Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih...
description
Transcript of Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih...
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 1/24
i
Pengaruh Kerja Gilir (Shi ft Work) Terhadap Angka Kejadian
Kanker Payudara pada Pekerja
Disusun sebagai salah satu tugas makalah mata kuliah
“Ergonomi – Shi ft Work ”
Dosen Mata Kuliah :
Ambar W. Roestam, SKM, MOH
Oleh :dr. Ratih Nurdiany Sumirat
1506692913
MAGISTER KEDOKTERAN KERJA
SUB DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN OKUPASI
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
DESEMBER 2015
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 2/24
ii
KATA PENGANTAR
Makalah “Pengaruh Kerja Gilir (Shift Work) Terhadap Angka Kejadian
Kanker Payudara pada Pekerja” ini disusun sebagai salah satu bahan tugas mata
kuliah Ergonomi – Shift Work .
Makalah ini dibuat berdasarkan studi literatur ilmiah serta analisis jurnal
yang kemudian dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan pembahasan.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
Mata Kuliah “Ergonomi – Shift Work ”, Ibu Ambar W. Roestam, SKM, MOH, ataskesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyusun makalah ini
sehingga dapat mempertajam analisis penulis dalam aplikasi pengaturan waktu
kerja di perusahaan yang sesuai dengan kaidah kesehatan dan keselamatan kerja.
Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah
ini sehingga kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis hargai.
Jakarta, Desember 2015
Penulis,
dr. Ratih Nurdiany Sumirat
NIM : 1506692913
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 3/24
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................6
1.3 Tujuan .............................................................................................................6
1.3.1 Tujuan Umum ..........................................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus .........................................................................................7
1.4 Manfaat ...........................................................................................................7
1.4.1 Manfaat bagi pe nulis .................................................................................7
1.4.2 Manfaat bagi pemilik usaha ......................................................................7
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................8
2.1 Kerja Gilir (Shif t Work ) ...................................................................................8
2.1.1 Definisi Kerja Gilir (Shif t Work ) ................................................................8
2.1.2 Tipe Kerja Gilir (Shif t Work ) .....................................................................8
2.1.3 Komponen Kerja Gilir (Shif t Work )...........................................................9
2.1.4 Mekanisme Patofisiologis Sistem Kerja Gilir terhadap Tubuh Manusia . 13
2.1.5 Gangguan Kesehatan akibat Shif t Work .................................................. 14
2.2 Pengaruh Kerja Gilir terhadap Angka Kejadian Kanker Payudara PadaPekerja ................................................................................................................ 15
2.2.1 Insidensi Kanker Payudara ..................................................................... 15
2.2.2 Faktor Risiko Kanker Payudara.............................................................. 16
2.2.3 Patofisiologi Sistem Kerja Gilir dan Kanker Payudara ........... ......... ....... 17
2.2.4 Upaya Pencegahan Kanker Payudara akibat Sistem Kerja Gilir........ ..... 18
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 23
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 23
3.2 Saran ............................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 24
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 4/24
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 5/24
5
jarang ditemukan pada professional ataupun manajer (1.7%). Shift Kerja malam
lazim ditemukan pada pekerja kesehatan, industri ataupun pekerja kasar.1
Waktu kerja bagi seseorang menentukan kesehatan yang bersangkutan,
efisiensi, efektivitas dn produktivitas kerja. Aspek terpenting dalam hal waktu kerja
meliputi2;
1. Lamanya seseorang mampu bekerja dengan baik
2.
Hubungan antara waktu kerja dan istirahat
3. Waktu bekerja sehari menuntut periode waktu yang meliputi siang hari
(pagi, siang, sore) dan malam hari.
Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja biasanya tidak
disertai efisiensi, efektivitas dan produksi kerja yang optimal bahkan biasanya
terlihat penurunan kualitas dan hasil kerja. Selain itu bekerja dengan waktu yang
berkepanjangan dapat menimbulkan kecenderungan untuk timbulnya kelelahan,
gangguan kesehatan, penyakit dan kecelakaan serta ketidakpuasan di tempat kerja.2
Beberapa masalah kesehatan yang dapat timbul akibat kerja gilir adalah
Gangguan gastrointestinal, Gangguan Kardiovaskular, Gangguan pola tidur dan
kelelahan akibat gangguan irama sirkadian, Gangguan sistem reproduksi serta
Kanker.1
Pada tahun 2007, the International Agency for Research on Cancer (IARC)
mengklasifikasikan kerja gilir sebagai agen penyebab kanker kategori 2A (memilik i
kemungkinan karsinogenik terhadap manusia). Hal ini berdasarkan beberapa hal
diantaranya3 ;
1.
