Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

21
Pendahuluan Hipertensi merupakan penyakit yang sering di derita oleh usia lanjut dan sampai saat ini hipertensi juga masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain mneingkatnya prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. 1,2 Pelayanan Kedokteran dengan pendekatan keluarga merupakan gabungan antara pelayanan kedokteran dan pendekatan keluarga. Pengertian pelayanan kedokteran adalah pelayanan yang dilakukan oleh dokter yang berwenang sesuai dengan latar belakang pendidikannya di bidang kedokteran, baik yang dijalankan sendiri ataupun bersama dalam organisasi, dengan cara memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah, memberikan tindakan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan untuk menyembuhkan dan menyelesaikan masalah kesehatan dari pengguna jasa individu, keluarga dan ataupun kelompok komunitas. 3 Maka dari itu, memberikan pengetahuan mengenai penyakit ini kepada masyarakat perlu didalami, agar dapat segera dikenal, dicegah dan diobati dengan tepat dan tuntas. Laporan Kasus Puskesmas : Grogol III Nomor register : 2a ASKES Tanggal kunjungan : 10 Juli 2013 1

description

Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

Transcript of Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

Page 1: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

Pendahuluan

Hipertensi merupakan penyakit yang sering di derita oleh usia lanjut dan sampai saat ini

hipertensi juga masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain mneingkatnya

prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan

maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya

penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.1,2

Pelayanan Kedokteran dengan pendekatan keluarga merupakan gabungan antara pelayanan

kedokteran dan pendekatan keluarga. Pengertian pelayanan kedokteran adalah pelayanan yang

dilakukan oleh dokter yang berwenang sesuai dengan latar belakang pendidikannya di bidang

kedokteran, baik yang dijalankan sendiri ataupun bersama dalam organisasi, dengan cara

memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah, memberikan tindakan yang dilaksanakan

secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan untuk menyembuhkan dan menyelesaikan

masalah kesehatan dari pengguna jasa individu, keluarga dan ataupun kelompok komunitas.3

Maka dari itu, memberikan pengetahuan mengenai penyakit ini kepada masyarakat perlu

didalami, agar dapat segera dikenal, dicegah dan diobati dengan tepat dan tuntas.

Laporan Kasus

Puskesmas : Grogol III

Nomor register : 2a ASKES

Tanggal kunjungan : 10 Juli 2013

I. Identitas pasien :

Nama : Tn. Dalimin

Umur : 76 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pensiun

Pendidikan : SD

Alamat :Jl. Dr Semeru II RT10/09 Kelurahan Grogol III (Kampung

Keramat)

