Tugas Asdos 2 Sistem Orthorombik Dan Monoklin

14
TUGAS 2 SYSTEM KRISTALTALOGRAFI PADA MINERAL Oleh : Erick Wijaya Pratama Batlayeri 410014176 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA TEKNIK GEOLOGI 2014

description

ok

Transcript of Tugas Asdos 2 Sistem Orthorombik Dan Monoklin

Page 1: Tugas Asdos 2 Sistem Orthorombik Dan Monoklin

TUGAS 2SYSTEM KRISTALTALOGRAFI PADA MINERAL

Oleh :Erick Wijaya Pratama Batlayeri

410014176

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA

TEKNIK GEOLOGI2014

Page 2: Tugas Asdos 2 Sistem Orthorombik Dan Monoklin

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia, rahmat, berkat dan perlindungan yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Praktikum Kristal Minerologi dengan judul “Sistem Kristal pada Mineral”.

Penulisan Makalah ini bertujuan sebagai tiket untuk dapat mengikuti Praktikum Kristal dan mineral berikutnya, selain itu juga untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh Asisten Dosen.

Tugas Makalah Praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan maka dengan rendah hati dan penuh hormat, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, semoga Makalah Praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya yang berhubungan dengan bidang Geologi

Yogyakarta, Oktober 2014

Penulis

Page 3: Tugas Asdos 2 Sistem Orthorombik Dan Monoklin

DAFTAR ISI

Kata PengantarDaftar Isi

BAB I PENDAHLUAN1.1 Latar belakang 1.2 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN2.1 Defenisi Kristalografi2.2 Sistem Kristaltalografi

1. System Orthombik2. System Monoklin

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Tugas Asdos 2 Sistem Orthorombik Dan Monoklin

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar blakang

Batuan adalah kumpulan satu atau lebih mineral, yang dimaksud dengan Mineral sendiri adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah, seragam dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya dan mempunyai kristal kerakteristik yang tercermin dalam bentuk fisiknya. Jadi, untuk mengamati proses Geologi dan sebagai unit terkecil dalam Geologi adalah dengan mempelajari kristal.

Kristalografi adalah suatu ilmu pengetahuan kristal yang dikembangkan untuk mempelajari perkembangan dan pertumbuhan kristal, termasuk bentuk, struktur dalam dan sifat-sifat fisiknya. Dahulu, Kristalografi merupakan bagian dari Mineralogi. Tetapi karena bentuk-bentuk kristal cukup rumit dan bentuk tersebut merefleksikan susunan unsur-unsur penyusunnya dan bersifat tetap untuk tiap mineral yang dibentuknya., maka pada akhir abad XIX, Kristalografi dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan tersendiri

Kata “kristal” berasal dari bahasa Yunani crystallon yang berarti tetesan yang dingin atau beku. Menurut pengertian kompilasi yang diambil untuk menyeragamkan pendapat para ahli, maka kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus cahaya serta mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya memenuhi hukum geometri

Jumlah dan kedudukan bidang kristalnya selalu tertentu dan teratur. Kristal-kristal tersebut selalu dibatasi oleh beberapa bidang datar yang jumlah dan kedudukannya tertentu. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal.

Bidang muka itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter

1.2 Tujuan

Maksud dan tujuan penulisan Makalah ini adalah agar Mahasiswa tingkat awal dapat mengenal Kristalografi, dan sistim kristalogafi

Page 5: Tugas Asdos 2 Sistem Orthorombik Dan Monoklin

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Kristaltalografi

Kata “kristal” berasal dari bahasa Yunani crystallon yang berarti tetesan yang dingin atau beku. Menurut pengertian kompilasi yang diambil untuk menyeragamkan pendapat para ahli, maka kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus cahaya serta mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya memenuhi hukum geometri. Jumlah dan kedudukan bidang kristalnya selalu tertentu dan teratur. Kristal-kristal tersebut selalu dibatasi oleh beberapa bidang datar yang jumlah dan kedudukannya tertentu. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.

Bila ditinjau dan telaah lebih dalam mengenai pengertian kristal, mengandung pengertian sebagai berikut :

1. Bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus cahaya : tidak termasuk didalamnya cair dan gas tidak dapat diuraikan kesenyawa lain yang lebih sederhana oleh proses fisika terbentuknya oleh proses alam

2. Mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti hukum geometri :

jumlah bidang suatu kristal selalu tetap macam atau model bentuk dari suatu bidang kristal selalu tetap sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar dari kristal yang tetap.

Apabila unsur penyusunnya tersusun secara tidak teratur dan tidak mengikuti hukum-hukum diatas, atau susunan kimianya teratur tetapi tidak dibentuk oleh proses alam (dibentuk secara laboratorium), maka zat atau bahan tersebut bukan disebut sebagai kristal.Proses Pembentukan Kristal

Pada kristal ada beberapa proses atau tahapan dalam pembentukan kristal. Proses yang di alami oleh suatu kristal akan mempengaruhi sifat-sifat dari kristal tersebut. Proses ini juga bergantung pada bahan dasar serta kondisi lingkungan tempat dimana kristal tersebut terbentuk.

