tugas benzena

download tugas benzena

of 14

description

kedokteran kerja

Transcript of tugas benzena

PENDAHULUAN

Minyak bumi di Indonesia banyak mengandung senyawa aromatik seperti benzene dengan persentase 3-30%. Senyawa aromatik dapat menghasilkan bahan bakar dengan nilai oktan tinggi dan sangat berguna untuk industri petrokimia. Namun demikian, ditinjau dari pengaruh benzene terhadap kesehatan manusia ternyata terdapat efek toksik dari benzene tersebut. Dikarenakan sifatnya yang sangat mudah menguap, sebagian besar paparan benzene terjadi melalui jalur inhalasi atau pernafasan.1,2Efek toksik benzene dapat dirasakan dengan paparan pada jangka pendek dan jangka panjang. Pada jangka pendek apabila terhirup uap benzene dapat menyebabkan iritasi mata dan tenggorokan. Dalam konsentrasi tinggi akan menyebabkan rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, bingung, tidak sadarkan diri bahkan mengakibatkan kematian. Pada jangka panjang efek kesehatan akibat paparan benzene adalah pada sumsum tulang yang merupakan tempat pembuatan sel-sel darah sehingga dapat menyebabkan anemia, leucopenia dan thrombositopenia. Bahkan paparan benzene dalam waktu lama dapat menyebabkan kanker pada organ pembuat darah atau disebut leukemia.1,2

BENZENA1. PENGERTIANBenzena ditemukan pada tahun 1825 oleh seorang ilmuwan Inggris, Michael Faraday yang mengisolasikan senyawa tersebut dari gas minyak dan menamakannya bikarburet dari hidrogen. Pada tahun 1833, kimiawan Jerman, Eilhard Mitscherlich menghasilkan benzena melalui distilasi asam benzoat (dari benzoin karet atau gum benzoin) dan kapur. Mitscherlich memberinya nama benzin. Pada tahun 1845, kimiawan Inggris, Charles Mansfield, yang sedang bekerja di bawah August Wilhelm von Hofmann, mengisolasikan benzena dari tir (coal tar). Empat tahun kemudian, Mansfield memulai produksi benzena berskala besar pertama menggunakan metode tir tersebut.3,4a. Struktur BenzenaStruktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Kekule pada tahun 1865. Menurutnya, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara melingkar membentuk segi enam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120 derajat. Ikatan antara karbon adalah ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal yang berselang seling.Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6. Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat ketidakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap. Tetapi ketika dilakukan uji bromine benzenatidakmemperlihatkan sifat ketidakjenuhan karena benzena tidak melunturkan warna dari air bromine. Hal ini membuat benzena istimewa.5Berdasarkan hasil analisis, ikatan rangkap dua karbon-karbon pada benzena tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah. Gejala ini disebutresonansi. Adanya resonansi pada benzena ini menyebabkan ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan rangkapnya tidak dapat diadisi oleh air bromin.6b. Sifat BenzenaSifat fisik dan sifat kimia senyawa Benzena adalah sebagai berikut.7Sifat Fisik: Zat cair tidak berwarna Memiliki bau yang khas Mudah menguap Tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalm pelarut yang kurang polar atau nonpolar seperti eter Titik lelehnya yaitu 5,5 derajat Celsius Titik didihnya yaitu 80,1derajat CelsiusSifat Kimia: Bersifat kasinogenik (racun) Merupakan senyawa nonpolar Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisiTabel 1. Sifat fisik dan kimia Benzena7