Telepon : 021-5632033

1

Page 2: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

II. Riwayat biologis keluarga :

a. Keadaan kesehatan sekarang : Baik

b. Kebersihan perorangan : Kurang

c. Penyakit yang sering diderita : Hipertensi

d. Penyakit keturunan : Tidak ada

e. Penyakit kronis/ menular : Tidak ada

f. Kecacatan anggota keluarga : Tidak ada

g. Pola makan : Baik

h. Pola istirahat : Baik

i. Jumlah anggota keluarga : 7 orang

III. Psikologis keluarga

a. Kebiasaan buruk : Dulu Merokok Tapi sudah berhenti

b. Pengambilan keputusan : Bapak

c. Ketergantungan obat : Tidak ada

d. Tempat mencari pelayanan kesehatan: Puskesmas

e. Pola rekreasi : Kurang

IV. Keadaan rumah/ lingkungan

a. Jenis bangunan : Permanen

b. Lantai rumah : keramik

c. Luas rumah : 15 x 6 m2

d. Penerangan : Sedang

e. Kebersihan : Sedang

f. Ventilasi : Sedang

g. Dapur : Ada

h. Jamban keluarga : Ada

i. Sumber air minum : Ledeng

j. Sumber pencemaran air : Tidak ada

k. Pemanfaatan pekarangan : Tidak ada

l. Sistem pembuangan air limbah : Ada

m. Tempat pembuangan sampah : Ada

2

Page 3: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

n. Sanitasi lingkungan : sedang

V. Spiritual keluarga

a. Ketaatan beribadah : Baik

b. Keyakinan tentang kesehatan : Baik

VI. Keadaan sosial keluarga

a. Tingkat pendidikan : Sedang

b. Hubungan antar anggota keluarga : Baik

c. Hubungan dengan orang lain : Baik

d. Kegiatan organisasi sosial : Kurang

e. Keadaan ekonomi : sedang

VII. Kultural keluarga

a. Adat yang berpengaruh : Jawa

b. Lain-lain : Tidak ada

VIII. Anggota keluarga :

Lampiran : Tabel 1. Data Keluarga

Nama Hub dgn

KK

Umur Pendidikan Pekerjaan Agam

a

Kesehata

n

Kead.

Gizi

Imunisasi K

B

Ket

Darlimin Suami 76 SD Pensiun Islam Sehat Baik - -

Istrat Istri ke 2 52 SD Ibu RM Islam Sehat Baik - - Kolestrol

dan asma

Moyanto Anak I

Istri ke-1

53 SMP Guruh Islam Sehat Baik - -

Yanti Anak I

Istri ke-2

26 SMA Guru SD Islam Sehat Baik - -

Encep Menantu 28 S1 Kuliah Islam Sehat Baik - -

Kristia

Auriani

Anak II

istri ke-2

22 SMA Kuliah Islam Sehat Baik -

3

Page 4: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

Ataris Cucu 6 bln - - Islam Sehat Baik BCG,

Polio,

DPT, dan

Hep. B

IX. Keluhan utama : Hipertensi

X. Keluhan tambahan :Kadang-kadang sering gatal pada daerah lipatan

XI. Riwayat penyakit sekarang :

OS rutin datang cek up ke Puskesmas kelurahan Grogol III. OS juga mengaku

mempunyai riwayat darah tinggi semenjak pensiun. Os mengaku memiliki kebiasaan

merokok tapi sudah berhenti beberapa tahun yang lalu. Os tidak tahan dengan obat

captopril sehingga diganti dengan nifedipin.

XII. Riwayat penyakit dahulu : -

XIII. Pemeriksaan fisik :

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 180/90- mmHg

Frekuensi nadi : 88 x/menit

Frekuensi napas : 20 x/menit

Suhu : tidak dilakukan

Kesadaran : baik

XIV. Diagnosis penyakit :Hipertensi

XV. Diagnosis keluarga : Ibu Istrat mempunyai penyakit keturunan asma

4

Page 5: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

XVI. Anjuran penatalaksanaan penyakit :

a. Promotif

Menghimbau kepada orang tua lain yang berusia di atas 45 tahun dan yang

berisiko tinggi untuk memiliki hipertensi , agar dapat menjalankan pola hidup

sehat dengan mengkonsumsi makanan yang sehat, tidak tinggi kolesterol,

menghindari rokok, melakukan olahraga ringan dan mengurangi aktivitas

yang berat dan menyita banyak pikiran.

b. Preventif

Menjalankan pola atau gaya hidup yang sehat dengan mengkonsumsi

makanan yang tidak tinggi kandungan kolesterolnya, mengurangi konsumsi

kacang-kacangan, menghindari rokok, berolahraga ringan, mengurangi

aktivitas yang membutuhkan banyak pikiran, menghindari stress, hindari

makanan mengandung asam urat, membatasi aktivitas fisik, konsumsi obat

yang di berikan secara rutin dan teratur, serta Mengendalikan tekanan darah

dan secara rutin memeriksa tekanan darah untuk memantau risiko komplikasi.

c. Kuratif

Bertujuan untuk menurunkan tekanan darah

Nifedipin 10 mg tablet,3x 1per oral

d. Rehabilitatif

Olahraga ringan yang teratur, memeriksa tekanan darah untuk memantau

risiko komplikasi.

