Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

35
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata pada hakekatnya adalah fenomena perjalanan manusia secara perorangan atau kelompok di luar tempat tingalnya dengan berbagai macam tujuan asal bukan untuk mencari nafkah. Berdasarkan prediksi World Tourism Organization (WTO) atau Badan Pariwisata Dunia, pada tahun 2020 jumlah orang yang melakukan perjalanan di dunia adalah 1,602 milyar orang dimana 438 juta orang berada di Kawasan Asia (Santosa:2002). Prediksi ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan untuk dapat bersaing dengan Negara-negara yang sudah berkembang atau maju sebagai destinasi pariwisata. Hakekat pariwisata Indonesia bertumpu pada kunikan dan kekhasan budaya dan alam, serta hubungan antar manusia. (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI:2003:1) Selanjutnya dikatakan bahwa

Transcript of Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

Page 1: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata pada hakekatnya adalah fenomena perjalanan manusia secara

perorangan atau kelompok di luar tempat tingalnya dengan berbagai macam

tujuan asal bukan untuk mencari nafkah.

Berdasarkan prediksi World Tourism Organization (WTO) atau Badan

Pariwisata Dunia, pada tahun 2020 jumlah orang yang melakukan perjalanan

di dunia adalah 1,602 milyar orang dimana 438 juta orang berada di Kawasan

Asia (Santosa:2002). Prediksi ini merupakan peluang yang harus

dimanfaatkan untuk dapat bersaing dengan Negara-negara yang sudah

berkembang atau maju sebagai destinasi pariwisata.

Hakekat pariwisata Indonesia bertumpu pada kunikan dan kekhasan

budaya dan alam, serta hubungan antar manusia. (Kementerian Kebudayaan

dan Pariwisata RI:2003:1) Selanjutnya dikatakan bahwa Kepariwisataan

Indonesia adalah pariwisata yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk

rakyat. Pembangunan kepariwisataan yang mengacu pada konsep tersebut

secara operasional dikenal sebagai Pengembangan Pariwisata Berbasis

Masyarakat (Community-based tourism) yaitu Kepariwisataan yang

menempatkan manusia sebagai subyek dan juga obyek pembangunan.

(Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI:2003:5)

Page 2: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

2

Sebagai Kepariwisataan yang bertumpu pada masyarakat sebagai

kekuatan dasar, maka kepariwisataan bertumpu pula pada semua aspek

kehidupan masyarakat berupa ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan

pertahanan kemanan. Sehingga yang menjadi pelaku utama yang

menggerakkan roda pembangunan kepariwisataan adalah unsur Dunis Usaha,

Masyarakat dan Pemerintah. Namun Pemerintah lebih berperan sebagai

fasilitator, usaha pariwisata dan masyarakat merupakan pelaku-pelaku

langsung dari kegiatan pariwisata.

Salah satu bentuk pariwisata yang berbasis masyarakat adalah desa

wisata. Menurut Wiendu (1993) dalam Kajian Desa Wisata di Propinsi

Sulawesi Tengah (Cv.Tribhuwana 2009:II-4) menyatakan bahwa: desa wisata

adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas

pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang

menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.

Sementara Sentot (2007) mengatakan bahwa desa wisata adalah salah

satu atraksi wisata yang menampilkan segala aspek kehidupan masyarakat di

suatu pedesaan untuk kepentingan pariwisata.

Dari kedua pendapat ini mayarakat menjadi fokus atau perhatian,

perannya semakin kuat sebagai obyek sekaligus sebagai subyek atau pelaku,

dan untuk memberikan kepuasan berwisata yang optimal kepada wisatawan

perlu adanya keterpaduan dan keterkaitan diantara para pelaku pariwisata

dalam penyediaan dan penyajian produk wisata yang berkualitas, meliputi:

keterpaduan dan keterikatan dalam perencanaan, pengemasan, pemasaran dan

Page 3: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

3

pelayanan serta pengemangan produk wisata.(Kementerian Kebudayaan dan

Pariwisata RI:2003:14)

Berdasarkan hasil Kajian Desa Wisata di Propinsi Sulawesi Tengah

tahun 2009, desa Tanjung Karang di Kecamatan Banawa Kabupaten

Donggala ditetapkan sebagai salah satu desa wisata di propinsi Sulawesi

Tengah. Hasil analisis yang mendukung penetapan desa Tanjung Karang

sebagai desa wisata anatar lain sebagai berikut : (a). tingkat atraksi wisata

yang ditawarkan; cukup menarik wisatawan untuk berkunjung. (b).

