai alkil lebih panjang dantitik leleh lebih tinggi misalnya parafin putih dan parafin kuning. Penggunaan basis salep anhidrat sebagai sistem penghantaran obat topikal sangat terbatas. Hal inidikarenakan sebagian besar obat relatif tidak larut dalam minyak hidrokarbon.Peningkatan kelarutan obat dalam basis salep hidrokarbon sering dilakukanuntuk tujuan memperbaiki sifat penetrasi bahan obat pada kulit. Cara yangdapat dilakukan yaitu dengan mencampurkan pelarut. Pelarut yang dapatcampur dengan hidrokarbon misalnya isopropil miristat atau propilen glikol.Namun perlu diperhatikan bahwa peningkatan kelarutan obat dalam formulasisering dapat menurunkan kecepatan pelepasan sehingga dapat menurunkanefek terapetik. Untuk salep hidrokarbon yang tidak mengndung bahan aktifpaling sering digunakan untuk tujuan emolien. Contoh basis salep yang lainnya yang termasuk dalam basis salep hidrokarbon antara lain: vaselin, paraffin, petrolatum, minyak mineral, silicon, minyak tumbuh-tumbuhan2. Basis Salep AbsorpsiBasis salep serap merupakan basis salep seperti basis hidrokarbon (bersifat lemak) namun dapat bercampur atau menyerap sejumlah tertentu air. Dengan demikian basis jenis ini berguna untuk pencampuran larutan berair kedalam basis hidrokarbon (bersifat lemak). Basis salep absorpsi bersifat tidak mudah dihilangkan dari kulit oleh pencucian dengan air. Seperti salep hidrokarbon, basis salep serap dapat digunakan sebagai emolient. Contoh dari basis serap salep adalah petrolatum hidrofilik, lanolin dan cold cream.Dasar salep absorpsi dapat menjadi dua tipe yaitu: (1) Yang memungkinkan pencampuran larutan berair, hasil dari pembentukan emulsi air dan minyak (misalnya petrolatum hidrofilik dan lanolin anhidrida) dan(2) Yang sudah menjadi emulsi air minyak (dasar emulsi), memungkinkan bercampurnya sedikit penambahan jumlah larutan berair (misalnya lanolin dan cold cream). Dasar salep ini berguna sebagai emolient walaupun tidakmenyediakan derajat penutupan seperti yang dihasilkan dasar salep berminyak atau berlemak. 3. Basis Salep yang Dapat dicuci dengan AirMerupakan emulsi minyak dalam air, bersifat dapat dicuci dari kulit dan pakaian dengan menggunakan air. Basis salep ini berlaku seperti krim yaitu dapat diencerkan dengan air atau larutan berair. Dalam penggunaan, salep dengan basis jenis ini mampu untuk mengabsorpsi cairan serosai yang keluar dalam kondisi dermatologi. Obat jenis tertentu dapat diabsorpsi lebih baik oleh kulit jika menggunakan dasar salep ini dari pada dasar salep lainnya. Contoh basis yang dapat dicuci dengan air adalah basis yang terdiri dari alcohol strearat dan petrolatum putih (fase minyak), propilenglikol dan air (fase air) serta Na laurel sulfat sebagai bahan pengemulsi.4. Basis larut airMerupakan basis salep yang hanya mengandung komponen yang larut dalam air sehingga dapat dicuci dengan air. Basis salep ini sangat mudah melunak dengan penambahan air, menyebabkan larutan air tidak dapat ditambahkan ke dalam dasar salep ini. Dalam