XVII. Prognosis

Penyakit : ad bonam

Keluarga : ad bonam

Masyarakat : ad bonam

XVII. Resume :

Telah diperiksa pasien laki-laki 76 tahun dalam keadaan sehat mempunyai riwayat

darah tinggi sejak pensiun dengan ada keluhan tambahan gatal di daerah kaki dan

5

Page 6: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

lipatan paha. Kebiasaan merokok sudah dihentikan dan tidak tahan dengan obat

captopril sehingga diganti dengan nifedipin. Pasien juga sering melakukan olahraga

ringan seperti jalan keliling daerah grogol 3 bersama tetangga sehingga pasien selalu

dalam keadaan sehat.

Pembahasan

Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial.

Beberapa penulis lebih memilih istilah hipertensi primer, untuk membedakannya dengan

hipertensi lain yang sekunder yang sebab-sebab yang diketahui. Hipertensi primer terdapat pada

lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh hipertensi

sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data

penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.

Faktor tersebut adalah sebagai berikut :1,2

a. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar

untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

b. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur ( jika umur

bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

dan ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih ).

c. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi

garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan

pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan

( ephedrine, prednison, epineprin ).

Menurut The Seven Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC7) kalsifikasi tekanan darah pada orang

dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1 dan hipertensi

derajat 2 (Tabel 2)1,2

6

Page 7: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Tekanan darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal < 120 < 80

Prahipertensi 120 – 139 80 – 89

Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99

Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 100

TDS= Tekana Darah sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik

Anamnesis1

1. Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah

2. Indikasi adanya hipertensi sekunder

a) Keluarga dengan riwayat penyakit ginjal

b) Adanya penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, hematuri, pemakian obat-obat analgesic

c) Episode berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi (feokromositoma)

d) Episode lemah otot dan tetani (aldosteronisme)

3. Faktor-faktor resiko :

a) Riwayat hipertensi atau kardiovaskular pada pasien atau keluarga pasien

b) Riwayat hiperlipidemia pada pasien atau keluarga pasien

c) Riwayat diabetes mellitus pada pasien atau keluarga pasien

d) Kebiasaan merokok

e) Pola makan

f) Kegemukan, intensitas olahraga

g) Kepribadian

4. Gejala kerusakan organ

a) Otak dan mata : sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, transient ischemic attack,

deficit sensoris atau motoris

b) Jantung : nyeri dada, sesak, bengkak kai

c) Ginjal : haus, poliuria, nokturia, hematuri

d) Arteri perifer : ekstremitas dingin

7

Page 8: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

5. Pengobatan antihipertensi sebelumnya

6. Faktor-faktor pribadi, keluarga dan lingkungan.

Pemeriksaan Fisik1

Selain memeriksa tekanan darah, juga untuk evaluasi adanya penyakit penyerta, kerusakan

organ target serta kemungkinan adanya hipertensi sekunder.

Pengukuran tekanan darah :1

Pengukuran rutin di kamar periksa

Dilakukan dengan posisi duduk setelah pasien istirahat 5 menit, kaki di lantai dengan posisi

tangan setinggi jantung. Pengukuran dilakukan 2 kali, dengan sela antara 1-5menit,

pengukuran tambahan dilakukan jika hasil kedua pengukuran sebelumnya sangat berbeda

Pengukuran 24 jam (Ambulatory Blood Pressure Monitoring-ABPM)

Indikasi penggunaan ABPM antara lain:\

Hipertensi yang bonderline atau bersifat episodic

Bersifat office atau white coat

Adanya disfungsi saraf otonom

Hipertensi sekunder

Sebagai pedoman dalam pemilihan jenis obat anti hipertensi

Tekanan darah yang resisten terhadap pengobatan anti hipertensi

gejala hipotensi yang berhubungan dengan pengobatan antihipertensi

Pengukuran sendiri oleh pasien

Pengukuran sendiri di rumah memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kekurangannya

adalah masalah ketepatan pengukuran, sedangkan kelebihannya antara lain dapat

menyingkirkan efek white coat dan memberikan banyak hasil pengukuran.beberapa peneliti

mengatakan kalau pengukuran di rumah lebih mewakili tekanan darah sehari-hari.

