Tugas e Commerce

10
  KASUS KEJAHATAN E-COMMERCE DI INDONESIA Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perdagangan secara Elektronik Dibuat Oleh : Nama : Surya Napitupulu NPM : 110113080173 Dosen :DanrivantoBudhijanto,SH.,LL.M.in IT.Law Hukum Perdagangan secara Elektronik FAKULTAS HUKUM UNIVERSIT AS PADJADJARAN  BANDUNG 2011 

Transcript of Tugas e Commerce

5/13/2018 Tugas e Commerce - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-e-commerce-55a7549828857 1/10

 

 

KASUS KEJAHATAN E-COMMERCE DI INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perdagangan secara

Elektronik 

Dibuat Oleh :

Nama : Surya Napitupulu

NPM : 110113080173

Dosen :DanrivantoBudhijanto,SH.,LL.M.in IT.Law

Hukum Perdagangan secara Elektronik 

FAKULTAS HUKUM 

UNIVERSITAS PADJADJARAN 

BANDUNG

2011 

5/13/2018 Tugas e Commerce - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-e-commerce-55a7549828857 2/10

 

 

Kasus Kejahatan e-commerce Di Indonesia

Dalam beberapa dekade terakhir ini, banyak sekali perbuatan-perbuatan pemalsuan

(forgery) terhadap surat-surat dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan bisnis. Perbuatan-

  perbuatan pemalsuan surat itu telah merusak iklim bisnis di Indonesia. Dalam KUH Pidana

memang telah terdapat Bab khusus yaitu Bab XII yang mengkriminalisasi perbuatan-perbuatan

 pemalsuan surat, tetapi ketentuan-ketentuan tersebut sifatnya masih sangat umum. Pada saat ini

surat-surat dan dokumen-dokumen yang dipalsukan itu dapat berupa electronic document yang

dikirimkan atau yang disimpan di electronic files badan-badan atau institusi-institusi pemerintah,

  perusahaan, atau perorangan. Seyogyanya Indonesia memiliki ketentuan-ketentuan pidana

khusus yang berkenaan dengan pemalsuan surat atau dokumen dengan membeda-bedakan jenis

surat atau dokumen pemalsuan, yang merupakan lex specialist di luar KUH Pidana.

Di Indonesia pernah terjadi kasus cybercrime yang berkaitan dengan kejahatan bisnis, tahun

2000 beberapa situs atau web Indonesia diacak-acak oleh cracker yang menamakan dirinya

 Fabianclone dan naisenodni. Situs tersebut adalah antara lain milik BCA, Bursa Efek Jakarta dan

Indosatnet (Agus Raharjo, 2002.37).

Selanjutnya pada bulan September dan Oktober 2000, seorang craker  dengan julukan

 fabianclone berhasil menjebol web milik Bank Bali. Bank ini memberikan layanan internet

  banking pada nasabahnya. Kerugian yang ditimbulkan sangat besar dan mengakibatkan

terputusnya layanan nasabah (Agus Raharjo 2002:38).

Kejahatan lainnya yang dikategorikan sebagai cybercrime dalam kejahatan bisnis adalah Cyber 

 Fraud , yaitu kejahatan yang dilakukan dengan melakukan penipuan lewat internet, salah satu

diantaranya adalah dengan melakukan kejahatan terlebih dahulu yaitu mencuri nomor kartu

kredit orang lain dengan meng-hack atau membobol situs pada internet.

Menurut riset yang dilakukan perusahaan Security Clear Commerce yang berbasis di Texas,

menyatakan Indonesia berada di urutan kedua setelah Ukraina (Shintia Dian Arwida. 2002).

5/13/2018 Tugas e Commerce - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-e-commerce-55a7549828857 3/10

 

 Cyber Squalling, yang dapat diartikan sebagai mendapatkan, memperjualbelikan, atau

menggunakan suatu nama domain dengan itikad tidak baik atau jelek. Di Indonesia kasus ini

  pernah terjadi antara PT. Mustika Ratu dan Tjandra, pihak yang mendaftarkan nama domain

tersebut (Iman Sjahputra, 2002:151-152).

