tugas batuan beku
-
Upload
matthew-savage -
Category
Documents
-
view
71 -
download
6
Transcript of tugas batuan beku
BAB I
PENDAHULUAN
A. Madsud Dan Tujuan
Materi Pelajran Batuan Beku merupakan mata pelajaran kuliah yang harus
dikuasai mahasiswa/siswa Pertambangan dalam memahami mata kuliah Tenknik
Eksplorasi Tambang. Oleh sebab itu makalah ini dibuat untuk memperdalam
pemahaman mahasiswa pertambangan tentang Magma. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang Dasar Teori Batuan Beku, Diskripsi Batuan Beku, Contoh-Contoh
Batuan Beku, Pengolahan Batuan Beku, Kegunaan dan Pemamfaatan Batuan beku,
Pemasaran Batuan Beku, dan Penyebaran Batuan Beku di Indonesia.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat tugas untuk mengikuti mata
kuliah teknik eksplorasi tambang khususnya materi kuliah Batuan Beku.
B. Mamfaat
Makalah ini diharapkan berguna sebagai :
1. Sebagai sumber referensi bagi mahasiswa pertambangan untuk memperdalam
pemahaman tentang Batuan Beku.
2. Sebagai sumber referensi bahan ajar bagi guru dan siswa sekolah pertambangan
dalam mempelajari konsep Batuan Beku.
1
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian Batuan beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau
tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat
berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel
ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-
proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.
Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar
terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947),
Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar
terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat
mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam
magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2,
chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas
magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim
dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke
permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal
dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat
(magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s
Reaction Series.
B. Batuan Beku
1. Plutonik
Batuan beku plutonik ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga
disebut batuan beku dalam atau batuan beku intrusif. Batuan beku intrusif
2
mempunyai karakteristik diantaranya, pendinginannya sangat lambat(dapat sampai
jutaan tahun),memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna
bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif.
Tubuh batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang
beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Batuan beku
intrusi selanjutnya dapat dibagi lagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan
beku intrusi permukaan. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan
yang diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu
konkordan dan diskordan.
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya
disebut diskordan. yaitu: Batholit, Stock, Dyke, Jenjang Volkanik
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut
konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit.
2. Vulkanik
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki
berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat
pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah
poligonal seperti batang pensil.
Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal.
Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral
lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran.
3
C. Intrusi
1. Dike
disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai
lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan
yang diterobosnya.
4
Dalam ilmu geologi Dyke adalah suatu jenis intrusi batuan beku
berbentuk lembar yang mengenai lapisan tanah dan memotong secara
bersebrangan Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi
yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular,
sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan)
batuan yang diterobosnya. Kadang-kadang kontak hampir sejajar tapi
perbandingan antara panjang dan lebar tidak sebanding. Kenampakan di
lapangan dyke dapat berukuran sangat kecil dan dapat pula berukuran sangat
besar.
planar struktur dri dinding batuan, seperti selimut atau foliasi
formasi batuan berbentuk masive, seperti intrusi igneous/magmatic dan
garam diapirs.
oleh karena itu dike dapat mempengaruhi atau mengganggubatuan
sediment atau produk sediment aslinya
2. Sill
Sill atau Intrusi datar (lempeng intrusi), yaitu magma menyusup
diantara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan
tersebut.
Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya dengan ketebalan dari beberapa mm
sampai bebebrapa kilometer. Penyebaran ke arah lateral sangat luas
5
sedangkan penyebaran ke arah vertical sangat kecil. Berbentuk tabular dan
sisi-sisinya sejajar.
Dalam ilmu geologi, sill merupakan suatu batuan beku plutonik yang
berbentuk tabel serta mengintrusi suatu lapisan batuan sediment yang lebih
tua atau mengintrusi lapisan batuan sediment yang sudah terlebih dahulu
terbentuk, alas lahar volkanik atau tuff, atau bahkan sepanjang arah foliasi di
dalam batuan metamorf. Istilah sill berarti lembar intrusi. Maksudnya adalah
sill tidak memotong ke seberang batuan atau lapisan sedimen yang telah ada
sebelumnya, akan tetapi berlawanan dengan dike, dimana intrusi magma
memotong ke seberang batuan yang lebih tua.
Sills selalu paralel ke daerah tuff. Pada umumnya intrusi yang
dibentuk oleh sill adalah didalam suatu orientasi horisontal, walaupun proses
tektonis dapat menyebabkan perputaran sill ke dalam dekat orientasi vertikal.
sill dapat dikacaukan dengan arus lahar. Ambang yang dipengaruhi oleh arus
lahar akan menunjukkan peleburan yang parsial dan menyatu.
Salisbury Sebuah batuan curam di Edinburgh, Scotlandia, merupakan
suatu sill yang secara parsial yang ultramafic mengarahkan intrusi batuan
beku sepanjang es agesCertain. layered mafic adalah berbagai sill yang sering
berisi deposit bijih penting. Contoh Precambrian meliputi Bushveld, Insizwa,
dan Dyke Yang mengintrusi kompleks selatan Afrika, Duluth yang
mengintrusi kompleks dari Atasan Daerah, dan Stillwater kompleks gunung
berapi di Amerika Serikat. Contoh Phanerozoic pada umumnya lebih kecil
dan meliputi Rùm peridotite yang kompleks Scotland dan Skaergaard yang
6
berapi-api untuk kompleks timur Greenland. Intrusi batuan beku ini sering
berisi konsentrasi emas, platina, unsur logam pelapis kran, dan unsur-unsur
jarang lain.
Retas adalah intrusi datar magma yang masuk diantara dua lapisan
batuan sendimen dan kemudian magma tersebut membeku. Retas termasuk
jenis intrusi sill yang ukurannya biasanya lebih tipis atau berupa lembaran
magma yang membeku diantara batuan sendimen.
3. Lakolit
Lacolith, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian
atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas,
membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill.
Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen,
batuan beku dapt tersingka di permukaan.
Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang
menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa
cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.
Lakolit pada umumnya merupakan suatu variasi khusus dari sill, yang
artinya bentuk batuan beku yang menyerupai sill akan tetapi perbandingan
ketebalan jauh lebih besar dibandingkan dengan lebarnya dan bagian atasnya
melengkung, membentuk seperti kubah atau magma yang menerobos di
antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue
serabi
7
Selain lakolit ada juga lapolit yang bentuknya merupakan kebalikan
dari lakolit, yang artinya bentuk batuan beku yang luas, dengan bentuk seperti
lensa dimana bagian tengahnya melengkung karena batuan dibawahnya
bersifat lentur.Pada dasarnya, sebagian besar batuan beku ini memiliki
kandungan silica lebih besar dari 66%, yang artinya batuan beku ini adalah
batuan asam (felsik), misalnya granit, diorite, synit, tonalit, dan lain-lain
4. Lefolit
Intrusi jenis ini merupakan kebalikan dari bentuk pacolith. Bentuknya
cembung ke bawah yaitu bagian tengah intrusi melengkung ke bawah.