2. SUMBER BENZENA DI LINGKUNGAN Benzena yang terdapat di alam dapat terbentuk secara alami maupun akibat aktivitas manusia. Pembentukan benzena secara alami biasanya berasal dari letusan gunung berapi, rembesan minyak bumi, dan kebakaran hutan. Benzena tersebut dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari material yang kaya karbon.8Benzena juga merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak mentah, gasoline, dan tembakau rokok. Sumber lainnya adalah hasil buangan industri dan pembakaran batubara. Industri baja dan petrokimia juga merupakan penyumbang benzena yang cukup penting.9

a. Paparan BenzenaDengan digantikannya fungsi timbal pada bahan bakar bensin dengan poli aromatik hidrokarbon, maka ancaman paparan benzena akibat penguapan langsung maupun emisi kendaraan bermotor semakin meningkat. Paparan merupakan banyaknya jumlah zat dalam tubuh. Benzena telah diklasifikasikan sebagai penyebab kanker pada manusia grup 1 oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) karena sifatnya yang karsinogenik. Semakin sering individu berinteraksi dengan senyawa tersebut, semakin tinggi risiko paparannya. Contohnya adalah petugas SPBU.8,10b. Jalur Paparan Benzena AbsorbsiSaluran pernafasan atau inhalasi merupakan jalur utama absorbsi benzena, baik pada lingkungan kerja maupun lingkungan sekitar. Pada manusia, absorbsi melalui inhalasi bervariasi antara 70-80% dan kemudian menurun menjadi 50% pada 5 menit pertama. Benzena yang masuk melalui inhalasi akan sampai ke paru-paru dan melalui membran yang ada di alveoli akan masuk ke aliran darah. Uap benzena lebih berat dibandingkan udara, sehingga dapat menyebabkan asphyxiation pada tempat yang tertutup dan kurang ventilasi.8,10Sebagian besar petugas SPBU tidak menggunakan masker atau penutup hidung lainnya pada saat bekerja. Sehingga kemungkinan masuknya benzena dalam bensin ke dalam tubuh melalui cara inhalasi semakin besarPaparan benzena secara ingesti dapat diabsorpsi oleh tubuh, hal ini dibuktikan dengan pengujian pada kelinci yang diberi benzena yang telah diberi label radioaktif pada atom 14 C 9. Hasilnya, total radioaktivitas yang dikeluarkan lewat nafas dan urin sekitar 90% dari dosis yang diberikan. Sehingga dapat diperkirakan absorpsi benzena yang terkandung dalam suatu cairan terhadap paparan ingesti hampir mendekati 100%.8,10Benzena dapat diabsorpsi lewat kulit, hal ini telah dibuktikan secara in vivo (dalam manusia) dan in vitro (dengan kulit manusia). Perpindahan senyawa ini dari kulit ke darah melalui mekanisme difusi pasif. Interaksi dengan molekul-molekul pada kulit mempengaruhi absorpsi benzena tersebut. Tingkat absorpsi benzena cair yaitu 0.4 mg/cm2/jam (pada kondisi tepat larut). Absorpsi dari uap benzena dapat diabaikan. Tidak ada catatan mengenai toksisitas akut yang disebabkan paparan benzena melalui absorpsi kulit. 8,10Jika seseorang khusunya petugas SPBU terpapar benzena dengan konsentrasi udara sebesar 10 ppm, maka perkiraan absorbsi per jamnya adalah 7,5 L melalui inhalasi, 1,5 L melalui kulit keseluruhan, dan 7,0 L melalui kontak kulit langsung. Kontak benzena dengan kulit pada waktu yang lama akan membuat kulit pecah-pecah dan mengelupas.9 DistribusiKarena sifatnya yang lipofil, diduga distribusi benzena yang besar terdapat pada jaringan yang banyak mengandung lemak seperti otak dan lemak. Benzena juga dapat melewati plasenta bayi dan dapat berikatan langsung dengan protein. Benzena juga didistribusikan ke ginjal, paru-paru, hati, dan otak. Metabolit benzena yaitu katekol, hidrokuinon, dan fenol terdeteksi dalam darah dan sum-sum tulang setelah 6 jam terpapar benzena.10Kadar dalam sumsum tulang melebihi kadar dalam darah. Kadar fenol dalam darah dan sumsum tulang menurun drastis setelah paparan berhenti. Hal ini tidak terjadi pada katekol dan hidrokuinon, yang berarti kemungkinan kedua zat ini terakumulasi dalam tubuh lebih besar. 