Satu lagi kasus yang berkaitan dengan cybercrime di Indonesia, kasus tersebut diputus di

Pengadilan Negeri Sleman dengan Terdakwa Petrus Pangkur alias Bonny Diobok Obok. Dalam

kasus tersebut, terdakwa didakwa melakukan Cybercrime. Dalam amar putusannya Majelis

Hakim berkeyakinan bahwa Petrus Pangkur alias Bonny Diobok Obok telah membobol kartu

kredit milik warga Amerika Serikat, hasil kejahatannya digunakan untuk membeli barang-barang

seperti helm dan sarung tangan merk AGV. Total harga barang yang dibelinya mencapai Rp.

4.000.000,- (Pikiran Rakyat, 31 Agustus 2002).

 Namun, beberapa contoh kasus yang berkaitan dengan cybercrime dalam kejahatan bisnis jarang

yang sampai ke meja hijau, hal ini dikarenakan masih terjadi perdebatan tentang regulasi yang

 berkaitan dengan kejahatan tersebut. Terlebih mengenai UU No. 11 Tahun 2008 Tentang Internet

dan Transaksi Elektronika yang sampai dengan hari ini walaupun telah disahkan pada tanggal 21

April 2008 belum dikeluarkan Peraturan Pemerintah untuk sebagai penjelasan dan pelengkap

terhadap pelaksanaan Undang-Undang tersebut.

Disamping itu banyaknya kejadian tersebut tidak dilaporkan oleh masyarakat kepada pihak 

kepolisian sehingga cybercrime yang terjadi hanya ibarat angin lalu, dan diderita oleh sang

korban.

Upaya penanggulangan kejahatan e-commerce sekarang ini memang harus diprioritaskan.

Indonesia harus mengantisipasi lebih berkembangnya kejahatan teknologi ini dengan sebuah

  payung hukum yang mempunyai suatu kepastian hukum. Urgensi cyberlaw bagi Indonesia

diharuskan untuk meletakkan dasar legal dan kultur bagi masyarakat indonesia untuk masuk dan

menjadi pelaku dalam pergaulan masyarakat yang memanfaatkan kecanggihan dibidang

teknologi informasi.

Adanya hukum siber (cyberlaw) akan membantu pelaku bisnis dan auditor untuk melaksanakan

tugasnya. Cyberlaw memberikan rambu-rambu bagi para pengguna internet. Pengguna internet

5/13/2018 Tugas e Commerce - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-e-commerce-55a7549828857 4/10

 

 dapat menggunakan internet dengan bebas ketika tidak ada peraturan yang mengikat dan

³memaksa´. Namun, adanya peraturan atau hukum yang jelas akan membatasi pengguna agar 

tidak melakukan tindak kejahatan dan kecurangan dengan menggunakan internet. Bagi auditor,

selain menggunakan standar baku dalam mengaudit sistem informasi, hukum yang jelas dan

tegas dapat meminimalisasi adanya tindak kejahatan dan kecurangan sehingga memberikan

kemudahan bagi auditor untuk melacak tindak kejahatan tersebut. Adanya jaminan keamanan

yang diberikan akan menumbuhkan kepercayaan di mata masyarakat pengguna sehingga

diharapkan pelaksanaan e-commerce khususnya di Indonesia dapat berjalan dengan baik.

Kasus-kasus cybercrime dalam bidang e-commerce sebenarnya banyak sekali terjadi, namun

ditengah keterbatasan teknologi dan sumber daya manusia aparat hukum dibidang penyelidikan

dan penyidikan, banyak kasus-kasus yang tidak terselesaikan bahkan tidak sempat dilaporkanoleh korban, sehingga sangat dibutuhkan sekali kesigapan sistem peradilan kita untuk 

menghadapi semakin cepatnya perkembangan kejahatan dewasa ini khususnya dalam dunia

cyber.