Amenitas/Sarana Prasarana; memadai. (c).Aksesibilitas; terjangkau oleh

moda transportasi umum. (d). kebijakan dan Pengelolaan; memadai.

(e).Tingkat jumlah kunjungan wisatawan; cukup banyak.

Potensi ini perlu dikembangkan secara bersama-sama antar pelaku

pariwisata dengan perencanaan dan pelaksanaan yang lebih optimal sehingga

sumber daya yang ada dapat menjadi penggerak ekonomi masyarakat lokal.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis termotivasi

untuk melakukan rencana penelitian yang dituangkan dalam penulisan

rancangan proposal yang berjudul “ Analisis Partisipasi Masyarakat dalam

Pengembangan desa wisata Tanjung Karang di kecamatan Banawa kabupaten

Donggala “

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dikaji adalah :

1.2.1.Bagaimana tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan Desa

Wisata Tanjung Karang di Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala

Page 4: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

4

1.2.2.Faktor-faktor apa yang mendukung partisipasi masyarakat dalam

pengembangan Desa Wisata Tanjung Karang di Kecamatan Banawa

Kabupaten Donggala

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1.3.1.Untuk mengetahui dan menganalisis tingkat partisipasi masyarakat

dalam pengembangan Desa Wisata Tanjung Karang di Kecamatan

Banawa Kabupaten Donggala

1.3.2.Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mendukung

partisipasi masyarakat dalam pengembangan Desa Wisata Tanjung

Karang di Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala.

1.4. Kegunaan Penelitian atau Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah :

1.4.1.Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

dan pengembangan Ilmu Administrasi Publik dan selanjutnya dapat

dijadikan bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya.

1.4.2.Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

Pemerintah Kabupaten Donggala khususnya Dinas Kebudayaan dan

Page 5: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

5

Pariwisata dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam

pengembangan Desa Wisata.

Page 6: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Partisipasi

Partisipasi menurut Soerjono Soekanto (1993: 355) merupakan

setiap proses identifikasi atau menjadi peserta, suatu proses komunikasi

atau kegiatan bersama dalam suatu situasi sosial tertentu. Partisipasi itu

terdiri dari beberapa jenis diantaranya partisipasi sosial dan partisipasi

politik. Partisipasi sosial merupakan derajat partisipasi individu dalam

kehidupan sosial..(http://lppbi-fiba.blogspot.com).

Menurut Abdullah (1986:76) partisipasi adalah sikap tunggal

masyarakat lokal (local respons) terhadap anjuran-anjuran, petunjuk-

petunjuk tentang cara baru, pemakaian teknologi dan kesediaan

memberikan pengorbanan (dalam arti investasi) modal, waktu, tenaga

dan uang untuk tercapainya tujuan-tujuan pembangunan.

Sementara menurut Theodorson dalam Mardikanto (1994)

mengemukakan bahwa dalam pengertian sehari-hari, partisipasi

merupakan keikutsertaan atau keterlibatan seseorang (individu atau

warga masyarakat) dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan atau

keterlibatan yang dimaksud di sini bukanlah bersifat pasif tetapi secara

aktif ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, partisipasi

akan lebih tepat diartikan sebagi keikutsertaan seseorang didalam suatu

Page 7: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

7

kelompok sosial untuk mengambil bagian dalam kegiatan

masyarakatnya, diluar pekerjaan atau profesinya sendiri

(http://turindraatp.blogspot.com).

