Tugas Analisa BAB 1 (Rianida Saputri_11-024 & Heni Widyastuti_11-022)

download Tugas Analisa BAB 1 (Rianida Saputri_11-024 & Heni Widyastuti_11-022)

of 8

description

Analisa

Transcript of Tugas Analisa BAB 1 (Rianida Saputri_11-024 & Heni Widyastuti_11-022)

TUGAS ANALISA BAB 1ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

Disusun Oleh :Heni Widyastuti 11-022Rianida Saputri 11-024

Sistem informasiUniversitas nasional2014Hasil analisa BAB 1 kelompok kami sebagai berikut :Seiring berjalanya waktu, fungsi perencanaan dalam perusahaan semakin berkembang. Perencanaan adalah akvititas yang tidak dapat secara mudah diatur dan dibuat oleh sebuah perusahaan dalam meningkatkan proses produksi. Perusahaan harus cerdas dalam menanggapi perubahan lingkungan eksternal dan kreatif memanfaatkan sumber daya internal untuk memperbaiki posisi kompetitif dari perusahaan. Berikut ini ada lima tahapan dalam evolusi pemikiran perencanaan dilihat dari sudut pandang :Tahap 1 : Penganggaran dan Pengawasan KeuanganPenganggaran dan pengawasan keuangan dalam perusahaan sangat diperlukan untuk mengendalikan perencanaan dalam jangka waktu yang akan datang.Tahap 2 : Perencanaan Jangka Panjang.Sistem ini dikembangkan pada tahun untuk antisipasi booming industri setelah selesainya Perang Dunia II. di mana perusahaan menganggap tidak cukup memadai kalau hanya mempunyai perencaaan jangka pendek saja.Tahap 3 : Perencanaan Strategi BisnisPada tahun 1960an perencanaan strategi bisnis mulai melambat dan menjadi lebih sulit sehingga terjadi perubahan konsep dalam bisnis, timbulah konsep baru seperti misi perusahaan, kinerja perusahaan , keadaan lingkungan luar yang lebih di fokuskan.Tahap 4 : Perencanaan Strategi KorporatPada tahap ini perubahan terjadi secara terus menerus dan lebih mendalam perkembangan ini membawa perkembangan pula di bidang perencanaan strategis, dengan munculnya perencanaan strategi korporat yang merupakan perencanaan strategis yang lengkap dari perusahaan.Tahap 5 : Manajemen StrategiTahap terakhir ini muncul sebagai tanggapan atas kritik bahwa perencanaan saja akan kurang mencukupi bagi perusahaan untuk menjalankan misinya dan mencapai visinya. Untuk itu perencanaan harus dijalankan dengan kemampuan, tanggung jawab dan strategi yang baik.Ada 5 tahap evolusi dalam perkembangan Integrasi perencanaan dalam perusahaanTahap 1 : EOQ (Economic Order Quantity) dan perangkatnya.Tahap perencanaan EOQ ini mulai berkembang sekitar tahun 1950an. Perencanaan pengadaan barang secara tepat waktu atau just-in-time inventory control juga merupakan pengembangan perencanaan kebutuhan material.Tahap 2 : MRP (Materials Requirement Planning)Formula EOQ dan sebagainya kurang mendukung keperluan ini, yang terutama diperlukan untuk perencanaan keperluan bahan mentah dan pendukung untuk manufaktur produk.Tahap 3 : MRP II (Manufacturing Resource Planning)Tahap ini adalah tahap pengintegrasian perencanaan kebutuhan material dengan kebutuhan perusahaan yang lain, seperti perencanaan bisnis, perencanaan produksi dan sebagainya.Tahap 4 : ERP (Enterprise Resource Planning)Tahap ini digunakan sebagai tahap teknologi terakhir termasuk teknologi informasi dan cakupan perencanaan lebih luas lagi.Tahap 5 : ERM (Enterprise Resource Management)Dalam ERP, cakupannya adalah hanya perencanaan, sedangkan dalam ERM cakupannya menyangkut fungsi-fungsi manajemen yang lain.JENIS BARANG PERSEDIAAN Barang atau material persediaan yang diperlukan oleh perusahaan, yang sudah dibeli dan selama belum digunakan, disimpan dalam gudang persediaan (inventory). Ada enam jenis barang persediaan yaitu bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang umum dan suku cadang, barang komoditas, dan barang proyek.1. Bahan Baku (raw materials)Bahan baku adalah bahan mentah yang belum diolah, yang akan diolah menjadi barang jadi, sebagai hasil utama dari perusahaan yang bersangkutan.2. Barang Setengah Jadi (semi finished products)Barang setengah jadi adalah hasil olahan bahan mentah, sebelum menjadi barang jadi, yang sebagian akan diolah lebih lanjut menjadi barang jadi dan sebagian kadang-kadang dijual sebagai apa adanya.3. Barang