Untuk mencapai suatu kepastian hukum, terutama dibidang penanggulangan kejahatan e-

commerce, maka dibutuhkan suatu undang-undang atau peraturan khusus mengenai cybercrime

sehingga mengatur dengan jelas bagaimana dari mulai proses penyelidikan, penyidikan sampai

dengan persidangan.Diharapkan aparat penegak hukum di Indonesia lebih memahami dan

³mempersenjatai´ diri dengan kemamampuan penyesuaian dalam globalisasi perkembangan

teknologi ini sehingga secanggih apapun kejahatan yang dilakukan, maka aparat penegak hukum

akan dengan mudah untuk menanggulanginya dan juga tidak akan terjadi perbedaan persepsi

mengenai penerapan suatu undang-undang ataupun peraturan yang telah ada, dan dapat

tercapainya suatu kepastian hukum di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

KASUS E-COMMERCE : PENIPUAN KARTU KREDIT

Tepatnya kejadian ini menimpa saya di hari Jumat,6 Juli 2007, sekitar jam 3 lewat. Awalnya

ada telp yang mencari saya dia mengaku sebagai Putri dan mengaku bahwa dia adalah karyawan

dari Bank Mega dimana saya merupakan salah satu nasabah kartu kredit dari bank tersebut.

Ketika orang ini berbicara dengan saya perkataannya sama sekali tidak mencurigakan, intinya

5/13/2018 Tugas e Commerce - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-e-commerce-55a7549828857 5/10

 

 dia hanya ingin mengkonfirmasi saya untuk pengiriman kartu tambahan. Tidak ada kecurigaan

sama sekali di pikiran saya karena pembicaraan ini hanya sekedar mencocokan data yang telah

dia pegang untuk kemudian dicocokkan kepada saya.

Jadi di sini saya hanya disuruh menjawab apakah data tersebut benar atau tidak, dan karena

  pernyataan dia memang benar saya pun hanya mengatakan semuanya itu benar..Yang jadi

masalah disini adalah ketika dia menghubungi saya dikarenakan sebelumnya dia sendiri telah

memegang seluruh data diri saya (entah darimana dia mendapatkan semua itu) dan semuanya

sama persis dengan pernyataan seperti ketika kita dikonfirmasi mengenai kartu kredit.

Mengatasnamakan diri sebagai Pihak Bank Mega

Entah apakah saya dalam pengaruh hipnotis atau memang dia sendiri karena

sudah pegang seluruh data saya termasuk nomor rahasia yang seharusnya tidak bisa diketahui,

semuanya itu membuat dia leluasa menyalahgunakan segala data saya. Setelah dia berhasil

mencocokan data kemudian dia mengatakan bahwa saya merupakan nasabah yang selama ini

tidak pernah bermasalah, yang jelas setiap ucapannya dia selalu bertindak seolah-seolah sebagai

 pihak Bank. Dia bilang pihak bank hanya ingin memastikan bahwa sayalah pemegang kartu Visa

yang akan mendapatkan kartu tambahan tersebut dan pihak mereka tidak ingin jika kartu tersebut

sampai jatuh ke tangan orang lain. Lebih dari dua kali dia mengulang semua pertanyaan dia

supaya saya benar-benar yakin bahwa dia adalah orang Bank Mega.

Ditipu Masalah Biaya 

Ketika saya merasa semuanya sudah benar kemudian dia mengatakan bahwa

setelah kartu ini sampai ditangan saya dengan otomatis saya langsung dapat menggunakan kartu

ini kapan saja dan di mana saja sejauh ada logo visa nya. Sampai di situ saya sama sekali belum

menaruh kecurigaan, dan sama sekali tidak ada pembicaraan yang mengatakan kalau saya

diharuskan membayar bahkan ketika saya menanyakan apakah ada biayanya dia tetap

mengatakan TIDAK ADA dan ini benar-benar GRATIS karena saya sudah memegang kartu

Visa Utama.

Hati-hati dengan PT. GOLDEN MITRA INDONESIA ! 

