Tugas Farmakologi Kelompok 6A

download Tugas Farmakologi Kelompok 6A

of 9

Transcript of Tugas Farmakologi Kelompok 6A

TUGAS TERSTRUKTUR FARMAKOLOGI INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN DAN SUBSTANSI LAIN

Oleh : Kelompok 6A Nevia Puri Seki Ginaldhi G1F010029 Rizki Puspitasari G1F010031 Wimala Permatasari G1F010032 Wahyu Nurisnaeni G1F010036 Deddy Iskandar G1F010034 Eka Wulandari G1F010035

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.

Latar belakang Menurut Stockley tahun 2005 interaksi obat yaitu suatu interaksi terjadi ketika efek suatu obat berubah karena kehadiran obat lain, makanan, minuman, atau zat kimia lainnya. Sedangkan menurut Fradgley tahun 2003 interaksi obat didefinisikan sebagai modifikasi efek suatu obat akibat obat lain yang diberikan pada awalnya atau diberikan bersamaan; atau bila dua atau lebih obat berinteraksi sedemikian rupa sehingga keefektifan atau toksisitas suatu obat atau lebih berubah (Fradgley, 2003). Selain itu, definisi lain mengenai interaksi obat yaitu sebagai interaksi antara obat dan zat lainnya yang mencegah obat bekerja atau melakukan seperti yang diharapkan. Definisi ini berlaku untuk interaksi obat-obatan dengan obat-obatan lainnya (obat interaksi obat), serta obatobatan dengan makanan (interaksi obat - makanan) dan zat lainnya.

2.

Rumusan Masalah 1. Bagaimana interaksi obat dengan makanan dapat terjadi? 2. Apa saja jenis-jenis obat yang dapat berinteraksi dengan makanan? 3. Bagaimana interaksi obat dengan substansi lain?

3.

Tujuan 1. Menjelaskan interaksi obat dengan makanan. 2. Menyebutkan jenis-jenis obat yang dapat berinteraksi dengan makanan. 3. Menjelaskan interaksi obat dengan substansi lain.

BAB II ISI

1. Interaksi obat dengan makanan Interaksi antara obat dan makanan dapat terjadi ketika makanan yang kita makan mempengaruhi obat yang sedang kita gunakan, sehingga mempengaruhi efek obat tersebut. Interaksi antara obat dan makanan dapat terjadi baik untuk obat resep dokter maupun obat yang dibeli bebas, seperti obat antasida, vitamin, dan lain-lain. Kadang-kadang apabila kita minum obat berbarengan dengan makanan, maka dapat mempengaruhi efektifitas obat dibandingkan apabila diminum dalam keadaan perut kosong. Selain itu konsumsi secara bersamaan antara vitamin atau suplemen herbal dengan obat juga dapat menyebabkan terjadinya efek samping (Stackley, 2005). Contoh reaksi yang dapat timbul apabila terjadi interaksi antara obat dan makanan :

Makanan dapat mempercepat atau memperlambat efek dari obat. Beberapa obat tertentu dapat menyebabkan vitamin dan mineral tidak bekerja secara tepat di tubuh. Menyebabkan hilangnya atau bertambahnya nafsu makan. Obat dapat mempengaruhi nutrisi tubuh. Obat herbal dapat berinteraksi dengan obat modern. Ada beberapa mekanisme oleh obat yang berinteraksi dengan obat-

obatan lain, makanan, dan bahan lainnya. Interaksi dapat terjadi apabila ada peningkatan atau penurunan dalam: (1) penyerapan obat yang masuk ke dalam tubuh;

(2) distribusi obat dalam tubuh; (3) perubahan yang dibuat pada obat oleh tubuh (metabolisme); (4) penghapusan obat dari badan. Selain itu, besar kecilnya efek interaksi antara obat dan makanan antara tiap orang dapat berbeda, hal ini dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor tertentu seperti :