Diameter dari lopolith ini biasanya puluhan sampai ratusan kilometer dan
kedalamannya sampai ribuan meter.
5. Fakolit
Fakolit adalah bentuk intrusi yang menempati antiklin atau sinklin
yang berbentuk lensa dan hal ini tergantung dari bentuk intrusinya terhadap
perlapisan yang terlipat sebelumnya. Ketebalan phacolith dapat mencapai
ratusan meter kadang ribuan meter.
8
6. Batolit
merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya.
Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang
diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah
tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini
mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit
mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya.
Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan
didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk
oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang
sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan
yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh
magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang
bekerja.
Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang
menutupinya. Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih
padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap
fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak
semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen
batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan
Xenolith.
7. Stock,
9
Stock seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih
kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan
penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
C. Mineral Penyusun Batuan Beku
Berdasarkan jumlah kehadiran dan asal-usulnya, maka di dalam batuan
beku terdapat mineral utama pembentuk batuan (essential minerals), mineral
tambahan (accessory minerals) dan mineral sekunder (secondary minerals).
1. Essential minerals, adalah mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan
magma, dalam jumlah melimpah sehingga kehadirannya sangat menentukan
nama batuan beku.
2. Accessory minerals , adalah mineral yang juga terbentuk pada saat
pembekuan magma tetapi jumlahnya sangat sedikit sehingga kehadirannya
tidak mempengaruhi penamaan batuan. Mineral ini misalnya kromit,
magnetit, ilmenit, rutil dan zirkon. Mineral esensiil dan mineral tambahan di
dalam batuan beku tersebut sering disebut sebagai mineral primer, karena
terbentuk langsung sebagai hasil pembekuan daripada magma.
3. Secondary minerals adalah mineral ubahan dari mineral primer sebagai
akibat pelapukan, reaksi hidrotermal, atau hasil metamorfisme. Dengan
demikian mineral sekunder ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan
magma. Mieral sekunder akan dipertimbangkan mempengaruhi nama
batuan ubahan saja, yang akan diuraikan pada acara analisis batuan ubahan.
Contoh mineral sekunder adalah kalsit, klorit, pirit, limonit dan mineral
lempung.
10
4. Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak membentuk kristal atau
amorf. Mineral ini sebagai hasil pembekuan magma yang sangat cepat dan
hanya terjadi pada batuan beku luar atau batuan gunungapi, sehingga sering
disebut kaca gunungapi (volcanic glass).
5. Mineral felsik adalah adalah mineral primer atau mineral utama pembentuk
batuan beku, berwarna cerah atau terang, tersusun oleh unsur-unsur Al, Ca,
K, dan Na. Mineral felsik dibagi menjadi tiga, yaitu felspar, felspatoid (foid)
dan kuarsa. Di dalam batuan, apabila mineral foid ada maka kuarsa tidak
muncul dan sebaliknya. Selanjutnya, felspar dibagi lagi menjadi alkali
felspar dan plagioklas.
6. Mineral mafik adalah mineral primer berwarna gelap, tersusun oleh unsur-
unsur Mg dan Fe. Mineral mafik terdiri dari olivin, piroksen, amfibol
(umumnya jenis hornblende), biotit dan muskovit.
Untuk mengetahui genesa masing-masing mineral pembentuk batuan
tersebut di atas, praktikan dianjurkan untuk mempelajari Reaksi Seri Bowen
yang terdapat di dalam buku-buku literatur Petrologi (misal Middlemost, 1985,
Magmas and magmatic rocks, Longman, Inc., London, 266 p).
D. Klasifikasi Batuan Beku
1. Sifat Kimia/komposisi kimia
a) Asam
Batuan beku asam apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%.
Contohnya adalah riolit, granit.
b) Basa
Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%.
Contohnya adalah, gabro dan basal,.
c) Intermediet
Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%.
Contohnya adalah dasit, diorit dan andesit.
2. Proses Terbentuknya
11
a) Ekstrusi
Batuan Beku Dalam = batuan Plutonik, batuan yang membeku jauh di
bawah permukaan bumi. Contoh : Granit, Sienit, Diorit, Gabro.
b) Intrusi
Batuan beku luar/lelehan = batuan ekstrusif/efusit, batuan yang membeku
di permukaan bumi. Contoh : batuan vulkanis, Riolit, Terahit, Andesit,
Obsidian, Basalt.
3. Berdasarkan mineraloginya
Berdasarkan kandungan kuarsa, alkali feldspar dan feldspatoid :
a) Batuan felsik : dominan felsik mineral, biasanya berwarna cerah.
b) Batuan mafik : dominan mineral mafik, biasanya berwarna gelap.
c) Batuan ultramafik : 90% terdiri dari mineral mafik.
a) Felsik
Batuan beku felsik adalah batuan beku asam. Batuan beku dalam
agak asam dinamakan diorit kuarsa atau granodiorit, sedangkan batuan
beku luarnya disebut dasit. Mineral penyusunnya hampir mirip dengan
diorit atau andesit, tetapi ditambah kuarsa dan alkali felspar, sementara
palgioklasnya secara berangsur berubah ke asam. Apabila alkali felspar
dan kuarsanya semakin bertambah dan palgioklasnya semakin asam maka
sebagai batuan beku dalam asam dinamakan granit, sedang batuan beku
luarnya adalah riolit. Batuan beku dalam sangat asam, dimana alkali
felspar lebih banyak daripada plagioklas adalah sienit, sedang pegmatit
hanyalah tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa. Batuan beku yang
tersusun oleh gelas saja disebut obsidian, dan apabila berstruktur
perlapisan disebut perlit
b) Mafik
Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri dari olivin,
piroksen dan plagioklas basa. Sebagai batuan beku luar kelompok ini
adalah basal. Batuan beku dalam menengah disebut diorit, tersusun oleh
12
piroksen, amfibol dan plagioklas menengah, sedang batuan beku luarnya
dinamakan andesit. Antara andesit dan basal ada nama batuan transisi yang
disebut andesit basal (basaltic andesit). Di dalam batuan beku asam ini
mineral mafik yang mungkin hadir adalah biotit, muskovit dan kadang-
kadang amfibol.
c) Ultramafik
Ultramafik adalah dunit, piroksenit, anortosit, peridotit dan norit.
