tugas case forensik doc.doc
-
Upload
aghniajolanda -
Category
Documents
-
view
11 -
download
5
Transcript of tugas case forensik doc.doc
BAB 1
PENDAHULUAN
Emboli udara vaskuler adalah suatu kondisi atau proses masuknya udara
yang berasal dari lingkungan luar berupa operasi, trauma atau yang lainnya ke
dalam pembuluh darah vena atau arteri yang disebabkan oleh trombus (bekuan)
sehingga dapat menghasilkan efek sistemik tubuh yang dapat mengancam nyawa.1
Terbukanya pembuluh darah akibat trauma tajam, kadangkala dapat menyebabkan
timbulnya emboli udara yang sering dikenal dengan dua jenis emboli udara
berdasarkan letak dari emboli tersebut, yaitu emboli udara vena (emboli udara
paru) dan emboli udara arterial (emboli udara sistemik).2
Insiden terjadinya emboli udara telah dilaporkan dua puluh tiga pasien
anak-anak yang dilakukan tindakan Craniectomy untuk perbaikan
Craniosynostosis yang terdaftar dalam penelitian (Faberowski) selama masa studi
2 tahun. Sembilan belas pasien (82,6%) menunjukkan 64 episode emboli udara
vena; enam pasien (31,6%) telah hipotensi terkait dengan emboli udara vena. Tiga
puluh dua episode hipotensi yang ditunjukkan dalam delapan pasien (34,7%). Tak
satu pun dari pasien mengembangkan kolaps kardiovaskular.3
Emboli udara vena dapat berpotensi mengancam nyawa yang mana
secara langsung berhubungan dengan efek pada sistem organ yang terdapat
adanya embolus. Emboli udara vena dapat berakibat fatal dan sering
mengakibatkan risiko neurologis yang tinggi, pernapasan, dan morbiditas
pada kardiovaskular. Angka kematian emboli udara vena telah mencapai 30
%.4 Seseorang yang mati karena diduga terjadinya emboli udara perlu
dilakukan tindakan berupa autopsi forensik/medikolegal yang bertujuan
untuk mengetahui sebab mati korban yang dicurigai akibat tindak pidana
yang disebabkan oleh kekerasan tajam yang mengakibatkan terbukanya
pembuluh darah sehingga udara dapat masuk kedalam pembuluh darah
yang merupakan proses terjadinya emboli udara. Selain itu, hal ini juga
diperlukan untuk kepentingan hukum.
TEMUAN OTOPSI
Untuk membuktikan terdapatnya emboli udara perlu dilakukan teknik
autopsi yang khusus, menyimpang dari autopsi yang rutin. Pada daarnya,
pembuktiah dilakukan dengan memperlihatkan adanya udara dalam sistem vena
atau arteri dengan membuka arteri atau vena tersebut dibawah permukaan air.2
Pada pembukaan kulit leher dalam autopsi rutin, vena daerah ini mudah
terpotong terutama vena jugularis. Bila ini terjadi, maka terdapat kemungkinan
masuknya udara post mortal kedalam pembuluh darah tersebut. Pada
pengangkatan alat leher kemudian, terjadi manipulasi terhadap leher dan kepala
sehingga udara yang masuk tadi dapat berpindah dan masuk kedalam jantung. Hal
tersebut diatas akan memberikan hasil pemeriksaan yang salah (false positive) dan
karenanya harus dihindari dengan jalan tidak membuka daerah leher sebelum
dilakukan pemeriksaan emboli.2
1. Emboli Udara Vena2
Dengan mengingat kemungkinan terjadinya hasil false positive seperti
yang diuraikan diatas, maka pembukaan kulit dimulai dari setinggi incisura
jugularis kebawah sepanjang garis median. Kulit daerah leher dibiarkan utuh
untuk sementara dan ganjal bahu mayat dengan balok. Kulit dan otot dinding dada
serta rongga perut dibuka seperti biasa. Rawan iga dipotong mulai dari iga ke-3 ke
arah kaudo-lateral. Insersi otot diafragma dipotong untuk melepaskan bagian
bawah sternum dan iga. Kemudian bagian depan dinding dada ini dilepaskan
dengan terlebih dahulu menggergaji tulang dada (sternum) melintang setinggi iga
ke-3.
