Tugas Epidemiologi DBD

11
TUGAS EPIDEMIOLOGI STUDI KASUS EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN GUNUNG MAS OLEH : NAMA : NORAHMAH NIM : 11.14076.13.059 KELAS : IV A AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RAYA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

description

akbid Betang Asi Raya

Transcript of Tugas Epidemiologi DBD

TUGAS EPIDEMIOLOGISTUDI KASUS EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN GUNUNG MAS

OLEH :NAMA : NORAHMAHNIM : 11.14076.13.059KELAS : IV A

AKADEMI KEBIDANAN BETANG ASI RAYAPALANGKA RAYATAHUN 2015

Studi Kasus A. Pemantapan InformasiPenduduk Kabupaten Gunung Mas pada tahun 2009 berjumlah 117,112 jiwa, yang terdiri 61,619 laki-laki dan 55.493 perempuan. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Gunung Mas sebanyak 28.177 rumah tangga, kepadatan penduduk hanya sekitar 10 jiwa per km yang masih terpusat di ibu kota kecamatan sekitar 30 persen. Bila kita lihat penyebaran penduduk pada masing-masing wilayah, kecamatan yang paling sedikit penduduknya adalah Kecamatan Miri Manasa dengan jumlah penduduk 3.123 jiwa dan kepadatan penduduk per km 2,03 jiwa. Daerah yang paling banyak penduduknya adalah kecamatan Kurun dengan jumlah penduduk 29.224 jiwa dan kepadatan penduduk per km 34,71 jiwa.TABEL 1Rasio Jenis Kelamin penduduk kabupaten Gunung Mas Menurut kecamatan tahun 2009KecamatanLaki-LakiPerempuanRasioJenisKelamin

1234

Manuhing4.1463.699112

Manuhing Raya3.2863.008109

Rungan8.8758.073110

Rungan Hulu4.4313.862115

Sepang3.4563.052113

Mihing Raya2.4322.430100

Kurun15.65913.565115

Teweh11.81410.785110

Kahayan hulu Utara3.7853.576106

Damang Batu2.1271.928110

Miri Manasa1.6081.515106

Jumlah 61.619 55.493 111

TABEL IIJUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN GUNUNG MAS MENURUT PUSKESMASKECAMATAN DAN LAPORAN 6 BULAN, TAHUN 2009NOKecamatanBULANTOTAL

IIIIIIIVVVI

1Manuhing110170139553880592

2Manuhing Raya-1--111457569

3Rungan361318181712114

4Rungan Hulu10761211450

5Sepang6571381049

6Mihing Raya216112426

7Kurun-213121230

8Tewah-3--115

9Kahayan Hulu Raya-1--2-3

10Damang Batu---1-34

11Miri Manasa--1---1

B. Output kasus1. Tentukan dari kasus di atas Analisis Epidemiologi Deskriptif!2. Tentukan dari kasus di atas Analisis Epidemiologi Analitik!3. Dari Tabel II, Tentukan adakah KBL atau tidak, jelaskan!4. Dari kasus diatas terjadi epidemi atau tidak, jelaskan!5. Dari kasus diatas apakah ada epidemis atau tidak, jelaskan!6. Jelaskan dari kasus diatas metode Skrinning!

1. ANALISIS EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF Analisis epidemiologi deskriptif dari kasus tersebut yaitu :Pada tahun 2009 survei dari dinas kependudukan dan catatan sipil kabupaten Gunung Mas, Kuala Kurun menyatakan Penduduk Kabupaten Gunung Mas berjumlah 117,112 jiwa, yang terdiri 61,619 laki-laki dan 55.493 perempuan. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Gunung Mas sebanyak 28.177 rumah tangga, kepadatan penduduk hanya sekitar 10 jiwa per km yang masih terpusat di ibu kota kecamatan sekitar 30 persen. Penyebaran penduduk pada masing-masing wilayah, kecamatan yang paling sedikit penduduknya adalah Kecamatan Miri Manasa dengan jumlah penduduk 3.123 jiwa dan kepadatan penduduk per km 2,03 jiwa. Daerah yang paling banyak penduduknya adalah kecamatan Kurun dengan jumlah penduduk 29.224 jiwa dan kepadatan penduduk per km 34,71 jiwa. Dan dari hasil survey puskesmas di 11 kecamatan terdapat 1443 jiwa yang terjangkit DBD.

