TUGAS AKHIR STUDI SISTEM EKSITASI DENGAN...
Transcript of TUGAS AKHIR STUDI SISTEM EKSITASI DENGAN...
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
TUGAS AKHIR
STUDI SISTEM EKSITASI DENGAN MENGGUNAKAN
PERMANENT MAGNET GENERATOR
(APLIKASI PADA GENERATOR SINKRON DI PLTD
PT. MANUNGGAL WIRATAMA)
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro
Oleh :
030402064 ENNOPATI PANE
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
STUDI SISTEM EKSITASI DENGAN MENGGUNAKAN
PERMANENT MAGNET GENERATOR
(APLIKASI PADA GENERATOR SINKRON DI PLTD
PT. MANUNGGAL WIRATAMA)
Oleh :
030402064 ENNOPATI PANE
Tugas Akhir ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Elektro
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing,
NIP. 130353117 Ir. Mustafrind Lubis
Diketahui oleh :
a.n Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU,
NIP. 132161239 Rahmad Fauzi, ST, MT
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
ABSTRAK
Generator adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik. Generator sinkron memiliki kumparan medan yang
terletak pada bagian rotor dan kumparan jangkar pada stator.
Kumparan medan yang terdapat pada rotor generator sinkron diberi
penguatan (eksitasi). Eksitasi pada Generator sinkron adalah pemberian arus searah
pada belitan medan yang terdapat pada rotor, dengan adanya arus yang mengalir
melalui kumparan medan akan menimbulkan fluks magnetik. Rotor diputar oleh
penggerak mula dengan kecepatan tertentu, perputaran rotor tersebut sekaligus akan
memutar medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan. Fluks magnet kutub-
kutub rotor akan memotong kumparan jangkar secara bergantian sehingga
menghasilkan GGL bolak-balik pada ujung-ujung konduktor stator.
Sistem eksitasi generator sinkron di PLTD PT. Manunggal Wiratama
menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG), dimana PMG menyedikan daya
awal untuk proses eksitasi. Permanent Magnet Generator adalah sebuah generator
kecil , dimana rotornya merupakan magnet permanen yang terletak seporos dengan
generator utama, sedangkan pada statornya terdapat belitan jangkar sebagai tempat
dihasilkannya tegangan induksi dari magnet permanen yang berputar.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul :
STUDI SISTEM EKSITASI DENGAN MENGGUNAKAN PERMANENT
MAGNET GENERATOR (APLIKASI PADA GENERATOR SINKRON DI PLTD
PT. MANUNGGAL WIRATAMA).
Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus diselesaikan
untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di
Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Selama penulis menjalani pendidikan di kampus hingga diselesaikannya
Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang
tulus dan sebesar-besarnya kepada :
1. Ayahanda A. Pane (Alm), Ibunda G. Hasibuan, abang saya Jonri Pane, kakak
saya Hernawati Pane dan keluarga, kedua adik saya Sudi Baik Pane dan
Romei Pane yang tidak pernah berhenti memberi dukungan, semangat dan
doanya kepada saya dengan segala pengorbanan dan kasih sayang yang tidak
ternilai besarnya.
2. Bapak Ir. Mustafrind Lubis selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir, atas
segala bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
3. Bapak Almarhum Ir. Nasrul Abdi. MT selaku Ketua Departemen Teknik
Elektro dan Bapak Rahmat Fauzi ST. MT selaku Sekretaris Departemen
Teknik Elektro FT-USU.
4. Bapak Teguh Hardiansyah. ST selaku staf Supervisor di PT. Manunggal
Wiratama (Sun Plaza) dan Bapak Darmawan. ST yang telah membantu
kelancaran proses pengerjaan tugas akhir ini.
5. Ibu Ir. Windalina Syafiar selaku dosen wali penulis, atas bimbingan dan
arahannya selama dalam menyelesaikan perkuliahan.
6. Seluruh Dosen dan Pegawai Departemen Teknik Elektro FT-USU.
7. Teman – teman saya : Boby Bilyard, Benni N Stefany, Ricko Hasibuan,
Hedbien, Wiswa, Lamganda, Juanda, Buhari, Juni Sitorus, Ardy, Marlen,
Irwan, Henry, Dody, Oloan, Elrijon, Tedy Srgh, Mualim, Zamil, Hotdes,
Fahmi, Horas, Emil, Brian, Soli dan semua rekan – rekan kuliah penulis yang
tidak dapat disebutkan satu – persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangannya.
Kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini sangat
penulis harapkan.
Medan, Juli 2009
Penulis
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................ 3
KATA PENGANTAR ............................................................................................... 4
DAFTAR ISI ............................................................................................................ 6
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ 9
DAFTAR TABEL ................................................................................................... 11
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ...................................................................................... 12
I.2 Tujuan Penulisan ................................................................................... 13
I.3 Manfaat Penulisan ................................................................................. 13
I.4 Batasan Masalah ................................................................................... 14
I.5 Metode Penulisan .................................................................................. 14
I.6 Sistematika Penulisan ........................................................................... 15
II. GENERATOR SINKRON
II.1 Umum ...................................................................................................... 16
II.2 Komponen Generator Sinkron ................................................................ 17
II.3 Prinsip Kerja Generator Sinkron ............................................................. 22
II.4 Reaksi Jangkar Generator Sinkron .......................................................... 24
II.5 Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron .................................................. 27
II.6 Karakteristik Generator Sinkron ............................................................. 30
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
II.6.1 Karakteristik Tanpa Beban ................................................................ 30
II.6.2 Karakteristik Hubung Singkat ........................................................... 31
II.6.3 Karakteristik Berbeban ...................................................................... 32
II.6.4 Karakteristik Luar ............................................................................. 34
II.6.5 Karakteristik Pengaturan ................................................................... 35
III. METODE EKSITASI PADA GENERATOR SINKRON
III.1 Umum ..................................................................................................... 39
III.2 Metode Eksitasi Pada Generator Sinkron ............................................... 40
III.2.1 Sistem Eksitasi Konvensional .............................................................. 41
III.2.2 Sistem Eksitasi Statis ........................................................................... 43
III.2.3 Sistem Eksitasi Menggunakan Baterai ................................................ 44
III.2.4 Sistem Eksitasi Menggunakan Permanent Magnet Generator ............ 47
IV. SISTEM EKSITASI MENGGUNAKAN PERMANEN MAGNET
GENERATOR DI PT. MANUNGGAL WIRATAMA
IV.1 Umum ..................................................................................................... 49
IV.2 Peralatan Yang Digunakan ...................................................................... 51
IV.2.1 PMG (Pilot Eksiter) ......................................................................... 53
IV.2.2 Automatic Voltage Regulator (AVR) .............................................. 58
IV.2.3 Eksiter Utama (Penguat Utama) ...................................................... 67
IV.2.4 Rotating Diodes .............................................................................. 68
IV.3 Proses Eksitasi ........................................................................................ 69
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
IV.4 Operasi Sistem Eksitasi .......................................................................... 61
IV.5 Sistem Proteksi Proses Eksitasi .............................................................. 65
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan ................................................................................................ 72
V.2 Saran ........................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 83
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konstruksi generator sinkron ……………..…..……………..……… 17
Gambar 2.2 Bentuk-bentuk alur ……………………………..…...…….………… 18
Gambar 2.3 Rotor kutub menonjol ……………………….……….…..…………. 20
Gambar 2.4 Rotor kutub silinder ……………………..…………….……………. 21
Gambar 2.5 Model reaksi jangkar …………..……………………………………. 24
Gambar 2.6 Rangkaian ekivalen generator sinkron …………………...…………. 28
Gambar 2.7 Penyederhanaan rangkaian ekivalen generator sinkron ……….……. 29
Gambar 2.8 Rangkaian ekivalen tiga fasa generator sinkron ……………………. 29
Gambar 2.9 Rangkaian ekivalen generator sinkron tanpa beban ……...…………. 30
Gambar 2.10 Karakteristik beban nol …………...……………………………….. 31
Gambar 2.11 Rangkaian ekivalen generator sinkron dihubung singkat ……..…... 31
Gambar 2.12 Karaktersitik hubung singkat ……………………………………… 31
Gambar 2.13 Rangkaian ekivalen generator berbeban ……..……………………. 33
Gambar 2.14 Karakteristik berbeban ………………………………………..…… 34
Gambar 2.15 Karakteristik luar generator ……………………………………….. 35
Gambar 2.16 Karakteristik pengaturan generator ……………………..…………. 36
Gambar 2.17 Diagram fasor generator sinkron ………………………..…………. 38
Gambar 3.1 Sistem eksitasi menggunakan generator arus searah ………..……… 42
Gambar 3.2 Sistem eksitasi statis ………………………………..……………….. 44
Gambar 3.3 Sistem eksitasi dengan menggunakan baterai ………………………. 46
Gambar 3.4 Sistem eksitasi dengan suplai tiga fasa …………………...………… 46
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Gambar 3.5 Sistem eksitasi dengan menggunakan permanent magnet generator ... 47
Gambar 4.1 Diagram satu garis sistem kelistrikan Sun Plaza ……………..…….. 50
Gambar 4.2 Diagram sistem eksitasi dengan menggunakan PMG …………...….. 52
Gambar 4.3 Stator tanpa menggunakan alur ........................................................... 54
Gambar 4.4 Stator dengan menggunakan alur ........................................................ 54
Gambar 4.5 Rotor permanent magnet generator ..................................................... 55
Gambar 4.6 Konstruksi PMG ................................................................................. 55
Gambar 4.7 Konstruksi rotor dan stator dari Permanent Magnet Generator .......... 58
Gambar 4.8 Diagram prinsip kerja AVR ................................................................ 59
Gambar 4.9 Tampilan AVR MX321 ...................................................................... 60
Gambar 4.10 Skematik AVR MX321 ..................................................................... 61
Gambar 4.11 Karakteristik Volt/Hz ........................................................................ 62
Gambar 4.12 Diagram satu garis generator sinkron ............................................... 65
Gambar 4.13 Rangkaian kontrol generator sinkron ................................................ 66
Gambar 4.14 Rangkaian Penyearah Dioda dengan Surge Supressor ..................... 69
Gambar 4.15 Karaktersitik pengaturan (If=f(IL)) generator - 4 .............................. 75
Gambar 4.16 Karaktersitik pengaturan (If=f(IL)) generator - 2 .............................. 76
Gambar 4.17 Karaktersitik pengaturan (If=f(IL)) generator - 4 ............................ 77
Gambar 4.18 Rangkaian surge soppresors ……..………………………………… 78
Gambar 4.19 Rangkaian fuse pada dioda penyearah …………………………….. 79
Gambar 4.20 Rangkaian Field Breaker …………………..………………………. 79
Gambar 4.21 Skematik Diode Failure Detector ...................................................... 80
Gambar 4.22 Skematik Excitation Loss Module .................................................... 81
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Operasi generator pada tanggal 04 juni 2009 Generator unit 4 ……..… 73
Tabel 4.2 Operasi generator pada tanggal 10 Juni 2009 Generator unit 2 ..……… 75
Tabel 4.3 Operasi generator pada tanggal 10 Juni 2009 Generator unit 4 .……….. 76
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Generator adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik. Kumparan medan yang terdapat pada rotor generator
sinkron diberi penguatan (eksitasi). Eksitasi pada Generator sinkron adalah
pemberian arus searah pada belitan medan yang terdapat pada rotor, dengan adanya
arus yang mengalir melalui kumparan medan akan menimbulkan fluks magnetik.
Rotor diputar oleh penggerak mula dengan kecepatan tertentu, perputaran rotor
tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan
medan. Fluks magnet kutub-kutub rotor akan memotong kumparan jangkar secara
bergantian sehingga menghasilkan GGL bolak-balik pada ujung-ujung konduktor
stator.