Cukupnya bukti pada penelitian pada hewan dimana cahaya pada saat
periode-gelap dapat bersifat karsinogenik
2.
Data eksperimental yang kuat yang menunjukkan adanya hubunga n
antara gangguan irama sirkadian dengan insidensi tumor malignan
3. Bukti epidemiologi bahwa terdapat peningkatan risiko kanker payudara
pada pekerja yang bekerja pada shift malam hari.
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 6/24
6
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak
ditemukan pada wanita dan jumlahnya semakin meningkat tiap tahunnya di seluruh
dunia. Pajanan terhadap cahaya pada malam hari, termasuk gangguan irama
sirkadian, yang kemungkinan dipengaruhi oleh sekresi melatonin dan jam-genetik,
kemungkinan merupakan salah satu faktor risiko penyebab kanker payudara. 4
Tren Global – “Masyarakat 24 jam” – memberikan implikasi bahwa jumlah
pekerja gilir kemungkinan besar akan terus meningkat, sehingga masalah kesehatan
fisik dan mental yang berkaitan dengan kerja gilir juga kemungkinan akan semakin
meningkat dimasa yang akan datang (Costa, 2001; Rajaratnam & Arendt, 2001)1.
Makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai pengaruh kerja gilirterhadap angka kejadian kanker payudara pada pekerja sehingga secara lebih lanjut
dapat diperoleh usaha preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
kesakitan dan kematian akibat pekerjaan.
1.2 Rumusan Masalah
Perkembangan industrialisasi dan aktivitas komersial mengakibatkan
perubahan pola jam kerja, dimana pekerja harus bekerja di luar jam kerja
normalnya. Sistem gilir kerja ( shift work) dapat menimbulkan berbagai masalah
kesehatan, diantaranya adalah Kanker Payudara pada Pekerja.
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Diketahuinya efek kesehatan jangka panjang yang ditimbulkan oleh sistem gilir
kerja atau shift work pada pekerja, sehingga dapat dilakukan usaha intervensi dan
preventif di tempat kerja untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan keselamatan
kerja di perusahaan.
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 7/24
7
1.3.2 Tujuan Khusus
1.
Mengetahui lebih dalam mengenai sistem kerja gilir atau shift work .
2.
Memahami mekanisme patofisiologi yang terjadi pada pekerja yang bekerja dengan sistem kerja gilir.
3.
Memahami pengaruh sistem kerja gilir terhadap angka kejadian Kanker
Payudara pada Pekerja
4. Memahami usaha preventif dan intervensi yang dapat dilakukan untuk
mencegah timbulnya kesakitan akibat sistem kerja gilir
1.4
Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi penulis
1. Memahami secara komprehensif mengenai sistem kerja gilir dan
hubungannya dengan kesehatan dan keselamatan kerja
2. Mengetahui efek sistem kerja gilir terhadap angka kejadian kanker
payudara
3.
Sebagai salah satu prasayarat dalam memenuhi tugas mata kuliah
Ergonomi – shift work
1.4.2 Manfaat bagi pemilik usaha
1. Mendapat masukan yang dapat dimanfaatkan mengenai bahaya
potensial kesehatan dan keselamatan kerja yang ditemukan di
lingkungan kerja.
2.
Memperoleh masukan mengenai upaya pencegahan lain yang dapatdilakukan untuk meningkatkan efektivitas program pencegahan bahaya
potensial kesehatan dan keselamatan kerja
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 8/24
8
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kerja Gilir (Shi ft Work )
2.1.1 Definisi Kerja Gilir (Shi ft Work )
Kerja Gilir dapat didefinisikan sebagai waktu bekerja diluar jam kerja
normal (07.00-18.00), dimana sebagian besar populasi pekerja bekerja selama 7-8
jam kerja.5 Pekerja yang bekerja dengan sistem kerja gilir dapat bekerja di petang
hari, malam hari atau bekerja dengan waktu yang sangat panjang.
Selain itu menurut Suma’mur (1994), shift kerja merupakan pola waktu
kerja yang diberikan pada tenaga kerja untuk mengerjakan sesuatu oleh perusahaan
dan biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan malam2.
2.1.2 Tipe Kerja Gilir (Shi ft Work)
Secara umum, terdapat dua tipe kerja gilir yang lazim berlaku pada populas i
pekerja, yaitu:
1. Shift Permanen; pekerja selalu bekerja pada satu waktu kerja yang sama,
misalnya pada malam hari atau petang hari, misalnya ; pelayan restoran,
pekerja klub malam.
