Tugas Bedah Mulut

14
MAKALAH BAGIAN BEDAH MULUT Pembimbing : drg. Bernad SP Hutagalung, MKes Oleh: Stevy B. Najoan 080113025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN

description

Bedah mulut, anatomi rahang, persarafan gigi, blok mandibula, infiltrasi, dry socket, pembekuan darah

Transcript of Tugas Bedah Mulut

MAKALAHBAGIAN BEDAH MULUT

Pembimbing :drg. Bernad SP Hutagalung, MKes

Oleh:Stevy B. Najoan080113025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SAM RATULANGIMANADO2015

1. Gambarkan anatomi rahang untuk meruasi anastesi infiltrasi dan persarafannya!

-Rahang Atas1. N. Aleolaris superior anterio mempersarafi gigi I1-C kiri kanan2.N. Alveolaris superior medial mempersarafi gigi P1-akar mesial gigi M13.N.Alveolaris superior posterior mempersarafi akar distal gigi M1-M34. N. Nasopalatinus mempersarafi gigi I1-C bagian palatal kiri kanan5.N. Palatinus mayor mempersarafi gigi P1-M3-Rahang Bawah1.N. Alveolaris inferior mempersarafi gigi I1-M3 setengah kuadran2.N. Buccalis mempersarafi gigi M1-M33.N. Lingualis mempersarafi bagian lingual gigi I1-M34.N. Mentale mempersarafi gigi I1-P22. Sebutkan syarat anestesi yang baik dan jenis bahan anestesi!a. Syarat-Tidak merangsang jaringan -Toksisitas sistemnya kecil-Tidak merusak saraf secara permanen-Efektif melalui penggunaan suntikan atau topikal pada mukosa-Mula kerja cepat-Lama kerja lambat-Larut dan stabil dalam air serta stabil pada pemanasan (sterilisasi)b.Jenis bahan anestesi-Golongan ester (-COOC-)Obat obat ini termetabolisme melalui hidrolisis. Yang termasuk kedalam golongan ester, yakni : Kokain, Benzokain, ametocaine, prokain, piperoain, tetrakain, kloroprokain.- Golongan amida (-NHCO-)Obat obat ini termetabolisme melalui oksidasi dealkilasi di dalam hati. Yang termasuk kedalam golongan amida, yakni : Lidokain, mepivakain, prilokain, bupivacain, etidokain, dibukain, ropivakain, levobupivacaine.3.Jelaskan SOP infiltrasi anestesi!Pastikan bahwa penderita sudah makan, atau setidaknya tidak sedang merasa lapar, sebelum tindakan anestesi dilakukan. Dudukkan penderita pada posisi semi supine, pada posisi demikian penderita akan merasa lebih nyaman, prosedur anestesi lebih mudah dilakukan, dan kemungkinan terjadinya vasovagal syncope dapat dikurangi.Opertator mempersiapkan syringe dan ampul. Keringkan daerah yang akan mejadi tempat tusukkan jarum dengan kasa steril lalu oleskan daerah tersebut dengan cairan antiseptik secukupnya. Jarum ditusukkan pada mukosa yang dituju yaitu pada mukobukal fold secara perlahan-lahan. Perhatikan bevel pada ujung jarum selalu menghadap ke arah tulang. Sebelum cairan anestesi lokal diinjeksikan lakukan aspirasi. Apabila terlihat darah pada barrel syringe tarik jarum keluar. Apabila pada aspirasi tidak terlihat darah (negatif) maka depostikan anestetikum secara perlahan-lahan untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul selama injeksi dan menghindari terjadinya toksisitas cairan anestesi lokal. Setelah cairan anestesi lokal selesai dilakukan tariklah jarum dari daerah anestesi kerja secara perlahan-lahan dan bertahap untuk mencegah terjadinya perdarahan di tempat tusukkan jarum. Efek anestesi mulai terasa beberapa detik sampai beberapa menit setelah injeksi, pada umumnya sudah tercapai dalam waktu 5 menit.