Begitu saya terus berusaha memastikan untuk biaya kemudian dia langsung buru-buru

menyelesaikan pembicaraan. Dia memberikan penegasan bahwa saya telah menyetujui atas kartu

5/13/2018 Tugas e Commerce - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-e-commerce-55a7549828857 6/10

 

 tambahan yang telah dijelaskan tadi, dan dia mengatakan bahwa dari pihaknya nanti kembali

akan ada yang mengkonfirmasi untuk persetujuan saya atas pernyataan Putri tadi dan saya

diharapkan agar tetap menunggu sampai kurir mereka yang akan membawa kartu tambahan tadi

datang karena dengan alasan mereka tidak akan menjamin kalau kartu saya akan sampai di

tangan orang lain. Sekali lagi disini saya tegaskan kepada temen-temen semua bahwa yang saya

setujui disini adalah bahwa memang benar saya setuju untuk dikirimkan kartu tambahan dan

memang benar saya pemegang kartu Visa dari Bank Mega dan bukan setuju atas penawaran yang

akhirnya diketahui bahwa mereka adalah PT. Golden Mitra Indonesia yang ternyata adalah Tours

&Travel.

Setelah saya menutup telp dari Putri tadi tidak berselang lama salah satu pihak PT. GMI

kembali menghubungi saya ( bernama Sharen) yang tiba-tiba saja mengatakan bahwa dia dari

 bagian finance menanyakan apakah pihaknya yang bernama Putri telah menghubungi saya. Jelas

saja saya mengatakan bahwa memang benar saya telah dihubungi, tapi ketika dia menjelaskan

mengenai jumlah uang yang saya harus keluarkan, dengan spontan saya kaget dan dengan keras

menolak saat itu juga atas penawaran itu karena saya merasa tidak ada sama sekali penyataan

dari saya yang menyetujui atas penawaran dari mereka yang ternyata adalah travel.

Tapi seakan-akan dalam posisi yang menang, si Sharen ini bilang kalau saya tidak bisa

membatalkan transaksi tersebut karena PT. GMI telah mendebetkan kartu kredit saya dan dia

 berdalih semuanya itu sepersetujuan saya. Di saat yang bersamaan, saya ditelp oleh pihak Bank Mega yang sesungguhnya bahwa memang telah terjadi pendebetan oleh pihak GMI ini dan saya

dikonfirmasi untuk kebenarannya. Sudah pasti saat itu saya bilang bahwa saya tidak pernah

menyetujui transaksi tersebut dan akhirnya pihak Bank Mega sendiripun mengatakan bahwa

 pendebetan ini memang mencurigakan karena tidak ada Merchant yang jelas serta lokasi di mana

transaksi tersebut terjadi.

Jadi hal ini sudah jelas bahwa pihak PT. GMI ini memang telah menipu saya karena dari

  pihak Bank Mega sendiri tidak merasa bermitra dengan PT. GMI ini. Langsung saat itu juga

kartu kredit saya langsung diblokir oleh pihak Bank Mega demi keamanan dan status pendebetan

tersebut dibuat menjadi dana menggantung sampai saya mendapatkan surat pembatalan resmi

dari PT. GMI.

Intinya dari pihak Bank Mega memberikan kesempatan untuk pembatalantransaksi tersebut

asalkan saya mendapatkan surat pembatalan resmi dari pihak GMI.

5/13/2018 Tugas e Commerce - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-e-commerce-55a7549828857 7/10

 

 Saat saya diberitahukan hal ini saya masih dengan cara baik-baik untuk minta pembatalan dari

 pihak GMI, tapi tetap saja GMI ini menolak dan bahkan semua pembicaraan saya sebelumnya

diputarbalikan. Perdebatan saya akhirnya diteruskan kepihak pimpinanannya dan tetap saja ini

tidak membuahkan hasil bahkan ketika saya mengancam bahwa pihak GMI akan saya laporkan

kepihak berwajib dia justru menantang saya. Saya tahu hal ini telah direncanakan oleh mereka

secara matang di mana sasaran terhadap korban dilakukan disaat hampir jam pulang kantor di

hari Jumat disaat kantor mereka terakhir kerja karena hari sabtu minggu libur. Saya langsung

kesana ternyata kantornya sudah tutup. Saya pikir hal ini tidak bisa saya diamkan, dan begitu

hari seninnya saya langsung kesana dan didampingi oleh saudara saya yang kebetulan laki-laki.