2.1.2 Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat menurut Hetifah Sj. Soemarto (2003)

adalah proses ketika warga sebagai individu maupun kelompok sosial

dan organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses

perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kebijakan kebijakan yang

langsung mempengaruhi kehiduapan mereka. Conyers (1991)

menyebutkan tiga alasan mengapa partisipasi masyarakat mempunyai

sifat sangat penting. Pertama partispasi masyarakat merupakan suatu

alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan

sikap masyarakata, tanpa kehadirannya program pembangunan serta

proyek-proyek akan gagal, alasan kedua adalah bahwa masyarakat akan

lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa

dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka

akan mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa

memiliki terhadap poyek tersebut. Alasan ketiga yang mendorong

adanya partisiapsi umum di banyak negara karena timbul anggapan

bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan

dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Hal ini selaras dengan

Page 8: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

8

konsep man-cetered development yaitu pembangunan yang diarahkan

demi perbaiakan nasib manusia. (http://turindraatp.blogspot.com).

Soetomo (2006:13) berpendapat partisipasi masyarakat dalam

pembangunan adalah keterlibatan masyarakat dalam proses

pembangunan yang dilandasi oleh kesadaran dan determinasi.

Keterlibatan tanpa didorong oleh rasa kesadaran dan determinasi tidak

dapat disebut sebagai partisipasi dan lebih tepat disebut sebagai

mobilisasi pembangunan. Konsep mobilisasi lebih mencerminkan

manusia dan masyarakat sebagai objek bukan subjek.

Prinsip yang menempatkan masyarakat lebih sebagai subyek

dibandingkan sebagai obyek, semestinya mewarnai dan menjiwai setiap

tahap dari proses pelaksanaan pembangunan masyarakat. Salah satu

bentuknya adalah pelibatan dalam pengertian partisipasi bukan

mobilisasi masyarakat dalam keseluruhan proses pembangunan yang

berjalan sejak tahap identifikasi masalah, perumusan program,

pengelolaan dan pelaksanaan program, evaluasi serta menikmati hasil

program ( Soetomo 2006:8)

Sementara untuk mengembangkan partisipasi masyarakat,

diperlukan strategi-strategi dalam pengembangannya. Mikkelsen

(1999:69) dalam Soetomo (2006:448) mengemukakan ada empat

pendekatan untuk mengembangkan partisipasi masyarakat. Pertama,

pendekatan partisipasi pasif, pelatihan dan informasi. Bentuk

partisipasif ini akan melahirkan tipe komunikasi satu arah, dari atas ke

Page 9: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

9

bawah, hubungan pihak eksternal dengan masyarakat lokal bersifat

vertikal. Kedua, pendekatan pastisipasi aktif. Pendekatan ini

memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berinteraksi secara

lebih intensif dengan pihak eksternal. Ketiga, pendekatan partisipasi

dengan keterikatan. Dalam pendekatan ini ada kontrak sosial antara

masyarakat lokal dengan pihak eksternal tentang apa yang dilakukan

oleh masyarakat lokal dan apa yang dilakukan oleh pihak eksternal.

Keempat, partisipasi atas permintaan setempat. Bentuk ini

mencerminkan kegiatan pembangunan atas dasar keputusan masyarakat

setempat dan pihak eksternal hanya melakukan sesuai apa yang

dinyatakan masyarakat lokal.

Lebih lanjut Adisasmita (2006:36) mengemukakan alasan

mengapa anggota masyarakat diajak untuk berperan serta dan didorong

untuk berpartisipasi, dengan pertimbangan bahwa :

a. Anggota masyarakat mengetahui sepenuhnya tentang permasalahan

dan kepentingan mereka

b. Anggota masyarakat memahami sesungguhnya tentang keadaan

lingkungan social dan ekonomi masyarakatnya

c. Anggota masyarakat mampu menganalisis sebab akibat dari berbagai

kejadian yang terjadi dalam masyarakat

d. Anggota masyarakat mampu merumuskan solusi untuk mengatasi

permasalahan dan kendala yang dihadapi masyarakat

Page 10: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

10

e. Anggota masyarakat mampu memanfaatkan sumberdaya

pembangunan (SDA, SDM, dana, teknologi) yang dimiliki.

f. Anggota masyarakat akan mampu menghilangkan ketergantungan

terhadap pihak luar dengan berlandaskan kepercayaan diri dan

keswadayaan yang kuat.