2. Shift Rotasi: waktu kerja berubah secara periodic (setiap beberapa hari,
minggu atau bulan), dan terjadi pergeseran dari shift pagi ke sore, sore ke
malam, atau malam ke sore. Misalnya ; pada polisi, tenaga kesehatan,
petugas pemadam kebakaran.5
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 9/24
9
2.1.3 Komponen Kerja Gilir (Shi ft Work )
Selain pembagian tipe kerja gilir menjadi sistem permanen atau rotasi,
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam pemahaman sistem kerjagilir yang dapat berpengaruh terhadap status kesehatan pekerja, diantaranya
adalah5:
Berapa lama waktu kerja dalam satu shift
Berapa shift yang dilewati sebelum sampai ke waktu istirahat
Berapa banyak hari istirahat dalam 1 minggu
Apakah ada lembur
Berapa banyak waktu istirahat yang dimiliki diantara shift
Berapa banyak waktu istirahat saat bekerja dalam shift
Apakah waktu kerja regular dan dapat diperkirakan atau tidak.
Untuk dapat meningkatkan pemahaman mengenai shift work , maka poin
diatas akan dibahas lebih lanjut dibawah ini5:
2.1.3.1 Lamanya Waktu Kerja
Pada jenis usaha yang beroperasi selama 24 jam non-stop, biasanya shift
kerja dibagi menjadi dua atau tiga shift. Waktu mulai dan berakhir kerja tergantung
terhadap panjang shift. Shift pagi atau shift pertama biasanya dimulai berkisar
antara pukul 5-8 pagi dan berakhir pada pukul 2-6 sore. Shift petang atau shift kedua
biasanya dimulai pada pukul 2-6 sore dan berakhir pukul 10 malam-2 pagi. Shift
malam biasanya dimulai pukul 10 malam-2 pagi dan berakhir pukul 5-8 pagi.
Waktu kerja gilir perlu untuk diperhatikan karena pekerja yang bekerja pada
larut malam atau pagi hari cenderung merasa mengantuk dan lelah pada shift nya.
Hal ini terjadi karena ritme tubuh (irama sirkadian) individu secara fisiolo gis
memerintahkan tubuh untuk tidur dan beristirahat, Sebaliknya, pada siang hari,
dimana pekerja shift malam perlu untuk tidur, irama sirkadian berada pada posisi
“alert”, akibatnya tidur pada siang hari terasa tidak memuaskan bagi pekerja shift
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 10/24
10
malam yang mengakibatkan rasa lelah dan mengantuk terakumulasi secara lebih
lanjut.
Waktu kerja shift juga menentukan kapan pekerja dapat bertemu kolega dan
keluarganya. Banyak aktivitas sosial dilakukan pada siang atau sore hari, sehingga
pekerja shift sore atau malam tidak dapat menghadiri acara ini karena harus bekerja
atau istirahat sesudah bekerja malam. Hal ini dapat menimbulkan masalah
psikologis yang cukup berat pada pekerja apabila terjadi dalam waktu yang
berkepanjangan,
2.1.3.2 Jadwal Permanen vs Rotasi
Asumsi bahwa pekerja dengan jadwal shift permanen dapat beradaptasi
sempurna dengan waktu kerjanya tidak sepenuhnya benar. Meskipun dengan
seiring berjalannya waktu, pekerja dengan jadwal shift permanen dapat memilik i
metoda personal untuk mengatasi hal tersebut, namun berdasarkan hasil penelit ian,
diketahui bahwa pekerja shift permanen tidak sepenuhnya dapat beradaptasi dengan
waktu kerjanya. Hal ini diakibatkan pada saat waktu istirahat nya, pekerja kembali
ke aktivitas social normal, dimana pekerja beraktivitas di siang hari dan
menimbulkan kelelahan pada saat kembali bekerja.
Hal ini dialami pula oleh pekerja shift rotasi, Namun pada pekerja shift
rotasi, diperlukan kemampuan untuk beradaptasi yang lebih besar dibandingkan
dengan jadwal shift permanen, karena jadwal kerja yang selalu berubah-ubah. Hal
ini mengakibatkan pekerja dengan jadwal shift rotasi lebih banyak mengeluhkan
gangguan kesehatan dan stress psikologis dibandingkan dengan pekerja shift
permanen.
2.1.3.3 Arah Rotasi Shift Kerja
Terdapat dua arah rotasi shift kerja, yaitu ;
Forward atau Clockwise Rotation: Shift kerja mengikuti arah jarum jam,
misal Shift Pagi – Sore – Malam
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 11/24
11
Backward atau Counter Clockwise Rotation : Shift kerja berlawanan dengan
arah jarum jam, missal Shift Malam- Sore-Pagi.