Sistem eksitasi pada generator sinkron terus mengalami perkembangan
seiring dengan peningkatan kapasitas generator itu sendiri. Pada generator sinkron,
arus medan yang diperlukan untuk membangkitkan medan magnet rotor disuplai dari
sumber arus searah tertentu seperti generator DC, Permanen Magnet Generator, dan
Generator itu sendiri.
Untuk generator yang konvensional, arus searah diperoleh dari
sebuah generator dc kecil yang disebut exciter. Tegangan yang dihasilkan
oleh generator dc ini diberikan pada rotor melalui sikat arang dan slip ring. Pada
generator konvensional ini ada beberapa kerugian yaitu : generator dc kecil (exciter)
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
merupakan beban tambahan untuk penggerak generator ac ini. Generator ini diputar
oleh diesel atau mesin bensin dan sebagainya. Terdapat sikat arang yang menekan
slip ring sehingga timbul rugi gesekan pada generator utamanya.
Karena hal-hal seperti di atas dipikirkan hubungan lain dan dikembangkan
metode sistem eksitasi dengan menggunakan Permanent Magnet Generator, sebagai
salah satu sistem eksitasi yang cocok mengatasi persoalan yang disebutkan diatas.
Oleh karena itu penulis akan membahas tentang aplikasi sistem eksitasi dengan
menggunakan generator magnet permanen pada generator sinkron di PLTD PT.
Manunggal Wiratama.
I.2 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Untuk memberikan penjelasan secara sistematis tentang sistem eksitasi
menggunakan Permanen Magnet Generator pada generator sinkron
2. Untuk membandingkan ilmu teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan
hasil survei yang diperoleh di lapangan.
I.3 MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan Tugas Akhir ini adalah memberikan informasi kepada
penulis dan pembaca yang lain mengenai aplikasi metode eksitasi dengan
menggunakan Permanen Magnet Generator pada sistem kelistrikan PT. Manunggal
Wiratama.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
I.4 BATASAN MASALAH
Untuk menghindari pembahasan yang meluas maka penulis akan membatasi
pembahasan tugas akhir ini dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Tidak membahas mengenai prinsip kerja peralatan proteksi pada sistem
eksitasi.
2. Tidak membahas tentang pengaturan daya reaktif generator sinkron.
3. Tidak membahas sistem distribusi dan sistem proteksi sistem kelistrikan pada
PT. Manunggal Wiratama.
4. Tidak membahas beban-beban yang disupali generator sinkron.
I.5 METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Studi literature, mengambil bahan dari buku-buku referensi, jurnal, majalah dan
sebagainya.
2. Studi lapangan, mengambil data dan informasi dari PT. Manunggal Wiratama
yang berhubungan dengan sistem eksitasi dengan menggunakan Permanen
Magnet Generator.
3. Studi bimbingan, Diskusi, berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing yang
telah ditunjuk oleh pihak Jurusan Teknik Elektro USU, mengenai masalah-
masalah yang timbul selama penulisan Tugas Akhir ini berlangsung.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
I.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan pemahaman terhadap tugas akhir ini maka penulis
menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang berisikan tentang latar
belakang masalah, tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : GENERATOR SINKRON
Bab ini menjelaskan tentang generator sinkron secara umum,
komponen utama, prinsip kerja, rekasi jangkar, rangkaian ekivalen,
dan karakteristik generator sinkron.
BAB III : SISTEM EKSITASI SECARA UMUM PADA GENERATOR
Bab ini menjelaskan tentang sistem eksitasi secara umum dan
metode eksitasi generator sinkron.
BAB IV :APLIKASI SISTEM EKSITASI MENGGUNAKAN PERMANEN
MAGNET GENERATOR DI PLTD PT. MANUNGGAL
WIRATAMA
Bab ini menjelaskan tentang peralatan eksitasi , proses eksitasi, dan
proteksi sistem eksitasi.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil
pembahasan.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
BAB II
GENERATOR SINKRON
II.1 UMUM
Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik
ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (alternator)
merupakan jenis mesin listrik yang berfungsi untuk menghasilkan tegangan bolak-
balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi mekanis
diperoleh dari putaran rotor yang digerakkan oleh penggerak mula (prime mover),
sedangkan energi listrik diperoleh dari proses induksi elektromagnetik yang terjadi
pada kumparan stator dan rotornya.
Generator sinkron dengan definisi sinkronnya, mempunyai makna bahwa
frekuensi listrik yang dihasilkannya sinkron dengan putaran mekanis generator
tersebut. Rotor generator sinkron yang terdiri dari belitan medan dengan suplai arus
searah akan menghasilkan medan magnet yang diputar dengan kecepatan yang sama
dengan kecepatan putar rotor. Hubungan antara medan magnet pada mesin dengan
frekuensi listrik pada stator ditunjukan oleh persamaan dibawah ini:
120.pn
f s= ……………........................... (2.1)
Dimana: f = Frekuensi listrik (Hz)
sn = Kecepatan sinkron medan magnet atau kecepatan putar rotor (rpm)
p = Jumlah kutub
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Generator sinkron sering kita jumpai pada pusat-pusat pembangkit tenaga
listrik (dengan kapasitas yang relatif besar). Misalnya, pada PLTA, PLTU, PLTD
dan lain-lain. Selain generator dengan kapasitas besar, kita mengenal juga generator
dengan kapasitas yang relatif kecil, misalnya generator yang digunakan untuk
penerangan darurat yang sering disebut Generator Set.
II.2 KOMPONEN GENERATOR SINKRON
Generator sinkron mengkonversi energi mekanik menjadi energi listrik bolak-
balik secara elektromagnetik. Energi mekanik berasal dari penggerak mula yang
memutar rotor, sedangkan energi listrik dihasilkan dari proses induksi
elektromagnetik yang terjadi pada kumparan-kumparan stator.
Pada Gambar 2.1 dapat dilihat bentuk sederhana dari sebuah generator
sinkron.
Gambar 2.1 Konstruksi Generator Sinkron
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Secara umum generator sinkron terdiri atas stator, rotor, dan celah udara.
Stator merupakan bagian dari generator sinkron yang diam sedangkan rotor adalah
bagian yang berputar dimana diletakkan kumparan medan yang disuplai oleh arus
searah dari Eksiter. Celah udara adalah ruang antara stator dan rotor.
1. Stator
Stator terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu :
a. Rangka Stator
Rangka stator merupakan rumah (kerangka) yang menyangga inti jangkar
generator.
b. Inti Stator
Inti stator terbuat dari laminasi-laminasi baja campuran atau besi magnetik
khusus yang terpasang ke rangka stator.
c. Alur (slot) dan Gigi
Alur dan gigi merupakan tempat meletakkan kumparan stator. Ada 3 (tiga)
bentuk alur stator yaitu terbuka, setengah terbuka, dan tertutup, seperti pada
Gambar 2.2 berikut :
terbuka setengah terbuka tertutup
Gambar 2.2 Bentuk-bentuk alur
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
d. Kumparan Stator (Kumparan Jangkar)
Kumparan jangkar biasanya terbuat dari tembaga. Kumparan ini merupakan
tempat timbulnya ggl induksi.
2. Rotor
Rotor terdiri dari tiga komponen utama yaitu :
a. Slip Ring
Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi
dipisahkan oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasangkan ke slip
ring ini kemudian dihubungkan ke sumber arus searah melalui sikat (brush)
yang letaknya menempel pada slip ring.
b. Kumparan Rotor (kumparan medan)
Kumparan medan merupakan unsur yang memegang peranan utama dalam
menghasilkan medan magnet. Kumparan ini mendapat arus searah dari
sumber eksitasi tertentu.
c. Poros Rotor
Poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan, dimana pada
poros rotor tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap poros
rotor.
Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah sebuah elektromagnet
yang besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient pole (kutub
menonjol) dan non salient pole (kutub silinder).
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
a. Jenis Kutub Menonjol
Pada jenis salient pole, kutub magnet menonjol keluar dari permukaan
rotor. Belitan-belitan medannya dihubung seri. Ketika belitan medan ini disuplai
oleh Eksiter, maka kutub yang berdekatan akan membentuk kutub berlawanan.
Gambaran bentuk kutup menonjol generator sinkron seperti pada Gambar 2.3
berikut :
Gambar 2.3 Rotor kutub menonjol
Rotor kutub menonjol umumnya digunakan pada generator sinkron
kecepatan putar rendah dan sedang (120-400 rpm). Oleh sebab itu generator
sinkron tipe seperti ini biasanya dikopel oleh mesin diesel atau turbin air pada
sistem pembangkit listrik. Rotor kutub menonjol baik digunakan untuk putaran
rendah dan sedang karena:
• Kutub menonjol akan mengalami rugi-rugi angin yang besar dan bersuara
bising jika diputar dengan kecepatan tinggi.
• Kontruksi kutub menonjol tidak cukup kuat untuk menahan tekanan mekanis
apabila diputar dengan dengan kecepatan tinggi.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
b. Jenis Kutub Silindris
Pada jenis non salient pole, konstruksi kutub magnet rata dengan
permukaan rotor. Jenis rotor ini terbuat dari baja tempa halus yang berbentuk
silinder yang mempunyai alur-alur terbuat di sisi luarnya. Belitan-belitan medan
dipasang pada alur-alur di sisi luarnya. Belitan-belitan medan dipasang pada alur-
alur tersebut dan terhubung seri dengan slip-slip yang dienerjais oleh Eksiter.
Gambaran bentuk kutup silindris generator sinkron seperti pada Gambar 2.4
berikut :
Gambar 2.4. Rotor kutub silinder
Untuk kecepatan putar tinggi (1500 atau 3000 rpm) umumnya digunakan
rotor silinder seperti yang terdapat pada pembangkit listrik tenaga uap. Rotor
silinder baik digunakan pada kecepatan putar tinggi karena :
Kontruksinya memiliki kekuatan mekanik yang baik pada kecepatan putar
tinggi
Distribusi di sekeliling rotor mendekati bentuk gelombang sinus sehingga
lebih baik dari kutub menonjol.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
II.3 PRINSIP KERJA GENERATOR SINKRON
Suatu mesin listrik akan berfungsi bila memiliki :
1. Kumparan medan untuk menghasilkan medan magnet.
2. Kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada konduktor-konduktor yang
terletak pada alur-alur jangkar.
3. Celah udara yang memungkinkan berputarnya jangkar dalam medan magnet.
Adapun prinsip kerja dari generator sinkron secara umum adalah sebagai
berikut :
1. Kumparan medan yang diletakkan di rotor dihubungkan dengan sumber
eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan.
Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan akan
menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap.
2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera
dioperasikan sehingga rotor akan berputar dengan kecepatan tertentu sesuai
dengan yang diharapkan.
3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor,
akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga kumparan jangkar yang
terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya
setiap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu
kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan
tersebut sesuai dengan persamaan :
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
dtdNEindφ
−= ................................. (2.2)
)12044,4(
12044,4
2
)120
.14,3.2(
2
)120
.14,3.2(
)120
.14,3.2(
)120
2(
)120
()2(
)2(
CNpNpn
npNeE
npNE
tCosnpN
tCosnpN
npftCosfN
ftCosNdt
tSindNE
maksmaks
eff
maksmaks
maks
maks
maks
maks
maks
=Φ
=
Φ==
Φ=
Φ−=
Φ−=
=Φ−=
=Φ−=
Φ−=
ω
ωπ
ωπ
πωωω
ω
φCnEeff = .............................. (2.3)
Dimana : E = gaya gerak listrik (volt)
N = jumlah lilitan
C = konstanta
n = putaran sinkron (rpm)
φ = fluks magnetik (weber)
Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang
ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan
kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada
ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda phasa 1200 satu sama lain.
Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk menghasilkan
energi listrik.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
II.4 REAKSI JANGKAR GENERATOR SINKRON
Saat generator sinkron bekerja pada beban nol tidak ada arus yang mengalir
melaui kumparan jangkar (stator), sehingga yang ada pada celah udara hanya fluksi
arus medan rotor. Namun jika generator sinkron diberi beban, arus jangkar Ia akan
mengalir dan membentuk fluksi jangkar. Fluksi jangkar ini kemudian mempengaruhi
fluksi arus medan dan akhirnya menyebabkan berubahnya harga tegangan terminal
generator sinkron. Reaksi ini kemudian dikenal sebagai reaksi jangkar seperti pada
Gambar 2.5 berikut :
Gambar 2.5 Model reaksi jangkar
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Keterangan gambar :
a) Medan magnet yang berputar akan menghasilkan tegangan induksi EAmax
b) Tegangan resultan menghasilkan arus lagging saat generator berbeban induktif
c) Arus stator menghasilkan medan magnet sendiri BS dan tegangan Estat pada
belitan stator
d) Vektor penjumlahan BS dan BR yang menghasilkan Bnet dan penjumlahan Estat dan
EAmax menghasilkan VΦ pada outputnya.
Pengaruh yang ditimbulkannya dapat berupa distorsi, penguatan
(magnetising), maupun pelemahan (demagnetising) fluksi arus medan pada celah
udara. Perbedaan pengaruh yang ditimbulkan fluksi jangkar tergantung kepada beban
dan faktor daya beban, yaitu :
a. Untuk beban resistif (cosφ = 1 )
Pengaruh fluksi jangkar terhadap fluksi medan hanyalah sebatas mendistorsinya
saja tanpa mempengaruhi kekuatannya (cross magnetising)
b. Untuk beban induktif murni (cosφ = 0 lag)
Arus akan tertinggal sebesar 900 dari tegangan. Fluksi yang dihasilkan oleh arus
jangkar akan melawan fluksi arus medan. Dengan kata lain reaksi jangkar akan
demagnetising artinya pengaruh raksi jangkar akan melemahkan fluksi arus
medan.
c. Untuk beban kapasitif murni (cosφ = 0 lead)
Arus akan mendahului tegangan sebesar 900. Fluksi yang yang dihasilkan arus
jangkar akan searah dengan fluksi arus medan sehingga rekasi jangkar yang
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
terjadi akan magnetising artinya pengaruh reaksi jangkar akan menguatkan fluksi
arus medan.
d. Untuk beban tidak murni (induktif/kapasitif)
Pengaruh reaksi jangkar akan menjadi sebagian magnetising dan sebagian
demagnetising. Saat beban adalah kapasitif, maka reaksi jangkar akan sebagian
distortif dan sebagian magnetising. Sementara itu saat beban adalah induktif,
maka reaksi jangkar akan sebagian distortif dan sebagian demagnetising. Namun
pada prakteknya beban umumnya adalah induktif.
Bentuk permukaan rotor silinder yang hampir rata membentuk celah udara
yang seragam sehingga reluktansi yang terjadiakan sama besar di setiap arah. Oleh
karena itu pengaruh reaksi jangkar dapat diasumsikan menjadi satu reaktansi saja
yaitu reaktansi sinkron XS.
Bila rotor genarator diputar, tegangan induktansi Ea akan dibangkitkan pada
belitan statornya. Bila beban dihubungkan pada terminal generator, maka pada
belitan stator akan mengalir arus jangkar Ia. Medan magnet stator (fluksi jangkar)
akan mempengaruhi medan magnet yang berasal dari rotor (fluksi rotor) dan
merubah tegangan fasanya. Oleh karena itu untuk mendapatkan tegangan terminal
yang konstan medan magnet rotor harus diperbesar dengan meningkatkan arus
medan If. Seiring bertambahnya arus medan If maka akan diperoleh fluksi resultan
yang sama besar dengan fluksi awal.
Pada gambar 2.5.a, dilukiskan rotor dua kutub yang berada didalam stator
tiga fasa. Dalam hal ini tidak ada beban yang terhubung ke terminal generator.
Medan magnet BR akan membangkitkan tegangan induksi EAmax. Pada saat generator
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
beroperasi tanpa beban, tidak ada arus jangkar yang mengalir sehingga EAmax akan
sama dan sefasa dengan tegangan terminal φV .
Pada saat beban induktif dihubungkan ke terminal generator, arus jangkar Ia
akan lagging secara vektoris dari tegangan terminal seperti yang ditunjukkan pada
gambar 2.5.b. Arus yang mengalir pada stator akan menghasilkan medan magnet
pada belitan tersebut, dimana arahnya ditentukan oleh kaidah tangan kanan seperti
yang terlihat pada gambar 2.5.c. Medan magnet stator BS akan menghasilkan
tegangan stator Estat.
Dengan adanya dua tegangan ini EAmax dan Estat, maka tegangan total pada
fasa yang sama adalah penjumlahan dari tegangan induksi EAmax dan tegangan stator
Estat seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.5.d. Dalam persamaan dapat ditulis
sebagai berikut :
statA EEV += maxφ [volt] ................................................................ (2.4)
Dan besarnya medan magnet total Bnet adalah penjumlahan dari medan magnet rotor
BR dengan medan magnet stator BS
SRnet BBB += [Tesla] ................................................................. (2.5)
Bila EAmax dan BR sefasa, maka medan magnet resultan Bnet akan sefasa dangan V.
II.5 RANGKAIAN EKIVALEN GENERATOR SINKRON
Stator merupakan grup belitan jangkar yang terbuat dari tembaga. Belitan-
belitan ini diletakkan pada alur-alur (slot), dimana suatu belitan konduktor akan
mengandung tahanan (R) dan induktansi sendiri (L), maka belitan stator akan
mengandung tahanan stator (Ra) dan dan induktansi sendiri(La1). Akibat adanya
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
pengaruh reaktansi reaksi jangkar Xar dan reaktansi bocor jangkar Xla maka rangkaian
ekivalen suatu generator sinkron dapat dibuat seperti Gambar 2.6 berikut :
Radj
Rf
Lf
+Ea
RaXar Xla
Ia
V f V
Gambar 2.6 rangkaian ekivalen generator sinkron
Dimana : E = Tegangan induksi (volt)
V = Tegangan terminal generator (volt)
Vf = Tegangan Eksitasi
Rf = Tahanan belitan medan
Lf = Induktansi belitan medan
Radj = Tahanan variabel
Ra = Tahanan jangkar
Xar = Reaktansi reaksi jangkar
Xla = Reaktansi bocor belitan jangkar
Ia = Arus jangkar
Dari Gambar 2.6 dapat ditulis persamaan tegangan generator sinkron sebagai
berikut :
Ea = V + jXar Ia + jXla Ia + Ra Ia ..................................................... (2.6)
Dan persamaan terminal generator sinkron dapat ditulis :
V = Ea – jXar Ia - jXlaIa – Ra Ia ..................................................... (2.7)
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Dengan menyatakan reaktansi reaksi jangkar dan reaktansi fluks bocor sebagai
reaktansi sinkron, atau Xs = Xar + Xla dapat dilihat pada gambar 2.7 maka persamaan
menjadi :
V = Ea - j Xs Ia – Ra Ia [volt] ...................................................... . (2.8)
Radj
Rf
Lf
+Ea
RaXs
Ia
V f V
Gambar 2.7 Penyederhanaan Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron
Karena tegangan yang dibangkitkan generator sinkron adalah tegangan bolak-
balik, maka biasanya diekspresikan dalam bentuk fasor. Diagram fasor yang
ditunjukkan dalam hubungan antara tegangan induksi perfasa dengan tegangan
terminal generator akan ditunjukkan oleh Gambar 2.7 Sementara itu untuk generator
tiga fasa, rangkaian ekivalen generator sinkron ditunjukkan oleh Gambar 2.8 berikut
ini :
Gambar 2.8 Rangkaian ekivalen tiga fasa generator sinkron
(a) hubung-Y dan (b) hubung-Δ
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
II.6 KARAKTERISTIK GENERATOR SINKRON
II.6.1 Karakteristik Tanpa Beban : E0 = E0 (If), n = konstan
Karaktereistik tanpa beban atau karakteristik beban nol dari generator sinkron
merupakan hubungan antara tegangan yang dibangkitkan generator E0 sebagai fungsi
dari arus medan If , dimana generator dalam keadaan tak berbeban dengan kecepatan
putaran rotor konstan. Dalam keadaan beban nol, arus jangkar Ia tidak mengalir di
stator, oleh karena itu tidak ada pengaruh reaksi jangkar. Fluksi hanya dihasilkan
oleh arus medan, hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.9 berikut :
Radj
Rf
Lf
Ea
RaXs
V f V
Gambar 2.9 Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron Tanpa Beban
Dari persamaan umum generator diperoleh :
)(0 saa jXRIV ++=Ε ................................ (2.9)
Pada keadaan beban nol arus jangkar Ia = 0, maka :
E0 = V .............................. (2.10)
Berdasarkan persamaan diatas, maka :
fcnφ=Ε0 ................................ (2.11)
Dimana, Cn = konstan.
Jadi persamaan (2.9) dapat disederhanakan menjadi :
fIkV 10 ==Ε .............................. (2.12)
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Dari persamaan (2.11), maka pengukuran tegangan dilakukan berdasarkan
penambahan arus medan dari nol dapat dilihat pada Gambar 2.10 berikut :
Eo
If
Gambar 2.10 Karakteristik Beban Nol
II.6.2 Karakteristik Hubung Singkat : Ihs=Ihs(If), dimana n = konstan
Karakteristik hubung singkat merupakan penggambaran dari hubungan antara
arus phasa hubung singkat Ihs, sebagai fungsi arus medan If, dimana ketiga fasa
generator dihubung singkat dengan kecepatan putaran konstan. Seperti terlihat pada
Gambar 2.11 berikut ini :
Radj
Rf
Lf
Ea
RaXs
V f Ihs
Gambar 2.11 Rangkaian Ekivalen Generator Sinkron Dihubung Singkat
Dari persamaan umum generator diperoleh :
)( saaa jXRIVE ++= ϕ
Karena generator dalam keadaan terhubung singkat, maka tegangan terminal Vφ = 0,
sehingga :
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
)( saaa jXRIE += , ................................ (2.13)
Seperti persamaan (2.12), )( sa jXR + , adalah konstan = ,2Κ dan Ia = Ihs, sehingga :
K1If = Ihsk2 ............................. (2.14)
fhs IkkI
2
1= , ............................. (2.15)
Dari persamaan 2.15, pengkuran arus hubung singkat dilakukan berdasarkan
penambahan arus medan dari nol sampai batas yang diinginkan. Karakteristik
hubung singkat dapat dilihat pada Gambar 2.12 berikut ini :
If
Ihs
Ihs = f(If)
Gambar 2.12 Karakteristik hubung singkat
II.6.3 Karakteristik Berbeban : V=V(If), ZL, n = konstan
Karakteristik berbeban suatu generator sinkron menunjukkan hubungan
antara tegangan terminal V sebagai fungsi arus medan If, dimana beban generator Zf,
kecepatan putaran, dan Cos φ adalah konstan.
Untuk karakteristik berbeban dengan faktor daya nol dapat diperoleh dengan
memberikan beban induktif murni atau kapasitif murni pada generator. Rangkaian
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
ekivalen generator sinkron dalam keadaan berbeban dapat dilihat pada Gambar 2.13
berikut ini :
Radj
Rf
Lf
Ea
RaXs
Ia=IL
V f VφZf
Gambar 2.13 Gambar rangkaian ekivalen generator berbeban
Dari gambar 2.13 diperoleh persamaan :
)( saaa jXRIEV +−=Φ dengan Ia=IL
sa ZIncV ... −Φ=Φ , dimana fI=Φ
saf ZIIncV −=Φ ..
