Tugas Dr Suhermi

6
Adhiatma Yudhono KOASS UPN Definisi 1. Infiltrat: gambaran densitas paru yang abnormal yang umumnya berbentuk bercak-bercak atau titik-titik kecil dengan densitas sedang dan batas tidak tegas. Merupakan gambaran suatu proses aktif paru. 2. Fibrosis: jaringan parut dengan gambaran umumnya berbentuk garis atau pita dengan batas yang tegas dan densitas yang tinggi. Merupakan gambaran suatu proses lama dari peradangan pada paru. 3. Kalsifikasi : deposit kalsium/kapur yang pada foto toraks memiliki gambaran bercak atau titik dengan densitas yang tinggi menyerupai jaringan tulang, merupakan pertanda dari proses lama pada paru. 4. Bullae: Suatu kantong berdinding tipis yang berisi udara, umumnya disebabkan oleh destruksi alveolus kemudian terisi oleh udara. Bullae biasanya terletak dekat dengan pleura/di perifer paru. Gambaranya adalah area avaskuler berbentuk bulat dan berdinding tipis. 5. Kista : Suatu rongga yang spheris, berdinding tipis nongranulomatous, berisi udara, cairan atau semifluid material.

description

fyugjkh

Transcript of Tugas Dr Suhermi

Page 1: Tugas Dr Suhermi

Adhiatma Yudhono

KOASS UPN

Definisi

1. Infiltrat: gambaran densitas paru yang abnormal yang umumnya berbentuk bercak-bercak

atau titik-titik kecil dengan densitas sedang dan batas tidak tegas. Merupakan gambaran suatu

proses aktif paru.

2. Fibrosis: jaringan parut dengan gambaran umumnya berbentuk garis atau pita dengan batas

yang tegas dan densitas yang tinggi. Merupakan gambaran suatu proses lama dari peradangan

pada paru.

3. Kalsifikasi : deposit kalsium/kapur yang pada foto toraks memiliki gambaran bercak atau

titik dengan densitas yang tinggi menyerupai jaringan tulang, merupakan pertanda dari proses

lama pada paru.

4. Bullae: Suatu kantong berdinding tipis yang berisi udara, umumnya disebabkan oleh

destruksi alveolus kemudian terisi oleh udara. Bullae biasanya terletak dekat dengan

pleura/di perifer paru. Gambaranya adalah area avaskuler berbentuk bulat dan berdinding

tipis.

5. Kista : Suatu rongga yang spheris, berdinding tipis nongranulomatous, berisi udara, cairan

atau semifluid material.

6. Kavitas: Bentuk rongga udara yang lain dalam paru. Istilah ini biasanya diperuntukkan bagi

rongga yang terbentuk akibat nekrosis jaringan, tidak seperti bulla. Dinding yang tebal dan

tidak teratur merupakan gambaran yang membedakannya dengan bulla atau bleb.

7. Abses: Suatu rongga yang dibatasi jaringan granulasi yang didalamnya terdapat pus.

Gambarannya berupa kavitas dengan air fluid level berdingding tebal dengan area

konsolidasi disekitarnya.

8. Tuberkuloma : merupakan sarang-sarang perkijuan (caseosa) berbentuk bulat/nodul dengan

diameter 0,5-4 cm yang terjadi pada TB paru post primer.

Page 2: Tugas Dr Suhermi

9. Pleural effusion: cairan yang berlebih diantara kedua pleura yaitu pleura visceralis dan

parietalis, dapat disebabkan oleh infeksi, tumor atau kelainan sistemuk. Gambarannya adalah

konsolidasi homogen di struktur paru bawah dengan meniscus sign, berjalan dari lateral atas

menuju ke medial bawah, disebut juga dengan elis line.

10. Pneumotoraks: Terkumpulnya udara dalam rongga pleura, yang memberikan gambaran

berupa area hiperlusen avaskuler di daerah perifer paru. Jika luas akan memberikan efek

pendorongan terhadap paru (menjadi kolaps), dan pendorongan mediastinum.

11. Swarte : penebalan pleura akibat penyakit pleura yang kronis (pleuritis atau pneumotoraks

berulang) sehingga terjadi penimbunan jaringan ikat dan kalsifikasi.

12. Tumor paru: Pertumbuhan abnormal dari jaringan paru yang memberikan gambaran berupa

konsolidasi. Pada massa yang ganas memberikan konsolidasi dengan batas tidak tegas dan

tidak teratur dan dapat menyebabkan emfisema setempat, atelektasis, peradangan atau efusi

pleura. Pada massa jinak gambaran berupa konsolidasi homogen berbatas tegas.

13. Tumor mediastinum : tumor yang terdapat di mediastinum, misalnya tiroid,kista

bronkogenik, limfoma dan teratoma. Gambarannya berupa konsolidasi di mediastinum atau

mediastinum yang melebar, membentuk sudut yang lancip.

