tugas diplomatik

21
MAKALAH PENGANTAR HUBUNGAN INTERNASIONAL “Insiden Penangkapan Petugas Dinas Kelautan dan Perikanan 14 Agustus 2010” DOSEN PEMBIMBING : RUDSIYANTA DISUSUN OLEH: NAMA: Risca permata sari silitonga NIM: 104 2500 627 KELOMPOK : XJ Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu POLITIK JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL 2010

Transcript of tugas diplomatik

Page 1: tugas diplomatik

MAKALAH PENGANTAR HUBUNGAN INTERNASIONAL

“Insiden Penangkapan Petugas Dinas Kelautan dan

Perikanan 14 Agustus 2010”

DOSEN PEMBIMBING : RUDSIYANTA

DISUSUN OLEH:NAMA: Risca permata sari silitonga

NIM: 104 2500 627KELOMPOK : XJ

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu POLITIKJURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL 2010

UNIVERSITAS BUDI LUHURLATAR BELAKANG

Page 2: tugas diplomatik

Dalam kehidupan Internasional masing-masing negara tidak hanya

menjalankan kehidupan dalam negrinya, tetapi juga menjalankan kehidupan luar

negrinya yang berhubungan dengan negara-negara lain. Hubungan-hubungan yang

dilakukan oleh satu Negara dengan Negara lain inilah yang dapat menunjang

kehidupan masing-masing Negara tersebut, karena tidak ada satupun Negara yang

dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam menjalin hubungan antar Negara

tersebut maka dibutuhkan seorang wakil yang dapat mewakili negaranya dalam

melaksanakan urusan-urusan dengan Negara lain tersebut.

Penempatan wakil-wakil suatu Negara kepada Negara asing ini dipelopori

oleh Republik-republik di Italia (diantara mereka sendiri), dan pada abad ke-15,

Republik Italia menempatkan wakilnya di negara-negara Spanyol, Jerman, Perancis,

dan Inggris.1 Wakil-wakil suatu Negara di Negara asing tersebut disebut dengan

wakil diplomatik. Dalam hal pertukaran wakil diplomatik tersebut, pada umumnya

harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Harus ada kesepakatan antar kedua belah pihak (mutual consent).

Pemufakatan bersama tersebut dituangkan dalam suatu bentuk persetujuan

bersama.

2. Prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku. Setiap Negara dapat

melakukan hubungan atau perwakilan diplomatic berdasarkan atas prinsip-

prinsip hukum yang berlaku dan prinsip timbal balik (reciprositas).2

Tugas perwakilan diplomatik tersebut antara lain :

1. Mewakili negaranya di Negara penerima;

1 Wirjono, Prodjodikoro. Azas-azas Hukum Publik Internasional. PT. Pembimbing Masa:Jakarta, 1967, hlm, 208.2 Syahmin, AK. Hukum Diplomatik Suatu Pengantar. PT.Armico: Bandung, 1984, hlm 31.

1| P a g e

Page 3: tugas diplomatik

2. Melindungi kepentingan Negara pengirim di Negara penerima dalam batas-

batas yang diperkenankan oleh hukum internasional;

3. Mengadakan perundingan-perundingan dengan pemerintah dimana mereka

diakreditasikan;

4. Memberikan laporan kepada Negara pengirim mengenai keadaan keadaan

dan perkembangan-perkembangan Negara penerima, dengan cara-cara yang

dapat dibenarkan oleh hukum,

5. Meningkatkan hubungan persahabatana anatar Negara utama dengan Negara

pengirim dan Negara penerima serta mengembangkan dan memperluas

hubungan-hubungan ekonomi, kebudayaan dan ilmu pengetahuan antar

mereka.

Dalam pelaksanaan hubungan antar Negara dapat terjadi permasalahan-

permasalahan. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan melalui dua metode :

1. Cara-cara penyelesaian damai, yaitu apabila para pihak telah dapat

menyepakati untuk menemukan suatu solusi yan bersahabat.