Dunit tersusun seluruhnya oleh mineral olivin, sedang piroksenit oleh
piroksen dan anortosit oleh plagioklas basa. Peridotit terdiri dari mineral
olivin dan piroksen; norit secara dominan terdiri dari piroksen dan
plagioklas basa. Batuan beku luar ultramafik umumnya bertekstur gelas
atau vitrofirik dan disebut pikrit.
BAB III
DISKRIPSI BATUAN BEKU
A. Struktur
1. Masif
Masif atau pejal, umumnya terjadi pada batuan beku dalam. Pada batuan beku
luar yang cukup tebal, bagian tengahnya juga dapat berstruktur masif. Masif
struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam
2. Skoria
Struktur skoria (scoriaceous structure) adalah struktur vesikuler berbentuk
membulat atau elip, rapat sekali sehingga berbentuk seperti rumah lebah.
3. Vesikuler
Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat rongga-
rongga yang berbentuk elip, silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya
rongga-rongga terjadi akibat keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang
terkandung di dalam lava setelah mengalami penurunan tekanan.
13
4. Amegdaloidal
(amygdaloidal structure) adalah struktur vesikuler yang telah terisi oleh
mineral-mineral asing atau sekunder. Seperti : kalsit, kuarsa atau zeolit
5. Xenolit
Struktur yang memperlihatkan adanya frakmen batuan yang masuk atau
tertanam kedalam batuan beku, ini terbentuk akibat peleburan tidak sempurna
dari batuan samping didalam magma yang menerobos.
6. Aliran lava
Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam
keadaan homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu terjadi
perubahan komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi. Struktur
aliran dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar,
perbedaan warna dan teksturnya
7. Lava bantal
Struktur Bantal adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu
yang dicirikan oleh massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran antara 30
– 60 cm dan biasanya jarak antar bantal berdekatan dan terisi oleh bahan-
bahan dari sedimen klastik, terbentuk di dalam air dan umumnya terbentuk di
laut dalam.
8. Struktur Kekar
Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat
dalam semua jenis batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan
tetapi ada yang disebabkan oleh gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku
sesudah batuan mengalami pembekuan.
- Kekar tiang
Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan
struktur kekar meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena
adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan
14
dicirikan oleh perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima
atau segi enam, umumnya terdapat pada batuan basal.
- Kekar lempeng
Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi
menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang tegak lurus dengan
permukaan bumi akan menghasilkan struktur bongkah.
B. Tekstur
1. Warna
Menurut Subroto (1984), yang diperhatikan pertama kali dalam
deskripsi batauan beku adalah warna. Warna dari sampel batuanbeku dapat
menentukan komposisi kimia batuan tersebut. Ada empat kelompok warna
dalam batuan beku:
a. Warna Cerah, Warna cerah menunjukkan batuan beku tersebut bersifat
asam.
b. Warna Gelap-Hitam, Batuan beku warna gelap-hitam termasuk atau
memiliki sifat intermediet (menengah)
c. Warna Hitam Kehijauan, Batuan Dengan warna hitam kehijauan
mempunyai sifat kimia basa.
d. Warna Hijau Kelam, Warna batuan beku yang hijau kelam termasuk dalam
batuan ultra basa.
2. Kristalinitas
Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku
pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya
digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan
yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan
pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung
lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung
cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya
15
berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Dalam
pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
a. Holokristalin, Holokristalin adalah batuan beku dimana semuanya
tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan
plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
b. Hipokristalin, Hipokristalin adalah apabila sebagian batuan terdiri dari
massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
c. Holohialin, Holohialin adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari
massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian),
dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
3. Granularitas/Bentuk kristal
Granularitas
Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan
beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
a. Fanerik atau fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat
dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata telanjang. Kristal-
kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
- Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
- Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
- Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
- Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
b. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan dengan
mata telanjang sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan
tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam
analisis mikroskopis dibedakan menjadi tiga yaitu :
- Mikrokristalin, Jika mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati
dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
- Kriptokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil
untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran
berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.
16
- Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.
Bentuk Kristal
Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan
sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga
bentuk kristal, yaitu:
Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi
yang lain.
Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi
yang lain.
Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur.
4. Relasi Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai
hubungan antara kristal atau mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu
batuan. hubungan antar kritak dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain
sebagai berikut :
Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk
batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya,
maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
17
Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan
tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut
massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
BAB IV
CONTOH-CONTOH BATUAN BEKU
A. Asam
Contohnya adalah riolit, granit, terahit.
1. RIOLIT
18
Riolit terbentuk dari pembekuan magma di dalam kerak bumi yang
lazimnya dari letupan gunung berapi. yang terbentuk daripada pembekuan magma
di luar permukaan bumi. Riolit adalah bersifat asid dan bes. Namun sebenarnya
sifat asid batuan ini bergantung kepada kandungan silika di dalamnya. Riolit di
anggap berasid apabila kandungan silikanya melebihi 66%. Riolit sering
ditemukan berupa lava.
Riolit bisa digunakan sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan,
plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter,
bahan pembawa (media) dan campuran makanan ternak.
2. TERAHIT
batuan trakhit mempunyai warna batuan abu-abu putih kehijauan
dan mempunyai sifat batuan asam (felsik) dengan mineral penyusunnya
silikat, magnesium oksida,MnO, dan mineral penyusun lainya. Pada batuan
ini terdapat lubang- lubang gas yang terisi oleh mineral sekundernya pada
batuan ini terdapat mineral silikat, MnO, Al2O3 ,Fe2O3 dan masih banyak
lagi mineral penyusun lain nya
3. GRANIT
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan
banyak ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan oleh karena itu
banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi. Kepadatan rata-rata granit
adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80. Kata granit berasal
dari bahasa Latin granum.
19
Meja granit sebagai bidang acuan dalam proses pengukuran Dalam
bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai bidang acuan dalam
berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini dikarenakan granit bersifat kedap
air, kaku (rigid), non-higroskopis dan memiliki koefisien ekspansi termal yang
sangat rendah. Salah satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat
(Coordinate Measuring Machine).
B. Basa
Contohnya adalah, gabro dan basal.
