tugas drh.dodik.docx

5
1. Jadwal vaksinasi pada anjing dan kucing Jadwal Vaksin Anjing 6 minggu : parvo virus 8 minggu : parvo virus, distemper, hepatitis, leptospira (5L) 12minggu : parvopirus, distemper, hepatitis, leptospira & rabies (5L plus rabies) Per tahun : parvo pirus, distemper, hepatitis, leptospira & rabies (5L plus rabies) Jadwal Vaksin Kucing 6-8 minggu : panleukopenia (distemper) 8-12 minggu : panleukopenia / distemper, calicivirus, rhinotracheitis (Tricat) 12-14 minggu : panleukopenia / distemper, calicivirus, rhinotrcheitis, dan rabies (Tricat plus Rabies) Per tahun : panleukopenia / distemper, calicivirus, rhinotracheitis, dan rabies (Tricat plus Rabies) 2. Penegakan kasus panleukopenia dan rhinotracheitis Panlekopeni Pada Kucing Penyakit ini disebut juga Enteritis Pseudo-membranosa Feline Infectious Enteritis, Feline Distemper. Panlekopeni kucing adalah penyakit yang sangat menular terutama pada kucing-kucing muda dan secara klinis ditandai dengan lekopeni, muntah dan diare. Infeksi kuman-kuman sekunder menyebabkan penyakit bersifat lebih parah. Angka kematian penyakit ini sangat tinggi. Etiologi Penyakit ini disebabkan oleh virus dari golongan parvovirus. Virus ini erat hubungannya dengan virus yang menyebabkan enteritis pada mink. Epizootiologi Bila induk kucing imun menyusui anaknya maka anak kucing itu memperoleh kekebalan melalui air susu induknya. Selama 3-12 minggu anak kucing itu secara pasif kebal. Sesudah itu hingga umur kira-kira 6 bulan anak kucing lambat laun aktif tanpa memperlihatkan gejala penyakit secara klinis. Furqon adimas yudistira

Transcript of tugas drh.dodik.docx

1. Jadwal vaksinasi pada anjing dan kucingFurqon adimas yudistira130130100111004

Jadwal Vaksin Anjing6minggu : parvo virus8 minggu : parvo virus, distemper, hepatitis, leptospira (5L)12minggu : parvopirus, distemper, hepatitis, leptospira & rabies (5L plus rabies)Per tahun : parvo pirus, distemper, hepatitis, leptospira & rabies (5L plus rabies)

Jadwal Vaksin Kucing6-8 minggu : panleukopenia (distemper)8-12 minggu : panleukopenia / distemper, calicivirus, rhinotracheitis (Tricat)12-14 minggu : panleukopenia / distemper, calicivirus, rhinotrcheitis, dan rabies (Tricat plus Rabies)Per tahun : panleukopenia / distemper, calicivirus, rhinotracheitis, dan rabies (Tricat plus Rabies)2. Penegakan kasus panleukopenia dan rhinotracheitis

Panlekopeni Pada Kucing Penyakit ini disebut juga Enteritis Pseudo-membranosa Feline Infectious Enteritis, Feline Distemper. Panlekopeni kucing adalah penyakit yang sangat menular terutama pada kucing-kucing muda dan secara klinis ditandai dengan lekopeni, muntah dan diare. Infeksi kuman-kuman sekunder menyebabkan penyakit bersifat lebih parah. Angka kematian penyakit ini sangat tinggi.

EtiologiPenyakit ini disebabkan oleh virus dari golongan parvovirus. Virus ini erat hubungannya dengan virus yang menyebabkan enteritis pada mink.

EpizootiologiBila induk kucing imun menyusui anaknya maka anak kucing itu memperoleh kekebalan melalui air susu induknya. Selama 3-12 minggu anak kucing itu secara pasif kebal. Sesudah itu hingga umur kira-kira 6 bulan anak kucing lambat laun aktif tanpa memperlihatkan gejala penyakit secara klinis. Umumnya infeksi terjadi melalui pernafasan dan alat digesti. Secara eksperimen kucing dapat ditulari melalui bermacam-macam cara. Virus terutama bereplikasi dalam sel-sel yang sedang mensintesa DNA secara aktif. Replikasi virus sebagian besar terjadi dalam kelenjar imfe, limpa, sumsum tulang dan timus. Invasi virus dalam bagian tubuh ini menyebabkan limfo dan lekopeni. Sesudah replikasi virus memasuki dinding usus. Hal ini mengakibatkan degenerasi dan nekrosa epitel usus.

Pada anak kucing yang ditulari in utero atau hari-hari pertama sesudah lahir maka terutama sel-sel lapisan butir dan sel-sel lapisan purkinya pada serebelum diserang (hipoplasi serebelum). Kucing yang tertular menyebarkan virus melalui feses, urin, air liur pada stadium inkubasi dan klinis. Kucing yang sembuh juga mengeluarkan virus selama beberapa hari. karena virus itu resisten maka sirkulasi virus menjadi mudah.

Gejala Klinis Kucing-kucing dewasa biasanya mempunyai kekebalan terhadap penyakit ini walaupun sewaktu muda tidak menderita penyakit. Biasanya panlekopeni ini menyerang kucing yang berumur kurang dari satu tahun yang tidak divaksinasi. Waktu inkubasi penyakit adalah 2-10 hari dengan rata-rata 6 hari. Dalam taraf penyakit ini terjadi lekopeni dan yang berkurang adalah jumlah limfosit.