Tindakan memotong tulang dada setinggi iga ke -3 ini dilakukan untuk
mencegah terpotongnya pembuluh darah besar yang berjalan di belakang iga ke-2
dan tulang selangka.
Kandung jantung dibuka dengan melakukan pengguntingan memanjang
pada tempat yang letaknya paling tinggi (di pertengahan kandung jantung)
sepanjang 5 sampai 7 sentimeter. Kedalam kandung jantung kemudian diisikan
air sehingga seluruh jantung terdapat dibawah permukaan air (terendam).
Kadang-kadang jantung cenderung untuk mengapung. Dalam hal ini tekanlah
jantung dengan jari tangan kiri dan jagalah agar jantung tetap terendam. Dengan
pisau organ, tusuklah ventrikel kanan dekat dengan permulaan a. pulmonalis
sampai menembus kedalam bilik kanan. Dengan melakukan pemutaran bidang
pisau (knife blade) sebanyak 90 derajat, maka lubang tusukan diperlebar.
Perhatikanlah apakah terdapat gelembung udara yang keluar dari lubang tersebut.
Dengan cara yang sama, ventrikel kiri juga dilubangi dan perhatikan juga apakah
terdapat gelembung udara yang keluar.
Pada kasus dengan emboli udara vena, udara akan terkumpul dalam bilik
kanan jantung dan karenanya, pada pemeriksaan akan ditemukan keluarnya
gelembung udara dari lubang yang dibuat pada bilik kanan, sedangkan dari bilik
jantung kiri tidak terdapat gelembung udara yang keluar. Bila pada pemeriksaan
tidak keluar gelembung baik dari bilik kanan maupun kiri, maka kemungkinan
terdapatnya emboli udara vena dapat disingkirkan.
Bila pada penusukan bilik kanan dan kiri keduanya memberikan
gelembung udara, maka hal ini dapat disebabkan oleh adanya emboli udara vena
disertai defek septum, atau diakibatkan oleh terbentuknya gas pembusukan dalam
bilik jantung kanan maupun kiri. Dalam hal ini kemungkinan terdapatnya emboli
udara vena tidak dapat dipastikan maupun disingkirkan.
Disamping dilakukan pemeriksaan seperti tersebut diatas, beberapa hal
dapat menyokong akan adanya emboli udara vena. Antara lain adalah: distensi
jantung sebelah kanan akibat tekanan udara. Vena cava, bilik kanan. a. pulmonalis
dan vv, coronariae yang berisi darah yang berbuih dab berwarna merah terang.
Vena cava inferior yang mengalami distensi, tetapi sangat sedikit atau sama sekali
tidak terisi darah.2
2. Emboli udara Arteri2
Untuk membuktikan adanya emboli udara arteria, lakukan persiapan
pemeriksaan seperti pada pemeriksaan emboli udara vena. Dengan jantung yang
seluruhnya terdapat di bawah permukaan air, lakukan pemotongan permulaan a.
Coronaria kiri dengan jalan mengirisnya pada bagian anterior septum dan
perhatikan apakah terdapat gelembung udara yang keluar. Bila perlu dapat
dilakukan pengurutan sepanjang septum dari arah apeks jantung kearah tempat
pengirisan dalam menilai hasil pemeriksaan emboli udara arterial ini perlu
diperhitungkan kemungkinan terbentuknya gas pembusukan dalam pembuluh itu
sendiri.
Daftar Pustaka
1. Mirski MA, Lele AV, et al. Diagnosis and treatment of vascular air
embolism. Anesthesiology 2007; 106(1): 164-77.
2. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Teknik Autosi forensik.
Jakarta: 2000.
3. Faberowski, Lisa WMD, Black, Susan MD, Mickle J, Parker MD. Incidence
of Venous Air Embolism during Craniectomy for Craniosynostosis Repair.
Anesthesiology 2000; 92: Issue 1 - p 20.
4. Sviri S, Woods WP, van Heerden PV. Air embolism--a case series and
review. Crit Care Resusc. Dec 2004;6(4):271-6.