Tugas Dr Suhermi
description
Transcript of Tugas Dr Suhermi
Adhiatma Yudhono
KOASS UPN
Definisi
1. Infiltrat: gambaran densitas paru yang abnormal yang umumnya berbentuk bercak-bercak
atau titik-titik kecil dengan densitas sedang dan batas tidak tegas. Merupakan gambaran suatu
proses aktif paru.
2. Fibrosis: jaringan parut dengan gambaran umumnya berbentuk garis atau pita dengan batas
yang tegas dan densitas yang tinggi. Merupakan gambaran suatu proses lama dari peradangan
pada paru.
3. Kalsifikasi : deposit kalsium/kapur yang pada foto toraks memiliki gambaran bercak atau
titik dengan densitas yang tinggi menyerupai jaringan tulang, merupakan pertanda dari proses
lama pada paru.
4. Bullae: Suatu kantong berdinding tipis yang berisi udara, umumnya disebabkan oleh
destruksi alveolus kemudian terisi oleh udara. Bullae biasanya terletak dekat dengan
pleura/di perifer paru. Gambaranya adalah area avaskuler berbentuk bulat dan berdinding
tipis.
5. Kista : Suatu rongga yang spheris, berdinding tipis nongranulomatous, berisi udara, cairan
atau semifluid material.
6. Kavitas: Bentuk rongga udara yang lain dalam paru. Istilah ini biasanya diperuntukkan bagi
rongga yang terbentuk akibat nekrosis jaringan, tidak seperti bulla. Dinding yang tebal dan
tidak teratur merupakan gambaran yang membedakannya dengan bulla atau bleb.
7. Abses: Suatu rongga yang dibatasi jaringan granulasi yang didalamnya terdapat pus.
Gambarannya berupa kavitas dengan air fluid level berdingding tebal dengan area
konsolidasi disekitarnya.
8. Tuberkuloma : merupakan sarang-sarang perkijuan (caseosa) berbentuk bulat/nodul dengan
diameter 0,5-4 cm yang terjadi pada TB paru post primer.
9. Pleural effusion: cairan yang berlebih diantara kedua pleura yaitu pleura visceralis dan
parietalis, dapat disebabkan oleh infeksi, tumor atau kelainan sistemuk. Gambarannya adalah
konsolidasi homogen di struktur paru bawah dengan meniscus sign, berjalan dari lateral atas
menuju ke medial bawah, disebut juga dengan elis line.
10. Pneumotoraks: Terkumpulnya udara dalam rongga pleura, yang memberikan gambaran
berupa area hiperlusen avaskuler di daerah perifer paru. Jika luas akan memberikan efek
pendorongan terhadap paru (menjadi kolaps), dan pendorongan mediastinum.
11. Swarte : penebalan pleura akibat penyakit pleura yang kronis (pleuritis atau pneumotoraks
berulang) sehingga terjadi penimbunan jaringan ikat dan kalsifikasi.
12. Tumor paru: Pertumbuhan abnormal dari jaringan paru yang memberikan gambaran berupa
konsolidasi. Pada massa yang ganas memberikan konsolidasi dengan batas tidak tegas dan
tidak teratur dan dapat menyebabkan emfisema setempat, atelektasis, peradangan atau efusi
pleura. Pada massa jinak gambaran berupa konsolidasi homogen berbatas tegas.
13. Tumor mediastinum : tumor yang terdapat di mediastinum, misalnya tiroid,kista
bronkogenik, limfoma dan teratoma. Gambarannya berupa konsolidasi di mediastinum atau
mediastinum yang melebar, membentuk sudut yang lancip.
14. Emfisema : suatu keadaan, dimana paru lebih banyak berisi udara sehingga ukuran paru
bertambah, baik anterior-posterior maupun vertikal ke arah diafragma. Gambaran paru
menjadi lebih radiolusen, bentuk torak seringkali menjadi kifosis, diafragma letak rendah
dengan diafragma mendatar dan sela iga melebar.
15. Kardiomegali : pembesaran jantung yang ditandai dengan CTR (membandingkan lebar
jantung dan lebar dada pada foto thoraks PA) lebih dari 50% pada posisi PA.