Dengan demikian, yang menjadi tujuan dari partisipasi adalah

dukungan masyarakat. Pembangunan yang melibatkan masyarakat

merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan itu sendiri,

demikian pula halnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan

kepariwisataan sangat menentukan keberlanjutan dari kegiatan

kepariwisataan itu sendiri.

2.1.3 Konsep Desa Wisata

Desa Wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi,

akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur

kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang

berlaku. (Nuryanti, Wiendu 1993, dalam Laporan Akhir Kajian Desa

Wisata di Prop.Sulteng )

Sementara Edward Inskeep, dalam Tourism Planning An

Integrated and Sustainable Development Approach, memberikan

definisi Village Tourism atau wisata pedesaan dimana sekelompok kecil

wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan suasana tradisional, sering

di desa-desa yang terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan

lingkungan setempat.

Page 11: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

11

Selanjutnya dalam Laporan Akhir Kajian Desa Wisata di

Prop.Sulawesi Tengah disebutkan bahwa prinsip-prinsip Desa Wisata

adalah :

a) Tidak bertentangan dengan adat istiadat atau budaya masyarakat

desa setempat. Pengembangan suatu desa menjadi desa wisata harus

memperhatikan segala aspek yang berkaitan dengan kehidupan

social budaya dan mata pencaharian desa tersebut.

b) Pembangunan fisik ditujukan untuk meningkatkan kualitas

lingkungan desa. Pengembangan pariwisata lebih menekankan pada

mengemas yang sudah ada sedemikian rupa sehingga menarik untuk

dijadikan atraksi wisata.

c) Memperhatikan unsur kelokalan dan keaslian. Material yang

digunakan dalam pembangunan harus menonjolkan cirri khas desa

tersebut sehingga tercermin kelokalan dan keaslian wilayah

setempat.

d) Memberdayakan Masyarakat Desa Wisata. Unsur penting dalam

pengembangan desa wisata adalah keterlibatan masyarakat desa

dalam setiap aspek wisata yang ada di desa tersebut.

e) Memperhatikan daya dukung dan daya tampung serta berwawasan

lingkungan. Pembangunan suatu desa menjadi desa wisata harus

memperhatikan kapasitas desa tersebut, baik kapasitas fisik maupun

kesiapan masyarakat.

Karakteristik desa wisata dapat dikelompokkan antara lain :

Page 12: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

12

1. Desa dengan lingkungan alam, yaitu desa yang karena letaknya

berada dalam lingkungan alam yang menjadi atraksi alam.

2. Desa dengan kehidupan ekonomi / mata pencaharian, yaitu desa

yang dalam kehidupan keseharian masyarakatnya sangat tergantung

dari aktivitas pola mata pencaharian yang dilakukan sebagain besar

masyrakata desa.

3. Desa dengan kehidupan adat / seni budaya, yaitu desa yang

kehidupan masyarakatnya sangat kental dengan tat cara adat.

4. Desa dengan bangunan tradisional, yaitu desa dengan

bangunan/rumah penduduk yang mempunyai bentuk yang unik dan

merupakan warisan turun temurun yang tidak terdapat di daerah lain.