2. Cara-cara penyelesaian secara paksa atau dengan kekerasan, yaitu, apabila

solusi yang dipakai atau dikenakan adalah melalui kekerasan.3

Seperti halnya permasalahan yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia

mengenai penangkapan tiga petugas Kementrian Kelautan dan Perikanan oleh Polisi

Laut Malaysia, jalur penyelesaian yang ditempuh adalah secara damai. Namun hal ini

menimbulkan kontroversi dikalangan pemerintah maupun masyarakat. Diplomasi

dalam kasus penangkapan tiga petugas DKP inilah yang akan saya bahas dalam

makalah ini.

RUMUSAN MASALAH

Identifikasi:

Pelanggaran batas wilayah oleh nelayan Malaysia

3 J.G, Starke. Pengantar Hukum Internasional. PT. Sinar Grafika: Jakarta, 2001, hlm. 646.

1| P a g e

Page 4: tugas diplomatik

Akar permasalahan belum ada perjanjian tentang batas wilayah.

Penangkapan petugas DKP oleh polisi Diraja Malaysia, ditukar dengan

nelayan Malaysia.

a. Bagaimanakah Kronologi ditangkapnya tiga petugas DKP oleh Polisi Laut

Malaysia ?

b. Apakah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah

Malaysia dalam menyelesaikan kasus tersebut?

c. Apakah peran dari perwakilan diplomatik dalam kasus ini?

KERANGKA TEORI

Power, menurut Arnold Schwarzenberger, merupakan salah satu factor utama

dalam Hubungan Internasional. Dalam studi disiplin Hubungan Internasional, power

1| P a g e

Page 5: tugas diplomatik

bukanlah sesuatu yang bersifat destruktif, liar dan statis. Power merupakan

perpadauan antara pengaruh persuasif dan kekuatan koersif. 4Power juga dapat

diartikan sebagai fungsi dari jumlah penduduk, territorial, kapabilitas ekonomi,

kekuatan militer, stabilitas politik dan kepiawaian diplomasi internasional. National

power suatu nnegara tidak saja mencakup kekuatan militer belaka melainkan pula

tingkat teknologi yang dikuasainya, sumber daya alam, bentuk pemerintahan,

kepemimpinan politik dan ideologi, kareana power dimaknai sebagai kemampuan

untuk menggerakkan orang lain.

K.M. Panikkar berpendapat bahwa Diplomasi dalam kaitannya dengan politik

internasional adalah seni mengedepankan kepentingan suatu negara dalam

hubungannya dengan negara lain.

Ivo D. Duchacek berpendapat bahwa diplomasi adalah sebagai praktek pelaksanaan

politik luar negeri suatu negara dengan cara negosiasi dengan negara lain.

Fungsi Diplomasi:

1. Negosiasi atau berunding

2. Mengkomunikasikan informasi

3. Perlindungan WN dan hak milik mereka di LN

4. Perwakilan Simbolis

5. Memperoleh Informasi

6. Memberikan nasehat dan membuat kebijakan menyeluruh

PEMBAHASAN

Pertama-tama kita akan membahas kronologis peristiwa terjadinya

penangkapan petugas Dinas Kelautan dan Perikanan oleh polisi air Malaysia. Ada

4 Agung Anak & Yanyan Mochamad Yani. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. PT.Remaja Rosdakarya: Bandung, 2006, Hlm.13

1| P a g e

Page 6: tugas diplomatik

beberapa versi cerita yang muncul atas kejadian ini diantaranya versi polisi air

Kep.Riau, pemerintah, dan versi Malaysia.

Moksa Hutasoit - detikNews Menurut versi polda Kep.Riau Menurut Kepala

Seksi Pembinaan Penegakan Hukum (Kasi Bin Gakkum) Polda Kepri, AKP Ade

Kuncoro, pengawas perikanan Tanajung Balai Karimun mendapat laporan dari

masyarakat ada kapal ikan Malaysia melakukan aktivitas di sekitar perairan Berakit.