Besarnya dosis obat yang diminum. Usia, kondisi tubuh dan kondisi kesehatan pasien. Waktu konsumsi makanan dan waktu konsumsi obat. Untuk menghindari terjadinya interaksi antara obat dan makanan,

bukan berarti menghindari untuk mengkonsumsi obat atau makanan tersebut. Hal yang sebaiknya dilakukan adalah pengaturan waktu antara obat dan makanan untuk dikonsumsi dalam waktu yang berbeda. Dengan mempunyai informasi yang cukup mengenai obat yang digunakan serta kapan waktu yang tepat untuk mengkonsumsinya, maka kita dapat menghindari terjadinya interaksi antara obat dan makanan (Anonim, 2010). Efek yang timbul dari interaksi obat dan makanan Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa makanan dapat berinteraksi dengan obat tertentu seperti misalnya berikatan dengan zat aktif obat sehingga mengurangi penyerapan obat atau mempercepat eliminasi obat. Jenis obat dan makanan yang dapat berinteraksi Salah satu contoh interaksi antara obat dan makanan yang dapat terjadi adalah keasaman dari jus buah dapat menurunkan efektifitas

antibiotika seperti penisilin, kemudian susu dapat membentuk kelat apabila diminum dengan tetrasiklin sehingga mempengaruhi efektifitas antibakteri tetrasiklin. Berikut adalah contoh aturan minum beberapa jenis obat, diambil dari mims : obat yang harus diminum dalam keadaan perut kosong misalnya Ampicillin dan obat yang diminum dalam keadaan perut penuh misalnya Allopurinol (diminum sesudah makan). Selain itu ada juga beberapa jenis obat yang dapat berinteraksi apabila diminum dengan dengan jus buah terutama buah anggur, seperti : Alprazolam, Atorvastatin, Benzodiazepines. 2. Interaksi obat dengan substansi lain Obat herbal atau tumbuhan obat adalah obat-obatan yang digunakan berasal dari tumbuhan dan belum mengalami proses kimia dilaboratorium. Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor 246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyebutkan bahwa : Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut, yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Beberapa obat herbal dapat mengakibatkan kegawatan akibat interaksi kimiawi yang terjadi, sehingga dibutuhkan lebih banyak penelitian laboratorium untuk menilai manfaat, efektivitas, dosis yang tepat, dan reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh. Kandungan zat kimia pada obat herbal bisa menimbulkan efek samping dan toksik. Efek samping itu bisa disebabkan obat itu sendiri maupun oleh kontaminan atau zat sintesis yang ditambahkan. Kemungkinan efek samping makin besar jika memakai banyak obat, pasien berusia lanjut, atau menderita penyakit terutama ginjal dan hati. Interaksi obat herbal dengan obat modern ini penting untuk obat dengan batas keamanan sempit atau indeks terapi rendah, sehingga dapat meningkatkan toksisitas atau efek samping dan dapat mengurangi efektivitas kerja obat. Interaksi obat herbal dengan obat modern

bisa membahayakan, seperti perdarahan, gangguan jantung, atau kerja obat jadi tidak efektif. Tetapi kandungan pada obat herbal bahan alam umumnya bersifat seimbang dan saling menetralkan, sehingga efek samping obat herbal jauh lebih kecil dibandingkan dengan obat sintesa (Anonim, 2011). Dari beberapa penelitian menunjukkan, beberapa bahan herbal memberikan interaksi yang merugikan antara obat tradisional dengan obat kimia. Berikut ini beberapa contoh bahan herbal yang dapat menimbulkan interaksi jika dikombinasi dengan obat kimia: 1. Ginkgo biloba Interaksi antara ginkgo biloba (yang berfungsi untuk menghambat faktor pengaktifan platelet) dengan obat yang memiliki efek sebagai antikoagulan atau antiplatelet, seperti aspirin dapat memperhebat terjadinya pendarahan. 2. Echinaceae Echinacea biasanya diindikasikan untuk meningkatkan imunitas. Penggunaan echinaceae bersama dengan ketoconazole (anti jamur), isoniazid (untuk mengobati penyakit TBC) dapat menyebabkan liver toxicity. 3. Caffeine Penggunaan obat kimia yang mengandung caffeine dengan obat tradisional 4. Ginseng Berdasarkan penelitian, penggunaan ginseng bersama Coumadin dapat menyebabkan pendarahan. Ginseng yang digunakan bersamaan dengan warfarin dapat menurunkan efek antikoagulan dari warfarin akibatnya proses pendarahan dapat tetap terjadi. 5. Allium sativum (bawang putih) Penggunaan Allium sativum bersama dengan warfarin juga dapat menyebakan proses pendarahan tetap terjadi. yang mengandung ginseng dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal, serta menyebabkan insomnia.