Selama 24 jam sesudah gejala klinis timbul, maka kucing menderita demam, muntah-muntah, hilang nafsu makan dan bersifat sangat letargis (indolen). Kucing yang sakit biasanya berbaring di tempat dingin dekat air (selokan), bulu kering dan kusam, turgor kulit berkurang. Sesudah 24-48 jam pertama maka suhu badan turun, kebanyakan infeksi kuman-kuman sekunder menyebabkan suhu badan tinggal tinggi atau bersifat intermittens. Sesudah beberapa hari maka terlihatlah diare yang mengotori bagian belakang kucing. Mata surut dalam rongganya dan membrana niktitans yang pucat menutup sebagian mata. Palpasi abdomen menyebabkan rasa nyeri. Biasanya kucing mati sesudah sakit 3-4 hari. bila kucing sembuh dan hal ini jarang sekali terjadi, maka lambat laun suhunya menjadi normal lagi.

Pada anak kucing yang masih menyusu menyebabkan terjadinya hipoplasia serebral dan kucing berjalan ataktis, kucing mati secara akut tanpa memperlihatkan gejala klinis.

DiagnosaDiagnosa terhadap penyakit ini dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, akan tetapi pada infeksi yang bersifat komplikasi dan mati tanpa memperlihatkan gejala klinis yang jelas maka diagnosa menjadi sulit. Yang penting menjadi pegangan adalah lekopeni.

Diagnosa Banding Sebagai diagnosa banding dari penyakit ini yang penting adalah memperhatikan enteritis oleh berbagai sebab baik keracunan, benda asing dan sepsis. Toksoplasmosis akut dapat disamakan dengan panlekopeni.

Pencegahan dan pengobatan Pencegahan dari penyakit ini adalah melalui vaksinasi kucing secara teratur. Pada anak kucing dapat dilakukan vaksinasi dengan vaksin inaktif sebanyak 2 kali yaitu pada umur 10-12 minggu dan diulang pada umur 16-20 minggu. Vaksin hidup biasanya diberikan satu kali pada umur 3 bulan. Sedangkan vaksin hidup tidak boleh digunakan pada kucing bunting atau anak kucing (sangat muda). Injeksi vaksin hidup dianjurkan tiap-tiap 2 tahun.Hewan yang sakit diberikan terapi simptomatis. Larutan garam faali dan pemberian antibiotika menjadi pilihan utama. Serum imun dapat diberikan dalam keadaan darurat.

Rhinotracheitis

Rhinotracheitis dikenal juga sebagai penyakit bersin atau Feline Viral Rhinotracheitis (FVR) adalah penyakit akut pada bagian muka jalan respirasi kucing. Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia di mana ada kucing dipelihara.

EtiologiPenyakit bersin kucing ini disebabkan oleh Herpesvirus golongan A. Virus ini termasuk virus DNA beruntai ganda, bersimetri ikosahedral dan mempunyai selubung protein.

Cara Penularan Feline Viral Rhinotracheitis (FVR) baru dikenal sebagai penyakit sendiri sewaktu banyak kucing dipelihara bersama. Infeksi diduga terjadi per inhalasi. Virus bereplikasi dalam epitel jalan hawa muka, konjunktivita dan mengakibatkan nekrosa lokal. Pengeluaran virus terjadi antara lain melalui sekret hidung, konjunktivita dan urin.Penularan dapat berjangkit dalam satu koloni kucing secara laten. Hewan yang sembuh masih dapat peka lagi terhadap infeksi virus ini. Perubahan lingkungan diduga dapat mengaktifkan infeksi. Kucing dapat ditulari lewat berbagai jalan antara lain intranasal dan per vaginam.

Gejala Klinis Masa inkubasi berlangsung antara 2-5 hari. Semua umur kucing peka terhadap infeksi virus ini dan kucing berumur muda biasanya berjalan lebih parah.

Pada sebagian kasus penyakit khususnya kucing yang lebih tua lebih ringan. Gejala klinis pertama ialah bersin dan hipersalivasi, kemudian terlihat produksi air mata berlebihan. Terjadi laryngitis, faryngitis dan tracheitis yang menyebabkan kucing batuk-batuk. Selaput lender hidung dan kerongkongan kelihatan terlalu merah diikuti membengkaknya tonsil. Sekali-kali terlihat oedema menyolok pada membrana niktitans. Demam dapat mencapai suhu di atas 40 C, kucing memperlihatkan depresi dan tidak mau makan dan minum. Pada kucing muda yang sesudah lahir langsung diinfeksi (secara intrauterine) maka infeksi dapat bergeneralisasi dan kucing mati dalam beberapa hari. adanya infeksi sekunder seperti Pasteurellosis dapat mempercepat kematian.

DiagnosaDiagnosa didasarkan atas pemeriksaan klinis, pemeriksaan histopatologi dan pemeriksaan laboratorium. FVR tidak dapat dibedakan dari keadaan menular pada jalan pernafasan yang disebabkan oleh calicivirus. Keduanya berlangsung dengan bersin, batuk-batuk, dan pengeluaran eksudat.

Diagnosa Banding Infeksi Calicivirus dan Panlekopenia merupakan dua penyakit yang dapat dijadikan diagnosa banding. Pada Panlekopenia gejala yang terlihat adalah gejala-gejala dari traktus digestivus, muntah-muntah dan diare. Pada Panlekopenia ditemukan lekopeni yang parah sedangkan pada FVR sekali-kali ditemukan lekositosis.Pada infeksi Calicivirus maka rhinitis biasanya bersifat mucus dan jarang berubah menjadi purulen. Diferensiasi secara virologist dapat dilakukan.

PencegahanUntuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan vaksinasi terhadap kucing. Vaksinasi dilakukan secara intranasal atau intramuskuler pada umur 9-12 minggu. Vaksin FVR dapat dikombinasikan dengan pemberian vaksin untuk melawan infeksi Calicivirus.

3. Pyometra dikarenakan pemberian PgF2 alpha