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa forward rotation dinilai lebih baik
bagi kesehatan karena sesuai atau mendekati irama sirkadian tubuh, sehingga
memberikan kesempatan bagi tubuh untuk tidur dan beristirahat. Sedangkan
backward rotation diketahui dapat menimbulkan lebih banyak masalah kesehatan
karena berlawanan dengan konsep fisiologis tubuh.
2.1.3.4 Rasio Kerja - Istirahat
Semakin lama seseorang bekerja, semakin sedikit waktu yang dimilik i
untuk beristirahat. Pekerja yang bekerja dalam 8-jam kerja shift akan memiliki 16
jam waktu luang di luar jam kerja, termaasuk untuk beristirahat. Sedangkan pekerja
yang bekerja selama 12 jam, hanya akan memiliki 12 jam untuk beristirahat. Pada
situasi seperti ini, dapat disimpulkan bahwa makin banyak waktu bekerja, makin
lelah seseorang dan makin berkurang waktu istirahat dan waktu untuk sosialisas i
individu.
Saat menilai rasio kerja dan istirahat, seorang praktisi kesehatan kerja juga
harus dapat menilai waktu istirahat pekerja saat bekerja. Tergantung kepada tipe
pekerjaan, beberapa waktu istirahat pendek di tengah pekerjaan mungkin akan jauh
lebih efisien dibandingkan dengan satu waktu istirahat panjang, misalnya pada
pekerja fisik berat.
Selain itu perlu diperhitungkan juga lama kerja shift sebelum waktu istirahat
atau waktu off. Kelelahan akan terakumulasi setelah bekerja berturut-turut beberapa
hari. Apabila seseorang bekerja terus menerus dalam waktu yang panjang, missal6-7 hari, maka waktu tidur yang hilang akan semakin lebih banyak, sehingga dapat
menimbulkan kelelahan dan masalah psikologis lainnya.
2.1.3.5 Apakah Waktu Kerja Regular dan Dapat Diperkirakan?
Sebagian besar pekerjaan memiliki jadwar kerja regular dan sudah terjadwal
dengan baik, dimana pekerja sudah mengetahui jadwal kerja sebelumnya.
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 12/24
12
Meskipun terjadi perubahan shift kerja, pekerja akan mengetahui hal tersebut
sebelumnya. Hal ini memudahkan bagi pekerja untuk mengatur aktivitas sosial
diluar pekerjaannya.
Akan tetapi beberapa pekerjaan sangat sulit untuk diprediksi, misalnya pada
pegawai kesehatan yang harus merespons keadaan emergensi sehingga harus
berada di tempat kerja lebih lama dari waktu yang telah dijadwalkan sebelumnya.
Atau pada pegawai on-call yang harus memperbaiki kerusakan alat di waktu diluar
jadwal kerja normal. Pada pekerja yang memiliki pekerjaan yang sulit diprediksi,
sangat sulit bagi pekerja tersebut untuk dapat memiliki waktu istirahat yang
adekuat.
Tabel dibawah ini menunjukkan ringkasan komponen kerja gilir yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan jadwal kerja pekerja agar dapat meminimalis ir
efek samping akibat sistem kerja gilir ;
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 13/24
13
2.1.4 Mekanisme Patofisiologis Sistem Kerja Gilir terhadap Tubuh Manusia
Masalah kesehatan yang timbul pada pekerja shift diakibatkan terjadinya
ketidaksesuaian antara waktu kerja dengan waktu internal tubuh.6
Waktu internal tubuh diatur pada Suprachiasmatic Nucleud pada hypothalamus
dan mengatur sinyal-sinya l biologis yang berlangsung terus menerus selama 24 jam
untuk memastikan seluruh fungsi fisiologis dan psikologis tubuh berjalan secara
optimal.6
Sinyal-sinyal biologis yang dihasilkan oleh Suprachiasmatic Nucleus,
menghasilkan sebuah irama regular atau irama sirkadian pada tubuh, dimana fungs i
tubuh akan berbeda-beda selama 24 jam, contohnya metabolism tubuh yang
ditandai dengan peningkatan suhu internal tubuh akan terjadi paling tinggi pada
pukul 17.00 dan menurun pada pukul 05.00, selain itu melatonin, yang berkaitan
dengan siklus tidur akan meningkat pada pukul 04.00 dan mencapai level terendah
pada pukul 16.00.6
Tanpa adaptasi yang memadai, bekerja pada saat waktu tubuh berada pada
level minimum dapat mengakibatkan penurunan aktivitas fisiologis, penurunan
kewaspadaan dan gangguan emosional. Tubuh dapat beradaptasi terhadap jam
internal tubuh dalam kecepatan sekitar 1 jam kerja/hari.6
Kemampuan beradaptasi bagi pekerja yang bekerja di malam hari biasanya
terganggu akibat adanya rangsangan cahaya pada saat bekerja di malam hari.
