Tugas Burung Laut

download Tugas Burung Laut

of 16

description

burung laut

Transcript of Tugas Burung Laut

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangBurung mempunyai daya tarik khusus bagi manusia karena berbagai alasan diantaranya adalah burung lebih mudah dilihat daripada hewan lain. Beberapa burung memiliki ukuran besar, sebagian diurnal dan sebagai anggota kelas maka burung banyak hidup berdampingan dalam lingkungan manusia. Burung memiliki keindahan bentuk dan warna serta cara perkawinan yang menarik. Beberapa aspek pada burung seperti pola terbang, makanan dan kegiatan kawin tidak terlalu sulit untuk diamati. Aspek lain yang menarik adalah tingkah laku burung, suara, siulan dan nyanyian yang indah yang sangat spesifik bagi tiap-tiap burung. Jumlah species burung sangat banyak, bahkan yang terbanyak dibandingkan dengan kelas lainnya kecuali kelas pisces.Burung memiliki struktur tubuh dan fisiologi yang berkembang lebih baik dari pada vertebrata lainnya termasuk mammalia. Meskipun ada sejumlah kecil burung yang tidak dapat terbang, namun semua struktur aves merupakan bentuk adaptasi untuk terbang. Hal ini jelas tampak pada burung yang tak dapat terbang seperti burung unta dan penguin yang menunjukan bahwa mereka berasal dari nenek moyang yang dapat terbang, adaptasi ini tampak dalam bentuk tubuh yang aerodinamik yang memungkinkan mereka untuk terbang.Burung termasuk satwa yang mudah dikenal dan mudah dilihat karena burung aktif sepanjang hari. Keunikan burung adalah mempunyai bulu yang menutupi tubuhnya. Bulu selain berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, juga merupakan salah satu faktor penting untuk terbang. Satwa burung termasuk dalam Kelas Aves, Phylum Chordata, Kingdom Animalia dengan 27 ordo dan 158 Famili (Prakoso, 2003). Burung air adalah jenis burung yang secara ekologis kehidupannya bergantung kepada lahan basah, oleh karena itu kehidupan burung air sangat tergantung pada air, baik untuk mencari makan, berlindung, istirahat, berbiak, dan untuk melakukan aktivitas sosial lain (Prakoso, 2003).

1.2. TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah:1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Vertebrata Laut.1. Mengetahui beberapa contoh dari burung laut yang teracam punah.

BAB IIISI

2.1 Burung LautBurung termasuk satwa yang mudah dikenal dan mudah dilihat karena burung aktif sepanjang hari. Keunikan burung adalah mempunyai bulu yang menutupi tubuhnya. Bulu selain berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, juga merupakan salah satu faktor penting untuk terbang. Satwa burung termasuk dalam Kelas Aves, Phylum Chordata, Kingdom Animalia dengan 27 ordo dan 158 Famili (Prakoso, 2003).Burung air adalah jenis burung yang secara ekologis kehidupannya bergantung kepada lahan basah, oleh karena itu kehidupan burung air sangat tergantung pada air, baik untuk mencari makan, berlindung, istirahat, berbiak, dan untuk melakukan aktivitas sosial lain (Prakoso, 2003).Beberapa jenis Carinatae beradaptasi penuh dengan kehidupan laut, jarang pergi ke darat kecuali untuk berkembangbiak. Ciri khas burung laut termasuk penguin, berkembangbiak secara berkelompok di daerah pantai yang terpencil atau pulau pulau kecil di mana mereka dapat membuat sarang dengan tenang , bebas dari predator. Dalam kelompok ini terdapat ordo yang merupakan burung laut sejati yaitu Ordo Procellariiformes (Tubinares), ordo yang cenderung secara progresif menjadi burung air tawar yaitu ordo Pelecaniformes, dan ordo yang terdiri atas penguin yang sangat divergen yaitu Sphenisciformes. Burung laut tak dapat menghindar dari penyerapan garam dari air laut yang bertolak belakang dengan masalah fisiologi untuk mempertahankan keseimbangan osmotik. Banyak burung laut mengatasi masalah ini dengan modifikasi kelenjar lacrimal untuk mengeluarkan kelebihan garam melalui lubang hidung (Prakoso, 2003).Burung laut tak dapat menghindar dari penyerapan garam dari air laut yang bertolak belakang dengan masalah fisiologi untuk mempertahankan keseimbangan osmotik. Banyak burung laut mengatasi masalah ini dengan modifikasi kelenjar lacrimal untuk mengeluarkan kelebihan garam melalui lubang hidung.