4.Tanda klinis anestesi infiltrasi berhasil dan jika gagal apa saja penyebabnya?a.Tanda klinis- Area yang dianestesi berwarna pucat-Bibir dan lidah pasien terasa kebas- Pasien sulit berbicarab. Penyebab kegagalan anestesi-Teknik anestesi salah-Saraf yang dituju tidak mengenai-Bahan anestesi sudah kadaluarsa-Cairan yang sudah tidak isotonik5.Jika terjadi syok anafilaktik apa yang harus dilakukan?-Segera baringkan pasien pada posisi terlentang, dengan kaki diangkat lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam usaha memperbaiki curah jantung dan menaikkan tekanan darah.- Penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru, yaitu: - Airway(membuka jalan napas). Jalan napas harus dijaga tetap bebas, tidak ada sumbatan sama sekali. Untuk penderita yangtidak sadar, posisi kepala dan leher diatur agar lidah tidak jatuh ke belakang menutupi jalan napas, yaitu dengan melakukan ekstensi kepala, tarik mandibula ke depan, dan buka mulut.- Breathing support,segera memberikan bantuan napas buatan bila tidak ada tanda-tanda bernapas, baik melalui mulut ke mulut atau mulut ke hidung. - Circulation support, yaitu bila tidak teraba nadi pada arteri besar segera lakukan kompresi jantung luar.- Amati perubahan tingkat kesadaran- Monitor dan catat tekanan darah dan denyut nadi- Ambil kapas yang telah dibasahi alkohol atau cologne kemudian letakkan di kedua lubang hidung pasien, fungssinya sebagai rangsang bau.- Berikan teh hangat manis atau kopi manis untuk memberikan energi.

6.Gambarkan anatomi rahang bawah dan percabangan n. Trigeminus!