10Paparan melalui jalur ingesti terdistribusi ke berbagai organ dan jaringan dalam waktu 1 jam setelah terpapar. Terdeteksi kadar hidrokuinon tertinggi terdapat pada hati, ginjal dan darah, sedangkan untuk fenol terdapat paling banyak pada saluran pernapasan, pencernaan, dan ginjal. Metabolit benzena yang terkonjugasi akan terkumpul di darah, sumsum tulang, saluran pencernaan, ginjal, dan hati. Benzena yang terabsorpsi oleh kulit akan terdistribusi paling banyak ke ginjal, hati, dan kulit.6,8 MetabolismeMetabolisme benzena sebenarnya terjadi di hampir seluruh jaringan, namun tempat penyimpanan metabolit benzena yang utama ialah pada hati. Metabolit yang dihasilkan di hati selanjutnya dibawa ke sumsum tulang. Tiap metabolit fenolik dari benzena (katekol, hidrokuinon, 1,2,4-benzenetriol, dan fenol) dapat mengalami konjugasi sulfonat ataupun glukuronat. Hasil konjugat dari fenol dan hidrokuinon merupakan metabolit yang paling banyak ditemukan di urin.6,8Asam trans-trans mukonat, fenol, katekol, hidrokuinon, dan benzokuinon dapat merangsang enzim sitokrom p-450 pada sistem sel darah manusia. Enzim ini mengkatalisis reaksi metabolisme benzena pada sumsum tulang, karena itu benzena dapat menyebabkan efek toksisitas pada sel darah (hematotoxicity). Benzena dapat menembus plasenta, sehingga bila ibu hamil terpapar benzena maka janinnya dapat juga terkena benzena ataupun senyawa metabolitnya.6,10 EkskresiJalur ekskresi benzena yang tidak dimetabolisme ialah melalui pernapasan. Kecepatan ekskresinya paling besar selama satu jam pertama sejak terpapar. Benzena yang telah mengalami metabolisme akan dikeluarkan melalui urin dalam bentuk fenol, asam mukonat, dan asam S-fenil merkapturat. Hanya sebagian kecil benzena yang ikut dalam metabolisme dieksresikan lewat feses.4,6Berdasarkan studi yang dilakukan pada manusia, 1,4 41,6% dari benzena yang ditahan dalam tubuh (retained benzene) dieliminasi 5-7 jam setelah paparan, melalui paru-paru dan diekskresikan dalam urin. Jika terpapar 63-405 mg/m3 selama 1-5 jam, maka 51-87% akan diekskresikan melalui urin sebagai fenol setelah 23-50 jam14. Sebanyak 30% benzena yang diabsorbsi melalui kulit akan diekskresikan melalui urin sebagai fenol. Belum terdapat penelitian mengenai paparan benzena terhadap manusia akibat paparan secara ingesti. Percobaan yang dilakukan terhadap kelinci dengan memberi dosis paparan 340-500 mg/kg berat badan selama 2-3 hari diperoleh data 43% akan dieliminasi melalui udara pernafasan, 23,5% diekskresi sebagai fenol, 4,8% sebagai quinol, dan 2,2% sebagai katekol serta senyawa fenolik lain.3Hasil ekskresi benzena dapat digunakan untuk mengetahui indikasi paparannya. Untuk menganalisis kadar benzena yang diekskresikan lewat urin atau feses dapat menggunakan GC dengan ITD (Ion Trap Detector) atau FID (Flame Ionization Detector) atau MS (Mass Spectrometry) dan HPLC atau UV untuk urin. Untuk analisis benzena dalam darah atau ASI dapat menggunakan HRGC (High Resolution Gas Chromatography).8,10