2.2 Habitat Burung LautHabitat burung laut, kebanyakan spesies bersarang di daratan sementara beberapa spesies bersarang dalam rongga alam dan lubang. Habitat mereka secara umum menjelajah hutan, hanya saat melakukan perkembangbiakan saja mereka datang kembali ke sarang mereka (Duta, 2014).Burung sebagai salah satu komponen ekosistem memerlukan tempat atau ruang untuk mencari makan, minum, berlindung. Bermain dan tempat untuk berkembangbiak, tempat yang menyediakan kebutuhan tersebut membentuk suatu kesatuan yang disebut habitat. Habitat adalah suatu kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, baik fisik maupun abiotik yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembangbiak satwa liar. Habitat secara sederhana dapat dikatakan sebagai tempat hidup burung itu berada. Pada prinsipnya burung memerlukan tempat untuk mencari makan, berlindung, berkembangbiak dan bermain. Tempat yang menyediakan keadaan yang sesuai dengan kepentingan diatas disebut dengan habitat (Prakoso, 2003).Burung air, mencari makan pada area yang berwujud perairan air tawar, payau dan laut antara lain sungai, danau, waduk, mangrove, rawa pasang surut, cekungan, air payau, teluk selat, laguna, karang dan lain-lain. Lahan basah yaitu daerah rawa, payau, lahan gambut dan perairan alami atau buatan, tetap atau sementara dengan air tergenang atau mengalir tawar, payau termasuk wilayah perairan laut yang kedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu air surut (Prakoso, 2003).Menurut Prakoso (2003), beberapa jenis area lahan basah yang sering dijadikan sebagai habitat burung air:1. Mangrove dan Hamparan Lumpur.Habitat mangrove menyediakan ruang yang memadai untuk menbuat sarang dan aman dari gangguan predator, terutama bagi jenis burung Cangak (Ardea sp.), Pecuk (Phalacrocoracidae sp.), Bangau (Ciconiitiae sp.), mangrove juga menyediakan tempat tenggeran serta sumber makanan yang berlimpah bagi jenis pemakan ikan, seperti Kuntul (Egretta sp.). Hamparan lumpur merupakan habitat untuk mencari makan dan akar mangrove sebagai tempat istirahat yang baik selama air pasang dalam musim pengembaraan bagi jenis jenis burung migran (khususnya Charadriidae dan Scolopacidae). Burung Bluwok mempunyai habitat hamparan lumpur tidal, danau di muara sungai, kolam air asin dan juga daerah tambak dan persawahan.2. Hutan Rawa Air Tawar dan Hutan Gambut.Hutan rawa air tawar dan hutan gambut merupakan tempat berkembangbiaknya beberapa jenis burung air langka seperti burung Serati bulan (Cairina sculuta).3. Rawa Rumput.Tipe habitat ini sangat disukai oleh burung lain terutama dari famili Ardeidae, Anatidae, Raliidae dan Jacanidae.4. Daerah Rawa di daIam Empang Parit.Jenis burung air yang biasa dijumpai pada tipe habitat ini adalah antara lain Kokokan Laut (Butorides striatus), Blekok sawah (Artleola speciosas), Kuntul perak kecil (Egretta garzetta) dan itik kelabu (Anas gibherifrons).5. Daerah Persawahan.Habitat sawah juga dipergunakan sebagai tempat mencari makan dan istirahat. Bluwok ditemukan mencari makan di daerah persawahan yang terletak dekat atau berbatasan dengan pantai pada saat awal musim penghujan atau pada waktu perendaman sampai sawah ditanami padi dan diberi insektisida. Pada saat kemarau, Bluwok tidak pernah ditemukan di sawah, karena sawah mengalami kekeringan. Pada saat sawah sedang kering, maka burung yang banyak dijumpai adalah jenis burung kuntul kerbau. Gangguan manusia terhadap bluwok di habitat sawah terutama berupa pengusiran oleh petani padi atau oleh penggembala itik.6. Tambak.Burung air biasa ditemukan di tambak ikan yang telah dipanen tambak yang sedang dikeringkan atau kadang kadang ditemukan pada bagian dangkal di tambak tambak yang belum dipanen. Pada musim kemarau burung bluwok jarang sekali ditemukan karena biasanya tambak dialih fungsikan menjadi ladang garam. Pengaruh aktivitas manusia yang berakibat langsung terhadap bluwok antara lain berupa penebaran ikan beracun yang digunakan sebagai umpan pembunuh untuk pengganggu tambak pengusiran atau gangguan yang ditimbulkan oleh serangan anjing tambak, terutama pada saat bluwok beristirahat di malam hari.