Pengukuran di rumah juga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan

meningkatkan keberhasilan pengendalian tekanan darah serta menurunkan biaya.

Pemeriksaan Penunjang2

Pemeriksaan laboratorium yang rutin dilakukan sebelum memulai terapi bertujuan

menentukan adanya kerusakan oragn dan factor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi.

8

Page 9: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

Hematologi Rutin

Pada pengandang hipertensi yang tidak diobati biasanya akan mengalami peningkatan sel

darah putih (leukosit) serta perubahan pada beberapa komponen darah lainnya.

Gula Darah

Hipertensi yang disertai diabetes maupun diabetes yang disertai hipertensi dapat

menimbulkan risiko penyulit pada organ penting. Untuk menghindari hal tersebut maka

penyandang hipertensi juga perlu secara teratur memeriksakan gula darahnya (gula puasa dan 2

jam PP).

Profil Lemak

Penyandang hipertensi berisiko mengalami penyakit kardiovaskular. Risiko akan semakin

besar apabila disertai peningkatan trigliserida, kolesterol total dan kolesterol LDL, serta

penurunan kolesterol HDL. Oleh sebab itu sangat penting bagi penyandang hipertensi untuk

memeriksakan profil lemak secara berkala.

Fungsi Ginjal

Hipertensi pemicu utama terjadinya kerusakan pada ginjal. Dari hasil evaluasi, 20 - 30%

pasien cuci darah adalah penderita hipertensi. Untuk itu perlu melakukan pemeriksaan

laboratorium yang berkaitan dengan:

Urea N

Urea Nitrogen merupakan produk akhir dari metabolisme protein yang mudah disaring

oleh ginjal. Urea N dalam darah mencerminkan perbandingan antara urea yang dihasilkan

dan urea yang dibuang. Urea N dalam darah dapat tinggi pada keadaan penyakit ginjal

akut maupun kronik.

Kreatin

Kreatin merupakan pemeriksaan fungsi ginjal yang paling umum digunakan. Namun

konsentrasi kreatin akan menunjukkan hasil tidak normal setelah setengah atau lebih

kerja ginjal tidak berfungsi. Saat ini penanda baru yang lebih sensitif dari kreatinin dalam

mendeteksi penurunan fungsi ginjal adalah Cystatin C.

Asam Urat

Asam urat sangat berhubungan erat dengan hipertensi. Konsentarsi asam urat yang tinggi

di dalam darah akan meningkatkan risiko komplikasi hipertensi.

9

Page 10: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

Albumin Urin Kuantitatif

Pemeriksaan Albumin Urin Kuantitatif digunakan untuk menguji saring

mikroalbuminuria. Mikroalbuminuria terjadi pada sekitar 30% pasien hipertensi sedang

maupun ringan. Uji saring mikroalbuminuria pada penyandang hipertensi dapat

digunakan sebagai penanda kerusakan pada ginjal, dan penanda risiko penyakit

kardiavaskular dan risiko kematian akibat penyakit jantung lainnya.

Manisfestasi Klinis2

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi

esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang timbul dapat berbeda-

beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah

terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung.

Perjalanan penyakit hipertensi sangat berlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak

menunjukkan gejala selama bertahun – tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan

penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala biasanya hanya

bersifat spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Gejala lain yang sering ditemukan adalah

epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tungkuk, sukar tidur, dan mata

berkunang-kunang.1,2

Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah :1

Target tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu beresiko tinggi (diabetes, gagal ginjal

proteinuria) <130/80 mmHg

Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular

Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria

Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap faktor resiko atau kondisi penyerta

lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan hingga mencapai

target terapi masing-masing kondisi.

Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi

nonfarmakologis harus dilaksnakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan

tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor resiko serta penyakit pemyerta lainnya.