N. trigeminus bercabang menjadi 3 yaitu:-N. Ophtalmicus mempersarafi bagioan orbital dan kepala-N. Maxillaris terdiri dari:1. N. Aleolaris superior anterio mempersarafi gigi I1-C kiri kanan2.N. Alveolaris superior medial mempersarafi gigi P1-akar mesial gigi M13.N.Alveolaris superior posterior mempersarafi akar distal gigi M1-M34. N. Nasopalatinus mempersarafi gigi I1-C bagian palatal kiri kanan5.N. Palatinus mayor mempersarafi gigi P1-M3- N. Mandibularis1.N. Alveolaris inferior mempersarafi gigi I1-M3 setengah kuadran2.N. Buccalis mempersarafi gigi M1-M33.N. Lingualis mempersarafi bagian lingual gigi I1-M34.N. Mentale mempersarafi gigi I1-P27.Jelaskan SOP blok mandibula indirect Fischer!Pastikan bahwa penderita sudah makan, atau setidaknya tidak sedang merasa lapar, sebelum tindakan anestesi dilakukan. Dudukkan penderita pada posisi semi supine, pada posisi demikian penderita akan merasa lebih nyaman, prosedur anestesi lebih mudah dilakukan, dan kemungkinan terjadinya vasovagal syncope dapat dikurangi. Posisi operator berada pada sisi kanan pasien arah jam 8 untuk rahang sebelah kiri dan arah jam 10 untuk rahang sebelah kanan. Opertator mempersiapkan syringe dan ampul.Jari telunjuk operator meraba daerah trigonum retromolar pad di belakang didi terakhir rahang bawah, kemudian di geser ke lateral untuk mencari linea oblique eksterna lalu di geser ke median untuk mencari linea oblique interna. Keringkan daerah yang akan mejadi tempat tusukkan jarum dengan kasa steril lalu oleskan daerah tersebut dengan cairan antiseptik secukupnya. Punggung jari harus menyentuh bukooklusal gigi yang terakhir.Jarum dimasukkan kira-kira pada pertengahan lengkung kuku dari sisi rahang yang tidak dianestesi yaitu pada region premolar sampai terasa kontak dengan tulang. Perhatikan bevel jarum haris menghadap tulang. Setelah jarum berkontak tulang, Syringe digeser ke arah sisi rahang yang akan di anestesi, sejajar dengan dataran oklusal. Lakukan aspirasi, jika negatif depositkan anestetikum 0,5 cc untuk menganestesi saraf n. Lingualis.Jarum kemudian dikembalikan pada posisi berlawanan rahang yang akan di anestesi, kemudian jarum ditusukkan lebih dalam menyusuri tulang kurang lebih 10-15 mm sampai terasa kontak jarum dan tulang terlepas. Lakukan aspirasi, jika negatif depositkan anestetikum 0,5 cc untuk menganestesi n. Alveolaris inferior. Setelah cairan anestesi lokal selesai dilakukan tariklah jarum dari daerah anestesi kerja secara perlahan-lahan dan bertahap untuk mencegah terjadinya perdarahan di tempat tusukkan jarum.8.Komplikasi pencabutan gigi.a.PerdarahanSedikit perdarahan setelah pencabutan gigi merupakan keadaan yang normal. Perdarahan yang masih terjadi 30-60 menit maka perlu dilakukan penekanan dengan menggigit tampon dan perlu dilakukan perawatan lanjut. Hal ini disebut sebagai perdarahan primer. Dapat pula terjadi perdarahan setelah beberapa hari setelah dilakukan pencabutan gigi yang disebut sebagai perdarahan sekunder. Terapi yang dilakukan yaitu membersihkan blood clot, irigasi pada soket dengan isotonik salin, perdarahan pada gusi diatasi dengan penjahitan, perdarahan dari tulang dapat diatasi dengan penjahitan rapat, gigit tampon selama 15-30 menit, dan diberikan obat koagulan.b.Echymosis dan hematomaDapat terjadi sedikit echymosis setelah pencabutan gigi terutama pada usia lanjut. Bila terjadi echymosis dan hematoma dapat diatasi dengan kompres es pada hari pertama dan selanjutnya dengan terapi panas.c. PembengkakanBiasa terjadi setelah trauma, bila keadaan berlanjut biasanya terdapat infeksi dan perlu diatasi dengan pemberian antibiotika. Kadangkala bila terjadi infeksi disertai pula keadaan kesulitan membuka mulut (trismus), bilamana hal ini terjadi maka perlu diberikan latihan untuk membuka mulut serta diberikan terapi panas. Bila trismus berkelanjutan perlu pemberian terapi diatermi dan latihan membuka mulut.d.Dry socketKeadaan ini sering terjadi dan menyebabkan rasa sakit yang berkepanjangan setelah pencabutan gigi. Drysocket ditandai dengan hilang atau rusaknya blood clot pada socket, dimulai dengan adanya blood clot yang keabu-abuan dan diikuti rusaknya blood clot sehingga socket terlihat kering. Terapi yang dilakukan yaitu irigasi dengan H2O2 atau normal saline, pemberian aplikasi lokal pada socket : alvolgyl, iodoforme.Fraktur akarKeadaan ini sering terjadi pada pencabutan dengan tang, pada gigi yang mati oleh karena rapuh, akar gigi yang bengkok, atau adanya hipercementosis dll. Bila akar yang fraktur amat kecil dan letaknya jauh terbenam dalam tulang dapat dibiarkan dengan catatan penderita diberitahu keadaan tersebut.f.Fraktur tulang alveolarDapat terjadi pada waktu pencabutan gigi yang sukar. Bila terasa bahwa terjadi fraktur tulang alveolar sebaiknya giginya dipisahkan terlebih dahulu dari tulang yang patah, baru dilanjutkan pencabutan. g.Fraktur tuberositas maxillarisTerjdi pada waktu pencabutan gigi molar tiga rahang atas. Perlu dihindari oleh karena tuberositas diperlukan sebagai retensi pada pembuatan gIgi palsu.h.Perforasi sinus maxillarisTerjadi pada pencabutan gigi-gigi premolar atau molar rahang atas. Keadaan ini lebih mudah terjadi pada gigi dengan keadaan adanya infeksi pada apikal karena tulang antara akar dan sinus terlibat keradangan kronis sehingga rusak. Biasanya hal ini ditandai dengan adanya cairan yang keluar melalui hidung bilamana penderita kumur atau minum, kadang kala saat pencabutan tidak diketahui baik oleh dokter ataupun penderita kalau terjadi perforasi. Bila terjadi segera diatasi dengan menutup socket dengan jahitan yang rapat bila perlu tulang bagian bukal dikurangi sehingga dapat dilakukan tarikan pada mukosa dari bukal untuk menutup. Penderita dianjurkan tidak meniup-niup hidung kurang lebih selama satu minggu, jangan kumur terlalu keras.i.Terdorongnya akar pada sinus maxillarisBila terjadi, dapat dicoba untuk mengambil bagian tersebut dengan jalan. Penderita disuruh meniup dengan lubang hidung ditutup. Diambil dengan ujung alat penghisap ( suction tip ) pada socket. Bila tidak berhasil perlu dilakukan tindakan pembedahan dengan merujuk penderita ke dokter ahli.j.Subkutan emphysemaJarang terjadi, biasanya terjadi karena adanya tekanan udara yang masuk jaringan ikat atau spacia pada wajah dari pemakaian hand piece dengan tekanan udara tinggi. Terjadi amat cepat, terdapat pembengkakan, akan sembuh dalam 1 sampai 2 minggu tanpa pengobatan.9.Jelaskan penanganan dry socket!Dry socket adalah alveolus yang sakit sebagai akibat dari tidak adanya koagulum darah sehingga terjadi infeksi (alveolitis).Gejalanya yaitu:- Timbul 2-4 hari setelah pencabutan gigi-Sakitnya terus menerus dan mendalam-Sakitnya kadang-kadang memancar seperti radiasi-Biasanya pasien lemah karena rasa sakit yang tidak dapat ditahankanTerapi:-Anastesi lokal-Bersihkan alveolus dan semua jaringan nekrotik dibuang-Tulang yang tajam dihaluskan-Buat pendarahan pada daerah alveolus dengan melukai diding alveolus sebelah dalam dengan sonde atau skeler-Setelah alveolus berdarah, kemudian diisi dengan antiseptik ditambah analgetik (eugenol kasa dan CHKM kasa)-Pemberian antibiotik, vitamin C dan vitamin B kompleks10.Gambarkan dan jelaskan proses pembekuan darah menurut Morawitz