1. GABRO
20
Gabbro berwarna gelap, mempunyai bentuk ukuran butir serabut dari
proses intrusive dan merupakan batuan beku akibat proses plutonic seperti granit,
hanya saja batuan gabbro mempunyai kandungan silica yang lebih rendah dan
tidak mengandung mineral kuarsa, alkali feldspar dan hanya mengandung mineral
plagioklas yang sering dijumpai berwarna gelap dengan kandungan kalsium yang
tinggi. Mineral mineral gelap lainnya yang sering terdapat pada batuan ini adalah
amphibole, pyroxene dan kadang kadang juga biotite, olivine, magnetite, ilmenite
dan apatite. Proses erupsi yang dialami gabbro sama seperti dengan yang dialami
batuan Basalt. Mineral mineral utama pembentuk batuan Gabbro adalah
hornblende, magnetite dan mineral mineral terang dari plagioklas. Gabbro adalah
nama sebuah kota di Tuscany, Italia.
2. BASALT
Batuan basalt berwarna gelap, berat, kaya akan besi dan sedikit akan
kandungan mineral silika batuan vulkanik, yang biasanya membentuk lempeng
samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran
mineral mineral tidak terlihat. Mineral-mineral ini hanya dapat terlihat pada jenis
batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang
bernama gabbro.
Gelembung gelembung dari gas karbon dioksida dan uap air terbentuk
dan melakukan ekspansi pada batuan yang meleleh mendekati permukaan. Pada
periode yang panjang di bawah gunung api, butiran butiran berwarna hijau dari
mineral olivine keluar dari larutan.
21
Sehingga gelembung gelembung dan butiran butiran tersebut atau
phenocrysts menggambarkan dua kejadian yang berbeda di dalam pembentukan
batuan basalt tersebut.
3. OBSIDIAN
Batu obsidian sebenarnya bukan batu tambang melainkan sejenis batu
lahar yang dimuntahkan dari kawah gunung api. Batu obsidian sebenarnya
bukanlah batu atau mineral, melainkan kaca natural yang terbentuk dari hasil
pendinginan lahar gunung berapi yang cepat, karena proses pendinginannya
terlalu cepat maka jarang terjadi pembentukan kristal di dalamnya, jadi tidak ada
struktur kristal di dalam batu obsidian seperti batu mineral lain. Warnanya bening
seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak hijau
atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau merah putih atau biru.
Batu obsidian sering ditemukan dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum
dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika
tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan berubah. Batu obsidian
mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras Mohs dan termasuk batu
mulia tanggung.
C. Intermediet
Contohnya adalah dasit, diorit dan andesit.
1. DIORITE
22
Diorite adalah batuan beku plutonik, yaitu batuan antara granite dan
gabbro. Batuan ini mengandung sedikit Kalsium (soda) plagioklas feldspar,
mineral berwarna terang, dan hornblende berwarna hitam. Tidak seperti granit,
batuan diorite tidak mengandung mineral kuarsa atau sangat sedikit, dan juga
tidak seperti gabbro, diorite mempunyai warna yang lebih terang dan mengandung
soda, tidak mengandung kalsit plagioklas. Apabila batuan diorite ini dihasilkan
dari letusan gunung api maka akan terjadi pendinginan menjadi lava andesite.
2. ANDESIT
Andesite berasal dari Magma yang biasanya meletus
dari stratovolcanoes pada lahar tebal yang mengalir,
beberapa diantaranya penyebarannya dapat
mencapai beberapa kilometer. Magma Andesite dapat
juga menghasilkan letusan seperti bahan peledak yang kuat
yang kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges dan
suatu kolom letusan yang sangat besar. Bagian-bagian kecil
yang berwarna hitam disebut mineral biotite dan yang
berwarna putih disebut potassium feldspar Kristal terbesar
23
dinamakan phenocryst, terbentuk jauh sebelum lava
terletuskan dan membeku, dan kristal-kristal tersebut dari
bentuknya dapat menceritakan sejarah dari proses perjalanan
magma. bertexture porphyritic
3. SIENIT
Sienit berwarna abu-abu terang, berbutir sedang - kasar dengan tekstur
phaneritik. Dari pengamatan megaskopik terlihat orthoklas/ K-feldspar dominan,
sedikit plagioklas dan biotit, batuan mempunyai sifat ke magnitan lemah sampai
sedang. Dari pengamatan sayatan tipis menunjukan tekstur holokristalin,
hipidiomorfik, berbutir halus sampai 1 mm, bentuk sub hedral–anhedral, disusun
oleh mineral orthoklas / K.Felsdpar, plagioklas, biotit, epidot kalsedon, sfene dan
mineral opak, lempung, masih terlihat relieks kembar poliomtetik. Batuan sienit
terdapat sebagai blok-blok insitu di lereng Moncong Talalo di sekitar Kocara,
intrusi ini diduga berlangsung pada kala Miosen Awal.
BAB VPENGOLAHAN BATUAN BEKU
Pengolahan batuan beku secara umum sama dengan pengolahan bahan
galian lain seperti mineral dan batubara.
Tahap-tahap utama dalam proses PBG terdiri dari :
1. Kominusi Atau Reduksi Ukuran (Comminution)
24
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG
yang bertujuan untuk :
Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan
pada proses berikutnya.
Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan
zat lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
1) Peremukan / pemecahan (crushing)
2) Penggerusan / penghalusan (grinding)
1). Peremukan / Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian / bijih yang
langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar
(diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai
ukuran 2,5 cm.
2). Penggerusan / Penghalusan (Grinding)
Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah
berukuran 2,5 cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan
dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari :
Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
Batang-batang baja (steel rods).
Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri yang
disebut semi autagenous mill (SAG).
Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang saling
menggerus dan disebut autogenous mill.
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
Ball mill dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
Rod mill dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
Semi autogenous mill (SAG) bila media penggerusnya sebagian adalah
bahan galian atau bijihnya sendiri.
25
Autogenous mill bila media penggerusnya adalah bahan galian atau
bijihnya sendiri.
2. Pemisahan Berdasarkan Ukuran (Sizing)
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan
diperoleh bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan
pemisahan berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang
dibutuhkan pada proses pengolahan yang berikutnya.
1). Pengayakan / Penyaringan (Screening / Sieving)
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam
skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
- Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
- Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :
a. Hand sieve
b. Vibrating sieve series / Tyler vibrating sive
c. Sieve shaker / rotap
d. Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :
a. Stationary grizzly
b. Roll grizzly
c. Sieve bend
d. Revolving screen
e. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
f. Shaking screen
g. Rotary shifter
2). Klasifikasi (Classification)
26
Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan
pengendapannya dalam suatu media (udara atau air). Klasifikasi dilakukan
dalam suatu alat yang disebut classifier.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas
disebut overflow.
Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian
bawah (dasar) disebut underflow.
Proses pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara
(concept),yaitu :
a. Partition concept
b. Tapping concept
c. Rein concept
Hal ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-
macam ukuran jatuh bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air),
maka setiap partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media.