Jadi (finished products)Barang jadi adalah barang yang sudah selesai diproduksi atau diolah yang merupakan hasil utama perusahaan yang bersangkutan, dan siap untuk dipasarkan/dijual.4. Barang Umum dan Suku Cadang (general materials & spare parts)Barang umum dan suku cadang adalah segala jenis barang umum atau suku cadang yang digunakan untuk operasi menjalankan perusahaan/pabrik dan untuk memelihara peralatan yang digunakan.5. Barang untuk Project (work in progress)Barang untuk projek adalah barang-barang yang masih disimpan di gudang, menunggu pemasangan dalam suatu proyek baru.6. Barang Dagangan (commodities)Barang dagangan adalah barang yang dibeli, sudah merupakan dan berbentuk barang jadi, dan disimpan di gudang menunggu penjualan (resale commodities) dengan keuntungan tertentu.PERMINTAAN BEBAS DAN PERMINTAAN TERIKATKebutuhan konsumen pada saat ini kadang-kadang teratur, kadang-kadang agak tidak teratur, kadang-kadang bahkan tidak teratur sama sekali. Oleh karena itu sistem yang dikembangkan untuk pengisian kembali persediaan juga didasarkan atas berbagai kondisi kebutuhan atau permintaan barang ini.1. Sistem Permintaan Bebas (independent demand). Permintaan bebas atau independen ialah jenis permintaan suatu barang yang bebas, artinya tidak tergantung dari waktu atau jumlah permintaan barang lain. Permintaan seperti ini biasanya seragam dan relatif lebih teratur.Model-model perhitungan jumlah pemesanan kembali antara lain adalah sistem pemesanan tetap, sistem produksi tumpukan (batch), sistem periodik tetap, sistem persediaan minimum-maksimum, dan sebagainya. Model-model tersebut juga disebut model deterministik, karena dalam model ini, perhitungan pasti dilakukan untuk jumlah yang paling ekonomis dan parameter serta variabel yang digunakan yang bersifat tetap, dihitung secara pasti pula. Variabel-bariabel yang dimaksud adalah jumlah permintaan, biaya penyediaan barang, dan waktu pemesanan.2. Sistem Permintaan Terikat (dependent demand). Jenis permintaan barang terikat atau dependen adalah jenis permintaan barang yang waktu dan atau jumlahnya tidak bebas berdiri sendiri, tetapi tergantung dari waktu dan atau jumlah permintaan barang lain.3. Sistem Permintaan Dengan Ciri TersendiriDalam system ini, permintaan barang, walaupun ada sifat kepastiannya namun dalam jumlah waktu dan frekuensi pemakaiaanya mempunyai pola tersendiri yang berubah-ubah dalam suatu kurun waktu tertentu.4. Barang Umum dan Suku Cadang (general materials & spare parts)Barang umum dan suku cadang adalah segala jenis barang umum atau suku cadang yang digunakan untuk operasi menjalankan perusahaan/pabrik dan untuk memelihara peralatan yang digunakan. Sering kali barang persediaan jenis ini disebut juga material MRO (maintenance, repair and operation). 5. Barang untuk Project (work in progress)Barang untuk project adalah barang-barang yang masih disimpan di gudang, menunggu pemasangan dalam suatu proyek baru.6. Barang Dagangan (commodities)Barang Dagangan adalah barang yang dibeli, sudah merupakan dan berbentuk barang jadi, dan disimpan di gudang menunggu penjualan (resale commodities) dengan keuntungan tertentu. D. KONSEP ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) Konsep perhitungan atas dasar jumlah pemesanan ekonomis atau Economic Order Quantity (EOQ) ini didasarkan atas pemikiran yang cukup logis dan sederhana sebagai berikut. Makin sering pengisian kembali persediaan itu dilakukan, persediaan rata-rata akan semakin kecil dan ini berakibat bahwa biaya dalam bentuk biaya penyediaan barang akan makin kecil juga.Untuk menjelaskan pemikiran tersebut dan untuk sampai pada rumus atau formula EOQ tersebut, baiklah diterangkan secara runtut sebagai berikut. 1. Konsep Persediaan Rata-rata. Apabila suatu perusahaan misalnya membeli satu macam barang pada setiap permulaan tahun untuk keperluan seluruh tahun itu, maka barang tersebut akan habis dipakai pada setiap akhir tahun. Diandaikan juga bahwa penggunaan barang tersebut sepanjang tahun adalah konstan. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa persediaaan rata-rata adalah separoh dari jumlah yang dibeli tersebut.