BAB III PENUTUP

Meskipun tidak semua obat dipengaruhi oleh makanan atau dapat berinteraksi dengan makanan, akan tetapi lebih baik untuk memperhatikan aturan minum dari setiap obat yang di konsumsi. Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya interaksi antara obat dan makanan, sebaiknya :

Bacalah label obat dengan teliti, apabila kurang memahami dapat ditanyakan dengan dokter yang meresepkan atau apoteker. Baca aturan pakai, label perhatian & peringatan interaksi obat yang tercantum dalam label atau wadah obat. Bahkan obat yang dijual bebas juga perlu aturan pakai yang disarankan.

Sebaiknya minum obat dengan segelas air putih. Jangan campur obat dengan makanan atau membuka kapsul kecuali atas petunjuk dokter. Vitamin atau suplemen kesehatan sebaiknya jangan diminum berbarengan dengan obat karena terdapat beberapa jenis vitamin & mineral tertentu yang dapat berinteraksi dengan obat.

Jangan pernah minum obat berbarengan dengan minuman yang mengandung alkohol.

Sebagian besar hasil penting dari interaksi obat perubahan dari dalam penyerapan, metabolisme, atau penghapusan dari obat. Interaksi obat juga dapat terjadi bila dua obat yang sama (tambahan) efek atau berlawanan (membatalkan) efek bertindak bersama pada tubuh. Sumber lain dari interaksi obat terjadi ketika obat mengubah satu konsentrasi dari bahan yang biasanya hadir di dalam tubuh. Perubahan yang substansi ini mengurangi atau meningkatkan efek obat lain yang sedang diambil.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010, Interaksi Obat, http://www.unsoed.ac.id/newcmsfa/UserFiles/File/FKIK/medikasi.html, diakses tanggal 24 September 2011 Anonim, 2011, Interaksi Obat, http://www.ahliwasir.com/products/162/0/Interaksi-Obat/, diakses tanggal 24 September 2011 Anonim, 2010, Interaksi Obat, http://apoteker-istn.blogspot.com/2010/03/interaksiobat.html,

diakses tanggal 24 September 2011

Anonim, 2011, Interaksi Obat dan Makanan,http://medicastore.com/artikel/310/Interaksi_Obat_&_Makanan.html,

diakses tanggal

24 September 2011 Anonim, 2011, Interaksi Obat-obatan,http://healthiskesehatan.blogspot.com/2011/03/interaksi-obat-obatan.html,

diakses

tanggal 24 September 2011 Fradgley, S., 2003, Interaksi Obat, dalam Aslam, M., Tan, C.K., Prayitno, A., Farmasi Klinis; Menuju Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, Universitas Surabaya, Elex Media Komputindo, Jakarta, 120-130 Harkness Richard, diterjemahkan oleh Goeswin Agoes dan Mathilda B.Widianto, 1989, Interaksi obat, Bandung: Penerbit ITB Stockley, H. I., 2005, Drugs Interaction, Blackwell Science Ltd, London