tugas dr jc

5
RR. RETNO SUMINAR 1 Maret 2014 22010113210157 Berbagai strategi untuk meningkatkan pemberian makan kepada bayi dan anak atau Infant and Young Child Feeding (IYCF) merupakan komponen kunci dari program-program untuk kelangsungan hidup dan perkembangan anak dari berbagai negara, dengan dukungan dari UNICEF dan WHO. Alasan ilmiah untuk keputusan ini sangat jelas dengan terus bertambahnya bukti- bukti yang menggarisbawahi peran penting dari ASI dan MPASI sebagai faktor utama dalam kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak. Pentingnya ASI sebagai intervensi preventif dengan potensi sebagai pengaruh tunggal terbesar dalam menurunkan kematian bayi telah disoroti. Sebagai tambahan, dengan tersediannya intervensi nutrisi, perbaikan MPASI mampu meningkatkan pertumbuhan anak dengan sangat efektif, selain itu, bersama-sama dengan intervensi nutrisi maternal, dapat menurunkan hambatan pertumbuhan. Dari semua intervensi preventif kesehatan dan nutrisi yang telah terbukti, IYCF adalah pengaruh potensial tunggal terbesar dalam kelangsungan hidup anak. Oleh karena itu, penurunan kematian anak dapat dicapai hanya jika nutrisi pada anak usia dini dan IYCF secara spesifik diprioritaskan dalam startegi dan kebijakan nasional. Dalam Lancet Child Survival Series 2003, tersusun 15 intervensi preventif tertinggi untuk kelangsungan hidup anak dalam keefektivannya mencegah kematian anak pada usia dibawah 5 tahun. ASI eksklusif hingga usia 6 bulan dan ASI hingga usia 12 bulan terdapat pada peringkat pertama, dengan MPASI pada usia 6 bulan menduduki peringkat 3. Kedua intervensi ini sendiri diperkirakan dapat mencegah hampir 1-5 kematian dibawah usia 5 tahun pada negara-negara berkembang.

Transcript of tugas dr jc

Page 1: tugas dr jc

RR. RETNO SUMINAR 1 Maret 2014

22010113210157

Berbagai strategi untuk meningkatkan pemberian makan kepada bayi dan anak atau Infant and Young Child Feeding (IYCF) merupakan komponen kunci dari program-program untuk kelangsungan hidup dan perkembangan anak dari berbagai negara, dengan dukungan dari UNICEF dan WHO. Alasan ilmiah untuk keputusan ini sangat jelas dengan terus bertambahnya bukti-bukti yang menggarisbawahi peran penting dari ASI dan MPASI sebagai faktor utama dalam kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak. Pentingnya ASI sebagai intervensi preventif dengan potensi sebagai pengaruh tunggal terbesar dalam menurunkan kematian bayi telah disoroti. Sebagai tambahan, dengan tersediannya intervensi nutrisi, perbaikan MPASI mampu meningkatkan pertumbuhan anak dengan sangat efektif, selain itu, bersama-sama dengan intervensi nutrisi maternal, dapat menurunkan hambatan pertumbuhan.

Dari semua intervensi preventif kesehatan dan nutrisi yang telah terbukti, IYCF adalah pengaruh potensial tunggal terbesar dalam kelangsungan hidup anak. Oleh karena itu, penurunan kematian anak dapat dicapai hanya jika nutrisi pada anak usia dini dan IYCF secara spesifik diprioritaskan dalam startegi dan kebijakan nasional.

Dalam Lancet Child Survival Series 2003, tersusun 15 intervensi preventif tertinggi untuk kelangsungan hidup anak dalam keefektivannya mencegah kematian anak pada usia dibawah 5 tahun. ASI eksklusif hingga usia 6 bulan dan ASI hingga usia 12 bulan terdapat pada peringkat pertama, dengan MPASI pada usia 6 bulan menduduki peringkat 3. Kedua intervensi ini sendiri diperkirakan dapat mencegah hampir 1-5 kematian dibawah usia 5 tahun pada negara-negara berkembang.

Page 2: tugas dr jc

Kelayakan intervensi memiliki variasi yang sangat lebar. Dalam penelitian ini, tiap intervensi potensial disusun dari level 1 hingga 3 berdasarkan kekuatan bukti pengaruhnya pada kematian anak. Level 1 – bukti efek cukup, level 2 – bukti efek terbatas, terdapat bukti yang saling bertolak belakang pada beberapa penelitian, level 3 – bukti efek tidak mencukupi.

Grafik diatas menunjukkan jumlah dan proporsi kematian anak yang dapat dicegah dengan mengaplikasikan ketersediaan bukti pada masing-masing intervensi preventif. Hanya diambil intervensi preventif yang memiliki bukti efek yang mencukupi (level 1) atau intervensi preventif dengan bukti efek level 1 dan 2 (bukti efek terbatas). ASI diperkirakan mampu mencegah lebih dari 10% kematian, sedangkan intervensi yang lain, termasuk MPASI, masing-masing mampu mencegah paling tidak 5% kematian anak.