Selanjutnya dalam Laporan Akhir Kajian Desa Wisata di

Prop.Sulawesi Tengah kriteria desa wisata dikelompokkan dalam dua

kelompok yaitu :

a) Kriteria yang berlaku umum:

1. Telah dikunjungi/diminati oleh wisatawan

2. Kemudahan pencapaian

3. Tingkat penerimaan/ketersediaan masyarakat terhadap kegiatan

kepariwisataan.

b) Kriteria yang bersifat khusus :

1. Desa dengan lingkungan alam, unsur kriterianya adalah :

keindahan alam, jenis sumber daya alam yang menonjol untuk

kegiatan wisata, keunikan dan keutuhan sumber daya alam.

Page 13: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

13

2. Kehidupan masyarakat sangat unik dan tradisional/asli; unsure

kriterianya adalah : Arsitektur lokal sangat dominan, struktur tata

ruang bersifat khas, pola lanskep serta material yang digunakan

menggambarkan unsur kelokalan dan keaslian, kurangnya tingkat

pengangguran masyarakat, mata pencaharian penduduk yang

utama dapat dikembangkan sebagai atraksi.

3. Desa dengan kehidupan adat/seni budaya, unsure kriterianya

adalah : tata cara adat sangat kental mendominasi kehidupan

masyarakat, pengelolaan kegiatan seni budaya dikelola oleh

masyarakat.

2.2. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teori tentang partisipasi dimana menurut

Theodorson dalam Mardikanto (1994) bahwa dalam pengertian sehari-hari,

partisipasi merupakan keikutsertaan atau keterlibatan seseorang (individu atau

warga masyarakat) dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan atau

keterlibatan yang dimaksud di sini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif

ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, partisipasi akan lebih

tepat diartikan sebagi keikutsertaan seseorang didalam suatu kelompok sosial

untuk mengambil bagian dalam kegiatan masyarakatnya, diluar pekerjaan

atau profesinya sendiri (http://turindraatp.blogspot.com).

Selanjutnya menurut Adisasmita (2006:36) tentang partisipasi

masyarakat dikatakan bahwa Pembangunan yang melibatkan masyarakat

Page 14: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

14

merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan itu sendiri, demikian

pula halnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan

sangat menentukan keberlanjutan dari kegiatan kepariwisataan itu sendiri.

Sebagaiman desa wisata merupakan salah satu bentuk pariwisata yang

berbasis masyarakat, yang di artikan sebagai bentuk integrasi antara atraksi,

akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur

kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang

berlaku. (Nuryanti, Wiendu 1993, dalam Laporan Akhir Kajian Desa Wisata

di Prop.Sulteng ), maka peneliti melihat bahwa partisipasi masyarakat di desa

Tanjung Karang mempunyai peranan yang sangat penting dalam

pengembangan desa wisata Tanjung Karang.

Selanjutnya dalam Kajian Desa Wisata di Prop.Sulawesi Tengah

disebutkan bahwa sesuai prinsip-prinsip Desa Wisata antara lain adalah :

memberdayakan masyarakat Desa Wisata, maka unsur penting dalam

pengembangan desa wisata adalah keterlibatan masyarakat desa dalam setiap

aspek wisata yang ada di desa tersebut.

Sesuai pengelompokkan karakteristik desa wisata, maka berdasarkan

potensi yang dimiliki desa wisata Tanjung Karang dapat dikembangkan

menjadi desa wisata dengan karakteristik lingkungan alam, atau Desa dengan

karakteristik kehidupan ekonomi / mata pencaharian masyarakatnya.

Gambar berikut adalah untuk memperjelas kerangka pemikiran yang

telah dikemukakan.