Karena c, n konstan maka diperoleh :
saf ZIIkV ..1 −=Φ
Karena beban konstan maka arus beban (Ia=IL) konstan, sehingga (Ia.Zs) juga konstan
dan diperoleh persamaan karakteristik terminal generator :
21. kIkV f −=Φ
Untuk n, Ia, Zs konstanta dan Cos φ variabel diperoleh hubungan :
Untuk If = 0, maka VФ = -k2
Untuk VФ = 0, maka 1
2
kkI f =
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Bila Cos φ beban berubah, dengan sendirinya penggambaran karakteristik berbeban
akan berubah pula. Gambar 2.14 memperlihatkan karaktersitik generator pada
kondisi berbeban pada beberapa harga Cos φ tertentu.
Karakteristik tanpa beban
Cos φ = 0 lagging
Cos φ = 0 leadingCos φ = 0,8 lagging
I Φ
k2/k1 If
k2
Gambar 2.14 Karakteristik berbeban
II.6.4 Karakteristik Luar : VФ = f(IL), dimana If, n, Cos φ konstan
Dengan mengetahui karakteristik luar maka dapat dilihat hubungan antara
tegangan terminal generator (VФ) sebagai fungsi arus beban (IL) pada kecepatan
putaran dan arus medan yang konstan. Karakteristik kerja generator dalam keadaan
normal, perubahan arus beban akan berpengaruh terhadap tegangan terminal
generator sehingga diperoleh hubungan antara tegangan terminal generator dan arus
beban pada generator VФ = f(IL).
Dari rangkaian ekivalen generator berbeban pada Gambar 2.11 diperoleh
persamaan :
)( saaa jXRIVE ++= Φ , dimana Ia = IL
CnФ = VФ + IL.Zs
CnIf = VФ + IL.Zs
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Karena C, n, If dan Zs konstan maka diperoleh persamaan :
K1 = VФ + k2.IL
VФ = k1 – k2.IL
Untuk C, n, If, Zs konstan dan Cos φ variabel diperoleh hubungan :
Untuk IL = 0, maka VФ = k1
Untuk VФ = 0, maka 2
1
kkI f =
Sehingga diperoleh grafik yang linier, namun karena adanya efek reaksi
jangkar maka grafiknya tidak linier melainkan melengkung pada beberapa harga Cos
φ dan beban tertentu. Seperti pada Gambar 2.15 berikut :
Cos f = 0 lead
Cos f = 0 laggCos f = 0, 8 laggCos f = 1
Cos f = 0, 8 lead
ideal
k1/k2
k1
Vvolt
IL
amp
Gambar 2.15 Karakteristik Luar Generator
II.6.5 Karakteristik Pengaturan : If = f(IL), dimana VФ, n, Cos φ konstan
Karakteristik pengaturan menunjukkan pengaruh perubahan arus beban (IL)
terhadap arus medan (If) pada generator sinkron jika tegangan terminal (VФ),
kecepatan putar (n) tetap dan Cos φ yang tetap.
Pada saat generator berbeban seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.13
diperoleh persamaan :
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Ea = VФ + Ia(Ra + jXs) , dimana Ia = IL
c.n.Ф = VФ + IL(Zs)
c.n.If = VФ + IL(Zs)
karena c, n, Zs, dan VФ konstan maka diperoleh persamaan :
k1.If = k2 + k3.IL
Lf Ikk
kkI
1
3
1
2 +=
Lf IkkI .54 +=
Dari karakteristik pengaturan yang perlu dipahami adalah bahwa perubahan
arus beban (IL) akan menyebabkan perubahan tegangan terminal generator, agar
tegangan terminal generator dapat dijaga konstan, maka harus mengatur besar ggl
induksi yang dibangkitkan dengan besar arus medan (If). Grafik karakteristik
pengaturan diperlihatkan oleh Gambar 2.16 berikut :
Gambar 2.16 Karakteristik pengaturan generator
Dari grafik terlihat bahwa untuk beban dengan Cos φ = 1, grafik yang terjadi
berbentuk lengkung. Hal ini disebabkan karena pada saat arus beban (IL) yang kecil,
reaksi jangkar belum memberikan pengaruh pada medan utama, sehingga
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
penambahan arus medan (If) yang diberikan hanya untuk mengatasi drop tegangan
IL(Ra + jXs), sehingga karakteristiknya menjadi melengkung.
Sedangkan untuk Cos φ = 0 lagging, grafiknya berada dibawah grafik pada
beban Cos φ = 1, hal ini disebabkan karena medan magnet yang dihasilkan reaksi
jangkar menentang medan magnet utama, sehingga jika arus beban naik maka reaksi
jangkar semakin besar dan akibatnya tegangan terminal generator menjadi turun. Jadi
untuk mempertahankan agar tegangan terminal tetap konstan diperlukan arus medan
yang lebih besar, sehingga karakteristik yang dihasilkan berada diatas karakteristik
beban dengan Cos φ = 1.
Untuk beban dengan Cos φ = 0 leading, grafik yang dihasilkan berada
dibawah grafik pada beban Cos φ = 1, karena medan magnet yang dihasilkan reaksi
jangkar memperkuat medan magnet utama sehingga jika arus beban naik, maka
tegangan terminal generator juga naik. Jadi untuk menjaga tegangan terminal tetap
konstan, maka arus medan harus dikurangi sehingga yang diperoleh berada dibawah
karakteristik beban dengan Cos φ = 1.
Diagram fasor mempunyai dua besaran yaitu skalar dan sudut. Diagram fasor
merupakan bentuk dari hasil plot EA, jXsIa, dan IaRa, yang menggambarkan hubungan
antara besaran-besaran tersebut. Dalam diagram fasor pada Gambar 2.17,
menunjukkan diagram fasor untuk beban generator sinkron yang bersifat resistif,
induktif, dan kapasitif, dimana sebagai acuan adalah tegangan terminal per fasa Vt.
Gambar 2.17.(a) diagram fasor untuk beban resistif, Gambar 2.17.(b) diagram
fasor untuk beban induktif, dan Gambar 2.17.(c) diagram phasor untuk beban
kapasitif.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Ia Vt Ia.Ra
jXs.Ia
Ea
(a) Diagram fasor untuk beban resistif
Ia
Vt
Ia.Ra
jXs.Ia
Ea
(b) Diagram fasor untuk beban induktif
Ia
Vt
Ia.Ra
jXs.IaEa
(c) Diagram phasor untuk beban kapasitif.
Gambar 2.17 Diagram Fasor Generator Sinkron
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
BAB III
METODE EKSITASI PADA GENERATOR SINKRON
III.1 UMUM
Eksitasi pada Generator sinkron adalah pemberian arus searah pada belitan
medan yang terdapat pada rotor. Sesuai dengan prinsip elektromagnet yaitu apabila
suatu konduktor yang berupa kumparan yang dialiri listrik arus searah maka
kumparan tersebut akan menjadi magnet sehingga akan menghasilkan fluks-fluks
magnet. Apabila kumparan medan yang telah diberi arus eksitasi diputar dengan
kecepatan tertentu, maka kumparan jangkar yang terdapat pada stator akan terinduksi
oleh fluks-fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan sehingga akan
dihasilkan tegangan listrik bolak-balik. Besarnya tegangan yang dihasilkan
tergantung kepada besarnya arus eksitasi dan putaran yang diberikan pada rotor.
Semakin besar arus eksitasi dan putaran, maka akan semakin besar tegangan yang
akan dihasilkan oleh sebuah generator.
Sistem eksitasi generator sinkron terus mengalami perkembangan seiring
dengan peningkatan kapasitas generator itu sendiri. Pada generator sinkron, arus
medan yang diperlukan untuk membangkitkan medan magnet rotor disuplai dari
sumber daya arus searah tertentu. Karena kumparan medan terletak pada rotor yang
berputar, maka diperlukan perancangan khusus untuk membentuk rangkaian sumber
daya arus searah terhadap kumparan medan.
Penggunaan slipring dan sikat, biasanya digunakan pada generator yang
berkapasitas kecil. Slipring ini terbuat dari bahan metal yang biasanya telah
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
terpasang pada poros mesin tetapi terisolasi dari poros tersebut. Dimana kedua ujung
belitan medan pada rotor dihubungkan ke slipring tersebut. Dengan menghubungkan
terminal positif dan negatif dari sumber arus searah ke slipring melalui sikat, maka
belitan medan akan mendapatkan suplai energi listrik arus searah dari sumber luar.
Penggunaan slipring dan sikat menimbulkan sedikit masalah ketika digunakan untuk
mensuplai sumber tegangan arus searah ke belitan medan pada generator sinkron,
karena penggunaan slipring dan sikat ini menambah biaya perawatan pada mesin.
Selama pemakaian, slipring dan sikat ini harus diperiksa secara teratur. Bahkan
dengan pemakaian slipring dan sikat ini dapat menyebabkab rugi-rugi daya yang
cukup besar akibat adanya drop tegangan pada terminal sikat, terutama pada mesin
yang arus medannya cukup besar. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah ini maka
digunakanlah penguatan statis.
Untuk generator berkapasitas besar, penguat tanpa sikat digunakan untuk
mensuplai arus searah ke beliatan medan yang ada pada rotor mesin. Penguat tanpa
sikat ini merupakan sebuah generator kecil dimana rangkaian medannya berada di
stator, sedangkan jangkarnya berada di rotor. Daya keluaran tiga fasa dari generator
penguat ini disearahkan oleh penyearah untuk mendapatkan sumber arus searah.
III.2 METODE EKSITASI PADA GENERATOR SINKRON
Berdasarkan cara penyaluran arus searah pada rotor generator sinkron, sistem
eksitasi terdiri atas dua jenis yaitu sistem eksitasi dengan menggunakan sikat (brush
excitation) dan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat ( brushless). Ada dua jenis
sistem eksitasi dengan menggunakan sikat yaitu :
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
1. Sistem eksitasi konvensional (menggunakan generator arus searah).
2. Sistem eksitasi statis.
Sedangkan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat terdiri dari :
1. Sistem eksitasi dengan menggunakan baterai.
2. Sistem eksitasi dengan menggunakan Permanent Magnet Generator (PMG).
Untuk generator sinkron berkapasitas besar, penguat tanpa sikat digunakan
untuk mensuplai arus searah ke belitan medan yang terdapat pada rotor mesin.
Penguat tanpa sikat ini merupakan sebuah generator arus bolak balik yang memiliki
poros yang sama dengan generator sinkron. Generator penguat ini memiliki belitan
medannya terdapat di stator, sedangkan belitan jangkarnya terdapat di rotor.
Keluaran dari generator penguat ini disearahkan oleh penyearah kemudian disuplai
pada rotor generator utama.
III.2.1 Sistem Eksitasi Konvensional ( Menggunakan Generator Arus Searah)
Untuk sistem eksitasi yang konvensional, arus searah diperoleh dari
sebuah generator arus searah berkapasitas kecil yang disebut eksiter. Generator
sinkron dan generator arus searah tersebut terkopel dalam satu poros, sehingga
putaran generator arus searah sama dengan putaran generator sinkron.
Tegangan yang dihasilkan oleh generator arus searah ini diberikan ke belitan
rotor generator sinkron melalui sikat karbon dan slip ring. Akibatnya arus searah
mengalir ke dalam rotor atau kumparan medan dan menimbulkan medan magnet
yang diperlukan untuk dapat menghasilkan tegangan arus bolak-balik. Dalam
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
keadaan ini bila generator diputar oleh penggerak mula maka dibangkitkan tegangan
bolak-balik pada kumparan utama yang terletak di stator generator sinkron.
Pada generator konvensional ini ada beberapa kerugian yaitu: Generator arus
searah merupakan beban tambahan untuk penggerak mula. Penggunaan slip ring dan
sikat menimbulkan masalah ketika digunakan untuk mensuplai sumber arus searah
pada belitan medan generator sinkron. Terdapat sikat arang yang menekan slip ring
sehingga timbul rugi gesekan pada generator utamanya. Selain itu pada generator
arus searah juga terdapat sikat karbon yang menekan komutator. Selama pemakaian,
slip ring dan sikat harus diperiksa secara teratur, generator arus searah juga memiliki
keandalan yang rendah. Karena hal-hal seperti di atas dipikirkan hubungan lain dan
dikembangkan apa yang dikenal sebagai generator sinkron dengan static exciter
(penguat statis). Gambar 3.1 adalah sistem eksitasi yang menggunakan generator
arus searah.