Pada saat kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran
partikel yang besar-besar mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh
ukuran-ukuran yang lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan
tidak sempat mengendap.
Peralatan yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :
a. Scrubber
b. Log washer
c. Sloping tank classifier (rake, spiral & drag)
d. Hydraulic bowl classifier
e. Hydraulic clindrical tank classifier
f. Hydraulic cone classifier
g. Counter current classifier
h. Pocket classifier
i. Hydrocyclone
j. Air separator
27
k. Solid bowl centrifuge
l. Elutriator
3. Peningkatan Kadar Atau Konsentrasi (Concentration)
Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat
diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan
galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat fisik
mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi
dan media berat.
Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Proses peningkatan kadar itu ada bermacam-macam, antara lain :
1). Pemilahan (Sorting)
Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan
tangan (manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan
untuk dibuang.
2). Konsentrasi Gravitasi (Gravity Concentration)
Yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam suatu
media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan kecepatan
pengendapan mineral-mineral yang ada.
Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu :
Fluida tenang, contoh dense medium separation (DMS) atau heavy
medium separation (HMS).
Aliran fluida horisontal, contoh sluice box, shaking table dan spiral
concentration.
Aliran fluida vertikal, contoh jengkek (jig).
28
Bila jumlah partikel (mineral) di dalam fluida relatif sedikit, maka akan
terjadi pengendapan bebas (free settling). Tetapi bila jumlah partikel banyak
gerakannya akan terhambat sehingga terbentuk stratifikasi yang terdiri dari 3
(tiga) tahap sebagai berikut :
a. Hindered settling classification ; klasifikasi pengendapannya terhalang.
b. Differential acceleration pada awal pengendapan ; artinya partikel yang
berat mengendap lebih dahulu.
c. Consolidation trickling pada akhir pengendapan ; partikel-partikel kecil
berusaha mengatur diri di antara partikel-partikel besar sesuai dengan berat
jenisnya.
3). Konsentrasi dengan Media Berat (Dense/Heavy Medium Separation)
Merupakan proses konsentrasi yang bertujuan untuk memisahkan
mineral-mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang terdiri dari
mineral-mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang berat
jenisnya lebih besar dari air (berat jenisnya > 1).
4). Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat
konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir
konduktor) dari mineral.
5). Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)
Adalah proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat
kemagnetan (magnetic susceptibility) yang dimiliki mineral.
6). Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)
Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara”
atau “takut terhadap air” (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral
oksida dan sulfida akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena
permukaan mineral-mineral itu bersifat “suka akan air” (hydrophilic)..
4. Pengurangan Kadar Air / Pengawa-Airan (Dewatering)
29
Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada
konsentrat yang diperoleh dengan proses basah, misalnya proses konsentrasi
gravitasi dan flotasi.
Cara-cara pengawa-airan ini ada 3 (tiga), yaitu :
1). Cara Pengentalan / Pemekatan (Thickening)
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat.
Bagian yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian
yang encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk
itu dikeluarkan secara terus menerus (continuous).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
a. Rake thickener.
b. Deep cone thickener.
c. Free flow thickener.
2). Cara Penapisan / Pengawa-airan (Filtration)
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian
yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan
pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian
akan dapat dipisahkan padatan dari airnya.
Peralatan yang dipakai adalah :
a. Vacuum (suction) filters yang terdiri dari :
- intermitten, misalnya Moore leaf filter.
- Continuous ada beberapa tipe, yaitu :
bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya : Oliver filter,
Dorrco filter.
bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya : American filter.
bentuk lembaran berputar (revolving leaf type), contohnya :
Oliver filter.
bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott sand table filter.
b. Pressure filter, misalnya :
- Merrill plate and frame filter
- Kelly pressure filter
30
- Burt revolving filter
3). Pengeringan (Drying)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang
berasal dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam, yaitu :
a. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan
di atas lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).
b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
- tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran
silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o – 100o).
- rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang
yang diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang
berlawanan arah.
Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di
dalamnya dialiri uap air (steam). Jarang dipakai.
Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam
ruangan panas ; material yang kering akan terkumpul di bagian
bawah ruangan. Cara ini juga jarang dipakai.
5. Penanganan Material (Material Handling)
Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani
dengan cepat dan seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering
maupun yang berbentuk ampas (tailing).
1). Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)
Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus
ditumpuk di tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah
dilengkapi dengan saluran penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah
berupa konsentrat, maka harus disimpan di dalam gudang yang tertutup
sebelum sempat diproses lebih lanjut.
2). Penanganan Lumpur (Slurry Handling)
31
Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya
tinggi, maka dapat segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau penapis
(filter). Jika masih agak kotor (middling), maka harus diproses dengan alat
khusus yang sesuai.
3). Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)
Kegiatan ini yang paling sulit penanganannya karena :
a. Jumlahnya (volumenya) sangat banyak, antara 70% – 90% dari material
yang ditambang.
b. Kadang-kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B-3).
c. Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode
penambangan timbun-balik (back fill mining method) tak dapat segera
dilakukan, sehingga kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap.
Oleh sebab itu pembuangan ampas ini seringkali menjadi komponen
kegiatan penambangan yang meminta pemikiran khusus sepanjang umur
tambang.
A. Metalurgi Ekstraktif (Extractive Metallurgy) Dan Pemurnian (Refining)
Tahapan proses (process aims) pada metalurgi ekstraktif adalah :
1. Pemisahan (separation), yaitu pembuangan unsur, campuran (compounds)
atau material yang tidak diinginkan dari bijih (sumber metal = source of
metal).
2. Pembentukan campuran (compound foramtion), yaitu cara memproduksi
material yang secara struktur dan sifat-sifat kimianya berbeda dari bijihnya
(sumbernya).
3. Pengambilan/produksi metal (metal production), yaitu cara-cara
memperoleh metal yang belum murni.
4. Pemurnian metal (metal purification), yaitu pembersihan, metal yang
belum murni (membuang unsur-unsur pengotor dari metal yang belum
murni), sehingga diperoleh metal murni.
Metalurgi ekstraktif terdiri dari :
32
1. Pirometalurgi (pyrometallurgy), menggunakan energi panas sampai
2.000o C.
2. Hidrometalurgi (hydrometallurgy), menggunakan larutan dan reagen
organik.
3. Elektrometalurgi (electrometallurgy), memanfaatkan teknik elektro-kimia.
BABVI
KEGUNAAN DAN PEMANFAATAN
33
Tak semua batuan beku mempunyai nilai ekonomis, hal ini tergantung
pada sifa, komposisi mineral, kekeutan fisik, daya tahan, cara penggalianya, dan
lain-lain.