Rangsangan cahaya di malam hari dapat menghambat terbentuknya melatonin dan
mengganggu siklus irama sirkadian yang dalam jangka panjang dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan.6
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 14/24
14
Bagan dibawah ini menunjukkan irama sirkadian normal yang dapat terganggu
akibat sistem kerja gilir pada pekerja ;
2.1.5 Gangguan Kesehatan akibat Shi ft Work
Menurut National Institute of Safety and Occupational Health (NIOSH),
efek kesehatan akibat sistem kerja gilir dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
efek langsung dan efek jangka panjang5.
2.1.5.1 Efek Langsung (Immediate Effects)
Beberapa efek langsung yang dapat diakibatkan oleh sistem kerja gilir adalah5 :
Gangguan Tidur
Penurunan konsentrasi dan efektifitas kerja
Gangguan Psikososial akibat gangguan interrelasi dengan kolega dan keluarga.
2.1.5.2 Efek Jangka Panjang
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 15/24
15
Adapun beberapa efek jangka panjang yang dapat timbul akibat sistem kerja gilir
adalah sebagai berikut1,5 ;
Gangguan Gastrointestinal
Gangguan Kardiovaskular
Gangguan Kehamilan dan Sistem Reproduksi
Peningkatan Kecelakaan Kerja
Kanker
Makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai angka kejadian kanker payudara
pada pekerja dengan sistem kerja gilir.
2.2 Pengaruh Kerja Gilir terhadap Angka Kejadian Kanker Payudara Pada
Pekerja
2.2.1 Insidensi Kanker Payudara
Pada tahun 2000 diperkirakan didapatkan lebih dari 1 juta kasus kanker
payudara baru di seluruh dunia. Hal ini merepresentasikan setidaknya seperempat
kasus kanker pada wanita, menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker
tersering pada wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita usia 40-55
tahun.4
Risiko terjadinya kanker payudara diketahui 5-10 kali lebih tinggi pada
kelompok area risiko tinggi, yaitu pada negara-negara industry maju dan
berkembang seperti Eropa, Amerika dan Australia, apabila dibandingkan dengan
area risiko rendah yaitu pada negara-negara berkembang di Asia dan Afrika. Akan
tetapi seiring dengan perkembangan waktu, insidensi kanker payudara saat ini
berkembang secara merata di seluruh dunia, bahkan di area yang sebelumnya
merupakan area risiko rendah. Hal ini kemungkinan besar diakibatkan oleh
perubahan pola gaya hidup masyarakat.4
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 16/24
16
2.2.2 Faktor Risiko Kanker Payudara
Beberapa faktor risiko yang diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya
kanker payudara adalah usia, pola reporoduksi, faktor menstruasi, riwayat kanker
payudara pada keluarga, konsumsi alcohol serta pajanan ion radioaktif.4
Meskipun telah banyak dilakukan penelitian intensif mengenai kanker
payudara dalam beberapa decade terakhir, hanya terdapat sedikit variabel yang
diketahui secara pasti dapat mengakibatkan kanker. Salah satunya, berdasarkan
pengamatan observasional dan eksperimental, hormon estrogen, internal maupun
eksternal, merupakan faktor risiko major etiologi kanker payudara. Sehingga,
estrogen dapat meningkatkan, menurunkan atau bahkan tidak memberikan efeksama sekali terhadap kanker payudara, tergantung pada keadaan dan waktu
pajanan.4
Beberapa bahan kimia di tempat kerja, memiliki struktur yang sama dengan
estrogen, sehingga dapat berikatan dengan reseptor estrogen pada tubuh dan
memicu terjadinya kanker payudara pada wanita. Namun hingga saat ini mas ih
sangat sedikit penelitian yang secara terperinci membahas mengenai faktor risiko
pada pekerjaan yang dapat mengakibatkan kanker payudara pada wanita.