GeneratorSinkron
GeneratorSinkron Generator
Arus searah
Generator Arus searah
Gambar 3.1 Sistem Eksitasi Menggunakan Generator Arus Searah
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
III.2.2 Sistem Eksitasi Statis
Sistem eksitasi statis menggunakan peralatan eksitasi yang tidak bergerak
(static), artinya peralatan eksitasi tidak ikut berputar bersama dengan rotor generator
sinkron.
Sistem eksitasi satis (static excitation system) atau disebut juga dengan self
excitation merupakan sistem eksitasi yang tidak memerlukan generator tambahan
sebagai sumber eksitasi generator sinkron. Sumber eksitasi pada sistem eksitasi statis
berasal dari tegangan output generator itu sendiri yang disearahkan terlebih dahulu
dengan menggunakan penyearah thyristor.
Pada mulanya pada rotor ada sedikit magnet sisa, magnet sisa ini akan
menimbulkan tegangan pada stator, tegangan ini kemudian masuk dalam penyearah
dan dimasukkan kembali pada rotor, akibatnya medan magnet yang dihasilkan makin
besar dan tegangan AC akan naik demikian seterusnya sampai dicapai tegangan
nominal dari generator AC tersebut. Biasanya penyearah itu juga mempunyai
pengatur sehingga tegangan generator dapat diatur konstan. Bersama dengan
penyearah, blok tersebut sering disebut AVR.
Dibandingkan dengan generator yang konvensional generator dengan sistem
eksitasi statis ini memang sudah jauh lebih baik yaitu tidak ada generator arus searah
(yang keandalannya rendah) dan beban generator arus searah pada penggerak utama
dihilangkan. Eksiter diganti dengan eksiter yang tidak berputar yaitu penyearah
karena itu disebut eksiter statis. Gambar 3.2 berikut adalah sistem eksitasi statis.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
AVR
PTKonverter
Sistem tiga fasaTransformator
eksitasi
Generator Sinkron
CT
Gambar 3.2 Sistem Eksitasi Statis
Untuk keperluan eksitasi awal pada generator sinkron, maka sistem eksitasi
statis dilengkapi dengan field flashing. Hal ini dibutuhkan karena generator sinkron
tidak memiliki sumber arus dan tegangan sendiri untuk mensuplai kumparan medan.
Penggunaan slip ring dan sikat pada eksitasi ini menyebabkan sistem eksitasi ini
tidak efesian dan efektif.
III.2.3 Sistem Eksitasi Menggunakan Baterai
Sistem eksitasi tanpa sikat diaplikasikan pada mesin sinkron, dimana suplai
arus searah ke belitan medan dilakukan tanpa melalui sikat. Arus searah untuk suplai
eksitasi untuk awal start generator digunakan suplai dari baterai, yang sering
dinamakan penguat mula, dimana arus ini selanjutnya disalurkan ke belitan medan ac
exciter. Tegangan keluaran dari generator sinkron ini disearahkan oleh penyearah
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
yang menggunakan dioda, yang disebut rotating rectifier, yang diletakkan pada
bagian poros ataupun pada bagian dalam dari rotor generator sinkron, sehingga
rotating rectifier tersebut ikut berputar sesuai dengan putaran rotor, seperti pada
gambar 3.3 berikut :
Stat
orR
otor
Eksiter
Penyearah tiga fasa
Generator sinkron
Kumparan jangkar eksiter
Kumparan utama medangenerator
Output tiga fasa
Kumparan utama jangkar generator
Kumparan medan Eksiter
Baterai
Gambar 3.3 Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Baterai
Dari gambar 3.3 diatas, untuk menghindari adanya kontak geser pada bagian
rotor generator sinkron, maka penguat medan generator dirancang sedemikian
sehingga arus searah yang dihasilkan dari penyearah langsung disalurkan ke bagian
belitan medan dari generator utama. Hal ini dimungkinkan karena dioda penyearah
ditempatkan pada bagian poros yang dimiliki bersama-sama oleh rotor generator
utama dan penguat medannya. Arus medan pada generator utama dikontrol oleh arus
yang mengalir pada kumparan medan generator penguat (Eksiter).
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Setelah tegangan generator mencapai tegangan nominalnya maka catu daya
DC (baterai) biasanya dilepas dan digantikan oleh Penyearah. Penguatan yang
dipakai adalah sistem self exitation system yaitu sistem dimana sumber daya untuk
penguatnya diperoleh dari keluaran tiga fasa generator itu sendiri. Gambar 3.4
menggambarkan sistem eksitasi tanpa sikat dengan suplai tiga fasa.
Stat
orR
otor
Eksiter
Penyearah tiga fasa
Generator sinkron
Kumparan jangkar eksiter
Kumparan utama medangenerator
Output tiga fasa
Kumparan utama jangkar generator
Input tiga fasa
Kumparan medan Eksiter
Gambar 3.4 Sistem Eksitasi Dengan Suplai Tiga Fasa
Pada Gambar 3.4, untuk membangkitkan arus medan digunakan Penyearah,
dimana arus yang diserahkan diperoleh dari keluaran tiga fasa generator itu sendiri
melalui transformator atau sering disebut Eksitasi Transformator, berfungsi
menurunkan tegangan keluaran generator untuk disuplai pada Penyearah.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
III.2.4 Sistem Eksitasi Menggunakan Permanent Magnet Generator
Suatu generator sinkron harus memiliki sebuah medan magnet yang berputar
agar generator tersebut menghasilkan tegangan pada statornya. Medan magnet ini
dapat dihasilkan dari belitan rotor yang disuplai dengan sumber listrik arus searah.
Cara lain untuk menghasilkan medan magnet pada rotor adalah dengan
menggunakan magnet permanen yang diletakkan pada poros dari generator tersebut.
Generator yang menggunakan magnet permanen sebagai sumber eksitasinya ini
disebut dengan Permanen magnet generator (PMG).
Generator sinkron yang berkapasitas besar biasanya menggunakan sistem
eksitasi brushless yang dilengkapi dengan permanen magnet generator. Hal ini
dimaksudkan agar sistem eksitasi dari generator sama sekali tidak tergantung pada
sumber daya listrik dari luar mesin itu. Pada gambar 3.5 dapat kita lihat bentuk
skematik dari Sistem eksitasi dengan menggunakan Permanent Magnet Generator.
Magnet permanen
Pilot eksiter Eksiter Generator Sinkron
PenyearahTigaFasa
Kumparan JangkarEksiter
Output tiga fasa
Kumparan utama Jangkar Generator
Kumparan jangkarPilot eksiter
MedanPilot eksiter
Kumparan utama medangenerator
Kumparan medaneksiter
PenyearahTigaFasaSt
ator
R
otor
Gambar 3.5 Sistem eksitasi dengan menggunakan Permanent Magnet Generator
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Dari Gambar 3.5, bahwa pada bagian mesin yang berputar (rotor) terdapat
magnet permanen, kumparan jangkar generator eksitasi, kumparan medan generator
utama. Hal ini memungkinkan generator tersebut tidak menggunakan slip ring dan
sikat dalam pengoperasiaanya sehingga lebih efektif dan efesien.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
BAB IV
SISTEM EKSITASI MENGGUNAKAN PERMANEN MAGNET
GENERATOR DI PT. MANUNGGAL WIRATAMA (SUN PLAZA)
IV.1 UMUM
Sun Plaza dengan pengelola PT. Manunggal Wiratama sebagai salah satu
pusat perbelanjaan dan pusat bisnis yang terbesar di Medan, mengutamakan
penyediaan sumber listrik yang kontinyu guna melayani pengunjung maupun
penyewa. Sistem kelistrikan di Sun Plaza disuplai dua sumber listrik yaitu PLN dan
pusat pembangkit listrik sendiri PLTD yaitu terdiri dari lima unit generator sinkron
(5 x 2 MVA) yang dipararelkan.
Arus eksitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam menghasilkan
tegangan induksi pada belitan jangkar generator sinkron yang akan disalurkan keluar
melalui terminal generator tersebut. Sistem eksitasi yang digunakan pada generator
di pusat PLTD Sun Plaza adalah sistem eksitasi tanpa sikat dengan menggunakan
permanent magnet generator atau sering disebut sistem eksitasi bertingkat, dan sikat
digantikan oleh diode yang berputar.
Generator penguat pertama disebut Pilot Eksiter (PMG) dan generator
penguat kedua disebut Eksiter Utama (penguat utama). Eksiter Utama adalah
generator arus bolak-balik dengan kutub magnet yang ada pada statornya. Rotornya
menghasilkan arus bolak-balik yang kemudian disearahkan oleh dioda-dioda yang
berputar pada poros Eksiter Utama ini (yang satu poros dengan generator utama).
Arus searah yang dihasilkan oleh dioda-dioda yang berputar ini menjadi arus penguat
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
generator utama tersebut. Pilot Eksiter berupa generator arus bolak-balik dengan
rotor berupa kutub magnet permanen yang berputar dan mengimbas tegangan bolak-
balik pada lilitan statornya. Tegangan bolak-balik ini kemudian disearahkan dan
kemudian dialirkan ke kutub-kutub magnet yang ada pada stator Eksiter Utama.
Besarnya arus searah yang menuju ke kutub-kutub Eksiter Utama ini diatur oleh
pengatur tegangan otomatis (automatic voltage generator/AVR), karena besarnya
arus ini mempengaruhi besarnya arus yang dihasilkan Eksiter Utama juga akan
mempengaruhi besarnya tegangan yang dihasilkan oleh Generator Utama.
Diagram satu garis sistem kelistrikan Sun Plaza seperti Gambar 4.1 berikut
ini :
2MVA, 3Ф 50Hz, 380V1500RPM
2MVA, 3Ф 50Hz, 380V1500RPM
2MVA, 3Ф 50Hz, 380V1500RPM
2MVA, 3Ф 50Hz, 380V1500RPM
2MVA, 3Ф 50Hz, 380V1500RPM
380 V
3200 A380 V
3200 A380 V
3200 A380 V
3200 A380 V
3200 A380 V
6300 A380 V
6300 A380 V
6300 A380 V
4 MVA0.4/20 KV
4 MVA0.4/20 KV
4 MVA0.4/20 KV
630 A 630 A 630 A
PLN
3 × 1250 KVA 2 × 1250 KVA 2 × 1600 KVA 2 × 1250 KVA 2000 KVA
400 A 400 A 400 A 400 A 400 A 400 A
2000 A 2000 A 2000 A 2000 A 2000 A 2000 A
3150 KVA
Gambar 4.1 Diagram satu garis sistem kelistrikan Sun Plaza
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
IV.2 PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PLTD di Sun Plaza menggunakan generator sinkron buatan Mitsubishi Heavy
Industries, Ltd. Generator ini menggunakan sistem eksitasi dengan menggunakan
generator magnet permanen.