Pemberian ASI dan MPASI termasuk dalam intervensi preventif yang memiliki bukti pengaruh dengan level 1 untuk beberapa penyakit seperti: diare, pneumonia, sepsis neonatal, campak dan malaria.1 Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan kausal yang telah dibuktikan antara intervensi dan penurunan kematian anak usia dibawah 5 tahun dengan penyebab-penyebab spesifik tersebut pada negara-negara berkembang. Selain penyakit-penyakit tersebut, meningkatkan asupan MPASI pada anak usia 6 – 12 bulan merupakan pendekatan yang efektif untuk menurunkan kematian akibat malnutrisi 2 – 13% pada anak usia dini di negara-negara berkembang.2

Kematian anak adalah hasil dari hubungan komplek dari berbagai faktor yang berpengaruh. Kemiskinan dan karakteristik dari lingkungan fisik juga berpengaruh terhadap kematian anak, tetapi pada penelitian ini lebih difokuskan kepada faktor-faktor yang dapat diberikan pada sektor kesehatan. Salah satu kriteria kelayakan intervensi untuk menurunkan kematian anak adalah cakupannya untuk dapat diberikan pada populasi yang besar. Meskipun kita memiliki pengetahuan dan peralatan untuk menurunkan kematian anak, tetapi kematian anak tetap terjadi karena intervensi yang diberikan tidak dapat dicapai oleh anak. Anak-anak

Page 3: tugas dr jc

yang miskin memiliki kesempatan yang lebih rendah untuk mendapatkan intervensi dari pada anak-anak yang memiliki keluarga dan tinggal dalam lingkungan yang bersumberdaya. Oleh karena itu intervensi-intevensi yang terpilih difokuskan pada kelayakan implementasinya yang tinggi pada negara-negara dengan pendapatan rendah. Pemberian ASI adalah salah satu intervensi preventif kematian anak yang memiliki kelayakan implementasi untuk populasi yang tinggi, mengacu pada WHO/UNICEF Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (2003) yang menyatakan bahwa ASI pada hakekatnya dapat diberikan oleh semua ibu kecuali pada kondisi medis tertentu. Selain itu, ASI menyediakan faktor imun untuk bayi, dibangun untuk melawan penyakit yang spesifik dalam lingkungan ibu dan bayi. ASI mengandung oligosakarida, imunoglobulin konsentrasi tinggi, faktor anti-infeksi, anti-inflamasi dan komponen imunomodulasi yang melindungi bayi dari berbagai infeksi. Faktor-faktor inilah yang diperkirakan mampu menempatkan pemberian ASI pada peringkat pertama sebagai salah satu intevensi preventif yang dapat mencegah kematian anak usia dibawah usia 5 tahun.

ASI terutama pemberian ASI eksklusif, memiliki efek yang signifikan dalam penurunan kematian dari 2 penyebab kematian utama pada bayi, diare dan pneumonia, serta penyebab kematian yang lain.

Pemberian makan yang direkomendasikan untuk anak adalah ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, dilanjutkan dengan ASI hingga 2 tahun kehidupan. Risiko morbiditas dan mortalitas dari pemberian ASI yang suboptimum pada anak telah

Page 4: tugas dr jc

didokumentasikan pada beberapa penelitian observasional. Penelitian dengan data yang sesuai digunakan untuk menghitung hubungan peningkatan risiko penyebab morbiditas dan mortalitas spesifik dengan 4 pola pemberian ASI pada anak-anak dengan usia dibawah 5 bulan ( eksklusif–hanya ASI saja, predominan-ASI dengan tambahan air atau teh, parsial–ASI dengan tambahan makanan dan minuman, dan tidak ASI). Pada 6 bulan pertama, risiko relatif meningkat pada tiga pola pemberian ASI predominan, parsial dan tidak ASI, dibandingkan dengan pola acuan (ASI eksklusif) untuk morbiditas dan mortalitas diare dan penumonia.3 Pada pemberian ASI predominan, risiko meningkat signifikan untuk penyebab kematian anak secara umum dan insiden pneumonia, tapi hampir sama namun tidak signifikan untuk insiden dan mortalitas diare serta mortalitas pneumonia. Dibandingkan dengan ASI eksklusif, pemberian ASI parsial memiliki risiko yang cukup tinggi daripada pemberian ASI predominan. Tanpa ASI anak memiliki risiko morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi.

Sumber :

1. Jones G. et al. How many child deaths can we prevent this year? (Childs Survival Series) The Lancet 2003 Vol. 362.

2. Caufield LE, Huffman SL, Piwoz EG. Intervention to improve intake of complementary foods by infants 6 to 12 months of age in developing countries: impact on growth and on the prevalence of malnutrition and potential contribution to child survival. Food Nutr Bull 1999; 20: 183-200.

3. Black R. et al. Maternal and child undernutrition: global and regional exposure and consequences. (Maternal and Child Undernutrition Series 1). The Lancet 2008.