Dalam 10 tahun terakhir, beberapa hipotesis mengenai pajanan pekerjaan
dan kanker payudara telah dievaluasi, misalnya gangguan endokrin, cairan pelarut,
hidrokarbon poliaromatik, electromagnet dan pajanan estrogen pada pekerja
farmasi, namun hingga saat ini belum didapatkan cukup bukti yang kuat bahwa
pajanan pada tempat kerja yang telah disebutkan diatas berkaitan dengan kejadian
kanker payudara pada pekerja.4
Pada tahun 2007, the International Agency for Research on Cancer (IARC)
mengklasifikasikan kerja gilir sebagai agen penyebab kanker kategori 2A (memilik i
kemungkinan karsinogenik terhadap manusia). Hal ini berdasarkan beberapa hal
diantaranya3 ;
1. Cukupnya bukti pada penelitian pada hewan dimana cahaya pada saat
periode-gelap dapat bersifat karsinogenik
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 17/24
17
2.
Data eksperimental yang kuat yang menunjukkan adanya hubunga n
antara gangguan irama sirkadian dengan insidensi tumor malignan
3. Bukti epidemiologi bahwa terdapat peningkatan risiko kanker payudara
pada pekerja yang bekerja pada shift malam hari.
Berdasarkan analisis dan klasifikasi IARC tersebut, dapat diketahui bahwa bekerja
dengan sistem kerja gilir, terutama pada malam hari dapat mengakibatkan resiko
terjadinya kanker payudara pada pekerja.3
Menurut Akerstedt, et al (2015), asosiasi antara kerja gilir dan kejadian
kanker payudara, meningkat setelah masa kerja lebih dari 20 tahun. Pada masa kerja
kurang dari 15 tahun, penelitian mengenai hubungan antara shift work dan kejadiankanker payudara tidak dapat menggambarkan hubungan asosiasi yang kuat.7
2.2.3 Patofisiologi Sistem Kerja Gilir dan Kanker Payudara
Bekerja di luar jam kerja yang normal (malam hari) merupakan salah satu
pajanan yang sering ditemukan di tempat kerja. Pada saat bekerja di malam hari,
terdapat pajanan cahaya yang dapat mengakibatkan hambatan sekresi melatonindan gangguan irama sirkadian tubuh.4
Teori melatonin pertama kali dipostulasikan pada tahun 1987 dan hingga
saat ini terus mengalami perkembangan. Teori ini dianggap berhubungan dengan
kejadian angka kanker payudara akibat sistem kerja gilir, terutama pada shift
malam. Melatonin merupakan hormone pineal yang berhubungan dengan irama
sirkadian. Produksi dan pelepasan hormone ini diregulasi melalui rangsanga n
cahaya terhadap retina dan dalam keadaan normal, meningkat kadarnya pada
malam hari. Penelitian terbaru mengindikas ikan bahwa pajanan cahaya minima l
pada malam hari, dapat menghambat sekresi melatonin dan merubah fungsi
fisiologis tubuh secara keseluruhan.
Terdapat bukti yang kuat pada hewan mencit bahwa pinealectomy dapat
meningkatkan pertumbuhan tumor dan pertumbuhan kanker payudara dapat
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 18/24
18
dicegah dengan pemberian melatonin. Selain itu, pada in vitro test, diketahui bahwa
konsentrasi fisiologis melatonin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker pada
manusia. Hal ini menunjukkan bahwa melatonin memiliki efek anti-karsinogen.4
Penelitian lain pada mencit menunjukkan bahwa pajanan cahaya
memberikan efek peningkatan pertumbuhan tumor yang diinduksi secara kimia.
Gangguan sekresi melatonin berhubungan dengan peningkatan kadar estrogen dari
ovarium, dan rendahnya kadar melatonin teridentifikasi pada pasien kanker
payudara dengan positif estrogen reseptor. Mekanisme anti karsinogenesis dari
melatonin diperkirakan akibat melatonin memiliki efek antiprolifera tif, dapat
meningkatkan sistem imun, dapat menekan radikal bebas dan mengekspres ikan
tumor suppressing gene p53.4
Penelitian eksperimental terbaru menunjukkan bahwa pajanan cahaya pada
malam hari meningkatkan risiko progresivitas kanker akibat terjadinya eliminas i
sinyal melatonin nocturnal dan supresi uptake asam linoleate serta metabolism 13-
hydroxyoctadecadienoic acid. Penelitian ini mengindikasikan secara kuat efek
karsinogenik pajanan cahaya pada malam hari.4
2.2.4 Upaya Pencegahan Kanker Payudara akibat Sistem Kerja Gilir
Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa sistem kerja gilir menjadi salah
satu faktor risiko penyebab terjadinya kanker payudara yang diakibatkan oleh
gangguan irama sirkadian dan penurunan sekresi melatonin. Pada tahun 2007-2011,
Pihak Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Denmark, telah mengidentifikasi adanya
110 kasus Kanker Payudara yang diakibatkan oleh sistem kerja gilir, dan berhak
mendapatkan kompensasi3.