10

Page 11: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

Terapi nonfarmakologis terdiri dari :1

Menghentikan merokok

Menurunkan berat badan berlebih

Menurunkan konsumsi alcohol berlebih

Latihan fisik

Menurunkan asupan garam

Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak

Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmaklogis hipertensi yang dianjurkan oleh

JNC7 :1,2,4

Diuretika, HCT 1 - 2 X 25 mg/ hari atau furosemid 1-2 X 40 mg/ hari. Kontraindikasi: DM,

Gout

Beta Blocker (BB), Propanolol 2-3 X 10 mg / hari. Kontraindikasi : Asma, DM, Gagal

Jantung

Calcium Channel Blocker atau Calcium Antagonist (CCB), Nifedipin 10 mg tablet,3x 1per

oral

Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), captopril 2-3 × 12,5-25 mg

Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/blocker (ARB)

Komplikasi

Stroke

Hubungan stroke dengan hipertensi dapat dijelaskan dengan singkat, bahwa tahanan dari

pembuluh darah memiliki batasan dalam menahan tekanan darah yang datang. Apalagi dalam

otak pembuluh darah yang ada termasuk pembuluh darah kecil yang otomatis memiliki tahanan

yang juga kecil. Kemudian bila tekanan darah melebihi kemampuan pembuluh darah, maka

pembuluh darah ini akan pecah dan selanjutnya akan terjadi stroke hemoragik yang memiliki

prognosis yang tidak baik.2

   

Penyakit Jantung Hipertensi

Peningkatan tekanan darah secara sistemik meningkatkan resistensi terhadap

pemompaandarah dari ventrikel kiri, sehingga beban jantung bertambah. Sebagai akibatnya

terjadi hipertrofiventrikel kiri untuk meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini ditandai dengan

11

Page 12: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

ketebalan dindingyang bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan dilatasi ruang jantung.

Akan tetapikemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi

kompensasiakhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin

terancam seiringparahnya aterosklerosis koroner. Angina pectoris juga dapat terjadi karena

gabungan penyakitarterial koroner yang cepat dan kebutuhan oksigen miokard yang bertambah

akibatpenambahan massa miokard.2

Gagal Ginjal

Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversible

dariberbagai penyebab, salah satunya pada bagian yang menuju ke kardiovaskular. Mekanisme

terjadinya hipertensi pada Gagal Ginjal Kronik oleh karena penimbunan garam danair, atau

sistem renin angiotensin aldosteron (RAA).2

Lampiran

12

Page 13: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Hipertensi dalam hal ini ada beberapa factor yg mempengaruhi yaitu faktor keturunan, ciri

perseorangan dan kebiasaan hidup. Hipertensi terbagi menjadi hipertinsi primer dimana 90%

yang mendsrita hipertensi, dan hipertensi sekunder yaitu 10%. Hipertensi diklasifikasikan

menjadi prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat dua menurut JNC7.

Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Terapi harus

dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan

mengendalikan faktor-faktor resiko serta penyakit pemyerta lainnya.

13

Page 14: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

Saran

Perlu ditingkatkan kesadaran dan pengetahuan individu, kelompok, dan masyarakat dalam hal

mengenai penyakit hipertensi. Sehingga prevalensi penyakit hipertensi dapat menurun dan

mencegah komplikasi hipertensi yang memperburuk prognosis.

Demikian laporan kasus hipertensi dengan pendekatan dokter keluarga dan tidak lupa saya

ucapkan terima kasih kepada dr. Djab Hadi Susanto, MKes sebagai pembimbing saya di

lapangan dalam melaksanakan skill lab Family Folder.

14

Page 15: Tugas Dr. Aris Hipertensi 26

Daftar Pustaka

1. Sudoyo AW, Setiohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Edisi V. Jakarta: InternaPublishing. 2009.h.1079-85

2. Arief Mansjoer,dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Ed. 3. Jakarta .Penerbit Media

Aesculapius FKUI. 2000.h.518-21

3. Soetono, Sadikin, & Zanilda. Membangun Praktek Dokter Keluarga Mandiri.

Jakarta : Pengurus Besar IDI. 2006.

4. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. Farmakologi dan terapi. Edisi V.

Jakarta: Gaya Baru; 2007.h.314-60

15