Tiap jenis mineral mempunyai sifat dan komposisi mineral tertentu, tidak
semua jenis batuan dapat digunakan untuk semua jenis pekerjaan. Batuan
mempunyai kegunaan sendiri tergantung sifatnya, misalnya :
1. Batuan yang mempunyai kerapatan tinggi dan tidak porus sangat baik untuk
keperluan pekerjaan di laut.
2. Batuan yang tidak terpengaruh oleh asam, baik untuk digunakan didaerah
industri.
3. Batuan yang berat, keras, dan mempunyai daya tahan yang besar sesuai
untuk digunakan sebagai fondasi bangunan pengeras jalan juga bahan lantai.
4. Batuan yang berwarna indah dan tidak porus dapat digunakan untuk pelapis
dinding atau lantai.
5. Batuan yang umumnya mempunyai berat jenis ± 2,6, baik untuk digunakan
sebagai bahan pekerjaan teknik berat.
Mamfaat dan kegunaan batuan beku secara lebih rinci adalah sebagai
berikut :
1. Granit
Granit dapat digunakan sebagai bahan pengeras jalan, pondasi,
galangan kapal, dan bahan pemoles lantai, serta pelapis dinding.
Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai sebagai
bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal ini
dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis
dan memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah. Salah
satu penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat.
2. Andesit
Andesit banyak digunakan untuk pengeras jalan
Untuk pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain.
34
Andasit yang berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu
tempel.
3. Gabro
Gabro dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan yang dipoles
sangat disukai karena warnanya hitam, sehingga baik untuk lantai atau
pelapis dinding.
Gabro varietas Ocellar dari gabro dapat digunakan sebagai batu
hias, batu paving dan juga dikenal dengan nama dagang 'granit
hitam', yang merupakan jenis batu nisan kuburan populer
digunakan dalam upacara penguburan, juga digunakan didapur.
4. Basalt
Basalt banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan,
konstruksi beton, dan lain-lain.
Basalt untuk membuat batu-batuan (dari basal kolumnar) dan dalam
membuat patung.
Untuk Pemanasan dan hasil ekstrusi basal wol batu, sebuah isolator
termal yang sangat baik.
5. Riolit
Riolit bisa digunakan sebagai bahan baku beton ringan, isolasi
bangunan, plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah,
Riolit bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa (media)
Untuk campuran makanan ternak.
6. Granodiorit, adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan
untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.
7. Obsidian
Obsidian telah digunakan untuk pisau dalam operasi, sebagai pisau
obsidian disusun dengan baik bermata banyak kali lebih tajam dari
baja berkualitas tinggi pisau bedah bedah, ujung tombak dari mata
35
yang hanya sekitar 3 nanometer tebal. Bahkan logam tajam pisau
memiliki pisau, bergerigi tidak teratur bila dilihat di bawah mikroskop
cukup kuat; ketika diperiksa bahkan di bawah mikroskop elektron
pisau obsidian masih mulus dan bahkan. Satu studi menemukan
bahwa bekas luka sayatan obsidian dihasilkan sempit, sel-sel radang
lebih sedikit, dan jaringan granulasi kurang dalam kelompok tikus.
Obsidian juga digunakan untuk keperluan pajangan dan sebagai
batu permata. Ini memiliki milik menyajikan penampilan yang
berbeda sesuai dengan cara yang dipotong: ketika dipotong dalam
satu arah itu jet hitam, di lain itu berkilauan abu-abu. "Air mata
Apache" adalah nugget obsidian kecil bulat tertanam dalam perlit
kelabu-putih matriks.
BAB V
PEMASARAN.
36
A. Tipe Pasar Bahan Galian
Berdasarkan tipe, pemasaran bahan galian dibagi atas 4 :
1. Captive Market (Pasar yang yang dikuasai oleh produsen)
2. Pasar yang dikuasai pembeli
3. Pasar bebas (pasar yang tidak ada ketergantungan pembeli dan
penjual)
Berdasarkan Jangka Waktu Penjualannya
1. Penjualan berdasrkan kontrak jangka panjang
2. Penjualan Spot ( Penjualan sesaat/satu/dua kali pengiriman)
Berdasarkan Lokasi
1. Pasar Lokal
2. Pasar Regional
3. Pasar Internasional
B. Manajemen Pemasaran Bahan Galian
Menurut “Lingga Purnama (2004)”Pemasaran adalah proses perencanaan
dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide,
barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan konsumen dan
tujuan organisasi.
Agar kegiatan pemasaran produk dapat berjalan dengan baik, maka
kebijakan pemasaran harus disesuaikan dengan visi, misi dan tujuan perusahaan
secara umum seperti disebutkan di atas. Berikut langkah-langkah perencanaan
pemasaran seperti terlihat dalam bagian di bawah ini :
1. Desain Strategi Pemasaran (Marketing Strategy Design)
Mendesain strategi pemasaran berarti melaksanakan prosedur tiga
langkah secara sistematis, bermula dari strategi segmentasi pasar (market
segmentation strategy), kemudian strategi penentuan pasar sasaran (market
targeting strategy) dan yang terakhir adalah strategi penentuan posisi pasar
(market positioning strategy).
37
Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk
memahami struktur pasar dengan cara mengelompokkan pembeli aktual
maupun potensial yang berbeda yang mungkin meminta produk dan atau
bauran pemasaran tersendiri. Kemudian dilakukan penentuan pasar sasaran
untuk memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dilayani. Setelah
dilakukan penentuan pasar sasaran, langkah selanjutnya adalah penentuan
posisi pasar, yaitu membentuk dan mengkomunikasikan manfaat utama yang
membedakan produk dalam pasar.
2. Langkah-Langkah Rencana Pemasaran
a. Pengembangan Program Pemasaran (Marketing Program Development)
Setelah mendesain strategi pemasaran, langkah selanjutnya adalah
mengembangkan program pemasaran yang terdiri dari strategi produk
(product strategy), strategi harga (price strategy), strategi distribusi (place
strategy), strategi promosi (promotion strategy), serta strategi sumber daya
manusia dan presentasi (people and presentation strategy).