formulasi, basis salep ini digunakan untuk dicampurkan dengan bahan obat tidak berair atau bahan padat. Contoh basis jenis ini adalah salep polietilen glikol yang merupakan kombinasi antara polietilenglikol 3350 dan polietilenglikol 400 dengan perbandingan 4:6.Pemilihan Basis SalepDalam pemilihan basis salep untuk memformulasi suatu bahan aktif menjadi sediaan salep, faktor yang dipertimbangkan antara lain adalah (1) sifat pelepasan yang diinginkan atas bahan obat dari basis salep, (2) sifat pelembaban basis salep yang diinginkan, (3) tingkat stabilitas bahan obat pada basis salep, (4) faktor lain yang berkaitan dengan pencapaian tujuanpengobatan. Dalam pemilihan basis salep, harus dipahami bahwa tidak ada basis salep yang ideal dan juga tidak ada basis salep yang dapat memenuhi semua sifat yang diinginkan.Pembuatan SalepPembuatan formulasi salep dapat dilakukan dengan dua metode umum yaitu (1) metode pencampuran dan (2) metode peleburan. Dalam metode pencampuran komponen salep dicampur bersama-sama sampai diperoleh sediaan yang homogen. Penghalusan komponen sebelum proses pencampuran kadang-kadang diperlukan sehingga diperoleh salep yang tidak kadar. Pada metode peleburan semua bahan dicampurkan dan dilebur pada temperatur yang lebih tinggi daripada titik leleh semua eksipien. Kemudian dilakukan pendinginan dengan pengadukan konstan. Namun demikian selama proses terdapat berbagai parameter yang harus dikontrol secara seksama, misalnya kecepatan pendinginan.Pendinginan yang sangat cepat dapat menyebabkan formulasi menjadi keras karena terbentuk banyak kristal berukuran kecil, sedangkan pendinginan yang lebih lambat menghasilkan sedikit kristal sehingga produk menjadi lebih lembek. Pada pembuatan salep dengan peleburan untuk formula dengan tipe emulsi maka proses peleburan dibuat kurang lebih sama yaitu 70-75oC, kemudian fase air ditambahkan secara perlahan sambil diaduk kepada fase minyak dan suhu tetap dipertahankan selama 5-10 menit. Berikutnya campuran didinginkan perlahan-lahan dengan pengadukan terus menerus sampai campuran mengental.A. Deskripsi Zat AktifJurnal Review. I. Chopra I. et. Al. Tetracycline. Molekular and Clinical Aspects. J. Antimicroba Chemother 1992; 29; 245-77 (Pubmed id : 1592696). Penggunaan topical akibat sensitisasi dan dapat mengkontribusi pengembangan akibat resistensi dapat digunakan tetrasiklin hidroklorida 3% dalam salep(Achromycin (Laderle, UK)) Penggunaan Tetrasiklin Hidroklorida untuk topical dalam salep mengandung 3%Tetrasiklin HidroksidaFungsi: Bahan aktifPemerian : Serbuk hablur, kuning, tidak berbau, agak higroskopis. Stabil dudara tetapi pada pemaparan terhadap cahaya matahari yang kuatdalam udara lembab menjadi gelap. Dalam larutan dengan pHlebih kecil dari 2, potensi berkuran dan cepat rusak dalam larutanalkali hidroksida.Kelarutan : Larut dalam air, dalam larutan alkali hidroksida dan dalamlarutan karbonat, sukar larut dalam etanol, praktis tidak larutdalam kloroform dan dalam eter.BM : 480,9