Laporan ini diterima hari Jumat, (13/8) sekitar pukul 10.30 WIB.

Dengan menggunakan Kapal DOLPHIN 015, tiga orang anggota Satker DKP

Tanjung Balai Karimun, Hermanto, Ridwan dan Rudi bergerak menuju Batam. Pukul

19.00 WIB, baru mereka bergerak menuju perairan Berakit."Sekitar setengah jam

kemudian, Kapal Dolphin 015 memergoki lima unit kapal ikan asing berbendera

malaysia sedang menangkap ikan," terang Ade dalam rilis yang diterima detikcom,

Minggu (15/8/2010).

Petugas kemudian melakukan pemeriksaan dan dikawal menuju Batam. Kapal

nelayan Malaysia diisi oleh Asriadi, Seivo dan Erwan. Sekitar pukul 21.00 WIB, tiba-

tiba mereka dihentikan oleh kapal Patroli Marine Police Malaysia. Anggota DKP

yang ada di kapal Dolphin diperintahkan untuk pindah ke kapal Malaysia.

Hermanto saat itu menjawab, nelayan Malaysia sudah ditangkap oleh Indonesia.

Jawaban itu justru dibalas dengan tembakan peringatan oleh Malaysia.

Mendengar suara tembakan itu, nahkoda kapal Dolphin langsung pergi menuju lampu

Berakit. Sedangkan kapal nelayan Malaysia yang diisi oleh petugas DKP ditangkap

oleh Malaysia.

Hermanto kemudian menghubungi Komandan Kapal Marine Police Malaysia melalui

telepon Asriadi (pengawas perikanan Batam). Erwan diperintahkan pihak Malaysia

agar nelayan yang ditangkap dapat ditukar dengan petugas DKP.

1| P a g e

Page 7: tugas diplomatik

Namun tawaran itu tidak disetujui. Pihak Kapal Dolphin meminta agar petugas DKP

dilepaskan lebih dulu.

Sabtu (14/8) sekitar pukul 02.00 WIB, Kapal Dolphin kemudian melapor ke Dit Pol

Air Polda Kepri untuk melaporkan kejadiannya.

Nurul Hidayati - detikNews

Kota Tinggi - Petugas Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Indonesia berkeyakinan

nelayan yang ditangkapnya telah mencuri ikan di perairan Indonesia. Sedangkan

Malaysia bersikukuh nelayan itu mencari ikan di perairannya yaitu di dekat Kota

Tinggi.

Komandan polisi Kota Tinggi Superintendent Muhammad Sebot menyatakan, pada

Jumat (13/8/2010) 15 nelayan melaut dengan 5 perahu di perairan Kota Tinggi.

"Insiden terjadi sekitar pukul 21.30 ketika semua nelayan, yang berusia 23 hingga 63,

berada di lokasi 4 mil laut tenggara Tanjung Punggai sebelum mereka didekati oleh

personel pengawas perikanan Indonesia dan ditahan," katanya seperti dilansir harian

The Star, Minggu (15/8/2010).

Osman menyatakan, tak lama kemudian datanglah patroli Pasukan Operasi Laut dari

Malaysia sekitar pukul 22.40. Mereka memergoki 5 perahu nelayan sedang mengarah

ke perairan Indonesia bersama kapal yang diyakini milik otoritas Indonesia.

Osman mengungkapkan, kapal pengawas Indonesia tiba-tiba mempercepat

kecepatannya menuju perairan Indonesia setelah disuruh berhenti oleh Pasukan

Operasi Laut Malaysia.

Pasukan Malaysia lalu menginspeksi 5 perahu nelayan dan menemukan 3 pengawas

perikanan Indonesia berseragam bersama 8 nelayan Malaysia. Petugas Indonesia saat

itu tidak dilengkapi senjata.