2.3 Adaptasi Burung LautBentuk sayap mereka yang panjang dan tipis memudahkan mereka untuk mengudara lama di atas lautan. Salah satu contohnya Albatross besar (genus Diomedea) dengan bentangan sayap melebihi 340 cm, dimana merupakan salah satu burung yang mempunyai bentangan sayap terbesar diantara burung lainnya. Selain itu, sayapnya berfungsi untuk mempercepat gerakannya saat memangsa ikan yang ada di dalam laut, dimana sayapnya yang tipis membuat tubuhnya aerodinamis dengan cepat dapat memangsa ikan yang ada di dalam air (Sibuca, 1997).Kebanyakan burung tubenoses tidak dapat berjalan baik di daratan. Kaki burung tubenose tidak memiliki kaki belakang, yang menyebabkan mereka tidak dapat berjalan baik di daratan. Selain itu, kaki tubenoses bird terdiri dari selaput yang membuat mereka berenang baik saat memburu mangsa di dalam air (Sibuca, 1997).Paruh Tubenose mempunyai keunggulan tersendiri dimana mereka dalam mencium mangsa dengan baik. Lalu bentuk paruh mereka yang di ujungnya berbentuk seperti pengait memudahkan mereka untuk menangkap dan membununh mangsa. Secara umum bentuk dari paruh tubenoses seperti burung elang namun paruh burung tubenoses lebih panjang dan runcing di bagian ujungnya (Sibuca, 1997).Menurut Sawitri (2012), beberapa contoh adaptasi pada burung laut :1. Adaptasi fisiologis, burung laut tak dapat menghindar dari penyerapan garam dari air laut yang bertolak belakang dengan masalah fisiologi untuk mempertahankan keseimbangan osmotik. Banyak burung laut mengatasi masalah ini dengan modifikasi kelenjar lacrimal untuk mengeluarkan kelebihan garam melalui lubang hidung. Adaptasi secara tingkah laku salah satunya adalah bagaimana burung laut memperoleh makan. Lingkungan laut menyediakan berbagai sumber makanan bagi hewan - hewan yang hidup di sana.1. Adaptasi morfologis, terdapat pada kaki burung laut yang berselaput, sehingga memudahkan mereka untuk bergerak di permukaan atau di dalam air, bentuk sayap mereka yang panjang dan tipis memudahkan mereka untuk mengudara lama di atas lautan, lalu beberapa spesies burung laut memiliki bentuk paruh yang di ujungnya berbentuk seperti pengait memudahkan mereka untuk menangkap dan membunuh mangsa.Adaptasi burung laut secara morfologis dan fisiologis juga berperan banyak untuk membantu mereka dalam memperoleh makanan di lingkungan laut.

2.4 Burung Laut Yang Teracam Punah2.4.1Elang Laut Besar atau Albartos Besar (Diomedea)Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AvesOrder: ProcellariiformesFamily: DiomedeidaeGenus: Diomedae (Linnaeus, 1758).Albatros besar merupakan burung laut dari genus Diomedea dalam keluarga albatros. Genus Diomedea pada awalnya mencakup seluruh albatros kecuali Albatros hitam, tapu pada tahun 1996 genus ini dipecah dengan menambahkan genus Albatros mollymawk dan Albatros pasifik-utara (http://wikipedia.org).