Produk merupakan elemen pertama dan paling penting dalam bauran
pemasaran. Produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar
sasaran dan memberi manfaat serta kepuasan dalam bentuk barang, jasa,
organisasi, tempat, orang, ide, dan sebagainya. Strategi produk itu sendiri
terdiri dari strategi lini produk dan strategi bauran produk. Strategi produk
membutuhkan pengambilan keputusan yang terkoordinasi atas bauran produk,
lini produk, merek, pengemasan, dan pelabelan.
b. Implementasi, Evaluasi, dan Pengendalian (Implementation, Evaluation,
and Control)
Rencana pemasaran harus secara khusus menyangkut pedoman
tindakan yang akan diimplementasikan, siapa yang melakukan pekerjaan
tertentu, tanggal dan lokasi implementasi, serta bagaimana pelaksanaan
tersebut akan dilakukan. Strategi pemasaran merupakan proses pengambilan
keputusan secara terus menerus, melaksanakannya, dan mengukur
38
efektivitasnya setiap saat. Perencanaan bukan merupakan kegiatan yang pasti,
melainkan fleksibel. Ditinjau dari segi waktu, evaluasi strategis lebih lama
dibandingkan dengan pembuatan rencana. Evaluasi dan pengendalian
berhubungan dengan pengawasan performa dan, jika perlu, mengubah
rencana agar sesuai dengan performa yang telah ditentukan.
Rencana terus dikembangkan, diaplikasikan, dievaluasi, dan
disesuaikan untuk tetap mempertahankan strategi pemasaran yang sesuai
dengan sasaran. Rentang waktu strategi biasanya melebihi satu tahun, oleh
sebab itu dalam pelaksanaannya ditambahkan pengembangan perencanaan
tahunan untuk mengatur kegiatan pemasaran jangka pendek. Biasanya,
eksekutif pemasaran bertanggung jawab mempersiapkan rencana pemasaran.
Sebagai contoh, manajer produk akan menyiapkan rencana sesuai dengan
bidang tanggung jawabnya, mengkoordinasikan dan menerima masukan dari
iklan, riset pemasaran, penjualan, dan bagian pemasaran khusus lainnya.
Manajer kelompok produk akan mengkonsolidasikan semua rencana
dari tiap manajer produk, dan eksekutif kepala pemasaran akan mengkaji
ulang serta menggabungkan rencana dari semua operasional pemasaran,
kemudian membuat rencana induk.
BAB VI.
PENYEBARAN BATUAN BEKU DI INDONESIA
39
A. Penyebaran Batuan Beku Di Indonesia
Beberapa jenis batuan beku penting dan penyebarannya di Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Granit
Di Indonesia, granit terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian
Jaya (Papua), dan lain-lain.
2. Diorit
Di Indonesia tersebar di Lampung, dan Sulawesi. Di Jawa Tengah
banyak terdapat di kota Pemalang dan Banjarnegara. Diorit dapat digunakan
untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.
3. Andesit
40
Di Indonesia Andesit terdapat di Sumatera, Jawa Timur, Nusa
Tenggara, dan Sulawesi.
5. Gabro
Di Pulau Jawa, batuan ini terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan
Jiwo, Serayu, dan Pemalang.
6. Basalt
Di indonesia basalt tersebar di Sumatera Utara, Riau, Jambi,
Lampung, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawsesi barat dan Sulawesi
Tenggara.
7. Riolit
41
Di indonesia Ryolit bisa didapatkan di Sulawesi.
B. Penyebaran Batuan Beku Di Sumatera Barat
1. Granit
Kabupaten Agam
Lokasi Penyebaranya :
-Bukit Cimpago, Malalak Cimpago, IV Koto
-Bukit Antokan, Bukit Masang, Bukit Labuhan, dan Bukit Pandih, Ds. Durian
Kapeh, Tanjung Mutiara Tiku
Kabupaten Dharmasraya
42
Lokasi Penyebarannya :
-Bukit Pemtang Gala dan Bukit Batang Selasih, Banai, P. Punjung
Prakiraan Potensi : 60 Juta (20 Km2)
-Tersebar di Bukit Pendakian Tanah Hitam, Bangkaring Pulau Punjung
-Hulu Sungai Keruh, Durian Simpai, Pualu Punjung, Prakiraan Potensi : 5
Km2
-Sungai dareh, Prakiraan Potensi : 937.000.000.000 Ton
Kabupaten Limapuluhkota
Lokasi Penyebarannya : -Bukit Cawan Pantai Cermin, Pangkalan Koto baru
-Mengunai tinggi, Luhak
-Sialang, Suliki
Kabupaten Padangpariaman
43
Lokasi penyebarannya:
-Lembah Anai Prakiraan Potensi : 81.250.000 Ton
-Salibutan Prakiraan Potensi : 1.300.000 Ton
Kabupaten Pasaman
Lokasi Penyebarannya :
-Tersebar di Tambangan, Tanjung Kumbang, Petok, Sontang, kajai, Sitabu,
Simpang Dingin, Sinabuan, Kidandam, Sopodingin, dan Kundur
-Panti dengan cadangan hipotetik sebesar 300.000.000.000 ton
Kabupaten Pasaman Barat
44
Lokasi Penyebarannya :
-Tersebar di Kajai, Kecamatan TalamauPrakiraan Potensi : 750.000.000 Ton
-Air Bangis Prakiraan Potensi : 6.000.000.000 Ton
Kabupaten Pesisir Selatan \
Lokasi Penyebarannya :
-Batu Kalang, Talak Belimbing, batu Kalang, Koto X Talang, Prakiraan
Potensi : 24.000.000 M3
-Bukit Gadang barung-barung Balantai, Koto X Tarusan
Kabupaten Sijunjung
45
Lokasi Penyebarannya:
-Sumpur Kudus Cadangan hipotetik: 250.000.000.000 ton. Cadangan terukur:
75.920.341 ton.