Page 15: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

15

Feedback

INPRES NO 16 TAHUN 2005TENTANG

KEBIJAKAN PEMBANGUNANKEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

RENSTRAKAB.DONGGALA

2010 - 2014

UU NO.10 TAHUN 2009TENTANG

KEPARIWISATAAN

PARTISIPASI MASYARAKAT

Perumusan ProgramPelaksanaan ProgramEvaluasi Program

PENGEMBANGAN DESA WISATA

Lingkungan AlamKehidupan Ekonomi/

Mata Pencaharian

FAKTOR PENDUKUNG

Page 16: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan

jenis penelitian survey. Penelitian kualitatif yaitu menggambarkan keadaan

berdasarkan fakta yang tampak atau nyata, penelitian survey menurut

Kerlinger dalam (Sugiono,2005:7) adalah penelitian yang dilakukan pada

populasi besar maupun kecil. Penelitian survei ini menggambarkan

karakteristik dari obyek penelitian, yang penyelidikannya disesuaikan dengan

fakta-fakta yang sesuai dengan keterangan faktual tentang partisipasi

masyarkat di Desa Wisata Tanjung di Batu Kecamatan Banawa Kabupaten

Donggala.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Wisata Tanjung Karang di

Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala. Lokasi ini dipilih sebagai

lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa Tanjung Karang akan

dikembangkan menjadi Desa Wisata karena memiliki sumber daya alam

berupa potensi wisata bahari yang sudah dikenal dan dikunjungi oleh

wisatawan nusantara maupun mancanegara dan didukung dengan

akesibilitas yang mudah serta fasilitas pendukung yang memadai.

Page 17: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

17

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan selama 3 (tiga) bulan yaitu bulan

Januari sampai dengan bulan Maret 2011, dengan tahapan persiapan,

pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan data dan

penyusunan hasil penelitian.

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya ( Sugiyono 2005 : 90 ). Jumlah populasi yang ada di

Desa Wisata Tanjung Karang sebanyak 60 orang yang terdiri atas :

kelompok pengelolah cottage/penginapan, rumah makan,

penyewa/penyedia rekreasi laut ( Perahu, Ban renang ), Kelompok

Sadar Wisata dan masyarakat .

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut ( Sugiyono 2005 : 91 ). Sampel yang dipilih

sebanyak 30 orang.

a. Pengelola Cottage/Penginapan : 6 orang

b. Rumah Makan/Warung : 6 orang

c. Penyewa/Penyedia fasilitas rekreasi laut : 6 orang

Page 18: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

18

d. Kelompok Sadar Wisata : 6 orang

e. Masyarakat : 6 orang

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara

Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel ( Sugiyono 2005 : 95 ) Teknik

penentuan sampel yang digunakan sebagai sumber data digunakan

metode Purposive Sampling yaitu memilih orang-orang yang

mengetahui tentang masalah yang diteliti.

3.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

3.4.1 Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional Variabel yaitu petunjuk bagaiman suatu

variabel dapat diukur. Dalam penelitian ini ada 2 (dua) variable yaitu :

3.4.1.1 Variabel independen ( bebas ) dengan symbol X yaitu Partisipasi

Masyarakat. Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan atau

keikutsertaan masyarakat dalam pengembangan desa wisata,

dengan indikator :

a). Perencanaan program

b). Pelaksanaan program

c). Evaluasi program.

3.4.1.2.Variabel dependen ( terikat ) dengan symbol Y yaitu

Pengembangan Desa Wisata. Pengembangan desa wisata adalah

Page 19: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

19

mengembangkan suatu desa untuk menjadi daerah tujuan wisata

dengan hakekat tidak merubah apa yang sudah ada namun lebih

cenderung pada penggalian potensi desa dengan memanfaatkan

unsur-unsur yang ada dalam desa, dengan indikator :

a). Lingkungan alam

b). Kehidupan ekonomi/mata pencaharian masyarakat.

Untuk mengukur nilai dari variabel yang diteliti digunakan skala

Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai

titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan ( Sugiyono, 2005: 107 ).

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan

gambar ( Sugiyono 2005 : 15 )

3.5.2 Sumber Data

Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah :

a) Sampel Penelitian, yang merupakan sumber utama penelitian dan

data yang diberikan merupakan data primer atau data utama.

Page 20: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

20

b) Di luar Sampel, merupakan data penunjang atau pelengkap dari data

primer, yang disebut data sekunder

c) Lingkungan atau tempat penelitian. Dalam penelitian ini adalah

Pemerintah Desa

d) Di luar lingkungan atau tempat penelitian. Dalam penelitian ini

adalah Pemerintah Kecamatan dan Kabupaten.