Mempertimbangkan hal tersebut, maka perlu dilakukan upaya pencegahan
dan intervensi untuk melindungi kesehatan pekerja dari kemungkinan timbulnya
kejadian kanker payudara3.
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 19/24
19
2.2.4.1 Meminimalisir Gangguan Irama Sirkadian
Seperti telah diuraikan sebelumnya, gangguan irama sirkadian merupakan
salah satu mekanisme utama terjadinya gangguan kesehatan pada pekerja shift
work . Hal ini berlaku tidak saja untuk penyakit kanker, namun pada kondisi
patologis lainnya.
Dengan peningkatan industrialisasi dan globalisasi, eliminasi sistem kerja
gilir kemungkinan sangat kecil untuk dilakukan, sehingga langkah yang bisa
dilakukan untuk mengurangi efek kesehatan yang ditimbulkan adalah dengan cara
mengidentifikasi dan mengimplementasikan sistem kerja gilir yang dapat
meminimalisas i gangguan irama sirkadian dan faktor lain yang kemungkinan dapatmeningkatkan karsinogenisitas seperti perilaku dan gaya hidup.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah lama waktu kerja shift, jumlah
hari kerja sebelum istirahat, durasi kerja per shift, arah rotasi kerja, serta faktor lain
yang berkaitan dengan pajanan cahaya. Pada sisi lain, faktor individu juga berperan
terhadap gangguan irama sirkadian, misalnya pola tidur, nutrisi, dan gaya hidup.
2.2.4.1.1 Lama Bekerja Kumulatif Dengan Sistem Kerja Gilir (dalam tahun)3
Pada beberapa penelitian, diketahui bahwa risiko kanker payudara
meningkat secara bermakna pada pekerja yang bekerja dengan sistem kerja gilir
lebih dari 20 tahun. Sedangkan pada pekerja yang bekerja kurang dari 15 tahun,
hubungan antara angka kejadian kanker payudara dan kerja shift work tidak
tergambarkan bermakna secara signifikan.
Oleh karena itu, membatasi waktu lama bekerja secara kumulatif dengan
sistem kerja gilir perlu untuk dapat dipertimbangkan lebih lanjut.
2.2.4.1.2 Jumlah Kerja Gilir Berurutan Sebelum Waktu Istirahat (dalam
hari)3
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 20/24
20
Salah satu strategi alternatif untuk mengurangi gangguan irama sirkadian
adalah dengan meminimalkan jumlah (hari) kerja gilir berurutan agar pekerja dapat
beradaptasi dengan baik terhadap ritme tidur/bangun.
Berdasarkan hasil studi dan penelitian lebih lanjut, diketahui bahwa sistem kerja
gilir forward dan cepat (1-2 hari kerja) merupakan sistem kerja gilir yang paling
baik dalam kaitannya dengan waktu tidur, produktivitas dan sistem sosial
dibandingkan dengan sistem kerja gilir yang lebih lambat (3-5 hari kerja).
Suatu penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa sustem kerja gilir yang
lebih lambat (4-5 hari kerja) memiliki risiko lebih tinggi terhadap peningkatan
angka kejadian kanker payudara pada pekerja. Selain itu pada penelitian lain,ditemukan pula hal serupa, bahwa perawat yang bekerja dengan shift permanen
malam dan sistem rotasi, memiliki kecenderungan untuk menderita kanker
payudara lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang hanya bekerja dengan
sistem rotasi saja.
2.2.4.1.3 Jumlah Shift Kerja Malam per Bulan3
Salah satu studi mengindikasikan bahwa semakin banyak jumlah kerja
malam yang ditempuh seorang pekerja, maka kemungkinan untuk terkena kanker
akan semakin besar dibandingkan dengan pekerja dengan jumlah shift malam yang
lebih sedikit.
2.2.4.1.4 Intensitas Pencahayaan3
Studi eksperimental menunjukkan bahwa cahaya putih memberikan sinyal
yang kuat ke Suprachiasmatic Nucleus dalam mensupresi produksi melatonin dari
kelenjar pineal. Sehingga, pajanan terhadap cahaya putih yang sangat terang (efek
maksimum pada spectrum biru, panjang gelombang 440-480 nm) dapat digunakan
untuk menstimulasi adapatasi pada pekerja malam, jika diinginkan (misal : pada
pekerja shift sistem permanen), akan tetapi cahaya putih terang harus dihindari
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 21/24
21
apabila adaptasi tidak diinginkan (missal : pada pekerja shift rotasi cepat). Pada
kondisi ini, pencahayaan yang disarankan adalah menggunakan cahaya merah yang
lebih redup.