Sistem EkstrinsikJaringan TromboplastinVIICa+Stadium I Sistem IntrinsikXIIXIIXVIIIPlatelet Faktor 3Ca+

X + VBlood Tromboplastin / Prothrombinase

Stadium II Prothrombin Thrombin

Stadium III Fibrinogen Fibrin Monomer FSF Fibrin Polimer

Tahun 1905-1906 Morawitz mengemukakan teori pembekuan darah yang pertama terdiri dari 2 fase yaitu:-Protombin diubah menjadi trombin oleh enzim trombokinase dengan adanya ion Ca+-Fibrinogen diubah menjadi fibrin oleh trombinProses pembekuan darah yang terjadi pada faktor-faktor tersebut di atas terdiri atas 3 stadium yaitu:- Pembekuan darah tromboplastin dibentuk oleh sistem ekstrinsik dan intrinsik- Perubahan protrombin menjadi trombin oleh tromboplastin- Fibrinogen menjadi fibrin oleh trombinPembuluh darah yang putuh maka trombosit yang keluar dari pembuluh darah akan rusak dan mengeluarkan trombokinase yang diaktiver ion Ca+ akan merubah protombin menjadi trombin dan dengan fibrinogen membentuk fibrin. Fibrin merupakan anyaman-anyaman yang dapat berkontraksi sehingga memeras serum keluar yang menyebabkan darah lebih padat (mengental).