Spesifikasi generator yang digunakan pada PLTD ini adalah sebagai berikut :
Model : Mitsibishi MGS Series 2500C
Type Model : MG-HC7H
Jumlah Fasa : 3
Jumlah kutub : 4
Putaran : 1500 rpm
Frekuensi : 50 Hz
Daya keluaran : 2000 kVA
Kapasitas Daya Aktif : 1600 kW
Rating Tegangan : 380 V
Rating arus : 3000 A
Faktor daya : 0.8 lag
Eksitasi : 52 V / 2.9 A
Sistem penguatan : Sendiri (PMG - AVR MX321)
Media pendingin : Udara
Tahanan belitan stator : 0.00126 Ohm
Tahanan belitan rotor : 1.85 Ohm
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Diagram dari sistem eksitasi dengan menggunakan PMG dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
Poros
AVR
Stator PMG
RotorPMG
Output
Penyearah
Generator Utama
Stator
Rotor
EksiterPilot Eksiter
Rotor
Stator
1 3
2
4
IsolatingTransformer
Gambar 4.2 Diagram sistem eksitasi dengan menggunakan PMG
Semua peralatan pada Gambar 4.2 di atas bekerja dalam satu koordinasi
sehingga apabila salah satu peralatan tidak berfungsi maka proses eksitasi tidak dapat
berlangsung, dari Gambar 4.2 di atas diperoleh ada 4 (empat) bagian utama dalam
menghasilkan arus eksitasi pada generator sinkron yaitu :
1. PMG (Pilot Eksiter)
2. Automatic Voltage Generator(AVR)
3. Eksiter Utama (Penguat Utama)
4. Rotating Diodes (Penyearah)
Bila terjadi penurunan tegangan keluaran generator utama, maka arus ekistasi
yang disuplai pada rotor generator utama harus dinaikkan sampai generator bekerja
pada tegangan nominal. Karena rotor PMG adalah magnet permanen, maka daya
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
keluaran dari PMG adalah konstan, arus eksitasi generator utama hanya bisa diatur
dengan mengatur arus eksitasi yang disuplai pada generator eksiter, dimana dalam
hal ini AVR yang dilengkapi alat pengontrol arus medan mengatur arus eksitasi yang
disuplai pada generator eksiter. Bila arus eksitasi generator eksiter dinaikkan maka
tegangan yang dihasilkan eksiter juga semakin besar.
IV.2.1 PMG (Pilot Eksiter)
Seperti halnya generator sinkron biasa, konstruksi PMG hampir sama dengan
generator sinkron arus bolak-balik, kumparan jangkar diletakkan pada bagian stator
dan kumparan medan digantikan oleh magnet permanen yang diletakkan
dipermukaan atau ditanam dibagian rotor sehingga tidak memerlukan sumber
eksitasi. Magnet yang diletakkan dipermukaan rotor dan generator dioperasikan
pada kecepatan tinggi maka diperlukan alat penopang yang terbuat dari campuran
baja atau fiber carbon yang menahan magnet permanen. Secara umum komponen
permanent magnet generator terdiri dari stator, rotor dan magnet permanen.
1. Stator
Stator adalah bagian yang diam dari generator yang berfungsi sebagai
tempat kumparan jangkar. Bentuk sator pada PMG terdiri dari dua yaitu : yang
memiliki alur (slot) dan tanpa memiliki alur (slot).
a. Stator tanpa menggunakan alur
Pada generator ini kumparan jangkar diletakan di celah udara
generator sehingga jumlah belitan lebih banyak karena ruang yang lebih
besar, sehingga menghasilkan rugi-rugi konduktor yang rendah karena arus
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
yang mengalir lebih sedikit pada setiap kumparan. Ruang kosong celah udara
lebih besar dibandingkan dengan stator dengan menggunakan alur karena
kumparan jangkar berada pada celah udara sehingga kerapatan fluksi
berkurang, seperti pada gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3 Stator tanpa menggunakan alur
b. Stator dengan Alur (slot)
Alur berfungsi sebagai tempat meletakkan kumparan jangkar. Dengan
menggunakan alur akan diperoleh jarak yang yang dekat antara kumparan
dengan magnet untuk memngurangi kebocoran fluksi. Stator dengan
menggunakan alur dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini :
Gambar 4.4 Stator dengan menggunakan alur
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
2. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar, rotor merupakan tempat meletakkan
magnet permanen, dimana pada inti rotor tersebut telah dibentuk ruang untuk
meletakkan magnet permanen. Rotor dari sebuah permanent magnet generator
seperti pada gambar 4.5 berikut.
Gambar 4.5 Rotor permanent magnet generator
3. Magnet Permanen
Bahan ferromagnetik adalah bahan yang paling sering digunakan. Material
magnet permanen yg sering digunakan adalah Alnico, Ferrites , SmCo material,
NdFeB material.
Pada Gambar 4.6 terlihat bentuk sederhana dari PMG.
Gambar 4.6 Konstruksi PMG
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Pada sistem eksitasi ini, sumber eksitasi dihasilkan oleh sebuah generator
kecil dengan menggunakan Permanent Magnet generator (PMG). Pilot Eksiter
merupakan generator yang memiliki magnet permanent. Oleh karena itu, generator
ini sering disebut dengan Permanent Magnet Generator (PMG). Magnet permanen
yang dimiliki oleh PMG ini terletak pada rotor sehingga apabila diputar akan
memotong garis-garis gaya yang ada pada stator sehingga menimbulkan tegangan
imbas pada stator. Tegangan imbas yang dihasilkan merupakan arus bolak-balik.
Rotornya merupakan sebuah magnet permanen yang terletak seporos dengan
penguat utama dan generator utama, sedangkan pada statornya terdapat belitan
jangkar sebagai tempat dihasilkannya tegangan induksi dari magnet permanen yang
berputar. Daya yang dihasilkan oleh PMG ini merupakan sumber eksitasi pertama
yang akan disearahkan melalui AVR dan selanjutnya diteruskan ke pengeksitasi
utama (eksiter utama).
Pada saat generator belum beroperasi atau PMG belum berputar, rotor PMG
telah menghasilkan fluks magnetik yang konstan. Hal ini disebabkan karena rotor
dari PMG ini adalah magnet permanen. Fluks magnetik yang ditimbulkan oleh PMG
tersebut akan diinduksikan pada kumparan jangkar (stator). Sehingga pada kumparan
rotor tersebut akan dihasilkan fluksi magnet yang konstan. Namun pada stator
tersebut belum dihasilkan tegangan induksi karena belum ada perubahan fluks
terhadap waktu.
Magnet permanen apabila diputar fluks magnet akan memotong garis-garis
gaya yang ada pada stator sehingga menimbulkan tegangan imbas pada stator.
Tegangan imbas yang dihasilkan merupakan arus bolak-balik.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Pada saat generator diputar dari putaran nol sampai mencapai kecepatan
nominal, maka pada rotor PMG akan dihasilkan medan putar. Medan putar ini akan
diinduksikan pada stator. Sehingga pada stator tersebut akan dihasilkan fluks
magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan gaya gerak listrik
(ggl) induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut.
Hasil pengukuran tegangan dan arus keluaran PMG yang pernah dilakukan
adalah sebesar 170 Volt dan 3 Amp, dimana saat itu salah satu Generator bekerja
dengan keluaran daya 1350 kW, frekuensi 50.03 Hz, putaran 1500rpm, dan Arus
keluaran generator 2190 Amp pada tegangan 380 Volt.
PMG ini memiliki data spesifikasi sebagai berikut :
Tegangan : 170 Vac
Arus : 3 A / Phase
Frekuensi : 100 Hz
Fasa : 3 fasa 3 kawat
Jumlah Kutub : 8
Tahanan belitan satator : 2.6 Ohm
Gambar konstruksi dari rotor dan sator dari Permanent magnet generator
seperti pada Gambar 4.7.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Gambar 4.7 Konstruksi rotor dan stator dari Permanent Magnet Generator
IV.2.2 Automatic Voltage Generator (AVR)
Tegangan yang dihasilkan oleh generator tidak selalu dihasilkan sesuai
dengan ratingnya. Tegangan ini dapat turun atau lebih besar tergantung dengan jenis
beban dan besarnya beban. Untuk beban induktif, tegangan pada generator dapat
turun sehingga perlu menaikkan arus eksitasi yang diberikan, sedangkan untuk beban
kapasitif, tegangan yang dihasilkan oleh generator dapat naik sehingga arus eksitasi
diturunkan. Untuk menjaga tegangan keluaran generator tetap maka perlu dilakukan
penambahan atau pengurangan arus eksitasi. Pengaturan tegangan pada generator
agar tegangan keluarannya tetap adalah dengan menggunakan suatu rangkaian
pengatur tegangan yang terdiri dari beberapa rangkaian yang saling mendukung yang
sering disebut dengan Automatic Voltage Regulator (AVR).
Pengatur tegangan yang digunakan adalah AVR MX321, merupakan AVR
jenis thyristor, dimana daya masukan adalah sumber tiga fasa dari PMG yang
kemudian disearahkan oleh power rectifier yang terdiri dari penyearah thyristor yang
merupakan bagian dari AVR MX321. Disamping sebagai pengatur tegangan,
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
rangkaian AVR juga dilengkapi alat pengontrol untuk menjamin keandalan dari
generator. AVR dihubungkan dengan belitan stator generator utama melalui isolating
transformer yang berfungsi mengontrol daya yang disuplai pada stator eksiter dan
sampai pada belitan rotor generator utama untuk menjaga tegangan keluaran pada
batas yang ditetapkan, jadi tugas utama dari AVR ini adalah :
a. Untuk mengatur keluaran tegangan generator
b. Untuk mengatur arus ekistasi
c. Untuk mengatur Volt/Hertz
Diagram skematik proses eksitasi menggunakan AVR MX321 dapat dilihat
pada Gambar 4.8 dan tampilan dari AVR MX321 seperti pada Gambar 4.9.
PMGACExcGen
VD SMXVED
PSN
OEL
MEL
V/Hz
PCR
PGR
PT
90R
Rotating Rectifier41E Thyristor
0 Vdc - (Negative)+ (Positive)
Auto
70E
(1)(2)
(3)
(4)
(5)
Firing Circuit
Reff
(1) 380 V(2) 380 V(3) 380 V
PT = Potensial Transformer90 R = Voltage Setter (90R)VD = Voltage DetectorVED = Voltage Error DetectorSMX = Signal MixerAuto = Switch Auto Follower70 E = Voltage Setter (70E)PCR = Pulse Control Regulator CardPGR = Pulse Generator Regulator cardOEL = Over Excitation LimitterMEL = Minimum Excitation LimitterV/Hz = Over Flux ProtectionThy = Module ThyristorPSN = Netral Power SupplyReff = Refferensi Voltage41 E = Excitation Breaker
Gambar 4.8 Diagram prinsip kerja AVR
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Gambar 4.9 Tampilan AVR MX321
Data spesifikasi AVR MX321 sebagai berikut ini :
- Input (PMG) Tegangan : 170 – 220 V ac
Arus : 3 A/Phase
Frekuensi : 100 – 120 Hz nominal
Fasa : 3 Fasa 3 kawat
- Output Tegangan : max 120 V dc
Arus : max 3.7 A
- Proteksi Tegangan lebih AVR : 300 V ac
- Proteksi Eksitasi Lebih : 75 V dc
- Sinyal masukan Tegangan : 170 – 250 V ac max
Frekuensi : 50 – 60 Hz
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Skematik komponen AVR MX321 dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Skematik AVR MX321
Dari skematik AVR MX321 pada Gambar 4.10 ada beberapa bagian penting
dalam proses eksitasi yaitu :
a. Potential Divider and Rectifier
Potential Divider and Rectifier berfungsi menerima sinyal tegangan ac
keluaran generator utama sedangkan Rectifier berfungsi mengubah sinyal
tegangan ac menjadi sinyal tegangan dc untuk dikuatkan pada Amplifier.
b. 3 phase rectifier
3 phase rectifier berfungsi memonitor arus keluaran generator utama, yang
merupakan penyearah tiga fasa yang mengubah sinyal ac menjadi sinyal dc.
c. Amplifier
Amplifier berfungsi membandingkan sinyal tegangan keluaran generator
utama dengan tegangan referensi dan selisihnya (error) akan dikuatkan ke error
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
detector untuk memberikan sinyal kontrol untuk Power Control Device. Ramp
Generator dan Level Detector berfungsi mengontrol periode konduksi dari Power
control Device untuk menjaga tegangan pada tegangannominal.
d. Power Supply
Power Supply berfungsi menyediakan daya untuk rangkaian AVR.
e. Synchronising Circuit
Synchronising Circuit atau UFRO (Under Frequency Roll Off) berfungsi
menjaga hubungan antara tegangan dan frekuensi tetap kontsan (Volts/Hz).