2.4.1.1Elang laut Antipodean (penjelajah) dan Elang laut Gibson atau Albatros AntipodeanKingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AvesOrder: ProcellariiformesFamily: DiomedeidaeGenus: Diomedae (Linnaeus, 1758).Spesies: Diomedea antipodensisD. antipodensis gibsoni

Gambar 1. Diomedea antipodensis dan D. antipodensis gibsoniBagian kepala terdapat muka dan tenggorokan berwarna putih dengan bagian atas kepala berwarna kecokelatan. Bagian badan Elang laut besar yang badannya menjadi semakin putih seiring dengan bertambahnya umur mereka, tetapi sebagian dari ekornya menggelap. Burung dewasa jantan tubuhnya kebanyakan berwarna putih dengan beberapa burik cokelat. Burung betina seringkali berwarna gelap. Memiliki panjang sayap rata-rata 640 mm (Panjang sayap rata-rata 640 mm, yang diukur dari siku ke ujung sayap). Warna sayap bagian atas adalah dari warna gelap sampai putih total. Sayap bagian bawah berwarna putih dan ujungnya berwarna gelap. Paruh Merah jambu. Ciri-ciri pradewasa pada burung ini adalah bulu berwarna cokelat gelap dengan muka, leher dan bagian bawah sayapnya berwarna putih. Makanannya adalah cumi-cumi dan kadang-kadang ikan (Departemen Konservasi, 2008).Sesuai yang terdapat pada jurnal Departemen Konsevasi (2008), pembiakan pada Elang laut Antipodean (penjelajah) dan Elang laut Gibson adalah: Lokasi berkembang biak: elang laut Antipodean berkembang biak di pulau Antipodes dan beberapa pasang di pulau Campbell dan kepulauan Chatham (Chatham, Pitt). Elang laut Gibson hanya berkembang biak di kepulauan Auckland (Auckland, Disappointment). Waktu berkembang biak: mulai bertelur di bulan Desember untuk elang laut Gibson, dan bulan Januari atau Februari untuk elang laut Antipodean. Anak-anak burung bisanya belajar terbang bulan Januari berikutnya sampai bulan Maret. Frekuensi pembiakan: Dua tahun sekali untuk pembiakan yang berhasil, atau setahun sekali untuk pembiakan yang gagal. Jumlah telur: Satu. Sarang: mereka bersarang di koloni yang luas dengan sarang-sarang yang terpisah jauh. Sarang mereka adalah berupa segunduk tanah yang menonjol, yang dibangung di antara rumput tussock dan tumbuhan megaherbs.

2.4.1.2Elang laut Royal Utara atau Albatros Raja UtaraKingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AvesOrder: ProcellariiformesFamily: DiomedeidaeGenus: Diomedae (Linnaeus, 1758).Spesies: Diomedea sanfordi

Gambar 2. Diomedea sanfordiBagian kepala berwarna putih, kadang dengan noda-noda gelap di ubun-ubun. Bagian badan sangat besar. Badan dan punggung berwarna putih. Memiliki bagian atas sayap seluruhnya berwarna gelap. Kaki berwarna merah jambu. Paruh berwarna Merah muda dengan garis tipis hitam di sudut yang memotong. Ciri-ciri pradewasa pada burung ini adalah burung yang masih muda mirip dengan burung dewasa, tetapi kadang memiliki noda-noda gelap di ubun-ubun dan punggung mereka Makanannya adalah cumi-cumi dan kadang-kadang ikan (Departemen Konservasi, 2008).Sesuai yang terdapat pada jurnal Departemen Konsevasi (2008), pembiakan pada Elang laut Royal Utara adalah: Lokasi berkembang biak: Kepulauan Chatham (Forty-Fours, Big Sister dan Little Sister), South island (Taiaroa Head) dan Kepulauan Auckland (Enderby, dimana beberapa jenisnya terkawin dengan elang laut royal selatan). Waktu berkembang biak: mulai bertelur di akhir Oktober dan anak-anak burung mulai terbang tahun berikutnya dari bulan Agustus ke Oktober. Frekuensi pembiakan: Dua tahun sekali untuk pembiakan yang berhasil. Jumlah telur: Satu. Sarang: Koloni elang laut utara royal lebih padat daripada elang-elang laut besar lainnya. Mereka membuat sarangnya dari tanah dan tumbuh-tumbuhan.