1| P a g e

Page 8: tugas diplomatik

"Berdasarkan informasi yang kami terima, 7 nelayan dibawa di perahu petugas

Indonesia menuju perairan Indonesia," kata Osman.

Polisi Malaysia lantas mengamankan 3 personal Indonesia dan membawa 5 perahu

nelayan itu ke Pos Polisi Pangerang. (nrl/nal) . Oleh Malaysia, ketiga petugas DKP

Batam ini langsung ditetapkan sebagai tersangka penculikan tujuh nelayan Malaysia.

Seperti dilansir TV 3 Malaysia ketiga petugas DKP Batam dikenakan siasat (pasal)

363 undang-undang negeri Jiran. Malaysia menuding, kepolisian Indonesia terburu-

buru menangkap 7 nelayan Malaysia yang menurut mereka tak bersalah.

Dalam peristiwa ini sebenarnya ada dua permasalahan pokok yaitu sengketa

batas wilayah antara Indonesia dan Malaysia dan penangkapan petugas DKP oleh

polisi Malaysia. tapi pada kesempatan ini saya akan membahas tentang penangkapan

petugas DKP dan upaya yang dilakukan pemerintah dalam menangani kasus ini.

Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan perkara

ini, sejak informasi keberadaan empat nelayan tersebut diketahui oleh KJRI Johor

Baru, pihak Konsulat senantiasa memberikan pendampingan kepada tiga petugas

DKP tersebut selama di tempat tahanan Reman, Johor Baru dan mengusahakan

pemulangan mereka secepatnya ke Indonesia.

Pihak Kemenlu telah mengupayakan pembebasan tiga petugas yang bertugas

di DKP Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tersebut. Bahkan, Menlu Marty

Natalegawa telah berkomunikasi dengan KBRI Kuala Lumpur dan KJRI Johor Baru

untuk menangani kasus tersebut.

Terkait kasus penangkapan nelayan pencuri ikan asal Malaysia oleh aparat

Indonesia yang diikuti dengan penahanan tiga petugas sipil DKP oleh Malaysia,

Marty mengatakan dalam setiap proses pembahasan dengan Malaysia, maka

Indonesia selalu menegaskan terjadinya pelanggaran wilayah.

1| P a g e

Page 9: tugas diplomatik

"Janji mereka [Malaysia] akan mengeluarkan 1-2 hari ini. Mereka [tiga petugas DKP]

dalam kondisi sehat wal'afiat. Perkembangan terakhir, kami telah mengadakan

pembicaraan diplomatik baik tingkat kementerian maupun tingkat perdana menteri.

Prinsipnya kita ingin menjaga hubungan baik antara Indoensia dan Malaysia," kata

Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.

Janji pemerintah Malaysia pun ditepati, Tiga petugas KKP yang terdiri dari Selvo,

Asriadi, dan Erwan sudah dibebaskan dan Selasa siang sudah sampai di Batam.

Mereka diantar Staf Konsulat Jenderal RI untuk Johor Bahru dan Kepala Stasiun

Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pontianak, Bambang Nugroho.

Pemerintah juga telah memutuskan untuk mendeportasi tujuh nelayan Malaysia yang

ditangkap petugas KKP. Marty mengatakan deportasi terhadap nelayan Malaysia itu

bukan proses barter.

Dari sini terlihat bahwa pemerintah Indonesia menggunakan cara damai melalui

diplomasi . Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Kementrian Luar

Negri bersama dengan aparat terkait untul secepatnya menyelesaikan masalah ini

dengan baik. Kementrian luar negeri Indonesia bekerja sama dengan Kedutaan Besar

Republik Indonesia, Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk membebaskan

ketiganya. Ketiga lembaga besar tersebut mengdakan perundingan/negoisasi untuk

membebaskan petugas DKP.