2. ANALISIS EPIDEMIOLOGI ANALITIKAnalisis epidemiologi analitik dari kasus tersebut adalah Virus dengue dapat masuk ke dalam tubuh manusia yaitu melalui gigitan vektor pembawanya, yaitu Aedes aegypti faktor yang paling banyak ditemukan penyebab dari penyakit demam berdarah. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah mengisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Dengue harus dicurigai pada saat kita terkena demam secara mendadak. Demam tinggi sekitar 39-40 C yang disertai sakit kepala hebat (umumnya di dahi), sakit di belakang mata, badan ngilu dan sakit, bercak merah di kulit serta mual atau muntah. Demam akan terjadi selama 5-7 hari. Pada beberapa pasien, panas akan turun di hari ke-3 atau ke-4 tetapi hari berikutnya naik lagi. Dari hasil analisis tersebut daerah yang paling banyak penduduknya yaitu dareah Kecamatan Kurun jumlah kasus DBD 30 orang yang berbanding terbalik dengan wilayah Manuhing dan Manuhing Raya yang wilayahnya tidak terlalu padat namun jumlah terinfeksi penyakit DBD tinggi. Hal ini disebabkan karena penyebab terjadinya penularan DBD adalah nyamuk yang terinfeksi. Sebab adanya nyamuk DBD tersebut adalah disebabkan oleh musim hujan yang mendukung terjadinya perkembangbiakan nyamuk DBD karena tergenangnya air sehingga jentik DBD timbul, kurangnya pemahaman prinsip 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur), perilaku hidup penduduk seperti lingkungan yaitu membuang sampah sembarangan, dreinase yang kurang dan tertutup sehingga menimbulkan perkembangbiakan nyamuk DBD.

3. DARI TABEL II ADANYA KLBDari table II dapat di simpulkan bahwa : Adanya Kejadian Luar Biasa (KBL) karena ada peningkatan jumlah kasus DBD dibandingkan keadaan sebelumnya. Terdapat peningkatan bermakna dibandingkan dengan keadaan setiap bulan sebelumnya pada bulan berikutnya.Jumlah kasus KLB DBD yang dilaporkan pada tahun 2009 bervariasi. Tampak pada tahun 2009 Kecamatan Manuhing melaporkan kejadian KLB DBD paling tinggi yaitu 592 orang, selanjutnya Kecamatan Manuhing Raya 569 orang dan selanjutnya Kecamatan Rungan 114 orang. Pada tahun tersebut juga dilaporkan jumlah kasus DBD mengalami peningkatan. Walaupun disebagian kecamatan mengalami penurunan angka penderita DBD, namun pada kecamatan Manuhing Raya terjadi KLB yang siknifikan pada bulan ke VI nya yang menunjukan angka yang melonjak drastis 457 orang.

4. KASUS TERSEBUT TERJADI EPIDEMI Ya terjadi karena: Berdasarkan kecamatan yang termasuk epidemi adalah kecamatan Manuhing Raya, Kurun, dan Damang Batu. Karena semakin bertambahnya kenaikan angka kesakitan penduduk.Pada kecamatan Manuhing Raya pada bulan ke-dua terdapat satu kasus DBD, setelah itu pada bulan ke-lima terdapat 111 kasus DBD, dan pada bulan yang ke-enan terdapat 457 kasus DBD dengan jumlah total 569 kasus DBD. Pada kecamatan kurun pada bulan yang ke-dua terdapat dua kasus DBD, setelah itu pada bulan ke-tiga terdapat 1 kasus DBD, setelah itu pada bulan ke-empat terdapat 3 kasus DBD, dan pada bulan ke-lima dank e-enam terdapat 12 kasus DBD, dengan total 30 kasus DBD. Pada kecamatan Damang Batu pada bulan ke-empat terdapat 1 kasus DBD, dan pada bulan ke-enam terdapat 3 kasus DBD dengan total 4 kasus Dari hasil tersebut didapatkan pada ke 3 kecamatan tersebut terjadi peningkatan yang siknifikan kasus penderita DBD.

5. KASUS TERSEBUT TERJADI ENDEMISYa terjadi endemis Karena pada kecamatan Manuhing Raya terjadi peningkatan kasus DBD yang peningkatan yang signifikan dalam kasus DBD selama 6 bulanan di 11 kecamatan. Kaitannya dengan endemis karena wabah DBD terbanyak terjadi di kecamatan Manuhing Raya, berarti kawasan tersebut termasuk epidemis hal ini disebabkan terjadi setiap bulan. Penyakit Demam Berdarah Dengue biasanya sering terjadi pada musim hujan, karena pada saat itu nyamuk Aedes aegypti berkembangbiak di tempat genangan air maupun di dreinase yang tersumbat dan juga faktor kepadatan penduduk dan kurangnya pemahaman pencegahan dengan 3M.

6. METODE SKRINNING KASUS Metode skrinning kasus tersebut yaitu:1. Anamnesa pada pasien dengan bertanya dengan keadaan lingkungannya2. Pemeriksaan laboratorium dan mengambil sample darah penduduk Gunung Mas yang menderita DBD sample darah yang rutin dilakukan untuk menskrining penderita demam berdarah dengue adalah melalui, pemeriksaan kadar hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai gambaran limfosit plasma biru. 3. Uji Rumpel Leede yaitu menggunakan bendungan tensi meter dan dilihat hasil selama 5-10 menit apakah pada tangan pasien tersebut terdapat bintik merah.

Tes lainnya yang penting :1. Uji Elisa Anti Dengue Ig MIg M adalah antibodi yang terentuk akibat reaksi terhadap virus Dengue yang menginfeksi tubuh seseorang. Ig M muncul pada hari ke-3 dan biasanya sudah dapat terdeteksi pada hari ke-5.2. Pemeriksaan Protein Non Struktural-1 Dengue (NS 1)pemeriksaan baru yang dikembangkan untuk mendeteksi lebih awal virus Dengue bahkan pada hari pertama onset demam.