16. Elongasi Aorta : seringkali didapatkan pada orang tua, aorta (aorta asenden, arkus aorta dan
aorta desenden) memanjang, kadang-kadang disertai pelebaran aorta. Pemanjangan aorta,
diukur antara jarak superior arkus aorta ke sternoclavikular junction yaitu kurang dari 2 cm.
17. Dilatasi Aorta : gambaran aorta yang melebar, lebih dari 4 cm diukur dari dinding luar
trakea ke lateral dinding aorta.
18. Kalsifikasi Aorta : gambaran bintik-bintik perkapuran pada proyeksi aorta.
19. Edema Paru : pembengkakan paru akibat tingginya aliran darah paru. Gambaran corakan
bronkovaskular yang meningkat sampai kranialisasi, penebalan dinding interlobular dan
cuffing peribronkial.
20. Bronkiektasis : dilatasi bronkus, terjadi karena adanya obstruksi dan peradangan yang kronis.
Gambarannya berupa lesi kistik atau cincin-cincin ektasis multipel seperti sarang tawon yang
umumnya terdapat dilapangan bawah paru, atau gambaran garis-garis translusen yang
panjang menuju ke hilus dengan bayangan konsolidasi disekitarnya.
21. Atelektasis : kolaps paru, gambaran udara/lusensi pada jaringan paru berkurang, dapat terjadi
karena sumbatan bronkus oleh karena tumor maupun kelenjar parahiler yang membesar.
Gambaran radiologis berupa konsolidasi homogen (densitas tinggi), dengan penarikan
mediastinum ke arah jaringan kolaps, diafragma tertarik keatas dan sela iga menyempit.
22. Pneumonia : merupakan peradangan infeksi non spesifik, gambaran radiologis berupa
konsolidasi dapat sebagian atau seluruh paru.
23. TB paru : infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis pada paru. Dapat dibagi 2, primer dan
postprimer.
TB primer, terjadi umumnya pada anak yaitu fokus ghon dan penebalan hilus dan pelebaran
mediastinum, disebut dengan kompleks primer. TB post primer umumnya terjadi pada
orang dewasa, gambaran lesi polimorfik, dapat berupa kavitas, tuberkuloma, infiltrat,
fibrosis dan kalsifikasi. Lokasi terutama di lobus atas paru dan segmen apikal lobus
bawah paru.
24. TB milier : penyebaran hematogen dari TB dengan gambaran bercak halus multiple
berukuran 2-3 mm di seluruh paru.
25. Metastasis paru : adalah penyebaran tumor di paru dari tumor primer di tempat lain.
Gambaran bermacam-macam, dapat berupa nodul multipel, konsolidasi menyerupai
pneumonia, golf ball, lymphangitic spread atau efusi pleura.
26. Pleuropneumonia : proses peradangan pada pleura dan jaringan paru, ditandai opasitas di
mana diafragma menjadi kabur serta gambaran kalsifikasi dari pleura atau penebalan pleura.
27. Inspirasi maksimal : mencakup sampai tulang iga anterior ke-6 dan tulang iga posterior ke-9.
28. Bentuk iga depan lebih tinggi di sebelah lateral dari pada medial, sehingga iga-iga kiri kanan
yang sama nomornya kira-kira membentuk huruf “V”. Iga posterior lebih tinggi di sebelah
medial dari pada disebelah lateral, sehingga iga-iga kiri kanan yang sama nomornya kira-kira
membentuk huruf “A”.
29. Hidropneumothoraks : adanya cairan dan udara pada rongga pleura. Pada posisi PA dan
tegak tampak gambaran air fluid level pada rongga pleura dengan sinus kostoprenikus yang
terisi tanpa corakan bronkovaskular, sudut kostofrenikus tumpul, tidak ada elis line. kadang
terdapat pendorongan paru ke arah kontralateral.
30. Persistent Thymus : merupakan thymus yang menetap hingga dewasa, yang normalnya
mengecil pada usia dua sampai delapan tahun. Gambaran berupa pembesaran dari
mediastinum superior yang berbentuk seperti layar atau sayap malaikat