3. PENGARUH BENZENA TERHADAP KESEHATANBenzena memiliki sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat yang dapat membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya dalam tubuh manusia berlebih. Benzena telah diklasifikasikan sebagai penyebab kanker grup 1 oleh International Agency for Research on Cancer (IARC). Benzene adalah toksin yang menyerang hati, ginjal, paru-paru, jantung dan otak dan dapat menyebabkan kerusakan kromosonal. Benzene adalah racun yg berbahaya karena tubuh kita kesulitan untuk mengeluarkan jenis racun ini. 8,10a. Efek toksis benzene terhadap sarafBenzena berupa depresi pada sistim saraf pusat hingga kematian. Paparan Benzena antara 50150 ppm dapat menyebabkan sakit kepala, kelesuan, dan perasaan mengantuk. Konsentrasi Benzena yang lebih tinggi dapat menyebabkan efek yang lebih parah, termasuk vertigo dan kehilangan kesadaran. Paparan sebesar 20.000 ppm selama 5 10 menit bersifat fatal dan paparan sebesar 7.500 ppm dapat menyebabkan keracunan jika terhirup selama 0,5 1 jam. Dampak yang ringan dapat berupa euforia, sakit kepala, muntah, gaya berjalan terhuyung-huyung, dan pingsan. 8,10b. Efek toksis benzene terhadap hemopoetikPaparan inhalasi benzene dengan kadar tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada sel darah manusia. Benzene secara spesifik mempengaruhi sumsum tulang belakang (jaringan yang mennghasilkan sel darah) sehingga dapat menyebabkan anemia aplastik, perdarahan akut dan kerusakan sel imun. 9,10c. Efek toksis benzene melalui kulitPaparan benzene melalui kulit akan terjadi absropsi lebih kecil jika dibandingkan dengan absorpsi melalui saluran pernafasan. Jika terkena kulit dapat menyebabkan iritasi dan bila terabsorpsi melalui kulit secara utuh dapat menyebabkan gangguan atau efek pada hati, darah, sistem metabolism dan sistem pembuangan air seni.9,10d. Pengaruh Kronis (dalam jangka waktu panjang)Paparan inhalasi Benzena dengan kadar tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada sel darah manusia. Benzena secara spesifik mempengaruhi sumsum tulang belakang (jaringan yang menghasilkan sel darah) sehingga dapat menyebabkan anemia aplastik, pendarahan akut, dan kerusakan sel imun. 9,10Benzena dapat menyebabkan abrasi kromosomal (pengikisan kromosom) baik struktur maupun jumlah pada manusia. Paparan melalui inhalasi dan ingesti menyebabkan disfungsi sistem imun dengan efek awal berupa lymphocytopenia (kondisi limfosit dalam darah sangat rendah). Paparan dengan kadar tinggi dapat mengganggu kesuburan pada wanita karena dapat menurunkan produksi sel telur, juga mengganggu periode menstruasi.9,10e. Pengaruh Akut (jangka waktu pendek)Paparan melalui inhalasi dengan kadar yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian. Kadar yang cukup tinggi bahkan dapat menyebabkan gejala neurologik seperti timbul rasa kantuk, pusing, tremor (kelainan gerak), sakit kepala, pingsan, kebingungan, dan detak jantung tidak stabil. 9,10Paparan melaui ingesti dapat menyebabkan mual, iritasi perut, pusing, kantuk, tremor, detak jantung tidak stabil, bahkan kematian. Kontak terhadap cairan dan uap benzena dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan atas. Paparan melaui kulit dapat menyebabkan bercak-bercak merah. 9,10Benzena yang bukan bensin itu adalah zat yang berpeluang menjalar ke bahan makanan yang disimpan di dalam kotak styrofoam. Benzena berpeluang masuk usus manusia berbarengan dengan makanan yang ditelan. Kalau Benzena sudah masuk perut, dia tak mudah mengurai seperti layaknya makanan lain. Dia akan tetap bersemayam di dalam perut kita. 9,10Benzena juga tak bisa dikeluarkan dari tubuh lewat buang air kecil atau air besar. Juga tidak bisa dimuntahkan lewat mulut, sehingga semakin lama Benzena itu akan terus menesur menjadi tumpukan di dalam tubuh, lalu bertemu dengan lemak dan menjadi satu. Dalam keadaan seperti itu, Benzena dikenal reputasinya sebagai bahan yang dapat memicu timbulnya kanker pada tubuh manusia. 9,10Para ahli meneliti dan menemukan fakta bahwa Benzena di dalam tubuh manusia masuk ke sel-sel darah dan lama-lama merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia. 9,10Bahaya Benzena lainnya adalah bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid yang mengganggu sistem syaraf, sehingga bisa menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan gemetaran, dan mudah gelisah. Bahkan Benzena ini seringkali membuat seseorang kehilang kesadaran hingga sampai kepada kematian. Benzena juga menyebabkan berkurangnya kekebalan manusia, sehingga gejalanya seseorang mudah sekali terkena infeksi. 9,10Para ahli juga menemukan bahwa pada jenis kelamin wanita, Benzena berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat. 9,10Bila terkena suhu tinggi, pigmen styrofoam akan bermigrasi ke makanan.Bila makanan yang baru digoreng ditempatkan di kantong plastik, suhu minyak yang tinggi akan menghasilkan kolesterol atau lemak jenuh yang tinggi pula yang mudah larut dengan styrene, bahan dasar styrofoam. Styren bersifat larut lemak dan alkohol. Karena itulah, styrofoam bukan tempat yang baik bagi susu berlemak tinggi. Ia juga bukan tempat yang baik bagi kopi yang dicampur krim. 9,10