Mendatangi alamat kantor GMI

Untuk informasi teman-teman, kantor mereka ini berada di Ruko Duta Mas Fatmawati dengan

alamat : Jl. Fatmawati Blok A1 No.42. telp 021-725 1747, 723 7379. Benar saja, begitu saya

masuk kantor mereka sudah ada korban penipuan selain saya yang datang lebih dulu. Yang saya

tidak habis pikir kenapa sebuah kantor Agent Travel terasa begitu sangat tertutup, seharusnya

kalau memang benar mereka resmi Agent Travel harusnya tidak akan menutupi apabila ada

customer yang datang ingin menemui sales yang sebelumnya menghubungi si customer tersebut,

tetapi ini justru sebaliknya.

Korban yang sebelum saya telah datang mencari sales mereka yang bernama Joko tapi staf mereka yang menyebut dirinya Sheila mengatakan bahwa marketing tidak akan bisa

dipertemukan dengan customer apalagi dia menambahkan bahwa orang yang bernama joko

sudah tidak lagi bekerja di PT. GMI. Ketika korban ini masih terus berusaha minta dipertemukan

ke Joko tiba-tiba saja wanita ini perlahan-lahan membuka kancing bajunya untuk mengalihkan

 perhatian.

Akhirnya entah bagaiman, si korban ini pulang tanpa membawa hasil apa-apa. Selesai korban ini

  pergi akhirnya giliran saya berhadapan dengan wanita ini. Dengan menahan emosi saya coba

dengan cara baik-baik dulu. Saya pikir saya datang ketempat tersebut tidak mau terjebak kembali

dengan setiap pembicaraan dia karena mereka sangat pintar menggunakan setiap kelengahan dari

korban untuk dijadikan bukti. Kasus saya di sini karena saya tidak membawa bukti tertulis apa-

apa yang bisa saya tuntut ke mereka , karena semuanya masih pihak Bank Mega yang memegang

 bukti pendebetan saya.

5/13/2018 Tugas e Commerce - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-e-commerce-55a7549828857 8/10

 

 Kemudian setelah saya mengutarakan alasan saya datang kesana untuk minta

surat pembatalan dia mencoba mangkir dengan mengatakan tidak mengerti maksud kedatangan

saya karena saya tidak membawa bukti apa-apa untuk dijadikan pembatalan. Dia bilang tidak 

  pernah ada transaksi yang mereka lakukan terhadap saya. Sebagai orang yang merasa sudah

  jelas-jelas ditipu oleh mereka saya sangat emosi tapi untungnya saudara saya mengambil alih

  pembicaraan karena dia memang sengaja membuat kita terpancing dan terjebak dengan setiap

kalimat-kalimat dia. Wanita ini kemudian mencoba memberikan penjelasan dengan dalih

 prosedur supaya saya menganggap pelaporan saya tidak kuat karena tidak membawa bukti-bukti

tertulis. Saya bilang bagaimana mungkin saya punya bukti transaksi sementara mereka

melakukan transaksi sepihak tersebut melalui telepon. Setelah saya meninggikan suara saya dan

sedikit mengancam bahwa akan melaporkan masalah ini ke pihak yang berwenang serta

ditambah argumentasi saudara saya yang memang tidak bisa dikelabui akhirnya wanita ini baru

membuatkan surat pembatalan tersebut.

GMI masih berusaha menipu dalam surat Pembatalan 

Tapi sampai surat pembatalan yang terpaksa dia buat karena saya memaksa dia masih saja

  berusaha mengelabui saya dengan kesalahan yang sengaja dibuat dalam surat pembatalan

tersebut. Di surat dijelaskan bahwa apabila dalam waktu 14 hari kerja dari tanggal kejadian

transaksi yaitu tgl 06 Juli'07. Bank Mega tetap menagihkan tagihan sejumlah yang mereka debetke saya, pihak GMI akan membayarkan seratus persen kerugian tersebut dalam bentuk 

tunai.Ketika dia menunjukan surat tersebut saya lihat kalimat keterangan barusan sudah benar,

tetapi saya minta tambahkan untuk dituliskan secara jelas untuk perihal disurat tersebut dengan

menuliskan keterangan " SURAT PEMBATALAN TRANSAKSI" dengan tujuan supaya pihak 

Bank Mega benar-benar yakin bahwa surat itu merupakan surat pembatalan.