3.6 Teknik Pengambilan dan Pengumpulan Data

3.6.1 Observasi

Teknik ini dilakukan melalui pengamatan baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap obyek penelitian. Dalam penelitian ini,

observasi dilakukan untuk mendapat data tentang perilaku masyarakat

berkaitan dengan partisipasi dalam kegiatan pengembangan Desa

Wisata.

3.6.2 Kuesioner

Data dan informasi diperoleh dengan mengedarkan sejumlah

daftar pertanyaan tertulis kepada responden. Pertanyaan bertolak dari

indikator variable X dan Y yang sudah ditetapkan dalam definisi

operasional variabel.

3.6.3 Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan informasi

yang akurat untuk menguatkan tanggapan responden terpilih yang

dianggap mengetahui pokok permasalahan dari hasil kuesioner.

Page 21: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

21

Wawancara dilakukan dengan menggunakan interview guide (pedoman

wawancara)

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian atau alat ukur adalah alat yang digunakan mengukur

variabel penelitian. Instrument penelitian yang digunakan adalah bentuk

Checklist dan bentuk pilihan ganda.

3.8 Teknik Analisa Data

Teknis analisa data dilakukan secara kualitatif, data dianalisis dalam

kerangka hubungan antar variabel penelitian. Data primer yang terkumpul

dianalisis dengan menggunakan rumus :

Frekuensi

Nilai Presentase = X 100% Jumlah Sampel

Jawaban responden dibobotkan kemudian dimasukkan dalam tabel frekuensi

dan dianalisis dengan pendekatan kualitatif lewat observasi dan wawancara

untuk mendapatkan hasil penelitian yang memadai dan optimal.

Page 22: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

22

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Adisasmita, Rahardjo, 2006, Membangun Desa Partisipastif, Graha Ilmu, Yogyakarta

Pendit, Nyoman S, 2002, Ilmu Pariwisata Suatu Pengantar, Pradnya Paramita, Jakarta

Pitana, I Gede dan Gayatri, Putu, 2005, Sosiologi Pariwisata, Andi, Yogyakarta

Soekardijo, 1996, Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata sebagai Sistimatic Linkage), Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Soetomo, 2006, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Spillane, James, 1987, Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya, Kanisius, Yogyakarta

Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung

Wasistiono, Sadu dan Tahir, M.Irwan, 2006, Prospek Pengembangan Desa, Fokusmedia, Bandung

B Dokumen

Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 tenang Kepariwisataan

Instruksi Presiden RI Nomor 16 Tahun 2005 tenang Kebijakan Pembangunan Kebuayaan dan Pariwisata

C. Sumber Lain

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, 2003, Penyusunan Pola Pariwisata Inti Rakyat Dalam Rangka Pengembangan Desa Wisata

Santosa, Setyanto P, 2002, Pengembangan Pariwisata Indonesia

Sismarni, 2009, Teori Partisipasi Dalam Dinamika Sosial, http://lppbi-fiba.blogspot.com, diunduh tanggal 20 Nopember 2010

Page 23: Tugas Filsafat Ilmu Administrasi-Yulianto Kadji - PROPOSAL BAB 1,2,3 & DAFTAR PUSTAKA

23

Tribuana Cv, 2009, Laporan Akhir Kajian Desa Wisata Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009

Azis, Turindra, Pengertian Partisipasi, http://turindraatp.blogspot.com, diunduh tanggal 20 Nopember 2010

Raharjana, Destha Titi, 2008, Identifikasi Potensi Kawasan Pedesaan Sebagai Obyek Wisata, Makalah pada Diklat dan Studi Banding Pengelolaan Desa Wisata, April 2008 di Yogyakarta

Sentot, BI, 2007, Membangun Desa Wisata Terpadu Berbasis Kerakyatan, Makalah pada Diklat dan Studi Banding Pengelolaan Desa Wisata, April 2008 di Yogyakarta.