4. NILAI AMBANG BATASBeberapa aturan pemerintah baik nasional maupun internasional telah mengatur mengenai batasan konsentrasi pajanan benzene. Occupational safety and help administration (OSHA) mengizinkan batas pemajanan sebesar 1 ppm ( 5 mg/m3) pada rata rata waktu kerja 8 jam dan batas pemajanan maksimum jangka pendek adalah 5 ppm (15 mg/ m3) dengan jangka waktu 15 menit. Oleh karena itu, OSHA mengharuskan pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri seperti respirator selama bekerja pada lokasi dengan potensi pemajangan benzene yang tinggi.9,10

DAFTAR PUSTAKA1. PT. Pertamina (Persero) Unit Pengolahan IV Cilacap, 2006. Dari URL : (http://www.pertamina-up4.co.id/)2. Brautbar, Nachman. Benzene and Diseases of the Blood:Revisited. CWCE. 1992. From URL : (http://www. environmental disease, corn/)3. World Health Organization (WHO). Deteksi Dini PenyakH Akibat Kerja. Cetakan II. Penerbit EGC. Jakarta, 1986 : 125- 135.4. Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR). Toxicological profiles for benzene (Draft for Public Comment). U.S. Department of Health and Human Services, Public Health Service, Atlanta, Georgia, U.S.A.. From : URL (http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp3.html)5. Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja RJ Nomor : SE-OI/MENAKER/I997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja. Jakarta, 1997.6. PT. Pertamina (Persero) Unit Pengolahan IV Cilacap. Laporan Hasil Analisa Organic Vapour Monitor di Pertamina UP-IV Cilacap. Dikerjakan oleh : CV. Indo Nusa Persada, Jakarta, 2003.7. National Institute for Occupational Health and Safety (NIOSH). NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards. Department of Health and Human Services. Centers for Disease Control and Prevention. National Institute for Occupational Health and Safety. Cincinnati, USA, September 20058. Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR). Toxicological profiles for benzene (Draft for Public Comment). U.S. Department of Health and Human Services, Public Health Service, Atlanta, Georgia, U.S.A. From : URL (http://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp3.html).9. Rushton., L. And Romaniuk, H. A case-control Study to investigate. The risk of leukimia associated with exposure to benzene in petroleum marketing and distribution workers in the United Kingdom. Occup Environ Med. 1997; 54 : 52-66.10. Davidson, R. Duarte., Courage, C., Rushton, L and Levy, L. Benzene in the environment : an assesment of the potensial risk to the health of thepopulation. Occup Environ Med. 2001 ; 58: 2-13.