Page 6: Tugas Asdos 2 Sistem Orthorombik Dan Monoklin

Berikut ini adalah fase-fase pembentukan kristal yang umumnya terjadi pada pembentukan kristal :

Fase cair ke padat : Kristalisasi suatu lelehan atau cairan sering terjadi pada skala luas dibawah kondisi alam maupun industri. Pada fase ini cairan atau lelehan dasar pembentuk kristal akan membeku atau memadat dan membentuk kristal. Biasanya dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan.

Fase gas ke padat (sublimasi) : Kristal dibentuk langsung dari uap tanpa melalui fase cair. Bentuk kristal biasanya berukuran kecil dan kadang-kadang berbentuk rangka (skeletal form). Pada fase ini, kristal yang terbentuk adalah hasil sublimasi gas-gas yang memadat karena perubahan lingkungan. Umumnya gas-gas tersebut adalah hasil dari aktifitas vulkanis atau dari gunung api dan membeku karena perubahan temperature.

Fase padat ke padat : Proses ini dapat terjadi pada agregat kristal dibawah pengaruh tekanan dan temperatur (deformasi). Yang berubah adalah struktur kristalnya, sedangkan susunan unsur kimia tetap (rekristalisasi). Fase ini hanya mengubah kristal yang sudah terbentuk sebelumnya karena terkena tekanan dan temperatur yang berubah secara signifikan. Sehingga kristal tersebut akan berubah bentuk dan unsur-unsur fisiknya. Namun, komposisi dan unsur kimianya tidak berubah karena tidak adanya faktor lain yang terlibat kecuali tekanan dan temperatur.

2.2 Sistem Kristalografi

Bentuk Kristal yang terdapat di muka bumi sangat banyak sekali ragamnya, dari bentuk yang paling sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Kristal yang terdapat di muka bumi dapat dekelompokan menjadi beberapa kelompok dasar. Pengelompokan Kristal berdasarkan jumlah sumbu Kristal, letak atau posisi sumbu Kristal terhadap sumbu lain, besarnya parameter masing-masing dan simetri sumbu C dari sumbu Kristal.

Penentuan klasikasi kristal tergantung dari banyaknya unsur-unsur simetri yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur simetri tersebut meliputi:

1. Bidang simetriBidang simetri adalah bidang yang dapat membelah kristal menjadi 2 bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan bayangan dari yang lain. Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri menengah.

2. Sumbu simetriSumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat melewati/menembus pusat kristal, dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama.

Page 7: Tugas Asdos 2 Sistem Orthorombik Dan Monoklin

3. Pusat simetriSuatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut.

Dari beberapa sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut menjadi kelas-kelas kristal yang jumlahnya 32 kelas, tapi kita mempelajari 7 Sistem Kristal yang utama. 7 Sistem Kristal tersebut meliputi :

1. System Isometric2. System Hexagonal3. System Trigonal4. System Tetragonal5. System Orthorombik6. System Monoklin7. System Triklin

1. System Orthorombik

Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda.

Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚).

Gambar 1 Sistem Orthorhombik

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ.

Page 8: Tugas Asdos 2 Sistem Orthorombik Dan Monoklin

Sistem ini dibagi menjadi 3 kelas:1. Bisfenoid

Kelas ke 7, Simetri 2 2 2, Elemen Simetri ada 3 sumbu putar2. Piramid

Kelas ke 6, Simetri 2 m, Elemen Simetri ada 1 sumbu putar dua dan 2 bidang3. Bipiramid

Kelas ke 8, Simetri : 2/m 2/m 2/m, Elemen Simetri ada 3 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan tegak lurus dengan ketiga sumbu dan sebuah pusat. ketiga sumbu dan sebuah pusat

Beberapa contoh mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite, chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant, chris. 1992) dan topas.

2. Sistem Monoklin

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ tidak tegak lurus (miring).

Page 9: Tugas Asdos 2 Sistem Orthorombik Dan Monoklin

Gambar 2 Sistem Monoklin

Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem kristal Monoklin memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 45˚ terhadap sumbu bˉ.Sistem Monoklin dibagi menjadi 3 kelas:

1. Sfenoid Kelas ke 4, Simetri 2, Elemen Simetri 1 sumbu putar

2. DomaKelas ke 3, Simetri 2/m, Elemen Simetri 1 bidang simetri

3. Prisma Kelas ke 5, Simetri 2/m, Elemen Simetri 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan tegak lurus

Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite,  malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992) dan augit.

Page 10: Tugas Asdos 2 Sistem Orthorombik Dan Monoklin

BAB III PENUTUP

Demikian yang dapat Penulis paparkan mengenai “System Kristal pada Mineral” dalam Makalah Praktikum ini, penulis sadar bahwa penuliasan Makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahanya karena keterbatasan pengetahuan atau kurangnya referensi yang ada hubungnya dengan Makalah ini maka dengan rendah hati dan penuh hormat, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, semoga Makalah Praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Page 11: Tugas Asdos 2 Sistem Orthorombik Dan Monoklin

DAFTAR PUSTAKAhttp://aulizar.wordpress.com/2010/11/24/kristal/

http://radarjuve.blogspot.com/2013/07/kristalografi-dan-mineralogi.html

http://medlinkup.wordpress.com/2010/10/31/kristalografi-1/

pend-geografi.ums.ac.id/files/ KRISTALOGRAFI .doc

http://bamseko.wordpress.com/2013/10/11/pengenalan-7-sistem-kristal/