Walaupun pada akhirnya ketiga petugas DKP dibebaskan tapi ternyata ada

ketidakpuasan dari masyarakat, pertama terkesan ada barter petugas DKP dengan

nelayan Malaysia, karena bersamaan dengan pembebasan petugas DKP Indonesia,

yang ke dua pemerintah Indonesia terkesan kurang tegas dalam menangani kasus ini.

Perlu kita ketahui bersama bahwa kejadian seperti ini tidaklah yang pertama kali,

sudah beberapa kali kita mendapat insiden di laut dari Malaysia. Selain itu mengenai

sengketa batas wilayah antara Indonesia dan Malaysia belum mencapai kata sepakat,

walaupun belum lama Menlu Indonesia mengadakan perundingan dengan pemerintah

1| P a g e

Page 10: tugas diplomatik

Malaysia dan belum diketahui hasil akhirnya . Jika sengketa batas wilayah ini tidak

segera diselesaikan maka akan terulang kembali kejadian seperti ini

Ada beberapa faktor yang menyebabkan peristiwa ini bisa terjadi, antara lain:

Faktor pertama yaitu penegakam hukum di perairan perbatasan lemah. Hal tersebut

karena kurangnya kapal patroli, personel terbatas dan luasnya laut Indonesia. Faktor

kedua, tidak sedikit petugas Indonesia yang "main mata" dengan penjahat ilegal

fishing sehingga mereka senang mengincar perairan Indonesia.

Faktor lainnya, pemerintah tidak aktif melindungi nelayan Indonesia yang

tertangkap di negara tetangga. "Kalau nelayan kita yang ditangkap, pemerintah hanya

surat-menyurat. Tak aktif membebaskan seperti terjadi terhadap 10 nelayan Sumatera

Utara pada 2009 yang ditangkap Malaysia,".

Faktor terakhir adalah "trend" beberapa negara yang menggunakan isntrumen

kekuatan negara seperti kepolisian dan angkatan laut untuk melindungi penjahat

ilegal fishing. Dia mencontohkan, China yang melibatkan angkatan laut untuk

melindungi kejahatan ilegal fishing.

Peran & Fungsi Perwakilan Diplomatik

Dalam kasus ini peran para diplomat & konsul sangat penting yang akan saya

jelaskan. 5Fungsi suatu Perwakilan Diplomatik yang disebutkan Vienna Convention

on Diplomatic Relation, 1961 adalah sebagai berikut:

1) Fungsi sebuah perwakilan diplomatik antara lain:

Mewakili Negara-pengirim di Negara-penerima;

Memberikan perlindungan terhadap kepentingan-kepentingan Negara-

pengirim dan para warganegaranya.

Melakukan perundingan dengan Megara-penerima.

Berusaha mendapatkan secara sah serba informasi mengenai keadaan serta

pembangunan Negara-penerima (Negara akreditasi, Negara trempat bertugas)

5 Badri Jusuf.Kiat Diplomasi Mekanisme dan pelaksanaannya.Pustaka Sinar Harapan: Jakarta, 1993, Hlm.39

1| P a g e

Page 11: tugas diplomatik

dan kemudian melaporkannya ke Negara-pengirim (Negara yang mengirim

sang Diplomat);

Meningkatkan hubungan persahabatan antara Negara-pengirim dan Negara

penerima serta memajukan hubungan ekonomi, kebudayaan dan ilmu

pengetahuan;

2) Tidak satu ketentuanpun dalam Konvensi ini yang boleh diartikan sebagai

pelanggaran terhadap Perwakilan Diplomatik untuk melakukan tugas-tugas

konsuler.

         

Seluruh kegiatan dalam hubungan antarbangsa/antarnegara pada hakikatnya

adalah diplomasi, yaitu usaha memelihara hubungan antarnegara. Kegiatan diplomasi

dilaksanakan oleh para diplomat, yaitu orang – orang yang menjadi wakil resmi suatu

negara dalam hubungan resmi dengan negara lain.