Karakteristik Volts/Hz seperti pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Karakteristik Volts/Hz
AVR berkoordinasi dengan sistem proteksi putaran rendah yang memberikan
karakteristik Volts/Hz ketika putaran generator dibawah set point, frekuensi
minimum disetting pada level 47 Hz.
f. Power Control Device
Power Control Device berfungsi mengatur atau mengubah-ubah besarnya
arus eksitasi yang disuplai pada rotor eksiter setelah mendapat sinyal dari
Amplifier.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
g. Circuit Breaker
Circuit Breaker berfungsi memutuskan daya pada AVR dan generator eksiter
jika terjadi gangguan tegangan lebih atau gangguan eksitasi lebih.
h. Over Excitation Detector
Over Excitation Detector berfungsi memonitor tegangan eksitasi yang
disuplai pada eksiter. Tegangan eksitasi maksimum dibatasi atau disetting pada
level 70 Volt +/-5%. Jika terjadi kenaikan tegangan eksitasi melebihi nilai
settingan maka over excitation detector memberikan sinyal untuk membuka
excitation circuit breaker.
i. Over Voltage Detector
Over Voltage Detector berfungsi memonitor tegangan pada terminal keluaran
generator utama dan memberikan sinyal untuk membuka Circuit Breaker
(excitaton circuit breaker) utnuk memutuskan daya pada Eksiter dan AVR pada
saat terjadi tegangan lebih pada generator utama. Alat proteksi tegangan lebih
disetting pada level 437 Volt +/-5%. Terminal AVR (E1, E0) dihubungkan pada
kumparan stator generator utama.
j. Thyristor Rectifier
Thyristor Rectifier merupakan penyearah thyristor konverter gelombang
penuh tiga fasa, berfungsi mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah agar dapat
digunakan sebagai sumber eksitasi pada generator eksiter. Dengan menggunakan
penyearah thyristor, maka besarnya arus eksitasi dapat diatur dengan cara mengatur
sudut penyalaan thyristor. Peralatan yang mengubah-ubah sudut penyalaan dilakukan
oleh peralatan kontrol yang terdapat pada AVR yaitu melalui Power Control Device.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Prinsip kerja dari penyearah thyristor adalah melewatkan arus sesuai dengan
besarnya sudut penyalaan yang diberikan pada gerbangnya. Jika arus eksitasi
generator eksiter didefenisikan sebagai Iex, maka :
ex
exex R
VI =
Dimana tegangan eksitasi sebesar :
απ
CosV
V mex
33=
= −
m
exex
VRI
Cos33
1 πα
Dimana : Iex = arus eksitasi
Vex = tegangan eksitasi
Rex = tahanan medan eksiter
Vm = puncak tegangan masukan
α = sudut penyalaan thyristor
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Diagram satu garis generator sinkron dapat dilihat seperti pada Gambar 4.12
berikut :
Gambar 4.12 Diagram satu garis generator sinkron
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Rangkaian kontrol generator sinkron dapat dilihat seperti pada Gambar 4.13 berikut :
Gambar 4.13 Rangkaian kontrol generator sinkron
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
IV.2.3 Eksiter Utama (Penguat Utama)
Penguat utama adalah sebuah generator sinkron dimana pada statornya
terdapat belitan medan tempat dialirkannya arus eksitasi, sedangkan rotor berfungsi
sebagai tempat dililitkannya belitan jangkar yang akan mengeluarkan daya dari
Penguat utama. Arus eksitasi untuk Penguat Utama ini diperoleh dari keluaran
Generator magnet permanen yang telah disearahkan terlebih dahulu oleh penyearah
thyristor yang terdapat di dalam komponen AVR. Besar kecilnya daya yang
dihasilkan oleh Eksiter ini ditentukan oleh sudut penyalaan thyristor yang diatur oleh
AVR sesuai dengan kebutuhan arus eksitasi. Daya keluaran dari Penguat Utama
disearahkan oleh rotating rectifier dan selajutnya akan digunakan sebagai arus
eksitasi bagi generator utama.
Pada generator penguat ini, arus eksitasi dialirkan pada kumparan medan
yang terletak pada stator, alasan diletakkan kumparan medan pada stator adalah
untuk mempermudah aliran arus penguatan ke kumparan medan di rotor generator
utama. Ketika stator diberikan arus penguatan dan rotor sudah berputar maka akan
timbul fluks magnet yang berubah-ubah terhadap waktu pada kumparan medan.
Fluks tersebut akan diinduksikan kumparan jangkar pada rotor, maka akan timbul
tegangan induksi pada kumparan jangkar tersebut. Tegangan keluaran eksiter inilah
yang kemudian disearahkan dan digunakan sebagai sumber eksitasi pada generator
utama. Eksiter ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Tipe : Rotating Armature
Jumlah kutub : 4
Jumlah fasa : 3
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Frekuensi : 50 Hz
Tegangan nominal : 220 Vac
Tahanan belitan rotor : 0.048 Ohm
Tahanan belitan stator : 17.5 Ohm
IV.2.4 Rotating Diodes
Keluaran dari Eksiter disearahkan sebelum di suplai sebagai sumber eksitasi
pada generator utama. Rotating Diodes merupakan rangkaian penyearah gelombang
penuh tiga fasa yang menyearahkan keluaran tegangan bolak-balik dari Eksiter.
Berdasarkan fungsi kerjanya, ada dua rangkaian penyearah yang digunakan pada
brushless exciter yaitu : penyearah statis dan penyearah berputar.
Penyearah statis merupakan penyearah yang digunakan untuk menyearahkan
arus bolak-balik yang dihasilkan oleh PMG untuk menyuplai Eksiter. Penyearah
statis merupakan jenis thyristor rectifier, dimana tegangan dapat diatur dengan
mengatur arus penyalaan sehingga besaran tegangan yang dihasilkan oleh thyristor
rectifier dapat diatur sesuai dengan arus penyalaan yang diberikan. Thyristor rectifier
ini merupakan bagian dari AVR MX321.
Sedangkan penyearah berputar merupakan dioda yang digunakan untuk
menyearahkan arus bolak-balik dari Eksiter untuk menyuplai arus medan pada
kumparan medan pada generator utama. Tegangan yang dihasilkan oleh kumparan
medan (pada rotor) Eksiter disearahkan menggunakan dioda ini. Karena kumparan
medan generator utama terletak pada rotor maka dioda ikut berputar dengan poros
generator sehingga disebut rotating rectifier. Pada dioda ini tidak ada pengontrolan
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
tegangan sehingga pengontrolan tegangan yang dihasilkan oleh rotating rectifier
diatur oleh thyristor rectifier yang terdapat pada AVR MX321. Rotating Diodes ini
terletak pada poros utama dan ikut berputar. Bagian utama dari rotating diodes ini
adalah dioda silikon yang dipasang dengan kuat pada permukaan sebuah roda atau
wheel berbentuk drum yang terbuat dari campuran baja berkekuatan tinggi. Rectifier
wheel dipasang dengan kuat pada poros dan dapat menahan besarnya gaya rotasi dan
torsi hubung singkat. Pada rangkaian penyearah gelombang penuh tiga fasa ini ada
enam buah dioda yang digunakan dan dilengkapi dengan Surge Suppressors, seperti
pada Gambar 4.14 berikut ini :
ExciterStator
Surg
e su
ppre
ssor Main
Rotor
n
Van
VbnVcn
Gambar 4.14 Rangkaian Penyearah Dioda Berputar dengan Surge Supressor
Rotating Diodes yang digunakan pada pembangkit ini adalah jenis RSK6001
tipe silicon rectifier.
IV.3 PROSES EKSITASI
Proses terjadinya eksitasi dari penguat pertama sampai generator utama
menghasilkan tegangan dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Penguat pertama adalah generator sinkron 3Ф dengan magnet permanen pada
rotor. Hal ini dimaksudkan agar sistem eksitasi dari generator sama sekali tidak
tergantung pada sumber daya listrik dari luar mesin itu, karena rotor terbuat dari
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
magnet permanen maka menimbulkan fluks, jadi ggl imbas pada stator berasal dari
kutub-kutub magnet permanen pada rotor, namun pada saat kondisi rotor belum
berputar fluks-fluks pada rotor dalam keadaan diam dan pada stator belum dihasilkan
ggl induksi karena belum ada perubahan fluks terhadap waktu (dtdφ ). Generator
magnet permanen (PMG) menyediakan daya awal untuk penguatan pada Eksiter
melalui AVR MX 321 yang merupakan alat pengendali yang mengatur level arus
eksitasi pada kumparan medan Eksiter.
Penggerak mula (Prime Mover) dalam hal ini mesin diesel yang sudah
terkopel segera dioperasikan sehingga rotor secara perlahan berputar dari putaran nol
sampai putaran nominal 1500 rpm. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar
medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan
pada rotor, akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan
jangkar yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah
besarnya setiap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi
kumparan stator akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut
sampai menghasilkan tegangan 3Ф 170 Volt.
Arus bolak-balik keluaran dari PMG ini salurkan ke AVR MX321 (terminal
P2, P3, P4). Power rectifier yang terpadat pada AVR berfungsi sebagai penyearah.
Daya keluaran berupa arus searah disalurkan sebagai sumber eksitasi pada Eksiter.
Jadi sumber eksitasi pada Eksiter adalah keluaran dari AVR MX321 (terminal XX,
X). Arus searah dari AVR dijadikan sebagai suplai arus eksitasi pada generator
penguat kedua (eksiter), yaitu generator sinkron 3Ф dimana kumparan medan tidak
berputar dan terletak pada stator, sedangkan pada rotor terdapat kumparan jangkar
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
(rotating armature). Sesuai dengan prinsip generator sinkron, maka pada rotor akan
dibangkikan tegangan sampai 220 Volt. Tegangan keluaran rotor eksiter inilah yang
kemudian disearahkan dan digunakan sebagai sumber eksitasi pada generator utama.
Arus bolak-balik yang dihasilkan oleh kumparan medan (pada rotor) eksiter
ini disearahkan menggunakan penyearah (dioda RSK6001), yang berputar pada
poros atau sering disebut dengan rotating diodes. Rotating diodes ini terdiri dari 6
set dioda yang merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh tiga fasa yang
menyearahkan keluaran tegangan bolak-balik dari Eksiter. Arus searah yang
dihasilkan oleh dioda-dioda ini menjadi arus eksitasi generator utama.
Tegangan generator sinkron akan terus meningkat hingga mencapai tegangan
nominal seiring dengan bertambahnya putaran dan arus eksitasi. Setelah tegangan
terminal generator mencapai tegangan sinkronnya, maka generator tersebut dapat
dipararelkan dengan sistem.
AVR MX321 juga merespon sinyal tegangan yang diterima dari sebuah
transformator (isolating Transformer) yang berasal dari kumparan stator generator
utama (terminal 6,7,8). Dengan mengatur daya eksitasi yang diberikan pada Eksiter
berarti mengatur kebutuhan daya eksitasi pada kumparan medan generator utama
yang dapat dilakukan melalui penyearah berputar yang menyearahkan arus keluaran
kumparan jangkar Eksiter. Permanent Magnet Generator (PMG) menyediakan
sebuah sumber daya penguatan konstan tanpa tergantung kepada pembebanan stator
generator.
AVR dapat mendeteksi kecepatan mesin dan tegangan yang turun bersamaan
dengan kecepatan (UFRO), apabila berada dibawah kecepatan yang telah diatur
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
sebelumnya, mencegah penguatan yang berlebihan (over excitation) pada kecepatan
yang rendah. AVR ini juga memiliki proteksi terhadap penguatan yang lebih (over
excitation).
IV.4 OPERASI SISTEM EKSITASI
Alternator dan penguatannya adalah salah satu bagian sistem pembangkit
yang perlu dijaga dan dicegah dari gangguan, mengingat fungsi dari penguatan itu
sendiri adalah sebagai titik awal proses pembangkitan energi listrik, yaitu untuk
menghasilkan fluksi dalam pembangkitan ggl induksi dari alternator.