2. Konsep Biaya Minimum. Namun untuk pemesanan, diperlukan pula biaya. Setiap kali memesan, tidak tergantung dari jumlah pesanan, diperlukan biaya sejumlah tertentu yang relatif konstan.

Tahap-tahap kenaikan frekuensi pemesanan, terjadi gejala-gejala berikut ini :1. Biaya Pemesanan makin naik. 2. Biaya Penyediaan Barang makin turun. 3. Jumlah ke dua biaya bersebut semula menurun, lalu menaik lagi.Cara kedua yang dapat ditempuh untuk mencari EOQ ialah dengan menggambar angka-angka dalam tabel tersebut ke dalam grafik. Dalam tabel tersebut ada dua fungsi, yaitu fungsi Biaya Pemesanan dan fungsi Biaya Penyediaan Barang, dengan persamaan fungsi sebagai berikut. Fungsi Biaya Pemesanan : y = nP di mana : P adalah Biaya Pemesanan per pesanan dan n adalah frekuensi pemesanan dalam setahun. Fungsi Biaya Penyediaan Barang : ACY = di mana : A adalah harga pemakaian barang setiap 2n tahun, C adalah biaya Penyediaan Barang dalam %, dan n adalah frekuensi pemesanan dalam setahun. Dengan menggunakan data angka di atas, persamaan tersebut menjadi ; Y = 100n

Y = 12000 x 0,20 : 2n Grafik dari dua fungsi tersebut apabila digambar, akan tampak seperti pada Gambar 4.

Dalam gambar tersebut, titik EOQ dalam frekuensi terletak antara angka 3 dan 4, seperti hasil perhitungan dengan tabel, tetapi tetap belum menunjukkan tempat yang tepat. Cara ketiga ini adalah dengan menggunakan rumus matematis, yang dihitung dan dicari dari persamaan-persamaan di atas. Dengan cara ketiga, tempat yang tepat tersebut akan dapat dicari dengan lebih akurat. Apabila : n = Frekuensi optimal dalam satu tahun C = Biaya penyediaan barang per tahun (dalam %) P = Biaya pemesanan per pesanan A = Nilai pemakaian barang satu tahun maka dengan menggunakan data di atas, dapat dibuat persamaan berikut ini. Biaya Pemesanan = n x P Biaya Penyediaan Barang = A/n x C/2 Biaya Total terendah akan tercapai, apabila Biaya Pemesanan = Biaya Penyediaan Barang, atau apabila : n x P = A/n X C/2 18 nP x 2n = AC 2nP = AC 2n = AC/P

AC Rumus EOQ1 = n 2P Dengan menggunakan formula tersebut, pemecahan masalah menjadi lebih mudah, cepat dan akurat, yaitu : n = 12.000 x 20/100 : 2 x 100 n = 12 n = 3,4641

Untuk rumus ketiga, yaitu nilai optimal pemesanan, dapat dihitung dengan matematika biasa, dan apabila : n = Nilai optimal pemesanan C = Biaya penyediaan barang per tahun (dalam %) P = Biaya pemesanan per pesanan A = Nilai pemakaian barang satu tahun maka : 20 N = 2AP : C

Perhitungan dengan contoh angka memperlihatkan hasil sebagai berikut : n = 2 x 12.000 x 100 : 20/1000 n = 12.000.000 n = 3.464,1016 n = 3.464 (dibulatkan) Rumus ketiga EOQ ini, dapat juga disebut sebagai rumus EOV (economic order value). Sebetulnya, dengan telah diketahuinya EOQ atau n (jumlah), tidak perlu lagi dihitung EOQ (frekuensi) dan EOQ (nilai) dengan rumus-rumus tadi, tetapi dapat juga dihitung dengan perhitungan biasa. Jadi karena telah diketahui bahwa EOQ (jumlah) adalah 3464 sedangkan pemakaian setahun adalah 12.000, maka frekuensi yang paling ekonomis tentunya 12.000/3464 = 3,4 kali dan karena harga satuan adalah Rp 1,- maka nilai ekonomis untuk dipesan adalah 3464 x Rp 1 = Rp 3.464. Walaupun rumus EOQ ini baik dan dahulu secara luas dipergunakan, tetapi mengandung beberapa kelemahan, antara lain sebagai berikut : 1. Karena EOQ mengasumsikan data yang bersifat tetap, sering kali menjadi kurang dapat dipercaya hasilnya. 2. Persediaan pengaman tidak diperhitungkan. 3. Semua barang harus dihitung EOQ nya satu per satu. 4. Sistem tersebut hanya menggunakan data yang lampau. 5. Perubahan harga tidak diperhitungkan. Oleh karena itu, dalam menggunakan rumus EOQ tersebut perlu bersikap kritis antara lain dengan mengetahui dan memperhitungkan kelemahan-kelemahan tadi.