B. Deskripsi Bahan Tambahan1. Vaselin Album (Exipient:597)2. Mineral Oil (Parafin Liquid)

3. Nipagin (Metil Paraben)

4. Nipasol (Propil Paraben)

5. Propilen Glikol

C. Pemilihan Bentuk Sediaan

BAB IIFARMAKOLOGI DAN FARMAKODINAMIKII.1FarmakologiTetrasiklin adalah sediaan bakteriostatik yang mengikat subunit 30S ribosom dan memengaruhi sintesis protein. SIfat-sifat farmakologik Tetrasiklin antara lain:a. Absorpsi gastrointestinal bervariasi setelah pemberian per oral, membentuk kompleks yang tidak larut di dalam usus dengan kalsium, magnesium, ferum, dan aluminiumkehadiran makanan, susu, garam metal, atau antasid menyebabkan absorpsi yang tidak beres.b. Pemberian IV digunakan untuk infeksi yang berat, sindrom malabsorpsi, dan pasien dalam keadaan kritisc. Siap berdifusi ke dalam kebanyakan jaringan dan cairan tubuh.d. Afinitas tinggi pada jaringan yang cepat pertumbuhannya dan jaringan yang berfungsi metabolisme.e. Spektrum antibakteri lebar termasuk pada sejumlah besar bakteri Gram positif.II. 2FarmakodinamikTetrasiklin bersifat bakteriostatik dengan jalan menghambat sintesis protein. Hal ini dilakukan dengan cara mengikat unit ribosoma sel kuman 30 S sehingga t-RNA tidak menempel pada ribosom yang mengakibatkan tidak terbentuknya amino asetil RNA. Antibiotik ini dilaporkan juga berperan dalam mengikat ion Fe dan Mg. Meskipun tetrasiklin dapat menembus sel mamalia namun pada umumnya tidak menyebabkan keracunan pada individu yang menerimanya.Ada 2 proses masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri gram negatif; pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem transport aktif. Setelah masuk maka antibiotik berikatan dengan ribosom 30S dan menghalangi masuknya tRNA-asam amino pada lokasi asam amino.a. Efek AntimikrobaPada umumnya spektrum golongan tetrasiklin sama (sebab mekanismenya sama), namun terdapat perbedaan kuantitatif dan aktivitas masing-masing derivat terhadap kuman tertentu. Hanya mikroba yang cepat membelah yang dipengaruhi obat ini. Golongan tetrasiklin termasuk antibiotik yang terutama bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan jalan menghambat sintesis protein kuman.b. Farmakokinetik AbsorpsiSekitar 30-80% tetrasiklin diserap dalam saluran cerna. Doksisiklin dan minosiklin diserap lebih dari 90%. Absorpsi sebagian besar berlangsung di lambung dan usus halus. Adanya makanan dalam lambung menghambat penyerapan, kecuali minosiklin dan doksisiklin. Absorpsi dihambat dalam derajat tertentu oleh pH tinggi dan pembentukan kelat yaitu kompleks tetrasiklin dengan suatu zat lain yang sukar diserap seperti aluminium hidroksid, garam kalsium dan magnesium yang biasanya terdapat dalam antasida, dan juga ferum. Tetrasiklin diberikan sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. DistribusiDalam plasma semua jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma dalam jumlah yang bervariasi. Dalam cairan cerebrospinal (CSS) kadar golongan tetrasiklin hanya 10-20% kadar dalam serum. Penetrasi ke CSS ini tidak tergantung dari adanya meningitis. Penetrasi ke cairan tubuh lain dan jaringan tubuh cukup baik. Obat golongan ini ditimbun di hati, limpa dan sumssum tulang serta di sentin dan email gigi yang belum bererupsi. Golongan tetrasiklin menembus sawar uri dan terdapat dalam ASI dalam kadar yang relatif tinggi. Dibandingkan dengan tetrasiklin lainnya, doksisiklin dan minosiklin daya penetrasinya ke jaringan lebih baik. EkskresiGolongan tetrasiklin diekskresi melalui urin dengan filtrasi glomerolus dan melalui empedu. Pemberiaan per oral kira-kira 20-55% golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin. Golongan tetrasiklin yang diekskresi oleh hati ke dalam empedu mencapai kadar 10 kali kadar dalam serum. Sebagian besar obat yang diekskresi ke dalam lumen usus ini mengalami sirkulasi enterohepatik; maka obat ini masih terdapat dalam darah untuk waktu lama setelah terapi dihentikan. Bila terjadi obstruksi pada saluran empedu atau gangguan faal hati obat ini akan mengalami kumulasi dalam darah. Obat yang tidak diserap diekskresi melalui tinja.

BAB IIIFORMULANoBahanFungsiPerkemasanPerbatch

1Tetrasiklin HClSebagai anti jerawat0,15 g1,5 g

2Vaselin albumSebagai basis4,4 g44 g

3Parafin liquidSebagai basis0,175 g1,7 g

4NipaginPengawet0,0075 g0,075 g

5NipasolPengawet0,0125 g0,125 g

6PGPelarut0,25 g2,5 g

7Jasmine oilPengaroma0,005 g0,05 g

BAB IVKESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA1. Kumpulan Kuliah Farmakologi Oleh Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI2. Ganiswara S.G. ( Ed) : Farmakologi dan terapi . Edisi IV, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI, 1955, Jakarta