Mendengar saya terlalu spesifik dalam permintaan surat pembatalan tersebut wanita ini agak 

sedikit kesal karena dianggapnya pihaknya sudah benar-benar 

tidak berhasil menipu saya kembali. Disaat surat saya direvisi oleh dia kemudian dia kembali

menjebak saya dengan merubah tanggal transaksi tersebut menjadi tanggal 06 Juni'07. Otomatis

apabila tanggal itu yang disebutkan dianggap pengaduan saya nanti ke pihak Bank Mega akan

 percuma karena tanggal tersebut sudah lewat. Tetapi sayangnya saya menyadari ini setelah saya

keluar dari kantor tersebut dan langsung menuju ke Bank Mega. Dan setelah saya merasa

5/13/2018 Tugas e Commerce - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-e-commerce-55a7549828857 9/10

 

 semuanya sudah berhasil saya dapatkan saya kembali pulang kerumah dengan menyimpan

kelegaan. Tapi ternyata setelah saya membaca kembali surat tersebut ternyata pihak GMI

mengganti tanggal transaksi. Tanpa menunggu waktu lama saya langsung kembali ke kantor 

GMI dan meminta revisi tanggal transaksi tersebut sambil menaruh perasaan kesal yang amat

sangat. Dan rupanya begitu saya kembali wanita yang bernama sheila tadi terlihat kesal karena

mungkin kesalahan yang sengaja dibuatnya disadari oleh saya. Kalau saja saya tidak berpikir 

  jauh mungkin saya sudah bertindak secara fisik karena emosi saya sudah tak terbendung. Tapi

untungnya dia tidak banyak bicara lagi dan langsung merubah tanggal transaksi tersebut sesuai

tanggal kejadian. Sampai saya menuliskan ini semua, sebenarnya saya masih belum merasa puas,

karena saya mengharapkan agar PT. GMI ini mendapatkan sanksi hukum karena saya yakin

 banyak sekali korban penipuan yang telah dilakukan oleh mereka hanya saja saya tidak memiliki

 bukti yang lengkap untuk pengaduan saya kepada pihak berwajib. Tapi saya disini hanya mau

mengingatkan kepada teman-teman semua untuk berhati-hati terhadap segala bentuk penipuan

yang dilakukan melalui cara-cara telepon yang mengatasanamakan pihak Bank (bukan hanya

Bank Mega saja) dan hati-hati juga jika ada orang yang sekiranya sudah mengetahui anda siapa

apalagi identitas seperti yang terlampir pada aplikasi kartu kredit sudah diketahui agar segera

menutup telepon dan segera untuk menghubungi Call Center untuk memastikan apakah kartu

kredit anda telah disalahgunakan atau tidak, karena sudah bisa dipastikan data anda sudah bocor 

ke pihak lain yang siap menyalah

Kasus-kasus cybercrime dalam bidang e-commerce sebenarnya banyak sekali terjadi,

namun ditengah keterbatasan teknologi dan sumber daya manusia aparat hukum dibidang

 penyelidikan dan penyidikan, banyak kasus-kasus yang tidak terselesaikan bahkan tidak sempat

dilaporkan oleh korban, sehingga sangat dibutuhkan sekali kesigapan sistem peradilan kita untuk 

menghadapi semakin cepatnya perkembangan kejahatan dewasa ini khususnya dalam dunia

cyber. Untuk mencapai suatu kepastian hukum, terutama dibidang penanggulangan kejahatan e-

commerce, maka dibutuhkan suatu undang-undang atau peraturan khusus mengenai cybercrime

sehingga mengatur dengan jelas bagaimana dari mulai proses penyelidikan, penyidikan sampai

dengan persidangan.Diharapkan aparat penegak hukum di Indonesia lebih memahami dan

³mempersenjatai´ diri dengan kemamampuan penyesuaian dalam globalisasi perkembangan

teknologi ini sehingga secanggih apapun kejahatan yang dilakukan, maka aparat penegak hukum

5/13/2018 Tugas e Commerce - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-e-commerce-55a7549828857 10/10

 

 akan dengan mudah untuk menanggulanginya dan juga tidak akan terjadi perbedaan persepsi

mengenai penerapan suatu undang-undang ataupun peraturan yang telah ada, dan dapat

tercapainya suatu kepastian hukum di tengah-tengah masyarakat Indonesia.