2.4.1.3Elang laut Royal Selatan atau Albatros Raja SelatanKingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AvesOrder: ProcellariiformesFamily: DiomedeidaeGenus: Diomedae (Linnaeus, 1758).Spesies: Diomedea epomophora

Gambar 3. Diomedea epomophoraPada bagian kepala umumnya berwarna putih, beberapa mungkin memiliki nodanoda gelap di ubun-ubun. Bagian adan elang laut yang berukuran sangat besar, berwarna putih. Ekor berwarna putih pada burung dewasa. Warna badan menjadi paling putih ketika mereka mencapai usia tua. Sayap bagian atas berwarna putih dan dibatasi dengan sedikit warna hitam. Pada saat mereka menua, bagian atas sayapnya menjadi semakin putih. Meiliki kaki berwarna merah muda pucat. Paruh berwarna merah muda dan memiliki garis tipis hitam di sepanjang garis potong. Makanannya adalah cumi-cumi dan kadang-kadang ikan (Departemen Konservasi, 2008).Sesuai yang terdapat pada jurnal Departemen Konsevasi (2008), pembiakan pada Elang laut Royal Selatan adalah: Lokasi berkembang biak: Utamanya di Pulau Campbell, dan beberapa hidup di Kepulauan Auckland (Adams, Enderby, Auckland) dan South Island (Taiaroa Head- di mana mereka terkawin silang dengan elang laut utara royal). Waktu berkembang biak: Mereka bertelur mulai dari akhir November sampai akhir Desember. Kedua orang tua bergantian mengerami telur. Setelah sekitar 79 hari Januari-Maret, telur menetas. Anak-anak burung kemudian dierami selama sebulan dan mulai terbang setelah sekitar 240 hari. Frekuensi pembiakan: Setiap dua tahun untuk pembiakan yang berhasil. Jumlah telur: Satu. Sarang: Segunduk tanah dan tumbuh-tumbuhan.2.4.2 Elang Laut Hitam atau Albatros Abu AbuKingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AvesOrder: ProcellariiformesFamily: DiomedeidaeGenus: PhoebetriaSpesies: Phoebetria palpebrata (Forster, 1785).

Gambar 4. Phoebetria palpebrataPada bagian kepala: Cokelat jelaga dan ada lengkungan berwarna putih di belakang matanya. Bagian badan elang laut hitam adalah salah satu varian elang laut yang terkecil. Berwarna keabu-abuan dan perutnya berwarna abu-abu gelap. Lebar sayap pada saat dikepakkan rata-rata 200 cm. Berwarna cokelat kehitaman. Kaki berwarna Abu-abu. Paruh berwarna gelap dengan garis berwarna biru samar-samar di bagian dekat batas paruh atas-bawahnya. Makanannya adalah cumi-cumi dan kadang-kadang ikan (Departemen Konservasi, 2008).Sesuai yang terdapat pada jurnal Departemen Konsevasi (2008), pembiakan pada Elang laut Hitam atau Albatros Abu-abu adalah: Lokasi berkembang biak: Kepulauan Auckland (Adams, Disappointment, Auckland, Enderby, Rose), grup Pulau Campbell (Campbell, Dent, Jacquemart, Folly, Monowai dan tumpukan batu lainnya) dan Kepulauan Antipodes (Antipodes, Bollosn, Archway, Leeward). Lokasi berkembang biak lainnya di Kepulauan Macquarie, Heard, Kerguelen, Crozet, Prince, Edward, Marion dan kepulauan South Georgia. Waktu berkembang biak: Dimulai pada akhir Oktober dan anak-anak burung mulai terbang bulan Mei dan Juni. Frekuensi pembiakan: Setiap dua tahun untuk pembiakan yang berhasil. Jumlah telur: Satu. Sarang: Tidak sekolonial spesies elang laut lainnya, kadang bahkan bersarang sendiri-sendiri. Sarang biasanya berbentuk kerucut, umumnya di jalur jurang.