14. Emfisema : suatu keadaan, dimana paru lebih banyak berisi udara sehingga ukuran paru

bertambah, baik anterior-posterior maupun vertikal ke arah diafragma. Gambaran paru

menjadi lebih radiolusen, bentuk torak seringkali menjadi kifosis, diafragma letak rendah

dengan diafragma mendatar dan sela iga melebar.

15. Kardiomegali : pembesaran jantung yang ditandai dengan CTR (membandingkan lebar

jantung dan lebar dada pada foto thoraks PA) lebih dari 50% pada posisi PA.

16. Elongasi Aorta : seringkali didapatkan pada orang tua, aorta (aorta asenden, arkus aorta dan

aorta desenden) memanjang, kadang-kadang disertai pelebaran aorta. Pemanjangan aorta,

diukur antara jarak superior arkus aorta ke sternoclavikular junction yaitu kurang dari 2 cm.

17. Dilatasi Aorta : gambaran aorta yang melebar,  lebih dari 4 cm diukur dari dinding luar

trakea ke lateral dinding aorta.

18. Kalsifikasi Aorta : gambaran bintik-bintik perkapuran pada proyeksi aorta.

Page 3: Tugas Dr Suhermi

19. Edema Paru : pembengkakan paru akibat tingginya aliran darah paru. Gambaran corakan

bronkovaskular yang meningkat sampai kranialisasi, penebalan dinding interlobular dan

cuffing peribronkial.

20. Bronkiektasis : dilatasi bronkus, terjadi karena adanya obstruksi dan peradangan yang kronis.

Gambarannya berupa lesi kistik atau cincin-cincin ektasis multipel seperti sarang tawon yang

umumnya terdapat dilapangan bawah paru, atau gambaran garis-garis translusen yang

panjang menuju ke hilus dengan bayangan konsolidasi disekitarnya.

21. Atelektasis : kolaps paru, gambaran udara/lusensi pada jaringan paru berkurang, dapat terjadi

karena sumbatan bronkus oleh karena tumor maupun kelenjar parahiler yang membesar.

Gambaran radiologis berupa konsolidasi homogen (densitas tinggi), dengan penarikan

mediastinum ke arah jaringan kolaps, diafragma tertarik keatas dan sela iga menyempit.

22. Pneumonia : merupakan peradangan infeksi non spesifik, gambaran radiologis berupa

konsolidasi dapat sebagian atau seluruh paru.

23. TB paru : infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis pada paru. Dapat dibagi 2, primer dan

postprimer.

TB primer, terjadi umumnya pada anak yaitu fokus ghon dan penebalan hilus dan pelebaran

mediastinum, disebut dengan kompleks primer. TB post primer umumnya terjadi pada

orang dewasa, gambaran lesi polimorfik, dapat berupa kavitas, tuberkuloma, infiltrat,

fibrosis dan kalsifikasi. Lokasi terutama di lobus atas paru dan segmen apikal lobus

bawah paru.

24. TB milier : penyebaran hematogen dari TB dengan gambaran bercak halus multiple

berukuran 2-3 mm di seluruh paru.

25. Metastasis paru : adalah penyebaran tumor di paru dari tumor primer di tempat lain.

Gambaran bermacam-macam, dapat berupa nodul multipel, konsolidasi menyerupai

pneumonia, golf ball, lymphangitic spread atau efusi pleura.

26. Pleuropneumonia : proses peradangan pada pleura dan jaringan paru, ditandai opasitas di

mana diafragma menjadi kabur serta gambaran kalsifikasi dari pleura atau penebalan pleura.

27. Inspirasi maksimal : mencakup sampai tulang iga anterior ke-6 dan tulang iga posterior ke-9.

Page 4: Tugas Dr Suhermi

28. Bentuk iga depan lebih tinggi di sebelah lateral dari pada medial, sehingga iga-iga kiri kanan

yang sama nomornya kira-kira membentuk huruf “V”. Iga posterior lebih tinggi di sebelah

medial dari pada disebelah lateral, sehingga iga-iga kiri kanan yang sama nomornya kira-kira

membentuk huruf “A”.

29. Hidropneumothoraks : adanya cairan dan udara pada rongga pleura. Pada posisi PA dan

tegak tampak gambaran air fluid level pada rongga pleura dengan sinus kostoprenikus yang

terisi tanpa corakan bronkovaskular, sudut kostofrenikus tumpul, tidak ada elis line. kadang

terdapat pendorongan paru ke arah kontralateral.

30. Persistent Thymus : merupakan thymus yang menetap hingga dewasa, yang normalnya

mengecil pada usia dua sampai delapan tahun. Gambaran berupa pembesaran dari

mediastinum superior yang berbentuk seperti layar atau sayap malaikat