Para diplomat itu yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan diplomasi, yang

antara lain adalah untuk :

Membina, menjaga, dan menyelenggarakan hubungan yang lancar dengan

negara dan pemerintah lain;

Mengumpulkan dan menyampaikan informasi yang berguna;

Menjaga agar kepentingan negara sendiri tidak dirugikan dalam percaturan

politik internasional;

Merepresentasikan bangsa dan negara sendiri di luar negeri; dan

Melindungi para warga negara sendiri di luar negeri. Diplomasi suatu negara

dilakukan baik oleh korps perwakilan diplomatik maupun oleh korps

perwakilan konsuler.

1| P a g e

Page 12: tugas diplomatik

Perwakilan Republik Indonesia berkewajiban memberikan pengayoman,

perlindungan dan bantuan hukum bagi warga negara dan badan hukum Indonesia di

luar negeri, sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional serta hukum dan

kebiasaan internasional. Tadi sudah diterangkan diatas bahwa KBRI & KJRI diJohor

Baru setelah mendapatkan berita penangkapan tersebut langsung melakukan

pendampingan hukum sampai dengan negosiasi untuk melepaskan ketiga petugas

DKP tersebut. Demikian juga upaya yang dilakukan para diplomat yang sesuai

dengan fungsinya yaitu melindungi warga negara sendiri diluar negeri.

KESIMPULAN

Terjadinya insiden ini tentunya sangat disesalkan oleh kedua belah pihak.

Terutama pemerintah Indonesia dimana ketiga petugasnya ditangkap oleh kepolisian

Malaysia. Pemerintah Indonesia dengan instruksi langsung dari Presiden RI, Susilo

1| P a g e

Page 13: tugas diplomatik

Bambang Yudhoyono, yang memerintahkan para pejabat yang terkait untuk

secepatnya menyelesaikan masalah ini dengan baik. Hal ini pula telah direspon oleh

Kementrian Luar Negri, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Malaysia, dan

Konsulat Jenderal republik Indonesia di Johor Baru dengan melakukan

pendampingan hukum dan mengadakan perundingan/negoisasi untuk membebaskan

para petugas DKP tersebut. Namun hal seperti ini mungkin akan timbul kembali jika

kedua belah pemerintah tidak segera merampungkan perundingan mengenai batas

wilayah kedua belah Negara demi terciptanya perdamaian di masa mendatang dalam

hubungan Internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Wirjono, Prodjodikoro. Azas-azas Hukum Publik Internasional. PT. Pembimbing

Masa:Jakarta, 1967, hlm.208

1| P a g e

Page 14: tugas diplomatik

Syahmin, AK. Hukum Diplomatik Suatu Pengantar. PT.Armico: Bandung, 1984,

hlm.31

J.G, Starke. Pengantar Hukum Internasional. PT. Sinar Grafika: Jakarta, 2001, hlm.

646

Agung Anak & Yanyan Mochamad Yani. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional .

PT.Remaja Rosdakarya: Bandung, 2006, Hlm.13

Badri Jusuf. Kiat Diplomasi Mekanisme dan pelaksanaannya. Pustaka Sinar Harapan:

Jakarta, 1993, Hlm.39

Moksa Hutasoit – detikNews.com/ Kronologi Penangkapan Petugas DKP Oleh

Malaysia Versi Polda Kepri, diakses: Selasa, 27 Oktober 2010 - 19.20 WIB

Nurul Hidayati – detikNews.com/Kronologi Penangkapan 3 Petugas DKP Versi

Malaysia, diakses: Selasa, 27 Oktober 2010 - 20.50 WIB

VivaNews – http://nasional.vivanews.com/news/read/171191-presiden-minta-

diplomasi-pemulangan-3-petugas, diakses: Selasa, 27 Oktober 2010 – 21.10 WIB

1| P a g e