-Perbukitan Sibuluru-Sumpur (Bukit Talang, Lajang, Mambut dan Lawan),
Tamparungo Prakiraan Potensi: 2.400.0000.0000 M2
-Lubuk Talang, Bancah, Sibakur (Tanjung Gadang), Bukit Langki, Langki
(Tanjung Gadang) Bukit Giri Loyo (KOto Baru), Bukit Dadap, Kampung
Dalam (sijunjung)
Kabupaten Solok
Lokasi Penyebarannya :
- Bukit Tunggak, Langit Linawan Sulit Air, X Koto Diatas, Prakiraan
Potensi : 3.000.000 M3
-Air Busuk, Payung Sekaki Prakiraan Potensi : 400 Ha
-Salibutan Prakiraan Potensi : 162,5 Juta Ton
-Batu Kudo, Subarang, Bancah dan di Guguk, Dusi, Sawah Hilir, IX Koto
Sungai Lasi
-Bukit Ambayan, Kiambang Kampung Nan Limo, Sungai Pagu, Prakiraan
Potensi : 200.000 M3 (10 Ha)
-Sungai Lasi Prakiraan Potensi : 5.625 Milyar Ton
46
Kabupaten Solok Selatan
Lokasi Penyebarannya :
-Kampung Nan Limo, Sungai Pagu
Prakiraan Potensi : 200.000 M3 (10 Ha)
Kabupaten Tanahdatar
47
Lokasi Penyebarannya :
-Pamasian, Mawar dan Tanjung Lansek, Lintau Buo
Prakiraan Potensi : 400 Ha
-Minang Jaya, Sungayang, Prakiraan Potensi : 400 Ha
-Mandailing, Tanjung Mas , Prakiraan Potensi : 200 Ha
-Padang Ganting , Prakiraan Potensi : 3.125.000.000 Ton
-Lembah Anai , Prakiraan Potensi : 22.500.000.000 Ton
Kota Padang
Lokasi Penyebarannya :
-Tersebar di Kecamatan Lubuk Kilangan
Prakiraan Potensi : 2.800.000.000 Ton (1.375 Ha)
Kota Sawahlunto
48
Lokasi penyebarannya :
-Ombilin
Prakiraan potensi : 800.000.000 Ton
2. Andesit
Kabupaten Agam
lokasi Penyebarannya:
-Batu Kambing, Malabur dan Batang Dareh, Lubuk Basung
-Ladang Hutan dan Parambahan, Baso
-Paninggiran Ateh, Panonggiran Bawah dan Bukit Bateh Dagang, Palupuh.
Kabupaten Dharmasraya
49
Lokasi Penyebarannya:-Tersebar di Bukit Balung (Pulau Punjung)
Kabupaten Limapuluhkota
Lokasi Penyebarannya :
-Sialang Taratak, Luhak Limbanang, Kurai dan Banjar Lawas Timur, Suliki
Pantai Cermin, Tanjung Balit dan Manggilang, Pangkalan Koto Baru
Kabupaten Padangpariaman
50
Lokasi Penyebaran :
- Gunung Tigo, Kayu Mudo, Padang Alai Selatan, VII Koto.
Prakiraan Potensi : 360.000 m3
-Bukit Sungai Ngungun, Paraman Talang, Tandikek, VII Koto
Prakiraan Potensi : 112.000 m3
-S. Kasiakan, Kabun Pondok Tandikek, VII Koto
Prakiraan Potensi : 15.000 M3
-Sicaung, Kelapa Balang, Prakiraan Potensi : 84.000 M3
Kabupaten Pasaman
Lokasi Penyebarannya :
-Tersebar di jalur perbukitan Kecamatan Bonjol, Gunung Kulabu dan Gunung
Malintang.
51
Kabupaten Pasaman Barat
Lokasi Penyebaranya : -Tersebar di jalur perbukitan Gunung Malintang
Lembah Malintang
Kabupaten Pesisir Selatan
Lokasi Penyebarannya :
-Tersebar di Kecamatan Pancung Soal, Ranah Pesisir, Lengayang, Batang
Kapas, Bayang, IV Jurai dan Koto XI Tarusan
-Salayang Pandang, Kecamatan bayang Prakiraan Potensi : 17.085.000 Ton
-Sungai Sirah
52
Kabupaten Sijunjung
Lokasi Penyebarannya : -Tersebar di Perbukitan Salo (Tanjung Gadang)
Kabupaten Solok
Lokasi Penyebarannya :
-Tersebar di Koto Gadang (Gunung Talang), Bt, Damar Kecamatan koto
Parik Gadang Diateh
Kabupaten Solok Selatan
53
Lokasi Penyebarannya : -Tersebar di Sirkum dan Kenari (Sangir)
Kabupaten Tanahdatar
Lokasi Penyebarannya :
-Tersebar di Kecamatan Sungayang, Salimpaung, Pariangan, Lima kaum,
Batipuh dan X Koto
3. Basalt
Kabupaten Pesisir Selatan
54
Lokasi Penyebarannya :-Gunung Rajo, Kecamatan Sutra,
Prakiraan Potensi : 6.250.000 M3
Kabupaten Tanahdatar
Lokasi Penyebarannya :
-Bukit Gadang, koto Baru, Pariangan, Prakiraan Potensi : 350 Ha
-Batipuh atas dan Batu Taba, Batipuh, Prakiraan Potensi : 400 Ha
DAFTAR PUSTAKA
55
Meurah, Cut,. dkk. 2006. Geografi SMA Kelas XI. Jakarta. PT. Phibetha Aneka
Gama.
Mulyo, Agung. 2004. Pengantar Ilmu Kebumian. Bandung : Pustaka Setia.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2260857-contoh-contoh-batuan -
beku/ Diakses hari Jum’at 4 Januari 2013
http://TambangUnhas.blogspot.com/2012/03/Pengolahan Bahan Galian «
Tambang Unhas.htm. Diakses Senin 23 Desember 2012 Diakses hari
Jum’at 4 Januari 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku Diakses hari Jum’at 4 Januari 2013
http://ridwanaz.com/umum/alam/pengertian-batuan-beku-jenis-batuan-beku-
strukur-batuan-beku-tekstur-batuan-beku/ Diakses hari Jum’at 4 Januari
2013
http://teachgeograf.blogspot.com/2012/05/makalah-batuan-beku.html Diakses hari
Jum’at 4 Januari 2013
http://geoscience.wisc.edu/~chuck/Classes/Mtn_and_Plates/rock_cycle.html
Diakses hari Jum’at 4 Januari 2013
http://fathur-fkip.blogspot.com/2012/04/pengertian-batuan-bekusedimen-dan.html
Diakses hari Jum’at 4 Januari 2013
http://www.anneahira.com/batuan-beku.htm Diakses hari Sabtu 5 Januari 2013
http://iz0el.blogspot.com/2011/05/siklus-batuan.html Diakses hari Sabtu 5 Januari
2013
http://catatan-agha.blogspot.com/2011/02/jenis-jenis-batuan-beku.html Diakses
hari Sabtu 5 Januari 2013
http://belajarsejarahfun.blogspot.com/2011/01/apa-yang-dipelajari-di-geologi-apa-
cuma.html Diakses hari Sabtu 5 Januari 2013
http://mastugino.blogspot.com/2012/11/proses-pembentukan-tanah.html Diakses
hari Sabtu 5 Januari 2013
http://aj1-inside.blogspot.com/2011/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-
none.html Diakses hari Sabtu 5 Januari 2013
http://punyathyna.blogspot.com/2009_06_01_archive.html Diakses hari Senin 7
Januari 2013
56
http://sedikitbicarabanyakilmu.blogspot.com/2012/03/makalah-batuan-dan-
sda.html Diakses hari Senin 7 Januari 2013
57