Hal sebaliknya berlaku pada saat waktu pulang kerja. Pekerja shift
permanen sebaiknya menghindari cahaya putih terang (dengan menggunakan kaca
mata hitam) dan shift rotasi cepat sebaiknya tidak menghindari cahaya terang, hal
ini disarankan agar irama sirkadian normal pekerja tidak terdeviasi terlalu jauh.
2.2.4.1.5 Status Nutrisi3
Faktor diet dapat mempengaruhi pertumbuhan kanker dan metabolisme
tubuh. Suatu studi eksperimental menunjukkan bahwa melatonin memiliki efek
antiproliferatif dengan cara menghambat uptake asam linoleate ke dalam sel.
Rekomendasi nutrisi yang baik bagi pekerja shift mutlak diperlukan untuk
meningkatkan status kesehatan pekerja.
2.2.4.2 Mammography3
Penapisan diagnosis kanker payudara disarankan pada wanita usia 50 -74
tahun tanpa memperhatikan faktor risiko nya. Fakta bahwa pekerja shift work
memiliki resiko terkena kanker payudara lebih besar, tidak menjustifikas i
pelaksanaan penapisan diagnosis kanker payudara lebih awal pada pekerja kerja
gilir.
Pada satu studi eksperimental, dinyatakan bahwa Harm to Risk Benefit Ratio
pada pelaksanaan penapisan diagnosis lebih awal cukup tinggi (akibat inside nsi
kanker payudara rendah pada pekerja usia muda, false positive dan over diagnosis),
sehingga tidak disarankan untuk melakukan mammography lebih awal pada pekerja
shift work.
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 22/24
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 23/24
23
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pesatnya industrialisasi dan aktivitas komersial yang beroperasi di luar jam
kerja normal telah menjadi semakin lumrah pada masyarakat global saat ini. Hal
tersebut memberikan implikasi bahwa jumlah pekerja gilir kemungkinan besar akan
terus meningkat di masa yang akan datang.
Sistem kerja gilir dapat mengakibatkan berbagai macam ganggua n
kesehatan, diantaranya Kanker Payudara. Hal ini terutama diakibatkan oleh
gangguan irama sirkadian, dimana terjadi penghambatan sekresi Melatonin pada
malam hari. Melatonin diketahui memiliki sifat onkostatik, oleh karena itu,
peningkatan waktu kerja dengan sistem kerja gilir, terutama shift malam, lebih dari
20 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya Kanker Payudara pada pekerja.
3.2 Saran
Beberapa saran pencegahan terjadinya angka kejadian Kanker Payudara
pada pekerja diantaranya adalah :
Restriksi lama tahun bekerja dengan sistem kerja gilir (tidak melebihi 15
tahun)
Restriksi jumlah hari kerja berturut-turut dengan sistem kerja gilir sebelum
waktu istirahat ; dianjurkan sistem kerja rapid and forward rotation (1-2
hari) Mengurangi intensitas cahaya lampu dan menggunakan lampu berwarna
kemerahan pada pekerja shift rotasi cepat
Penggunaan melatonin oral bila diperlukan.
Wanita dengan riwayat penyakit kanker payudara tidak disarankan untuk
bekerja shift karena dapat mengakibatkan progresivitas penyakit.
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 24/24
DAFTAR PUSTAKA
1. Parkes, KR. Shiftwork and Health. UK : University of Oxford
2. Suma’mur. 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes)
Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto, hal 411
3.
Bonde JP, Hansen J, Kolstad HA, Mikkelsen S, et al. 2012. Consensus
Report : Work at Night and Breast Cancer – Report on Evidence Based
Options for Preventive Actions. Scand J Work Environ Health
2012;38(4):380-390
4.
Hansen J. 2006. Risk of Breast Cancer after night and shift work :
current evidence and ongoing studies in Denmark. Cancer Causes
Control 2006;17:531-537
5.
Rosa RR, Colligan MJ. 1997. Plain Language about Shift Work. Ohio :
National Institute of Occupational Health and Safety (NIOSH).
6. Akerstedt T. 2003. Shift work and disturbed sleep/wakefulness .
Occupational Medicine 2003;53:89 –
94
7. Akerstedt T, Knutsson A, Narusyte J et al. 2015. Night work and breast
cancer in women : A Swedish cohort study. BMJ Open 2015;5:e008127