2.4.3 Burung Prion PeriKingdom: AnimaliaPhylum: ChordataClass: AvesOrder: ProcellariiformesFamily: DiomedeidaeGenus: PachyptilaSpesies: Pachyptila turtur

Gambar 5. Pachyptila turturPada bagian kepala: bagian atasnya berwarna kelabu kebiruan, berwarna putih di sekitar matanya dan di bawah paruhnya. Bagian badan, bagian bawahnya berwarna putih. Bagian punggung berwarna kelabu-biru. Bagian atas sayap berwarna kelabu biru dengan bentuk huruf M berwarna hitam. Bagian bawah sayapnya berwarna putih. Ujung ekornya lebar dan berwarna hitam. Kaki burung berwarna kelabu kebiruan. Paruhnya pendek, berwarna biru (kira-kira 22mm panjangnya dan 11mm lebar). Makanannya krill (Departemen Konservasi, 2008).Sesuai yang terdapat pada jurnal Departemen Konsevasi (2008), pembiakan pada Prion Peri adalah: Lokasi berkembang biak: Di Selandia Baru berkembang biak di koloni-koloni di sejumlah pulau agak jauh dari daratan dari Poor Knights bagian selatan dan juga di Kepulauan Chatham, Snares dan Kepulauan Antipodes. Di tempat lainnya berkembang biak di 30 pulau dan batu-batu di lepas pantai Victoria dan Tasmania (Australia), juga pulau Macquarie, Heard, Kerguelen, St Paul, Crozet, Prince Edward, Marion, South Georgia dan Falkland. Waktu berkembang biak: Oktober sampai Februari. Frekuensi pembiakan: Setahun sekali. Jumlah telur: Satu. Sarang: Sering membuat sarang dalam koloni-koloni besar. Membuat sarangnya di lubang-lubang bawah.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanBurung laut merupakan burung yang mencari makan di laut lepas dan kembali ke darat untuk berkembang biak di pulau karang pantai. Ciri khas burung laut termasuk penguin, berkembang biak secara berkelompok di daerah pantai yang terpencil atau pulau-pulau kecil di mana mereka dapat membuat sarang dengan tenang, bebas dari predator. Tetapi terdapat beberapa burung laut yang hampir punah karena keberadaannya sudah tidak banyak lagi dan hanya terdapat pada wilayah tertentu saja.

3.2 SaranDalam pembuatan makalah ini alangkah lebih baik mencari literature yang lebih baik agar proses penyusunan menjadi lebih mudah dan dapat memperjelas makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Di akses pada tanggal 30 Desember 2015 pukul 16.20 WIB https://id.wikipedia.org/wiki/Albatros_besarDepartemen Konservasi. 2008. Panduan tentang Burung Laut di Selandia Baru untuk Nelayan.Duta, Kokoh Trisna et.al. 2014. Marine Birds (BurungLaut). Program Studi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjajaran.Prakoso, Arief. 2003. Penyebaran dan Pendugaan Keanekaragaman Burung Air Pada Berbagai Tipe Habitat Di Kawasan Segara Anakan. Bogor: IPB.Sawitri.2012.Keragaman Jenis Burung di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi dan Taman Nasional Kepulauan Seribu.Bogor : Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi.Sibuca, T. H. 1997. Konservasi Burung Air dan Lahan Basah Di Indonesia. Seminar Nasional Pelestarian Burung dan Ekosistemnya Dalam Pembangunan Berkelanjutan Di Indonesia. Bogor. IPB.

TUGAS MAKALAHVERTEBRATA LAUT

BURUNG LAUT

Oleh:TRIANA HANANI26020114120033ILMU KELAUTAN A

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTANJURUSAN ILMU KELAUTANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2015