Nilai fluksi yang dihasilkan sebanding dengan arus penguat yang diberikan,
perubahan yang terjadi pada arus penguat sudah pasti pula akan mempengaruhi nilai
dari fluksi yang dihasilkan. Apabila fluksi yang dihasilkan oleh medan rotor berubah,
maka akan terjadi perubahan tegangan yang dibangkitkan pada stator, karena besar
tegangan yang dihasilkan pada stator generator berbanding lurus dengan fluksi yang
diinduksikan rotor. Hal ini dapat kita lihat dari persamaan berikut :
φCnE =
maka ; φ≈E
Dimana, AB.=Φ
HB .0µ= , dan cliNH .
=
Maka besarnya fluksi yang dihasilkan pada rotor adalah :
cl
AiN ...0µ=Φ
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Dimana :
Φ : Fluksi yang dihasilkan
B : Fluksi magnet
H : Intensitas medan magnet
A : Luas penampang konduktor (dalam hal ini stator)
N : Jumlah lilitan (pada rotor)
i : Arus (dalam hal ini merupakan arus penguat)
μ0 : permeabilitas bahan konduktor (rotor)
lc : Panjang konduktor (rotor)
Berikut ini adalah data yang diperoleh dari operasi generator di PLTD PT.
Manunggal Wiratama :
Tabel 4.1 Operasi generator pada tanggal 04 juni 2009 Generator unit 4 :
Jam Generator - 4 KW VL (volt) n (rpm) PF Ia (A) If(A)
18.30 1297 380 1500 0.921 2139.6 0.73 19.00 1332 380 1500 0.921 2197.3 0.82 19.30 1248 380 1500 0.921 2058.7 0.73 20.00 1307 380 1500 0.921 2156.1 0.82 20.30 1121 380 1500 0.921 1849.2 0.69 21.00 1299 380 1500 0.921 2142.9 0.82 21.30 1180 380 1500 0.921 1946.6 0.70 22.00 647 380 1500 0.921 1067.3 0.36
Ia diperoleh dari perhitungan :
ϕCosIVP aL ...3=
ϕCosVPI
La ..3=
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Data 1 :
6,2139921,0.380.3
000.297.1==aI Amp
Data 2 :
3,2197921,0.380.3
000.332.1==aI Amp
Data 3 :
7,2058921,0.380.3
000.248.1==aI Amp
Data 4 :
1,2156921,0.380.3
000.307.1==aI Amp
Data 5 :
2,1849921,0.380.3
000.121.1==aI Amp
Data 6 :
9,2142921,0.380.3
000.299.1==aI Amp
Data 7 :
6,1946921,0.380.3
000.180.1==aI Amp
Data 8 :
3,1067921,0.380.3
000.647==aI Amp
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Dari Tabel 4.1 dapat dibuat grafik seperti pada Gambar 4.15 berikut :
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
Ia (A)
If (A)
Gambar 4.15 Karakteristik pengaturan (If=f(IL)) generator – 4
Tabel 4.2 Operasi generator pada tanggal 10 Juni 2009 Generator unit 2 :
Jam Generator - 2 KW VL (volt) n (rpm) PF Ia (A) If (A)
18.30 1298 380 1500 0.921 2141.26 0.75 19.00 1309 380 1500 0.921 2159.41 0.85 19.30 1302 380 1500 0.921 2147.86 0.75 20.00 1292 380 1500 0.921 2131.36 0.75 20.30 1156 380 1500 0.921 1907.01 0.67 21.00 1219 380 1500 0.921 2010.94 0.74 21.30 1393 380 1500 0.921 2297.98 0.91 22.00 550 380 1500 0.921 907.73 0.36
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Dari Tabel 4.2 dapat dibuat grafik seperti pada Gambar 4.16 berikut :
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
Ia (A)
If (A)
Gambar 4.16 Karakteristik pengaturan (If=f(IL)) generator – 2
Tabel 4.3 Operasi generator pada tanggal 10 Juni 2009 Generator unit 4 :
Jam Generator 4 Output AVR
KW VL (volt) n (rpm) PF Ia (A) If (A)
18.30 1316 380 1500 0.921 2170.96 0.90 19.00 1314 380 1500 0.921 2167.66 0.90 19.30 1306 380 1500 0.921 2154.46 0.89 20.00 1310 380 1500 0.921 2161.06 0.89 20.30 1157 380 1500 0.921 1908.66 0.73 21.00 1232 380 1500 0.921 2032.38 0.89 21.30 1440 380 1500 0.921 2375.52 0.92 22.00 549 380 1500 0.921 905.66 0.40
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
Dari Tabel 4.2 dapat dibuat grafik seperti pada Gambar 4.16 berikut :
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
Ia (A)
If (A)
Gambar 4.17 Karakteristik pengaturan (If=f(IL)) generator – 4
Dari Gambar 4.15, 4.16, dan 4.17, menunjukkan pengaruh perubahan arus
beban (IL) terhadap arus medan (If) pada generator sinkron jika VL, n, dan Cos φ
konstan. Kenaikan arus beban (IL) akan menyebabkan perubahan tegangan terminal
(VL), agar tegangan terminal generator dapat dijaga konstan maka harus mengatur
ggl induksi yang dibangkitkan dengan mengatur arus medan (If).
IV.5 SISTEM PROTEKSI PROSES EKSITASI
Peralatan proteksi sangat penting dalam memonitor proses eksitasi untuk
menjaga kestabilan sistem. Dengan adanya peralatan proteksi maka gangguan selama
prose eksitasi dapat diatasi, sehingga tidak mengganggu sistem yang lain.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
1. Proteksi Terhadap Tegangan Lebih
Proteksi tegangan lebih mencegah kerusakan pada dioda penyearah yang
diakibatkan oleh tegangan lebih, seperti surja hubung (switching surge) yang
berasal dari luar generator. Peralatan proteksi yang digunakan untuk mencegah
keadaan tersebut adalah Surge Suppressors.
Surge Suppressors dihubungkan dengan tiap-tiap elemen diode. Ketika
surja tegangan tinggi datang, maka arus listrik bertambah besar ratusan kali
dalam sesaat sehingga energi surja tersebut harus disalurkan ke tanah. Surge
Suppressors berada dalam keadaan membuang energi pada saat terjadi tegangan
tinggi. Rangkaian surge suppresors dapat dilihat pada Gambar 4.15. Su
rge
supp
ress
or MainRotor
Gambar 4.18 Rangkaian surge soppresors
2. Proteksi Terhadap Arus lebih
Proteksi arus lebih mencegah elemen diode break down, karena gangguan
hubung singkat pada medan atau arus surja yang besar. Peralatan proteksi yang
digunakan antara lain fuse yang berkecepatan tinggi, seperti pada Gambar 4.16
berikut.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
FUSE
DIODA PENYEARAH
Gambar 4.19 Rangkaian fuse pada dioda penyearah
3. Field Breaker
Filed Breaker ini digunakan sebagai pemutus medan ke Eksiter. Filed
Breaker ini juga dilengkapi dengan discharging contact yang terhubung
dengan field discharging resistor. Field discharging resistor berfungsi untuk
melindungi rotor dari arus medan balik pada saat terjadi kerusakan pada
sistem eksitasi atau pada saat generator berhenti beroperasi. Jika terjadi
gangguan pada sistem eksitasi, maka field breaker akan membuka dan secara
otomatis discharging contact akan menutup, sehingga arus medan yang masih
tersimpan pada rotor dapat segera diperkecil dengan mengalirkan ke field
discharging resistor. Rangkaian filed breaker dapat dilihat pada Gambar 4.17.
ExciterGenerator
Field Coil
Discharge Resistor
Main Contact Discharge Contact
AVR
Gambar 4.20 Rangkaian Field Breaker
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
4. Diode Failure Detector
Diode failure detector berfungsi untuk mendeteksi diode yang tidak bekerja
atau rusak. Alat ini bekerja berdasarkan level arus ripple (ripple current)
keluaran dari Eksiter dan mengindikasikan apakah salah satu diode rusak,
terhubung singkat atau terbuka. Jika mendeteksi adanya diode yang gagal
maka secara otomatis akan memberikan perintah untuk mematikan sistem.
Data Teknis :
Suplai Tegangan DC 12 Volt
AC 200 – 280 Volt
Suplai Arus DC 0.2 A max
Waktu Respon 7 detik
Gambar 4.21 Skematik Diode Failure Detector
5. Excitation Loss Module
Kehilangan eksitasi dalam kondisi pararel dapat menyebabkan
gangguan seperti hilangnya sinkronisasi sistem. Excitation Loss Module
berfungsi memonitor kaluaran AVR dan memberikan sinyal kepada rele jika
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
terjadi gangguan berupa tanda alarm. Alat ini bekerja berdasarkan
karakteristik arus (rectifier ripple) pada belitan medan eksiter.
Data Teknis :
Suplai tegangan : 12 V
Arus : 25 ma
Waktu respon : 1.5 – 2 detik
Gambar 4.22 Skematik Excitation Loss Module
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN
Dari hasil studi yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu :
1. Besarnya penguatan dari penguatan dari penguat utama tergantung dari besarnya
arus penguat dari AVR dan kecepatan putaran rotor.
2. Kenaikan arus beban (IL) akan menyebabkan perubahan tegangan terminal (VL),
agar tegangan terminal generator dapat dijaga konstan maka harus mengatur ggl
induksi yang dibangkitkan dengan mengatur arus medan (If).
3. Ada beberapa keuntungan sistem eksitasi tanpa sikat dengan menggunakan PMG
dibandingkan dengan sistem eksitasi yang menggunakan sikat yaitu : selama
generator beroperasi tidak memerlukan penggantian sikat, sehingga
meningkatkan kehandalan karena generator dapat beroperasi kontiniu dengan
waktu yang lama. Dengan tidak adanya sikat arang, maka biaya perawatan sistem
eksitasi dapat berkurang. Efesiensi tegangan generator dapat ditingkatkan karena
tidak terjadi jatuh tegangan pada sikat.
V.II SARAN
Perawatan dan pengujian pada peralatan-peralatan sistem eksitasi brushless
dengan PMG ini harus dilakukan secara berkala dan teliti. Hal ini dilakukan agar
efesiensi dan kontiniu operasi generator dapat ditingkatkan.
Ennopati Pane : Studi Sistem Eksitasi Dengan Menggunakan Permanent Magnet Generator (Aplikasi Pada Generator Sinkron Di PLTD PT. Manunggal Wiratama), 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Bimbra, P. S, ”Generalized Circuit Theory of Electrical Machines”, Khanna
Publisher, India, 1975.
Chapman, Stephen J, “Electric Machinery Fundamentals”, Third Edition Mc Graw
Hill Companies, New York, 1999.
Fitzgerald, A. E., Charles Kingsley, JR, ”Electric Machinery”, McGraw-Hill Book
Company, Inc, New York, 1971.
Lister, Eugene C & Golding, Michael R., “Electric Circuits and Machines”, First
Canadian Edition, Canada, McGraw-Hill Ryerson Limited, 1987.
Marsudi, Djiteng, “Operasi Sistem Tenaga Listrik”, Penerbit Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2006.
Mehta, V. K, “Principal of Electrical Machines”, S. Chand & Company Ltd, Ram
Nagar, New Delhi, 2002.
Rhasid, Muhammad H, ”Power Electronic : Circuits, Devices, and Applications”,
2ND ED, Prentice Hall, 1993.
Stamford AC Generators, “ Instalation, Service & Maintenance Manual”, Newage
International.
Theraja, B. L, “A Text Book of Electrical Technology”, New Delhi, S.Chand and
Company Ltd., 2001.
Wijaya, Mochtar, ”Dasar-dasar Mesin Listrik”, Penerbit Djambatan, Jakarta , 2001.